Satu Minggu kemudian, sepasang pengantin baru itu sudah berada di Bali. Mereka menikmati keindahan pantai, keduanya pun menyusuri pasir dan ingin melihat senja terbenam sore ini. Senyuman bahagia terus terpatri di kedua sudut bibir mereka. Tawa dan canda membuat waktu sangat cepat berputar. Kebahagiaan terasa menyelimuti rumah tangga yang baru saja di bangun.
"Mas, udaranya sangat segar sekali ya?" ucap Evi menghirup udara dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.
"Aku ikut bahagia jika melihatmu senang seperti ini, sayang." balas Aji dengan perkataan romantis.
Mereka saling berpelukan dan tak lama kemudian, senja muncul membuat keduanya terbawa oleh suasana.
Malam hari, Aji bersama Evi keluar dari kamar untuk makan malam. Namun, saat mereka ingin masuk ke cafe yang ada di sekitaran resort, Evi kaget karena seseorang menabrak pundaknya hingga dia oleng ke samping. Untung saja Aji dengan cepat menangkap tubuh Evi, jika tidak pasti wanita itu sudah jatuh di lantai.
"Sayang, kamu tidak pa-pa?''
Evi mengangguk, dia memegangi pundak dan melirik wanita yang berada di depannya.
"Maaf," ucapan maaf dari wanita tersebut, suaranya tidak terlalu jelas karena dia memakai masker, tetapi Evi sedikit jelas mendengarnya.
"Sekali lagi kalau jalan hati-hati,"
Wanita itu mengangguk, dia menatap ke arah Evi dan Aji yang sudah pergi menjauh darinya. Dia membuka masker, dahinya mengerut akibat melihat wanita tadi. Wajahnya sangat cantik, itulah pikir sang wanita. Tetapi, dia seperti mengenal pria yang bersama wanita tersebut.
''Kenapa aku seperti mengenal pria itu? Dia, sangat mirip sekali dengan Mas Aji. Apa jangan-jangan, dia memang benar Mas Aji!" wanita itu mencari keberadaan orang yang tadi dia tubruk, tetapi sudah tidak terlihat. Dirinya berdecak kesal dan pergi dari sana.
Elena Bexxa, gadis cantik berusia dua puluh delapan tahun, memiliki postur tubuh yang indah, rambut panjang bergelombang, dan senyum yang manis, dia adalah teman sekolah Aji Pranata. Sedari dulu saat mereka masih bersekolah, Elena sudah jatuh cinta pada pandangan pertama. Tetapi, sayangnya Aji tidak merespon gadis itu.
Mereka pun berpisah setelah Elena memutuskan untuk melanjutkan studi di kota B, tempat kelahirannya. Dan sekarang, dia kembali melihat pria yang dulu dia cintai hingga saat ini, tetapi pria itu sudah menggandeng wanita lain.
"Jika benar itu Aji, lalu siapa wanita itu? Apa Mas Aji sudah menikah? Tidak-tidak, bagaimana jika Mas Aji memang benar sudah berkeluarga? Cintaku akan hilang selama-lamanya, oh tidak mungkin!" Elena merebahkan diri di ranjang. Dia memejamkan mata sesaat dan berniat mencari keberadaan Aji besok.
"Aku harus mengetahui semuanya, meskipun itu bukan Mas Aji karena kami sudah hampir dua belas tahun tidak bertemu. Aku akan mencarimu, Mas. Tunggu kedatanganku," Elena bertekad.
****
Pagi harinya, Elena dengan cepat keluar dari kamar. Dia ingin pergi ke pantai menikmati cuaca indah pagi ini, sekaligus untuk berjemur berhubung jam masih berada di angka tujuh.
Gadis itu merebahkan diri, dia tersenyum manis ketika merasakan panasnya matahari yang masuk ke dalam pori-pori. Tentu saja hal ini tidak akan membuat kulitnya hitam, karena dia berjemur di pagi hari.
Sekitar satu jam, Elena berniat membeli es kelapa muda. Namun, langkahnya terhenti ketika dia melihat pria yang ditemui malam kemarin. Dirinya memicing tajam, dia pun berjalan ke arah pria itu.
Sesampainya di dekat Aji, Elena langsung menyapa.
"Mas Aji?" sapanya membuat Aji menoleh, gadis itu tersenyum manis karena sang pria melihat ke arahnya.
****
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments