Dilema Dalam Pernikahan
Suara kicauan burung terdengar sangat ramai di telinga, bahkan kokok ayam pun ikut berbunyi di pagi hari yang cerah ini. Hal itu membuat seorang gadis yang masih bergelung di dalam selimut menyibakkan penutup tubuhnya itu. Dia menggeliat, mengerjap sesaat dan kemudian menatap sinar mentari dari celah tirai jendela kamarnya. Sesaat kemudian senyumnya terbit, dia mengingat jika hari ini adalah hari pertamanya bekerja. Ya, tentu saja dia sangat bahagia.
Perlahan kakinya turun hingga menapaki lantai, sepasang kaki jenjang itu pun melangkah dengan anggun menuju kamar mandi. Sesaat kemudian, dirinya telah selesai membersihkan diri dan bergegas memakai baju sebelum terlambat pergi ke restauran. Ya, orang tua Evi memintanya agar dia bekerja menjadi pramugari. Namun, Evi menolak dan enggan menjalankan pekerjaan itu.
Setelah selesai berganti, Evi keluar dari kamarnya. Dia terlihat sangat cantik sekali saat ini, kulitnya yang putih, di balut oleh pakaian kemeja berwarna Coksu dan celana jeans model perut. Tak lupa dia memakai heels dengan tumit 5cm dan rambutnya yang panjang di gerai begitu saja, gelombang di rambut bawahnya sangat indah dan siapapun pasti ingin memiliki model rambut seperti itu.
"Pagi, Ma." sapa Evi setelah sampai di meja makan.
Halimah— Mama Evi, tersenyum manis ketika sang putri mengecup pipi kirinya.
Evi pun duduk di sebelah Halimah, dia mengambil piring dan mengisinya dengan satu centong nasi goreng ayam kampung.
"Ma, bagaimana sekolah Lusi?" tanya Evi di sela-sela kunyahan.
"Semuanya baik dan lancar, Nak. Adik kamu itu selalu menghubungi Mama dan mengatakan keadaannya disana." jelas Halimah.
"Baguslah, aku merasa tenang. Aku harap, Lusi bisa segera lulus dan melanjutkan kariernya di dunia penerbangan."
Selesai sarapan, Evi langsung berpamitan dan dia pergi menaiki mobil peninggalan sang Papa. Dirinya melajukan mobil itu dan melambaikan tangan kepada Halimah.
"Semoga saja pekerjaan Evi lancar," doa Halimah sambil melihat mobil putrinya yang telah menjauh.
Evi terus melajukan mobil dengan kecepatan sedang, hingga tidak terasa akhirnya dia sampai di restauran tempatnya bekerja. Gadis itu memarkirkan mobil, dia turun dari sana dan berdiri di samping kendaraannya tersebut. Evi menatap gedung mewah dan besar yang ada di hadapannya, restauran itu adalah tempat kuliner paling besar nomor 3 Asia. Tentu saja sangat megah dan mewah.
Disinilah Evi akan mulai bekerja sebagai seorang manager. Sejujurnya dia ingin menjadi koki, tetapi sayangnya yang di perlukan restauran adalah jabatan manager. Evi masuk ke dalam restauran itu, dia tersenyum ramah kepada semua orang yang berlalu lalang disana.
"Selamat pagi, apa Pak Aji ada di dalam?" tanya Evi pada salah satu pegawai.
"Oh, Pak Bos ada di dalam, Bu. Silakan langsung ke ruangannya saja." ujar sang pegawai.
Mereka sudah tahu jika Evi adalah anggota baru di restauran itu, maka mereka tidak banyak tanya dan langsung menjawab pertanyaan Evi.
Bunyi heels Evi membuyarkan konsentrasi Aji Pranata, pemilik restauran tersebut. Seketika, Aji pun menoleh ke arah pintu saat dia mendengar suara seorang wanita.
"Permisi, Pak. Apa saya boleh masuk?" tanya Evi yang telah berdiri tegap di ambang pintu.
"Masuk saja," jawab Aji tersenyum tipis.
Evi melangkah masuk, lalu dia duduk di bangku yang berseberangan dengan Aji.
"Saya tidak terlambat 'kan, Pak?" Evi pun berbasa-basi.
Aji menggeleng. "Masih ada sisa waktu lima belas menit lagi masuk kerja, saya sangat senang dengan kehadiran kamu yang ternyata benar on time."
"Mana mungkin saya berani datang terlambat, Pak."
"Good," jawab Aji singkat, dia menyodorkan map berisi kertas penting. Disana berisi surat kontrak, masalah gaji, dan proposal penting lainnya.
"Kamu bisa membaca semuanya terlebih dahulu, cara kerja dan tugas kamu juga sudah di rangkum di dalam sana." ujar Aji menunjuk map.
"Baik, Pak. Saya akan membacanya, kalau begitu saya permisi. Mari!" Evi beranjak dari kursi dan setelah mendapat anggukan dari Aji, dia pun segera pergi dari sana.
Setelah pintu ruangan tertutup, Aji tersenyum sambil menggelengkan kepala. Entah mengapa sejak pertama kali bertemu dengan Evi, dadanya bergetar lebih kencang.
•
•
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
mama Al
hai aku yang di FB tadi
2023-05-10
1