Mitha yang saat itu sedang bersiap untuk berjualan tercengang mendengar suara teriakan sang ibu mertua di pagi hari. Suatu hal yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Ibu mertuanya itu biasa akan mencarinya siang hari atau saat sang suami membuat ulah di rumah utama.
"Iya, Ma? Ada apa?" sahut Mitha bertanya pada sang mertua.
"Sekarang kamu masak untuk sarapan! Cepat! Jalan saja kek siput," bentak sang ibu mertua saat melihat Mitha berjalan dengan gontai.
Kue yang dibuatnya hari ini lebih banyak dari hari-hari biasa. Hal ini dikarenakan ada anak kos yang meminta dia untuk datang lebih pagi ingin memborong kuenya. Jika dia harus mengikuti perintah sang mertua terlebih dahulu, kemungkinan besar dia akan terlambat datang dan anak kos itu sudah berangkat ke sekolah.
Mitha berjalan gontai menuju dapur, pikirannya menerawang ke kue yang telah dibuat dengan susah payah itu akan diapakan nantinya. Gadis itu menghirup udara sampai memenuhi paru-paru lalu mengeluarkannya secara perlahan agar kekesalan yang dirasakan saat ini menghilang.
Istri Marcelo itu mulai mengeksekusi beberapa sayuran dan daging serta ikan yang diambilnya dari kulkas. Setelah semua sayuran tercuci bersih. Gadis itu mulai memasak semua bahan masakan sesuai keinginannya.
Menantu keluarga Weasley itu sudah pandai masak walaupun umurnya masih muda. Hal ini dikarenakan sejak kecil dia sudah terbiasa membantu sang ibu memasak. Alasan utama Rosita selalu menyuruh menantunya itu masaka karena cita rasa masakannya sangat pas di lidah semua penghuni rumah utama.
Tepat jam delapan pagi Mitha selesai masak dan menghidangkan masakannya di meja makan. Setelah semua terhidang, gadis itu bergegas pulang ke paviliun hendak menjual kue buatannya. Berharap masih menjadi rejekinya walau kesiangan.
Sesampainya di paviliun ternyata kue-kue dalam kotak itu hilang. Tidak itu saja, sang suami yang masih labil itu juga menghilang entah kemana. Gadis itu memutuskan mencari sang suami di area rumah terlebih dahulu, baru kemudian keluar area rumah besar itu.
Setengah jam mencari sang suami, tetap saja suaminya yang aneh tapi nyata itu belum juga ditemukan. Mitha yang panik memikirkan keadaan sang suami. Dia tidak ingin kembali menemukan suaminya babak belur seperti beberapa hari yang lalu.
Berita jika anak kedua Weasley mengalami gangguan jiwa sudah terdengar oleh beberapa orang, sehingga saat Marcelo keluar dari rumah dia dibully. Bukan tidak mau membela diri diperlakukan kejam oleh mereka. Melainkan malas menambah masalah, bukan tidak mungkin dia akan dituntut oleh orang-orang itu atau lebih parah lagi dia dimasukkan ke rumah sakit jiwa.
Jika sampai orang itu menuntutnya, maka istrinya yang akan menanggung semua akibat yang tidak pernah dilakukan. Marcelo tidak akan tega melihat itu. Lebih baik dia yang merasakan sakit dari pada sang istri tercinta.
"Mitha, lihat kue kamu sudah habis terjual! Ini uangnya," seru Celo seraya mengangsurkan satu plastik uang pada sang istri.
Mitha yang sedang duduk melamun di teras sambil menopang dagu terkejut mendapati suaminya pulang dengan wajah ceria. Ternyata suaminya itu berjualan tanpa dirinya. Celo memang kadang ikut berjualan keliling komplek.
"Kakak dari mana? Kenapa pergi tidak pamit? Kamu bikin aku khawatir sampai sesak rasanya dadaku," berondong Mitha dengan derai air mata.
Celo yang melihat sang istri menangis, kembali menyimpan uang yang tadi dia angsurkan. Setelah itu menarik sang istri ke dalam pelukannya.
"Kenapa menangis, hmm? Aku sudah di sini, di depan kamu loh," tanya Celo menahan tawanya, tidak biasanya sang istri bertingkah ekspresif.
Marcelo menggiring sang istri untuk masuk ke dalam paviliun agar tidak menjadi tontonan para pekerja orang tuanya. Mitha pun menurut, melangkah kakinya ke dalam kamarnya.
