Bab. 3 Meninjau lokasi baru

Tak terasa sudah satu Minggu Evi bekerja di restauran milik Aji. Mereka berdua tampak cukup akrab dan hal itu membuat semua karyawan heran, karena baru kali ini melihat atasan mereka sangat dekat dengan seorang wanita.

"Vi, hari ini saya akan pergi meninjau lokasi cabang restauran Jamis. Apa kamu bisa menemaniku? Tenang saja, tidak akan lama.'' pinta Aji diselingi senyuman.

Evi terdiam sambil berpikir, apakah dia akan ikut Aji atau memilih untuk mengawasi restauran.

"Pak, jika saya ikut dengan Anda, maka siapa yang akan mengawasi restauran ini?" tanya Evi.

"Saya akan menyerahkan tugas ini kepada Koki, dulu sebelum kamu masuk, saya sering memberikan tugas padanya untuk mengawasi restauran."

Evi pun mengangguk, sudah tidak ada lagi alasannya untuk menolak. "Baiklah, saya akan ikut."

Aji tersenyum dan mereka pergi dari sana setelah berpamitan kepada Koki restauran.

Beberapa menit kemudian, hanya memakan waktu sekitar tiga puluh lima menit, mereka berdua telah sampai di tempat tujuan. Aji membukakan pintu untuk Evi, tentu saja hal itu membuat sang empu merasa tidak enak.

"Pak, Anda itu bos saya. Seharusnya tidak perlu repot-repot membukakan pintu seperti ini." tegur Evi secara halus.

"Tidak masalah." Aji mengulurkan tangan ke atas kepala Evi, wanita cantik itu sedikit memundurkan badannya. Tak disangka, pria tersebut merapikan rambut Evi yabg diterpa oleh angin.

"Maaf," ucap Aji pelan sambil menurunkan tangannya.

"Terima kasih," jawab Evi canggung.

Tanpa berbasa-basi lagi, keduanya segera masuk ke dalam restauran yang akan menjadi cabang Jamis cafe. Setelah berada di dalam, Evi melihat ke sekeliling. Tampak mewah, elegan, dan minimalis.

"Bagaimana menurutmu, Evi? Apa tempat ini cocok untuk usaha baru kita?"

Sontak Evi menatap Aji dengan penuh keheranan.

"Em, maksud saya, tempat untuk usaha baru kita. Saya, kamu dan para karyawan lainnya." elak Aji menyadari ucapannya barusan.

"Ya, menurut saya tempat ini cukup nyaman, Pak. Saya yakin, akan banyak pengunjung yang mampir ke tempat ini dan tentu saja usaha bapak pasti maju."

"Baiklah, saya akan mengambil restauran ini. Tunggu sebentar," Aji meninggalkan Evi yang masih setia melihat ke seluruh penjuru restauran mewah itu.

Tak lama kemudian, pria itu kembali ke hadapan Evi.

"Apa sudah selesai?" tanya Evi dengan cepat.

"Sudah, ayo kita pulang sekarang. Bukankah saya sudah mengatakan, jika tidak akan lama di tempat ini?"

Evi tersenyum manis dan mereka keluar dari tempat itu.

Saat masih di tengah perjalanan, jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Ya, waktunya makan siang. Aji berinisiatif mengajak wanita idamannya itu untuk makan bersama. Meskipun nantinya Evi akan menolak, tetapi setidaknya Aji sudah berusaha menawarkan niat baik.

"Vi, bagaimana jika kita makan siang terlebih dahulu? Kebetulan sudah jam dua belas dan aku merasa lapar." alasan yang Aji berikan agar Evi mau makan siang bersamanya.

"Anda benar-benar sudah lapar? Padahal sekitar dua puluh menit lagi kita sudah sampai di restauran milik Anda."

"Memang, tapi saya sudah merasa lapar. Namun, jika kamu menolak, maka tidak masalah. Saya akan makan ketika sampai di restauran nantinya."

"Eh, tidak perlu menunda seperti itu. Baik, Anda belokkan saja mobilnya. Kita cari tempat makan terlebih dahulu," Evi pun tidak tega melihat wajah Aji.

