Bab. 2 Keributan di restauran

Sore harinya, terdengar suara keributan dari salah satu meja pengunjung. Evi yang mendengarnya langsung bergegas melihat apa yang sedang terjadi sebenarnya. Dia kaget saat seorang pria hendak melayangkan tangan sebelah kanannya untuk menampar sang pegawai restauran.

"Berhenti!" teriak Evi membuat semua mata tertuju padanya. Dia berjalan menghampiri meja itu dengan langkah anggun dan tetap tersenyum tipis pada pengunjung lainnya.

"Maaf, ada apa ini?" tanyanya setelah berada di meja.

Pria itu menatap Evi dengan tajam dan marah. "Siapa kamu?"

"Saya manager disini. Apa Anda punya masalah? Kenapa memarahi karyawan saya seperti tadi?"

"Hei! Katakan pada karyawan cerobohmu ini agar lebih berhati-hati dalam bekerja. Lihat!" pria itu menunjuk bajunya. "Pakaianku kotor karena ulahnya. Jika tidak bisa bekerja, sebaiknya pecat saja dia!" lanjutnya sambil menunjuk pegawai wanita yang saat itu menunduk takut, matanya sudah memerah dan sepertinya dia menahan tangisan.

Evi melirik pegawainya, dia mengelus pundak sang pegawai tersebut. "Apa kamu sudah minta maaf padanya?"

Pegawai bernama Ella itu mengangguk. "Bahkan saya sudah mengatakan jika ingin ganti rugi, Bu. Tetapi, dia tetap marah pada saya,"

Evi menghela napas. "Pak, karyawan saya sudah meminta maaf. Dia juga sudah beritikad baik untuk bertanggungjawab. Jadi, saya mohon jangan memakinya seperti itu. Apalagi, disini banyak orang. Apa Anda tidak memikirkan perasaannya?"

Pria itu bersunggut kesal, dia berdecih dan kemudian pergi dari sana tanpa mengatakan sepatah katapun. Setelah pria tersebut sudah keluar, Evi menatap Ella.

"Kamu tidak pa-pa, Ella?"

Ella menggeleng. "Saya sudah biasa mendapatkan perlakuan seperti itu, Bu. Maaf jika saya selalu ceroboh dalam bekerja.''

Ya, sejujurnya Ella bukanlah orang yang seperti itu. Dia selalu telaten, rajin, dan hati-hati dalam bekerja. Namun, karena masalah pribadi, dirinya tidak konsen dalam melakukan pekerjaan belakangan ini.

"Bu, saya permisi." pamit Ella dengan sedih.

Evi mengangguk, tetapi baru juga beberapa langkah Ella berjalan, Evi menghentikan langkah gadis itu.

"Ella, tunggu!"

Ella pun berhenti, dia menoleh dan menatap Evi yang berjalan ke arahnya.

"Apa saya boleh bertanya sesuatu?"

Ella mengangguk.

"Kamu ada masalah?"

Kedua manik mata mereka saling beradu, Evi bisa melihat dengan jelas jika Ella pasti sedang dalam masalah. Benar saja, gadis malang itu mengangguk, dia tertunduk lesu dan hampir saja menangis.

"El, kamu harusnya profesional. Kamu tau 'kan, akan runyam jika kamu membawa-bawa masalah pribadi ke tempat kerja. Bukannya saya tidak menghargai atau pun tidak pengertian, tetapi kalau kamu mencampur adukkan antar masalah pribadi dan kerja, maka hasilnya akan seperti tadi. Kamu tidak fokus." Evi mencoba berbicara lembut untuk menasehati Ella.

"Sekali lagi, maafkan saya, Bu."

"Baiklah, semoga tidak terjadi lagi hal seperti tadi. Saran saya, jika kamu mempunyai masalah, sebaiknya kamu meminta izin cuti kerja beberapa hari dulu. Ya, untuk menenangkan pikiran dan menyelesaikan masalah."

"Saya akan memikirkannya nanti, Bu."

"Ya sudah, kamu boleh kembali bekerja." Evi kembali mengelus pundak Ella, dan gadis itu berlalu dari hadapan Evi dengan sopan.

Setelah Ella pergi, Evi membuang napas berat. Di hari pertamanya bekerja, sudah ada keributan dan masalah. Dia berdoa, semoga saja dirinya bisa menyelesaikan masalah di restauran dengan baik. Wanita itu melangkah pergi untuk kembali ke ruangannya, dia mengumbar senyum tipis ke seluruh pengunjung restauran yang sempat melihat keributan tadi.

***

Malam hari, tepat pukul sebelas malam, Restauran pun tutup. Evi sengaja tidak pulang sebelum restauran itu benar-benar tutup. Dia berjalan ke arah mobilnya, dan masuk ke dalam sana. Namun, saat wanita itu menstater mobil, kendaraannya tersebut tidak bisa hidup. Tentu saja dia panik dan lagi hari sudah hampir larut malam.

