“Xiao Du ingin memberikan laporan pada Tuan. Raja baru saja mengeluarkan titahnya, yaitu perjodohan antara pangeran ketiga dengan putri dari perdana menteri Lian.”
Lelaki yang disebut Tuan itu menyungingkan senyuman miring, sedangkan satu tangannya meletakan satu bidak catur ke dalam papan.
"Raja kurang teliti," hanya itulah kalimat tanggapan dari berita yang mungkin adalah sebuah berita besar untuknya.
Xiao Du mengeryitkan dahinya, ia tidak mengerti maksud dari tuannya. Keputusan raja biasanya sudah dirundingkan dengan para menteri dan tetua istana sehingga itu adalah keputusan terbaik. Jadi sedikit aneh jika tuannya menyebut raja kurang teliti.
"Maksud Tuan?"
"Kau tau alasan dibalik titah itu?"
Xiao Du mengangguk, "Raja memang biasa memberikan anugrah kepada perdana menteri berprestasi."
"Tidak sesederhana itu Xiao Du...." lelaki itu meneguk secawan teh bunga sebelum melanjutkan kalimatnya. "Keluarga Lian menepati banyak peran penting di kerajaan, Lian Hanwu menjadi pemimpin kota Chuo, Lian Zhenxi menjadi jenderal muda yang nanti berkesempatan naik pangkat dan Lian Yu Min menjadi perdana menteri sayap kanan yang perpengaruh. Ditambah dengan kekayaan keluarga Lian yang cukup banyak, tentu adalah hal yang mungkin untuk keluarga Lian melakukan pemberontakan."
Kedua bola mata Xiao Du membesar, ia tentu tidak sampai memikirkan alasan sampai sedetail itu. "Jadi Raja takut perdana menteri Lian melakulan pemberontakan sehingga menikahkan putri keluarga Lian pada pangeran ketiga." simpul Xiao Du.
"Meski keluarga Lian unggul tetapi pemberontakan baru bisa dilakukan jika mendapatkan satu dukungan dari anggota kerajaan, misalnya saja seorang pangeran. Pangeran ketiga adalah pangeran paling tidak berguna, jadi keluarga Lian tidak akan memiliki kesempatan memberontak jika menantunya adalah pangeran ketiga."
"Woah, Tuan sangat teliti." Puji Xiao Du.
"Raja yang kurang teliti karena usahanya itu akan sia-sia, perdana menteri Lian adalah orang yang jujur dan setia. Selama ini tidak pernah mendukung siapapun dan berdiri sendiri." setelah mengatakan kalimat itu, ia meraih sebuah topeng emas yang selanjutnya menutupi sebagian wajahnya.
"Tuan akan pergi kemana?"
"Panggilkan Bai untuk mengikutiku."
"Tuan, aku saja?"
"Tinggalah Xiao Du, sebentar lagi akan ada tamu untukmu." Bukannya menjawab pertanyaan Xiao Du, ia justru memberikan perintah lalu pergi meninggalkan tempat itu.
***
Sebuah pakaian pelayan telah melekat di tubuhnya, seluruh hiasan rambut dan perhiasannya sudah ia tanggalkan. Lan Hua mengenakan sebuah cadar yang menutupi sebagian wajahnya, hanya memperlihatkan mata ke atas.
Matanya berpendar ke sekeliling, sebuah pasar ramai yang penuh dengan orang jual beli.
"Hais aku harus mencari penginapan terlebih dahulu."
Lan Hua melangkahkan kakinya ke gang kecil, ia memang tidak hafal jalan ini tetapi ia yakin tidak akan tersesat.
"Hai Nona,"
Sebuah kalimat membuat langkah Lan Hua terhenti, dari nada yang ia dengar itu adalah nada genit yang menjijikan. Benar saja, begitu menolehkan kepalanya yang Lan Hua lihat adalah dua orang lelaki dengan bau arak yang menyengat, rupanya mereka adalah pemabuk jalanan yang sering usil.
Meski dengan cadar yang menutupi sebagian wajahnya tetapi kecantikan Lan Hua tidaklah bisa disembunyikan lagi. Tubunya begitu indah dengan pinggang ramping dan bagian dada yang terisi penuh. Tidak heran jika dua orang itu langsung menggoda Lan Hua meski mereka tengah mabuk.
"Jangan macam-macam!"
Nyatanya kalimat itu tidak sama sekali menggoyahkan lelaki mabuk itu, mereka tetap mendekat ke arah Lan Hua. Lan Hua mengayunkan kakinya dan mendang salah seorang hingga ia tersungkur, tetapi hal itu rupanya memantik kemarahan mereka.
"Ada apa ini ribut-ribut?"
Datang lagi tiga orang ke arah mereka, hal itu membuat Lan Hua menghela nafas. Meski ia memiliki ilmu beladiri tetapi ia tidaklah sehebat itu hingga bisa mengalahkan mereka semua. "Hais, seharusnya aku belajar beladiri lebih dalam lagi."
Pilihan terakhir Lan Hua adalah kabur dari mereka, dengan tubuhnya yang ringan Lan Hua berlari ke arah gang kecil dan terus menelusurinya. Mereka memang mengejar Lan Hua, tetapi langkah mereka kalah jauh.
"Gadis itu menuju kawasan terlarang!" seru salah satu dari mereka.
"Sudah jangan dikejar, jika ingin selamat." seorang lagi kini berucap. Membiarkan Lan Hua berlari semakin dalam menuju deretan bangunan tua yang menyeramkan.
════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════
Dont forget to click the vote button!
════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════
Jika ada pertanyaan tuliskan saja di kolom komentar, terima kasih sudah mampir di cerita ini silahkan tunggu episode selanjutnya ^_^
And, see you.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Ernawati
keren thor ceritanya
2023-05-14
1