Aji bersorak riang di dalam hati, dia senang karena bisa makan siang bersama dengan wanita idamannya. Entah apa yang dia pikirkan, tetapi sepertinya dia sudah jatuh cinta pada Evi Andriana. Cinta sejak pandangan pertama.

Aji terakhir berpacaran saat dirinya duduk di bangku kuliah, dan hanya selama satu tahun, lalu dia putus dengan kekasihnya itu. Mereka sampai di tempat makan, keduanya pun turun bersama.

"Mari," Aji tersenyum manis mempersilahkan Evi berjalan dahulu di depannya.

Saat sudah berada di dalam, merasa mencari tempat duduk. Tak lupa memesan makanan. Tidak perlu menunggu lama, pesanan mereka pun tiba. Evi hanya memesan spaghetti bolognese sementara Aji, dia memesan Nila bakar + sambal dan sedikit nasi. Dirinya tidak akan bisa kenyang jika makan tanpa nasi.

Hm, begitulah orang Indonesia :)

Di sela sibuk dengan makanan masing-masing, Aji memperhatikan wajah Evi yang sangat cantik. Dia mengulurkan tangan kanan, dan mengusap sudut bibir wanita cantik di depannya itu yang terkena noda spaghetti.

Evi terkejut, tetapi dia hanya bisa diam saja menatap Aji. Pandangan keduanya sangat dalam hingga membuat jantung masing-masing berdegup sangat kencang.

"Maaf, tadi ada sedikit noda yang menempel di bibirmu."

"Em, terima kasih. Maaf jika saya makannya belepotan."

"Pelan-pelan saja, tidak perlu terburu-buru."

Evi hanya mengangguk dan kembali memakan santapan siangnya. Keadaan terasa benar-benar canggung, membuat mereka hanya saling diam dan menikmati hidangan di meja itu.

'Astaga, ada apa dengan hatiku?' batin Evi sambil sesekali mencuri pandang menatap Aji.