"Kenapa mobil ini? Perasaan beberapa hari yang lalu baru di servis." Evi mencoba untuk menghidupkan mobilnya tetapi nihil, mobil itu tetap tidak mau menyala.

"Astaga!" Evi menyandarkan tubuh di kursi dan dia memukul stir kemudi. "Ck, ada-ada sih? Aku udah ngantuk, mobil! Capek, lelah, kenapa harus mogok?" wanita cantik itu bergumam sendiri, dia terdiam sejenak. Pada akhirnya, sebuah ide melintas di benaknya.

Evi turun dari mobil itu, dia menghubungi bengkel dan mengatakan mobilnya mogok, perlu di derek. Tak lupa, wanita tersebut pun menghubungi orang tuanya agar tidak membuat sang Mama khawatir. Selesai semua, dia bergegas kembali masuk ke dalam restauran. Sepertinya malam ini dia akan tidur di restauran itu, sampai subuh mendatang.

"Mau naik taksi online, aku takut. Ini sudah larut malam, bagaimana jika sopirnya melakukan hal yang tidak diinginkan?" Evi bergidik ngerih. "Bengkel juga sudah tutup, bisa menderek mobil harus menunggu subuh tiba. Ya ampun!" gumamnya sambil terus berjalan.

Untungnya Evi memegang kunci cadangan, saat dia hendak membuka kunci restauran, sebuah mobil berhenti di depan mobilnya. Hal itu membuat hati Evi waswas, dia terus menatap mobil itu dan berdoa semoga saja bukan orang jahat.

Sepasang kaki jenjang terlihat dan tak lama kemudian, pemiliknya pun ikut terlihat. Evi menghela napas lega saat tahu yang datang ternyata adalah bosnya. Wanita itu berlari kecil ke arah mobil, dia tersenyum tipis saat berada di depan Aji.

"Evi, kamu belum pulang?" tanya Aji heran.

"Sebenarnya saya sudah mau pulang, Pak. Tapi, mobil saya mogok." Evi berkata malu.

"Kok bisa?" Aji melirik mobil Evi.

"Tidak tahu, tiba-tiba mesinnya mati. Saya sudah menghubungi bengkel, dan besok subuh mereka baru datang untuk menderek mobil saya."

"Lalu, kamu ngapain masih disini?"

"Maaf, Pak. Saya tadi berencana untuk numpang tidur di restauran."

Aji menggeleng. "Baiklah, saya akan mengantarmu pulang."

"Eh, tidak perlu, Pak!" cegah Evi merasa tidak enak.

"Sudahlah, Evi. Kamu ikut saja dengan saya, saya tidak akan berbuat jahat. Ada-ada saja kamu mau tidur di restauran, bagaimana jika terjadi sesuatu denganmu?" Aji merasa khawatir dan itu membuat Evi termenung.

"Evi, ada apa? Kamu tetap tidak mau saya antar pulang?"

"Em, baiklah. Sebelumnya, terima kasih atas bantuan Anda, Pak."

"Ya, mari masuk."

Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan Evi pun tersenyum tipis.

