Bab. 4 Hari bahagia

Tiga bulan kemudian.

Sah!

Suara teriakan menggema di seluruh gedung nan mewah serta megah itu. Ya, sekarang adalah hari pernikahan antara Aji dan Evi. Pria itu memutuskan melamar sang wanita idaman, dia tidak menyangka jika Evi akan menerima lamarannya. Tak ingin membuang waktu lama, Aji langsung menetapkan tanggal pernikahan.

Mereka cukup akrab selama dua bulan terakhir ini, hingga Evi merasa nyaman bersama dengan Aji. Perhatian kecil, kasih sayang, dan kelembutan pria itu yang memperlakukannya membuat Evi jatuh hati. Dirinya memendam perasaan itu selama dua bulan karena takut jika cintanya bertepuk sebelah tangan.

Tetapi diluar dugaan, ternyata Aji juga mencintainya. Sungguh hati Evi sangat bahagia bisa menemukan cinta sejati yang selama ini dia nanti.

Saat ini dirinya merasa sangat bahagia, karena impian membentuk sebuah rumah tangga sudah tercapai. Dia berharap jika Evi adalah yang terakhir untuknya.

"Apa kamu bahagia, sayang?" tanya Aji pada Evi yabg berada di sebelahnya.

"Ya, tentu saja. Kamu tau, Mas. Aku tidak menyangka akan berkomitmen seperti ini dengan seseorang." jawab Evi diselingi senyum manis.

"Aku berharap rumah tangga kita selalu di penuhi oleh warna,"

"Amin. Aku jamin, Mas. Kita pasti akan bahagia, aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu."

Mereka saling bertatap mata, hampir saja keduanya saling berciuman, tetapi suara Lusiana membuyarkan interaksi mereka.

"Hayo!" Lusi menepuk pundak Evi hingga sang empunya terkejut.

Aji menjadi salah tingkah sekaligus malu, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak segera menerkam Evi. Kedua pengantin baru itu saling lirik, senyuman tersembunyi pun terukir di kedua sudut bibir mereka.

"Kak, bisa tidak acara itu nya entar malam saja? Apa kalian berdua tidak lihat, jika disini masih banyak orang? Hm, kakak ipar sudah tidak sabar untuk membuka segel —"

Plak

Evi cukup kencang memukul lengan Lusi, hingga adik kandungnya itu cemberut. Dia merasa malu ketika Lusiana mengatakan tentang malam pertama.

"Apa kamu tidak bisa diam, dek? Ini pernikahan kakak, jangan membuat masalah dengan kakak." Evi melotot tajam, tetapi pernyataannya saat ini hanyalah gurauan untuk mengusir Lusi dari pelaminan.

"Baiklah-baiklah, aku tidak akan menganggu karena bisa kehilangan jatah tambahan untuk jajan sekolah." Lusi mengecup pipi Evi dan dia melambaikan tangan lalu pergi dari atas pelaminan.

"Anak itu, benar-benar," Evi menggelengkan kepala sambil tersenyum lucu.

"Apa dia memang seperti itu?"

Evi pun mengangguk. "Ya, dia akan bersikap seperti anak kecil jika bersama dengan orang-orang yang sangat menyayanginya. Tetapi, dia bisa berubah menjadi dewasa jika bertemu dengan orang asing."

"Really? Hebat sekali," Aji mengedikkan bahu karena merasa tidak peduli.

Resepsi terus berjalan, semakin malam tamu malah lebih banyak yang datang, dan mengucapkan selamat kepada sepasang pengantin baru itu.

****

Pagi hari, sepasang pengantin baru itu terlihat bangun terlambat. Mereka bergantian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Aji sangat kesal pagi ini karena pada saat dia ingin membuka segel Evi, ternyata wanita itu tiba-tiba datang bulan. Meskipun begitu, pria tersebut tidak putus asa. Dia akan membuka segel ketika istrinya selesai datang bulan, dan dirinya akan membobol habis-habisan.

Setelah keduanya selesai membersihkan diri, mereka keluar dari kamar lalu berjalan menuruni anak tangga menuju meja makan. Sesampainya di tangga kedua, terlihat para keluarga sudah berkumpul di sana.

"Pagi, Ma." sapa Aji pada kedua Mamanya.

