Xue Garden
Zelene terbangun dari tidur lelapnya tepat pukul tujuh pagi karena tidak ada yang membangunkannya di kediaman itu. Bukannya para pelayan tidak ingin membangunkannya, namun mereka tidak tahu bagaimana harus menghadapi Zelene Liang, jika ia menanyakan keberadaan Tony Huo.
Wanita itu tertidur lelap semalam setelah membersihkan riasannya, ia langsung menghempaskan dirinya di atas ranjang empuk; ia tidur tanpa makan malam terlebih dahulu dikarenakan mood-nya semalam tidak terlalu baik, berkat pertengkarannya dengan Tony Huo.
Ia menguap kecil dan mengelus perutnya, "Aku lapar, kenapa tidak ada yang membangunkanku?" gumamnya.
Kaki jenjangnya menuruni tempat tidur, ia melangkah pelan menuju kamar mandi dengan malas. "Pria itu tidak datang semalam. Apa dia pergi?" Zelene bergumam kembali.
🍁🍁🍁
Butler Kim sudah menyajikan sarapan untuk Zelene, pria berpakaian rapi tersebut menunggu dengan wajah tenang, namun hatinya sedikit gusar. Ia memutuskan untuk memberitahu keberadaan Tony Huo, setelah Zelene Liang selesai sarapan.
Setelah menunggu di ruang makan beberapa saat kemudian Zelene Liang memasuki ruangan dengan dandanan casual, ia memakai dress polka dot LV. Ekspresinya terlihat antusias ketika melihat jejeran menu sarapan, matanya bersinar sangat terang seolah yang ada di mata dan pikirannya adalah mengisi perutnya tanpa peduli dengan hal lain.
"Selamat pagi, Nyonya, bagaimana tidur Anda semalam?" butler Kim sedikit membungkuk memberi salam pada Zelene.
"Aku tidur nyenyak." Zelene sibuk mengambil panekuk di hadapannya, tidak repot-repot dengan embel-embel cara makan elegan, ia langsung memakan sarapannya dengan wajah sumringah.
Ding!
Smartphone Zelene berbunyi, ia mendapatkan sebuah notifikasi dari agennya. Setelah memasukan panekuk madu ke mulutnya, ia membuka notifikasi yang berisi tautan.
Dalam tautan yang dia klik ada foto pria dan wanita yang tengah berdiri di area keberangkatan. Wanita mungil dalam foto itu tidak terlihat wajahnya, ia dengan mesra meninju bahu Tony Huo.
[Entertainment News : "Tadi malam pewaris Huo Enterprise, yaitu Tony Huo kembali menjadi sorotan. Lantaran kebersamaannya dengan kekasih barunya di bandara."
Entertainment News : "CEO Tony Huo menggandeng salah satu dari kekasihnya yang belum diketahui identitasnya, bermesraan di bandara."
Entertainment News : "Tony Huo berlibur bersama kekasih misteriusnya; destinasi wisata, Kanada."]
"Cih!" Zelene berdecih sedikit kesal menatap layar smartphone-nya, namun setelah dia perhatikan kembali; ia mendapati bahwa foto itu terlihat lucu di matanya, "fufu ...." Ia menaruh kembali smartphone-nya di atas meja.
Butler Kim memperhatikannya dengan wajah penasaran. "Apakah ada sesuatu yang lucu, Nyonya?" pria itu menuangkan air putih ke gelas Zelene.
"Ya, tentu saja, sesuatu yang sangat lucu." Kini, Zelene tidak terlalu memedulikan berita tentang suaminya, ia masih sibuk dengan sarapannya. Toh, dia adalah istri sah-nya; sebanyak apa pun wanita yang berada di sisi Tony Huo, tetap tidak akan bisa menggantikan posisinya.
Keputusan Zelene Liang sudah benar-benar bulat sejak semalam, walaupun ia tidak memiliki perasaan pada Tony Huo; pernikahan ini harus ia pertahankan karena baginya untuk jatuh cinta ataupun mencintai adalah hal yang sulit. Ia juga tidak terlalu bisa jika harus menjalin hubungan asmara atau menjadi kekasih seseorang dan kemudian dikhianati. Pilihan ini lebih baik menurutnya daripada, ia harus mencoba mencari kekasih yang dirasa sangat melelahkan.
"Apa boleh saya tahu?" tanya butler Kim menunjukkan wajah penasaran.
"Tentu." Zelene memberikan smartphone pada butler Kim.
Butler Kim membuka matanya lebar-lebar mendapati berita yang berisi foto tuannya dan seorang wanita yang tidak lain adalah Ling Ling. Ini yang dianggap lucu oleh wanita yang terus mengunyah sarapannya itu? Ia tidak habis pikir bahwa, Zelene Liang tidak akan peduli setelah melihat foto suaminya bersama perempuan lain. Walaupun, dia tidak mencintainya, tidakkah ada sedikit rasa marah di benaknya.