***

**Tbc

VISUAL EVI ANDRIANA**

VISUAL AJI PRANATA

Terpopuler

Comments

mama Al

mama Al

sombong nya

2023-05-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Hari pertama bekerja
2 Bab. 2 Keributan di restauran
3 Bab. 3 Meninjau lokasi baru
4 Bab. 4 Hari bahagia
5 Bab. 5 Keindahan pulau Bali
6 Bab. 6 Pertemuan tidak disengaja
7 Bab. 7 Malam syahdu
8 Bab. 8 Taktik pertama Elena
9 Bab. 9 Berkunjung ke restauran
10 Bab. 10 Tiba di rumah kakak
11 Bab. 11 Menggagalkan rencana
12 Bab. 12 Kelicikan harus dibayar dengan kelicikan
13 Bab. 13 Bahagia
14 Bab. 14 Kekesalan Elena
15 Bab. 15 Tentang rujak
16 Bab. 16 menyelesaikan kesalahpahaman
17 Bab. 17 Keselamatan Evi dan kandungannya
18 Bab. 18 Berkunjung ke rumah Aji
19 Bab. 19 Menjaga Aris
20 Bab. 20 Perasaan cinta
21 Bab. 21 Ronald Reagan
22 Bab. 22 Waktu yang berjalan cepat
23 Bab. 23 Perkembangan butik
24 Bab. 24 Surprise berujung maut
25 Bab. 25 Kesedihan tanpa batas
26 Bab. 26 Sadar dari pingsan
27 Bab. 27 Tempat tinggal sementara
28 Bab. 28 Pria cuek
29 Bab. 29 Menunggu Meera
30 Bab. 30 Mencari perhatian
31 Bab. 31 Drama di pasar
32 Bab. 32 Menyingkirkan penghalang
33 Bab. 33 Mencari keberadaan Aris
34 Bab. 33 Menemui Aji
35 Bab. 35 Pengakuan
36 Bab. 36 Bertemu teman lama
37 Bab. 37 Tidak ada paksaan
38 Bab. 38 Kejadian di taman
39 Bab. 39 Memasak untuk Aji
40 Bab. 40 Menonton film horor
41 Bab. 41 Mulai terbuka
42 Bab. 42 Membuka lembaran baru
43 Bab. 43 Memulai hari dengan senyuman
44 Bab. 44 Memenuhi undangan penting
45 Bab. 45 Melupakan janji
46 Bab. 46 Jenjang pernikahan
47 Bab. 47 Tempat tinggal baru
48 Bab. 48 Terbongkar
49 Bab. 49 Merasa di kecewakan
50 Bab. 50 Satu atap tiga hati
51 Bab. 51 Kehadiran yang tidak di hargai
52 Bab. 52 Kesedihan yang tak terbendung
53 Bab. 53 Hidup baru
54 Bab. 54 Antara bahagia dan sedih
55 Bab. 55 Meminta Restu
56 Bab. 56 Berkeliling
57 Bab. 57 Perubahan Aris (S2) - ROMANSA CINTA SEGITIGA
58 Bab. 58 Ancaman untuk Aris
59 Bab. 59 Musibah
60 Bab. 60 Desa Sungai makmur
61 Bab. 61 Hari pertama di kampus baru
62 Bab. 62 Pekerjaan
63 Bab. 63 Mencari perhatian
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab. 1 Hari pertama bekerja
2
Bab. 2 Keributan di restauran
3
Bab. 3 Meninjau lokasi baru
4
Bab. 4 Hari bahagia
5
Bab. 5 Keindahan pulau Bali
6
Bab. 6 Pertemuan tidak disengaja
7
Bab. 7 Malam syahdu
8
Bab. 8 Taktik pertama Elena
9
Bab. 9 Berkunjung ke restauran
10
Bab. 10 Tiba di rumah kakak
11
Bab. 11 Menggagalkan rencana
12
Bab. 12 Kelicikan harus dibayar dengan kelicikan
13
Bab. 13 Bahagia
14
Bab. 14 Kekesalan Elena
15
Bab. 15 Tentang rujak
16
Bab. 16 menyelesaikan kesalahpahaman
17
Bab. 17 Keselamatan Evi dan kandungannya
18
Bab. 18 Berkunjung ke rumah Aji
19
Bab. 19 Menjaga Aris
20
Bab. 20 Perasaan cinta
21
Bab. 21 Ronald Reagan
22
Bab. 22 Waktu yang berjalan cepat
23
Bab. 23 Perkembangan butik
24
Bab. 24 Surprise berujung maut
25
Bab. 25 Kesedihan tanpa batas
26
Bab. 26 Sadar dari pingsan
27
Bab. 27 Tempat tinggal sementara
28
Bab. 28 Pria cuek
29
Bab. 29 Menunggu Meera
30
Bab. 30 Mencari perhatian
31
Bab. 31 Drama di pasar
32
Bab. 32 Menyingkirkan penghalang
33
Bab. 33 Mencari keberadaan Aris
34
Bab. 33 Menemui Aji
35
Bab. 35 Pengakuan
36
Bab. 36 Bertemu teman lama
37
Bab. 37 Tidak ada paksaan
38
Bab. 38 Kejadian di taman
39
Bab. 39 Memasak untuk Aji
40
Bab. 40 Menonton film horor
41
Bab. 41 Mulai terbuka
42
Bab. 42 Membuka lembaran baru
43
Bab. 43 Memulai hari dengan senyuman
44
Bab. 44 Memenuhi undangan penting
45
Bab. 45 Melupakan janji
46
Bab. 46 Jenjang pernikahan
47
Bab. 47 Tempat tinggal baru
48
Bab. 48 Terbongkar
49
Bab. 49 Merasa di kecewakan
50
Bab. 50 Satu atap tiga hati
51
Bab. 51 Kehadiran yang tidak di hargai
52
Bab. 52 Kesedihan yang tak terbendung
53
Bab. 53 Hidup baru
54
Bab. 54 Antara bahagia dan sedih
55
Bab. 55 Meminta Restu
56
Bab. 56 Berkeliling
57
Bab. 57 Perubahan Aris (S2) - ROMANSA CINTA SEGITIGA
58
Bab. 58 Ancaman untuk Aris
59
Bab. 59 Musibah
60
Bab. 60 Desa Sungai makmur
61
Bab. 61 Hari pertama di kampus baru
62
Bab. 62 Pekerjaan
63
Bab. 63 Mencari perhatian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!