Pria itu anak yatim, papanya meninggal saat perusahaan mereka di nyatakan bangkrut. Mega— Mama Aji, meminta pada putranya itu agar mengurus perusahaan yang almarhum Akbar bangun dari nol. Tetapi Aji menolak, dia enggan untuk mengurus perusahaan, dirinya lebih memilih membuka usaha sendiri yaitu restauran.

Bersyukur usaha yang Aji bangun saat ini berkembang pesat, bahkan sudah menjadi top 3 se-Asia sebagai kuliner terenak.

"Wah, pengantin baru ini kelihatannya sangat lelah." Mega menyodorkan susu penyubur kandungan pada Evi. "Minumlah, Nak. Susu ini sangat banyak manfaatnya, kamu tidak akan menyesal jika meminumnya."

"Baik, Ma. Terima kasih," Evi tersenyum dan langsung menenggak susu itu hingga setengah.

Para orang tua saling tatap, mereka sengaja memberikan itu pada Evi agar pasangan suami-istri tersebut cepat mendapatkan momongan.

"Apa kalian ingin pergi honeymoon?" tanya Mega.

Evi dan Aji saling tatap.

"Evi sih bebas, Ma. Tergantung Mas Aji," sahut Evi malu-malu.

"Nah, Mas. Sudah diberi kode oleh Kak Evi, Mas Aji tinggal menetapkan tanggalnya saja. Em, bagaimana jika kalian honeymoon ke negara tempatku melanjutkan studi? Disana sepertinya banyak tempat wisata yang indah dan lain-lain."

Aji menghembuskan napas pelan. "Kami akan pergi honeymoon ke Bali."

Evi kaget, dia pikir Aji akan menolak pergi berbulan madu. Tetapi nyatanya, pria itu malah sudah memikirkan tentang tempat tujuan mereka nantinya.

"Mas, kamu—?"

Aji mengangguk. ''Sebelum Mama bertanya, aku sudah memikirkan semuanya. Bahkan, aku sudah menyiapkan tiket untuk kita berangkat."

"Hah! Benarkah? Kapan?"

"Aku tunda jadi seminggu lagi. Sekalian," di akhir kalimat, Aji berbisik agar tidak terdengar oleh keluarganya.

Kedua pipi Evi bersemu merah, dia menyembunyikan itu dengan cara menundukkan kepalanya.

