Tidak terdengar sama sekali langkah kaki tapi tiba tiba sudah ada yg duduk di sampingnya.
Aira langsung berdiri karena kaget bukan kepalang.
" Ayammm!!."
ucap Aira keceplosan, dia mengelus dadanya sendiri matanya masih terpejam, dia masih belum melihat sosok yg berada disampingnya, hanya terdengar suara tawa anak anak dan seorang laki-laki, Aira menghela nafasnya dan membuka matanya, matanya membulat kaget bukan main
" Wah ada cowok ganteng cuy." pikirnya.
" Hey kamu kenapa diam?."
ucap Laki laki tersebut.
" Habisnya lu ngagetin, ngedeketin gw tapi suara langkah kaki nya sama sekali nggak kedengaran."
ucap Aira cerewet, Aira sebenarnya bukan orang yg cepat akrab, tapi dia yakin kalau orang yg dia temukan di panti bukanlah orang jahat jadi ngapain harus galak galak pikir Aira.
" Hahaha kamu cerewet ternyata, apa kamu nggak takut kalau saya ada niat jahat sama kamu?."
ucap Rizal, sebenarnya dia sedikit kaget, tetapi dia juga berusaha untuk tetap tenang, karena gadis yg dihadapannya bukan lah tipikal gadis yg susah di ajak bicara.
" Malau lu ada niat jahat, mau ngapain lu deketin gw pas masih banyak anak anak, gw bukan orang bodoh bro!."
ucap Aira ceplas-ceplos, tidak tau kenapa ada rasa nyaman saat berada didekat Laki laki ini padahal dia yakin kalau ini adalah pertemuan pertama kali.
Rizal melongo sebentar, dia tidak menyangka dengan sifat Aira yg selalu spontan, tapi Rizal menyukai hal tersebut.
" Iya....iya kamu emang pintar, tapi kamu terlihat terlalu nyaman?."
ucap Rizal. Aira hanya terdiam sesaat, kemudian Aira mulai menghadap laki laki yg berada disampingnya.
" Gw sebenernya bukan orang yg cepet akrab sama seseorang, jadi maaf jika ada ucapan gw yg menyinggung perasaan lu, karena gw merasa nyaman saat bersama lu."
ucap Aira, menunduk malu, dia juga tidak tau kenapa dia bisa keterlaluan seperti saat ini, tapi saat dia bertemu dengan laki laki yg sekarang sedang berada disampingnya, dia merasa begitu nyaman. seperti sudah lama kenal.
" Hahahha... tenang gw hanya bercanda doang, kenalin nama gw Rizal."
ucap Rizal sambil mengulurkan tangannya. Aira tersenyum mendengar jawaban Rizal ada perasaan lega sedikit.
" Kenalin nama gw Aira, maaf soal tadi jika gw kurang sopan."
ucap Aira sambil tersenyum.
" Biasa aja ok, malahan gw lebih senang jika lu merasa nyaman dengan keberadaan gw!!."
ucap Rizal sambil mengelus rambut Aira lembut, Aira hanya terdiam mendapatkan perlakuan yg tiba tiba, dia sama sekali tidak menjauh atau marah marah, Aira hanya diam.
Rizal yg baru sadar apa yg sedang dia lakukan, dia menarik kembali tangannya.
" Maaf maaf gw nggak bermaksud untuk bersikap kurang ajar, tapi nggak tau kenapa gw pengen aja ngelus rambut lu."
ucap Rizal sambil tersenyum manis, jika dari jauh pasti orang mengira kalau mereka sedang pacaran ditambah wajah mereka sedikit ada kemiripan.
" Tenang bro lu tau sendiri, gw aja ngerasa nyaman saat bersama lu, jadi lu bisa bersikap biasa aja..anggap aja kita itu sahabatan."
ucap Aira sambil menepuk pundak Rizal, yg membuat Rizal tersenyum ada sedikit rasa kehangatan yg dirasakan oleh Rizal saat ini, perasaan yg dirindukan olehnya.
"Boleh kita tukeran nomer HP?."
ucap Rizal hati hati.
" Tentu saja, kenapa tidak?."
ucap Aira tersenyum polos, sambil menyodorkan hpnya, tapi Aira malah dapat cubitan di pipinya.
" Lu itu lucu banget sih, lain kali kita jalan jalan, gimana mau nggak?."
ucap Rizal sambil tersenyum.
"Boleh boleh... tapi lu yang bayarin ya, gw jajannya banyak lohh... jadi harap harap bawa dompet yg tebal pas jalan jalan bareng gw."
ucap Aira sambil tersenyum Lebar..
" Siap tuan putri kecil, apa sih yg tidak buat putri kecil."
ucap Rizal sengaja merayu Aira, tetapi Aira hanya diam saja dia tidak tidak ingin marah atau merasa jijik saat di panggil tuan putri oleh Rizal, tapi Rizal juga kaget dia memanggil Aira dengan sebutan tuan putri kecil padahal panggilan tersebut hanya dia berikan kepada seorang gadis kecil yg menghilang 16 tahun yg lalu dan gadis kecil itu adalah adiknya Rizal.