Nyonya, ini bukan hal yang lucu! Anda tidak seharusnya tertawa dan makan dengan tenang seperti itu. Butler Kim membatin, ia menggelengkan kepala. Sepertinya, Nyonya adalah orang yang sulit diprediksi. Yah, tapi untung saja, Nyonya Muda tidak menjadikan kami sebagai pelampiasan.
"Sudah selesai belum?" Zelene mendongak mendapati butler Kim yang sedikit terperanjat.
"S-Sudah, Nyonya." Ia mengembalikan Smartphone Zelene. Butler Kim sudah memilah-milah kata untuk menyampaikan alasan keberangkatan Tony Huo ke Kanada, namun Zelene Liang sudah mengetahuinya sekarang.
"Tidakkah itu lucu menurutmu?"
"Iya ..., eh tidak!" butler Kim menggelengkan kepalanya dengan cepat.
Apa sih, yang ada dipikirannya, menganggap hal seperti ini lucu?
"Nyonya, berita itu tidak benar. Tuan Muda sedang melakukan perjalanan bisnis ke Kanada. Sebenarnya saya akan memberitahu, Nyonya setelah sarapan. Dan wanita yang bersama dengan Tuan--"
"Ha-ha-ha,"
Gelak tawa seorang wanita terdengar dari belakang meng-intrupsi kata-kata butler Kim. Tawa wanita itu terdengar nyaring di telinga Zelene Liang yang sorot matanya tertuju ke asal suara.
Di belakang ruang makan ada dua orang pelayan yang sedang berbincang, mulanya perbincangan mereka sangat pelan. Tapi, setelah membaca berita tentang Tony Huo, pelayan berambut pirang yang menjelekkan Zelene tadi malam tertawa puas.
"Apa aku bilang, Tuan Muda pasti akan akan tinggal bersama Nona Ling Ling." Matanya bersinar mengamati foto di layar smartphone-nya.
"Nina, apa yang kau katakan? Pelankan suaramu." Pelayan wanita berambut dark goldenrod memperingatinya, "apa kau yakin itu Nona Ling Ling, kalau begitu Tuan Muda tidak--"
Nina memotong ucapan pelayan di sebelahnya. "Jangan khawatir, Ji Meng. Wanita itu tidak punya otoritas di sini. Dia hanya wanita yang terbuang." Ledeknya.
Nina memiliki kepercayaan diri yang besar, menganggap Zelene Liang hanya wanita lemah yang tidak berani bertindak. Tuan Muda saja tidak memberinya peringatan semalam, apa lagi memecatnya. Maka dari itu, kepercayaan dirinya memuncak; ia sudah bekerja di Xue Garden sejak Tony pindah ke sana. Namun, tidak dengan Ji Meng yang raut wajahnya menampakkan ketakutan.
Bang!
Zelene menghantam meja dengan gelasnya; butler Kim yang berdiri di sebelahnya agak terperanjat, ia melihat ekspresi tidak senang menyelimuti wajah Zelene.
"Butler Kim, bawa mereka padaku!" Zelene memerintahkan butler Kim membawa kedua pelayan yang suka bergosip itu. "Tsk! Hilang sudah selera makanku."
Butler Kim mengangguk dan segera pergi ke belakang ruang makan, ia mengambil langkah cepat. Sorot matanya tajam dan runcing serupa jarum menusuk ke arah dua pelayan yang masih berbincang.
"Hentikan perbincangan kalian yang tidak sopan! Ikuti aku!" Butler Kim memerintah mereka.
Kedua pelayan itu terkesiap oleh kedatangan butler Kim yang tiba-tiba memberikan perintah untuk mereka. Raut muka Ji Meng menunjukkan kepanikan, habis sudah! Mereka pasti akan terkena omelan butler Kim.
Mereka berdua mengikuti butler Kim menuju ruang makan. Mata Ji Meng terbuka lebar melihat wanita yang duduk di meja makan sambil melipat tangannya, sementara Nina memandang angkuh pada wanita tersebut. Ia sama sekali tidak memilki kepanikan atau rasa takut di wajahnya.
"Selamat pagi, Nyonya?" Ji Meng memberanikan diri menyapa Zelene.
"Hah ..., siapa nama kalian?" Zelene bertanya kepada dua pelayan yang berdiri di hadapannya dengan wajah datar.
"S-Saya Ji Meng, Nyonya." Ji Meng menundukkan kepalanya, ia tidak berani menatap mata Zelene.
Nina tidak memperkenalkan diri, dia hanya diam di tempatnya menatap malas pada Zelene. Ji Meng sudah sangat takut, ia melirik orang yang berdiri di sampingnya, "Dia adalah Nina." Ji Meng memberitahu Zelene.