***

Tbc

Episodes
1 Bab. 1 Hari pertama bekerja
2 Bab. 2 Keributan di restauran
3 Bab. 3 Meninjau lokasi baru
4 Bab. 4 Hari bahagia
5 Bab. 5 Keindahan pulau Bali
6 Bab. 6 Pertemuan tidak disengaja
7 Bab. 7 Malam syahdu
8 Bab. 8 Taktik pertama Elena
9 Bab. 9 Berkunjung ke restauran
10 Bab. 10 Tiba di rumah kakak
11 Bab. 11 Menggagalkan rencana
12 Bab. 12 Kelicikan harus dibayar dengan kelicikan
13 Bab. 13 Bahagia
14 Bab. 14 Kekesalan Elena
15 Bab. 15 Tentang rujak
16 Bab. 16 menyelesaikan kesalahpahaman
17 Bab. 17 Keselamatan Evi dan kandungannya
18 Bab. 18 Berkunjung ke rumah Aji
19 Bab. 19 Menjaga Aris
20 Bab. 20 Perasaan cinta
21 Bab. 21 Ronald Reagan
22 Bab. 22 Waktu yang berjalan cepat
23 Bab. 23 Perkembangan butik
24 Bab. 24 Surprise berujung maut
25 Bab. 25 Kesedihan tanpa batas
26 Bab. 26 Sadar dari pingsan
27 Bab. 27 Tempat tinggal sementara
28 Bab. 28 Pria cuek
29 Bab. 29 Menunggu Meera
30 Bab. 30 Mencari perhatian
31 Bab. 31 Drama di pasar
32 Bab. 32 Menyingkirkan penghalang
33 Bab. 33 Mencari keberadaan Aris
34 Bab. 33 Menemui Aji
35 Bab. 35 Pengakuan
36 Bab. 36 Bertemu teman lama
37 Bab. 37 Tidak ada paksaan
38 Bab. 38 Kejadian di taman
39 Bab. 39 Memasak untuk Aji
40 Bab. 40 Menonton film horor
41 Bab. 41 Mulai terbuka
42 Bab. 42 Membuka lembaran baru
43 Bab. 43 Memulai hari dengan senyuman
44 Bab. 44 Memenuhi undangan penting
45 Bab. 45 Melupakan janji
46 Bab. 46 Jenjang pernikahan
47 Bab. 47 Tempat tinggal baru
48 Bab. 48 Terbongkar
49 Bab. 49 Merasa di kecewakan
50 Bab. 50 Satu atap tiga hati
51 Bab. 51 Kehadiran yang tidak di hargai
52 Bab. 52 Kesedihan yang tak terbendung
53 Bab. 53 Hidup baru
54 Bab. 54 Antara bahagia dan sedih
55 Bab. 55 Meminta Restu
56 Bab. 56 Berkeliling
57 Bab. 57 Perubahan Aris (S2) - ROMANSA CINTA SEGITIGA
58 Bab. 58 Ancaman untuk Aris
59 Bab. 59 Musibah
60 Bab. 60 Desa Sungai makmur
61 Bab. 61 Hari pertama di kampus baru
62 Bab. 62 Pekerjaan
63 Bab. 63 Mencari perhatian
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab. 1 Hari pertama bekerja
2
Bab. 2 Keributan di restauran
3
Bab. 3 Meninjau lokasi baru
4
Bab. 4 Hari bahagia
5
Bab. 5 Keindahan pulau Bali
6
Bab. 6 Pertemuan tidak disengaja
7
Bab. 7 Malam syahdu
8
Bab. 8 Taktik pertama Elena
9
Bab. 9 Berkunjung ke restauran
10
Bab. 10 Tiba di rumah kakak
11
Bab. 11 Menggagalkan rencana
12
Bab. 12 Kelicikan harus dibayar dengan kelicikan
13
Bab. 13 Bahagia
14
Bab. 14 Kekesalan Elena
15
Bab. 15 Tentang rujak
16
Bab. 16 menyelesaikan kesalahpahaman
17
Bab. 17 Keselamatan Evi dan kandungannya
18
Bab. 18 Berkunjung ke rumah Aji
19
Bab. 19 Menjaga Aris
20
Bab. 20 Perasaan cinta
21
Bab. 21 Ronald Reagan
22
Bab. 22 Waktu yang berjalan cepat
23
Bab. 23 Perkembangan butik
24
Bab. 24 Surprise berujung maut
25
Bab. 25 Kesedihan tanpa batas
26
Bab. 26 Sadar dari pingsan
27
Bab. 27 Tempat tinggal sementara
28
Bab. 28 Pria cuek
29
Bab. 29 Menunggu Meera
30
Bab. 30 Mencari perhatian
31
Bab. 31 Drama di pasar
32
Bab. 32 Menyingkirkan penghalang
33
Bab. 33 Mencari keberadaan Aris
34
Bab. 33 Menemui Aji
35
Bab. 35 Pengakuan
36
Bab. 36 Bertemu teman lama
37
Bab. 37 Tidak ada paksaan
38
Bab. 38 Kejadian di taman
39
Bab. 39 Memasak untuk Aji
40
Bab. 40 Menonton film horor
41
Bab. 41 Mulai terbuka
42
Bab. 42 Membuka lembaran baru
43
Bab. 43 Memulai hari dengan senyuman
44
Bab. 44 Memenuhi undangan penting
45
Bab. 45 Melupakan janji
46
Bab. 46 Jenjang pernikahan
47
Bab. 47 Tempat tinggal baru
48
Bab. 48 Terbongkar
49
Bab. 49 Merasa di kecewakan
50
Bab. 50 Satu atap tiga hati
51
Bab. 51 Kehadiran yang tidak di hargai
52
Bab. 52 Kesedihan yang tak terbendung
53
Bab. 53 Hidup baru
54
Bab. 54 Antara bahagia dan sedih
55
Bab. 55 Meminta Restu
56
Bab. 56 Berkeliling
57
Bab. 57 Perubahan Aris (S2) - ROMANSA CINTA SEGITIGA
58
Bab. 58 Ancaman untuk Aris
59
Bab. 59 Musibah
60
Bab. 60 Desa Sungai makmur
61
Bab. 61 Hari pertama di kampus baru
62
Bab. 62 Pekerjaan
63
Bab. 63 Mencari perhatian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!