" Hey kenapa bengong, udah siang ni, lu udah makan belum?, hari ini gw yg traktir, tapi pas yg jalan jalan lu yg bayar."
ucap Aira sambil tersenyum.
" Siap bos, sekarang kita lebih baik makan dulu setelah itu main lagi sama anak panti atau pulang itu terserah lu."
ucap Rizal lembut.
" Sekarang mah makan dulu aja, jangan mikirin apa apa dulu, kalau udah selesai makan baru ngomong lagi, gw udah lapar ni."
ucap Aira yg mulai cerewet lagi. Rizal hanya tersenyum mendengar ucapan Aira.
" Ya udah lu yang pilih tempat makannya, karena gw rasa lu yg paling tau tempat makan yg paling enak disini."
ucap Rizal, yg sebenarnya dia sama sekali tidak tau tempat makan yg dekat dekat panti.
" Siap tenang aja, kalau soal tempat makan yg enak, lu bisa serahkan sama Aira."
ucap Aira membanggakan dirinya sendiri sambil tersenyum polos.
Rizal hanya geleng-geleng, dia merasa gadis disampingnya saat ini seperti bukan orang asing yg baru di temui olehnya, tetapi seperti seseorang orang yg dekat dengannya.
" Bukan kah mustahil jika Aira adalah adik gw yg hilang 16 tahun yang lalu, tapi jika memang Aira adalah adik gw yg hilang maka gw nggak bakal bikin kita berdua terpisah lagi seperti dulu."
pikirnya.
" Woy jangan melongo mulu, kita perlu nyebrang dulu untuk nyampe ke tempat makan yang enak."
ucap Aira sambil menggoyangkan tangan Rizal yg tanpa Aira sadari sudah dipegang oleh nya.
" Iya iya sorry, tadi gw cuma kepikiran sesuatu, dan sepertinya mendingan gw yg nyebrangin lu, karena kaya nya lu takut kalau nyebrang sendiri."
ucap Rizal yang menyadari kalau tangan Aira keluar keringat dingin dan gemetaran, dia mempunyai rasa takut yang sama dengan adiknya.
" Gw nggak takut gw cuma ngeri aja."
ucap Aira yg semakin takut.
Aira sebenarnya bukan seorang penakut tetapi dia akan mendadak panik jika melintasi jalan raya apalagi jika mendengar kelakson mobil dan cahaya lampu mobil, dia akan merasa lemas tidak bertenaga, Aira sudah pernah ke psikiater menanyakan tentang kepanikan yg dialami padahal selama ini dia tidak pernah mengalami tabarakan atau yg lainnya yg berkaitan dengan mobil, pikirnya.
kata psikiater itu adalah sebuah pengalaman, tapi gw sama sekali nggak pernah ngerasa, pernah mengalami kecelakaan pikirnya.
" Tenang Aira jika ada gw disini, lu nggak perlu takut ok."
ucap Rizal yg mencoba menenangkan Aira. sambil menggenggam tangan nya. Aira hanya mengangguk kepalanya, tidak tau kenapa Aira merasa terlindungi untuk pertama kalinya oleh orang lain selain mamahnya.
" Makasih."
ucap Aira pelan, Rizal pun menyebrang jalan tangannya menggenggam tangan Aira dengan erat.
" Ok udah sampai."
ucap Rizal sambil melepaskan tangan Aira.
" Thanks sekali lagi."
ucap Aira, sambil berjalan masuk kedalam warung.
" Mang biasa pesen ayam geprek sama nasi dan es teh manis, lu mau apa?."
ucap Aira.
" Sama in aja, kaya lu."
ucap Rizal, Rizal melihat tempat sekeliling nya, ini merupakan pengalaman baru bagi Rizal, karena ada seseorang orang yg mengajak dia makan di tempat jalanan.
setelah makanan nya datang Aira langsung memakan nasi dan ayamnya Aira yg merasa kalau Rizal diam aja.
" Tenang aja makanan disini halal, dan lagi tidak ada racun, jadi tenang aja."
ucap Aira kalimat terakhir dilontarkan dengan candaan, tapi memang benar apa yg pikirkan oleh Rizal serupa dengan aira, dia takut makanan dipiringnya ada racun.
saat makan satu suap Rizal melongo kaget, makanannya enak pikirnya, Aira hanya tersenyum melihat ekspresi Rizal.
.
.
.
.
.
.
.
jangan lupa like dan share☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
VANESHA ANDRIANI
adiknya torrr.... jgan sampe jatuh cinta bisa rumit nanti
2021-03-01
1
ZEGES 😘😘😘
jgan2 aira adexnya Rizal yg hilang itu ya thorr
2020-11-10
2