****

Tbc

Terpopuler

Comments

mama Al

mama Al

hai mom Al aku mampir lagi

2023-06-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Hari pertama bekerja
2 Bab. 2 Keributan di restauran
3 Bab. 3 Meninjau lokasi baru
4 Bab. 4 Hari bahagia
5 Bab. 5 Keindahan pulau Bali
6 Bab. 6 Pertemuan tidak disengaja
7 Bab. 7 Malam syahdu
8 Bab. 8 Taktik pertama Elena
9 Bab. 9 Berkunjung ke restauran
10 Bab. 10 Tiba di rumah kakak
11 Bab. 11 Menggagalkan rencana
12 Bab. 12 Kelicikan harus dibayar dengan kelicikan
13 Bab. 13 Bahagia
14 Bab. 14 Kekesalan Elena
15 Bab. 15 Tentang rujak
16 Bab. 16 menyelesaikan kesalahpahaman
17 Bab. 17 Keselamatan Evi dan kandungannya
18 Bab. 18 Berkunjung ke rumah Aji
19 Bab. 19 Menjaga Aris
20 Bab. 20 Perasaan cinta
21 Bab. 21 Ronald Reagan
22 Bab. 22 Waktu yang berjalan cepat
23 Bab. 23 Perkembangan butik
24 Bab. 24 Surprise berujung maut
25 Bab. 25 Kesedihan tanpa batas
26 Bab. 26 Sadar dari pingsan
27 Bab. 27 Tempat tinggal sementara
28 Bab. 28 Pria cuek
29 Bab. 29 Menunggu Meera
30 Bab. 30 Mencari perhatian
31 Bab. 31 Drama di pasar
32 Bab. 32 Menyingkirkan penghalang
33 Bab. 33 Mencari keberadaan Aris
34 Bab. 33 Menemui Aji
35 Bab. 35 Pengakuan
36 Bab. 36 Bertemu teman lama
37 Bab. 37 Tidak ada paksaan
38 Bab. 38 Kejadian di taman
39 Bab. 39 Memasak untuk Aji
40 Bab. 40 Menonton film horor
41 Bab. 41 Mulai terbuka
42 Bab. 42 Membuka lembaran baru
43 Bab. 43 Memulai hari dengan senyuman
44 Bab. 44 Memenuhi undangan penting
45 Bab. 45 Melupakan janji
46 Bab. 46 Jenjang pernikahan
47 Bab. 47 Tempat tinggal baru
48 Bab. 48 Terbongkar
49 Bab. 49 Merasa di kecewakan
50 Bab. 50 Satu atap tiga hati
51 Bab. 51 Kehadiran yang tidak di hargai
52 Bab. 52 Kesedihan yang tak terbendung
53 Bab. 53 Hidup baru
54 Bab. 54 Antara bahagia dan sedih
55 Bab. 55 Meminta Restu
56 Bab. 56 Berkeliling
57 Bab. 57 Perubahan Aris (S2) - ROMANSA CINTA SEGITIGA
58 Bab. 58 Ancaman untuk Aris
59 Bab. 59 Musibah
60 Bab. 60 Desa Sungai makmur
61 Bab. 61 Hari pertama di kampus baru
62 Bab. 62 Pekerjaan
63 Bab. 63 Mencari perhatian
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab. 1 Hari pertama bekerja
2
Bab. 2 Keributan di restauran
3
Bab. 3 Meninjau lokasi baru
4
Bab. 4 Hari bahagia
5
Bab. 5 Keindahan pulau Bali
6
Bab. 6 Pertemuan tidak disengaja
7
Bab. 7 Malam syahdu
8
Bab. 8 Taktik pertama Elena
9
Bab. 9 Berkunjung ke restauran
10
Bab. 10 Tiba di rumah kakak
11
Bab. 11 Menggagalkan rencana
12
Bab. 12 Kelicikan harus dibayar dengan kelicikan
13
Bab. 13 Bahagia
14
Bab. 14 Kekesalan Elena
15
Bab. 15 Tentang rujak
16
Bab. 16 menyelesaikan kesalahpahaman
17
Bab. 17 Keselamatan Evi dan kandungannya
18
Bab. 18 Berkunjung ke rumah Aji
19
Bab. 19 Menjaga Aris
20
Bab. 20 Perasaan cinta
21
Bab. 21 Ronald Reagan
22
Bab. 22 Waktu yang berjalan cepat
23
Bab. 23 Perkembangan butik
24
Bab. 24 Surprise berujung maut
25
Bab. 25 Kesedihan tanpa batas
26
Bab. 26 Sadar dari pingsan
27
Bab. 27 Tempat tinggal sementara
28
Bab. 28 Pria cuek
29
Bab. 29 Menunggu Meera
30
Bab. 30 Mencari perhatian
31
Bab. 31 Drama di pasar
32
Bab. 32 Menyingkirkan penghalang
33
Bab. 33 Mencari keberadaan Aris
34
Bab. 33 Menemui Aji
35
Bab. 35 Pengakuan
36
Bab. 36 Bertemu teman lama
37
Bab. 37 Tidak ada paksaan
38
Bab. 38 Kejadian di taman
39
Bab. 39 Memasak untuk Aji
40
Bab. 40 Menonton film horor
41
Bab. 41 Mulai terbuka
42
Bab. 42 Membuka lembaran baru
43
Bab. 43 Memulai hari dengan senyuman
44
Bab. 44 Memenuhi undangan penting
45
Bab. 45 Melupakan janji
46
Bab. 46 Jenjang pernikahan
47
Bab. 47 Tempat tinggal baru
48
Bab. 48 Terbongkar
49
Bab. 49 Merasa di kecewakan
50
Bab. 50 Satu atap tiga hati
51
Bab. 51 Kehadiran yang tidak di hargai
52
Bab. 52 Kesedihan yang tak terbendung
53
Bab. 53 Hidup baru
54
Bab. 54 Antara bahagia dan sedih
55
Bab. 55 Meminta Restu
56
Bab. 56 Berkeliling
57
Bab. 57 Perubahan Aris (S2) - ROMANSA CINTA SEGITIGA
58
Bab. 58 Ancaman untuk Aris
59
Bab. 59 Musibah
60
Bab. 60 Desa Sungai makmur
61
Bab. 61 Hari pertama di kampus baru
62
Bab. 62 Pekerjaan
63
Bab. 63 Mencari perhatian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!