Jaksa menyatakan Billy dan 4 orang temannya termasuk Zen, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dan juga turut serta melakukan beberapa perbuatan dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan atau mentransmisikan serta membuat dapat diaksesnya informasi elektronik atau dokumen elektronik yang memiliki muatan perjudian.
Akhirnya, vonis pun dijatuhkan oleh majelis hakim kepada Zen dan teman-temannya yang merupakan koordinator dan admin judi online tersebut. Billy divonis 18 bulan penjara. Sedangkan Zen mendapatkan hukuman 10 bulan penjara.
Lelaki yang harusnya telah meraih gelar Sarjana Ilmu Politik tersebut kini harus meringkuk di dalam. Ini adalah pengalaman pertama bagi Zen. Ia harus mendekam di penjara selama 8 bulan karena denda yang dibayarkan oleh Bu Nuril maka ia mendapatkan keringanan nasa tahanan selama 2 bulan.
Di balik jeruji besi tersebut Zen teringat Mamanya, seorang perempuan yang telah melahirkan dirinya, yang selalu membela dirinya dan yang paling penting selalu memuji nya. Hal yang tak ia dapatkan dari Pak Ahmed selaku Ayahnya.
Biasa hidup bebas, mewah. Zen merasa sulit beradaptasi hidup di sebuah bangunan yang super ketar. Tiap blok ada tembok beton dan tembok baja sendiri. Satu blok yang terdiri sampai 2 lapis pagar. Satu bulan disana, saat ia mulai bersikap baik. Zen pun mengikuti sebuah pelatihan keterampilan yang diadakan oleh pihak tahanan. Zen memilih teknisi perawatan sepeda motor. Ia begitu menekuni hal itu, karena itu yang ia inginkan dari dulu. Ia selama ini hanya mengikuti kemauan Pak Ahmed. Disaat tamat SMP, Zen ingin sekali sekolah di SMK bukan SMA.
Namun karena Pak Ahmed, lagi dan lagi. Zen melakukan yang diinginkan orang tuanya. Tanpa Pak Ahmed tahu bahwa Zen tak tertarik dengan teori. Bungsu pak Ahmed itu lebih tertarik dengan semua yang berkaitan dengan otomatif dan praktek. Bahkan ketika kuliah pun ia masih mengikuti keinginan Pak Ahmed. Jurusan Politik, padahal ia tak menjiwai.
Saat Zen mampu memperbaiki satu mesin motor yang di berikan oleh mentornya, Ia begitu merasa puas. Apalagi pengakuan dari mentornya.
"Wah mas Zen. Keluar dari sini, mas Zen bisa buka bengkel. Ini baru sebulan apalagi 8 bulan. Nanti saya bantu kalau sudah keluar dari sini." Ucap Pak Leo yang merupakan mentor untuk bagian teknisi otomotif.
"Terimakasih Pak. Saya akan bersungguh-sungguh." Ucap Zen semangat.
'Keluar dari sini, gue bakal sukses. Gue harus belajar beneran selama disini.' Ucap Zen dalam hatinya.
Hari-hari dilalui Zen penuh warna. Ia bahkan harus merasakan makan seadanya dengan para napi yang lain. Bahkan bukan hanya kemampuan untuk memperbaiki motor. Ia pun mendapatkan ilmu mencuri motor lewat cerita tahanan yang merupakan kasus curanmor.
Saat selesai acara senam pagi di hari jumat. Mereka duduk santai di salah satu ruangan.
"Lo dulu gimana buka kunci motornya?" Tanya salah seorang tahanan yang berwajah tampan. Zen bahkan tak percaya jika dia adalah pencuri motor.
"Gue pakai kunci T. Pokoknya mau dibilang jadul cara gue itu, tapi buktinya gue udah bisa dapetin banyak hasil dari situ. Anak gue di kampung bahkan udah mau wisuda. Apes gue kemarin, makanya ketangkep." Ucap Pak Gogon yang merupakan tahanan baru di Blok G.
"Lah kalau elo Jum?" Tanya Pak Gogon pada Jum.
"Gue pakai cairan Setan. Nah sialnya gue, gue ga lihat kalau cakram nya di gembok. Gu bobol kuncinya. Cakram di gembok. Ya bonyok gue hajar masa." Ucap Jum yang mukanya lebam karena di hajar masa saat tertangkap basah mencuri motor di pasar.
Zen hanya mengamati cerita mereka. Ia hanya tersenyum menanggapi cerita para tahanan itu.
'pantas orang keluar dari penjara bisa tambah lincah kalau keluar. Gue mah tobat balik lagi ke tempat ini.' Batin Zen.
"Heh! lo kenapa senyum-senyum? Hah? Ngejek Lo? Lo kasus apa?" Tanya Pak Gogon yang kesal karena Zen dari tadi hanya tersenyum.
"Bukan Om. Gue cuma mikir, gue dapat ilmu baru dari sini. Kemarin gue kasus judi online. Sekarang gue dapet ilmu baru. Ilmu nyuri motor." Ucap Zen.
Beberapa lelaki itu pun tertawa.
"Sini gue ajarin ya. Kemarin gue dapat dari temen gue. Tapi bisa bareng temen. Ga bisa sendiri. Penting tuh motor ga di kunci stang. Lo dorong step tuh motor. Jadi orang ga curiga." Ucap Pak Jum.
Tiba-tiba Pak Gogon menjawab dengan angkuh.
"Kagak canggih.. Bisa mati digebuk kalau motornya ada alarm nya. Gue pernah hampir ketangkep." Ucap Pak Gogon.
Ada yang lebih canggih. Ucap Zen sambil tersenyum. Ia pernah melihat ini terjadi di lingkungan kost an Zaki ketika di tinggal mudik.
"Pakai truk. Motornya diangkat ke truk. Tapi dengan syarat penghuni atau lingkungan sepi. Pas orang mudik. ini yang cocok untuk menjalankan misi." Ucap Zen.
Ke empat orang yang merupakan ahli curanmor melongo tak percaya. Itu ide gila yang pernah mereka dengar.
"Truknya?"
"Kalian bisa patungan beli atau nyewa.... Kan masuknya bareng. Besok keluar janjian.... " Ucap Zen seraya berlalu. Ia ingin pergi ke ruangan pelatihan. Hari ini ia akan diajari membenarkan motor matic.
Begitulah hari-hari dilalui Zen di dalam penjara. Ia belajar dengan tekun. Semua informasi yang ia dapati, ia rekam untuk kelak menjadi pelajaran dirinya. Ia bertemu banyak tahanan dengan latar belakang kasus berbeda. Dari curanmor, judi online, penipuan bahkan beberapa kasus pem bu nu han pun ada.
Hari berganti minggu hingga tiba bulan yang di nanti Zen. Bulan itu ia bebas. Bu Nuril telah menjemput dirinya. Namun tidak ditemani Pak Ahmed.
"Pulang lah Zen." Pinta Bu Nuril.
"Tidak Ma. Aku tidak akan pulang sebelum membuktikan pada Papa bahwa aku mampu berdiri di atas kaki ku sendiri." Tolak Zen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
Alhamdulillah
byk ilmu yg didapat...
pastinya yg baik& bermanfaat ya Zen
No curi curian.... 🥰🤣
2023-08-12
0
Mukmini Salasiyanti
Zen....
Gak satu sel ma Bram kan????
🤣🤣🤣🤣
jd teringat Babang Bram....
2023-08-12
1
Wulan Dary
di bab ini aq jadi melow 😢😢😢
2023-06-09
2