"Nina?"
"Iya, Nyonya?" kali ini Nina menyahut dengan suara nyaringnya.
"Siapa aku?" tanya Zelene tanpa menjelaskan arti pertanyaannya.
"Apa?" Nina sempat berpikir sejenak, "tentu saja, Anda adalah aktris, Zelene Liang."
"Apa hanya seorang aktris?" ia menekankan pertanyaannya.
Nina sangat kesal, ia mengetahui maksud dari pertanyaan Zelene, "... Nyonya Muda Huo ...." Di dalam hatinya ia sama sekali tidak mengakui Zelene sebagai tuan rumah di kediaman Xue Garden. Tidak! Kamu tidak pantas!
"Kau sudah tahu siapa aku, dan masih berani mempermainkanku?" Zelene mendekat ke Nina, "aku tidak akan mempertanyakan alasanmu membawaku ke kamar itu." Zelene terlalu malas untuk menanyakan alasannya, meskipun ia penasaran, tapi bisa saja pelayan ini akan membohonginya.
Nina : "...."
Zelene melipat tangannya dengan elegan, "Aku membenci orang yang membicarakanku di belakang punggungku, apa lagi sampai mengucapkan penghinaan. Kau bisa berbicara langsung di hadapanku!" aura Zelene meng-intimidasi kedua pelayan itu.
Ji Meng mendongak sembari menggelengkan kepala pelan, "Nyonya, kami tidak bermaksud--"
Zelene melambaikan tangan kanannya yang berarti menyuruh Ji Meng untuk diam. Siapa yang menyangka bahwa, Nyonya Muda, akan begitu meng-intimidasi. Tubuhnya memang kurus dan mimik wajahnya bagai princess manja yang seolah bisa ditundukkan dengan sedikit cemoohan. Namun, pelayan itu tidak tahu bahwa Zelene Liang adalah wanita yang cukup angkuh.
"Nina, kemasi barang-barangmu! Kau harus pergi hari ini juga!" perintahnya. Zelene benar-benar muak dengan pelayan berambut pirang itu. Semalam alasan untuk mengusirnya dari mansion belum cukup. Namun, kini kekurang-ajaran dari seorang pelayan kepada tuan rumah sudah cukup untuk mengusirnya.
"Apa? Bagaimana Anda bisa ...," keangkuhan Nina seketika merosot, ia tidak percaya bahwa wanita itu akan memecatnya segampang ini.
"Saya akan mengurus pemecatan, Nina." Sahut butler Kim yang sedari tadi menunggu gilirannya untuk bicara. Jadi, ini yang dimaksud Zelene Liang berurusan dengan pelayan; tanpa memberikan pelayan tersebut kesempatan untuk membela diri dan membuat mereka makin bersalah, lalu menghempaskannya dengan sekali pukulan dari ucapannya, apalagi memberikannya kesempatan kedua.
"Tapi, butler Kim, dia tidak berhak ...," Nina tidak terima, ia merasa terhina dan sorot mata bencinya di arahkan pada Zelene. Tangan besar meraih lengan Nina membawanya keluar dari ruang makan.
"Ayo, cepat kemasi barang-barangmu! Jangan melawan perintah, Nyonya." Pekik butler Kim sembari menenteng Nina di tangannya.
"B-Bagaimana dengan saya, Nyonya?" Ji Meng bertanya lirih.
"Kalau kau masih ingin bekerja, tinggallah, jika tidak pergi saja." Jawab Zelene dengan malas.
Ia meninggalkan ruang makan dan kembali ke kamarnya dengan langkah kesal. Namun, sesuatu menarik perhatiannya kala sampai di lantai dua, sorot mata dinginnya mengarah pada kamar berdaun pintu emas.
"Jika suatu ruangan tidak terpakai ..., maka ruangan tersebut tidak berguna dan harus dihancurkan!" senyum iblis. Suatu saat nanti Zelene Liang akan menghancurkan sebuah ruangan yang telah menyinggungnya.
🍁Bersambung🍁
#MINI DRAMA#
Red Maple : "Huhuhu ..., dikatain wanita yang di tinggalkan ..." Red Maple menggelengkan kepala.
Zelene Liang : "Tunggu pembalasanku!"
Tony Huo : "Aku tidak pergi ke mana-mana."
Red Maple : "Nah, tuh badan lu di Kanada."
Tony Huo : "Iya, tapi hatiku kan nyangkut di Zelene."
Zelene Liang : "U-uh, Hubby."
Red Maple : "...." Pengen muntah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
😄😄 ax suka karakter Zelene tegas,tanpa basa basi lgsg beri pelajaran tanpa byk drama good
2023-07-21
0
Nabila Kim
maaf telat fb
2020-11-13
0
Nara Ns🐈
lanjut 3
2020-10-29
0