Setelah masuk, Minta diminta duduk oleh Celo. Sementara laki-laki itu berjalan ke sudut kamar yang berfungsi sebagai dapur. Dia mengambil segelas air putih dan memberikan pada sang istri agar diminum.
Laki-laki itu duduk di samping istrinya, menatap penuh tanya. Laki-laki itu heran karena sang istri tiba-tiba saja menangis saat dia pulang berjualan.
"Kamu kenapa menangis? Apa aku ada salah?" Celo kembali melontarkan pertanyaan pada sang istri demi mendapatkan jawaban atas rasa penasarannya.
"Aku mencari kamu kemana-mana tapi tidak ketemu. Aku takut terjadi sesuatu pada kamu," jawab Mitha setelah menghabiskan air dalam gelas yang tadi diberikan oleh sang suami.
Marcelo terkekeh mendengar jawaban sang istri. Begitu cintanya gadis itu padanya sampai-sampai keluar sebentar saja sudah dicemaskan. Sungguh dia sangat bersyukur bisa mengenal dan menikahi wanita di sampingnya itu.
Sebenarnya dulu dia hanya merasa kasihan melihat Mitha yang sering berlari dari halte menuju sekolahan agar tidak terlambat. Berawal dari rasa kasihan dia mendekati gadis itu, lambat laun menjadi lebih dekat timbullah rasa kagumnya pada murid tetangga sekolahnya. Kini, dia merasa bersyukur bisa menikahi gadis itu.
Sungguh nikmat mana lagi yang didustakan. Walaupun istrinya itu berasal dari keluarga sederhana, akhlak dan kecerdasan otaknya sangat luar biasa. Walau memiliki kecerdasan otak yang lebih dari rata-rata, gadis itu masih polos belum terkontaminasi pergaulan anak sekarang.
"Mitha! Mitha!" Rosita kembali berteriak menyerukan nama sang menantu dengan emosi yang membara.
Mau tidak mau, Mitha pun beranjak dari duduknya akan menemui sang mertua tetapi dilarang oleh sang suami. Marcelo menyuruh istrinya kembali duduk. Lelaki yang dianggap gila itu yang akan menghadapi sang ibu yang selalu bersikap semena-mena terhadap dia dan istrinya.
Anak pasangan Rosita dan Damian Weasley itu membuka pintu lalu keluar menemui wanita yang telah melahirkannya. Mulai hari ini dia akan memasang badan agar sang istri tidak ditindas lagi oleh ibunya. Dengan langkah tegap dia menghampiri sang ibu.
"Ada apa Mami mencari istriku? Dia sedang istirahat karena kelelahan setelah mengerjakan pekerjaan dari Mami." Marcelo dengan tenang bertanya pada sang ibu.
"Suruh dia belanja ke pasar, membeli keperluan dapur komplit. Surti sudah menunggu dia sejak tadi," ujar Rosita dengan angkuhnya.
"Masih ada Tinah yang akan menemani Bi Surti. Biasanya juga si Parjo yang nemenin. Kenapa jadi istriku?" jawab Celo melayangkan protesnya.
"Parjo akan mengantarkan Mami ke salon. Tina jaga rumah. Belanjaan Surti banyak jadi harus ditemani. Suruh istri kamu cepat ke rumah utama, sudah ditunggu Surti." Rosita menjelaskan pembagian tugas sesuka hatinya.
Laki-laki itu tetap tidak mengizinkan sang istri keluar rumah sehingga terjadilah perdebatan antara ibu dan anak itu. Suara mereka terdengar oleh Mitha dan beberapa penghuni rumah utama. Namun, tidak ada satu pun yang berani melerai karena ibu dan anak itu sama-sama keras kepala dan tidak ada yang mau mengalah.
Mitha terpaksa keluar karena keributan itu tidak berhenti padahal tiga puluh menit telah berlalu. Gadis itu bermaksud melerai keduanya. Namun, Rosita dengan gerakan cepat mendorong menantunya sampai jatuh.
Marcelo yang tidak terima sang istri disakiti oleh ibunya, langsung membanting apa saja yang ada di dekatnya. Laki-laki muda itu masuk ke rumah utama dan mengamuk, merusak dan menghancurkan barang-barang yang dekat dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
ℳℯ𝓁𝒶𝓃
gemes sama Rosita , udh anak sama mantu gak d kasih duit buat makan tapi masih d suruh2 hadeuh
aku dukung cello ngamokk ngerusak barang2 d. rumah utama , lanjutkan wkwkwk
2023-06-01
1
yuni kazandozi
kayaknya celo itu waras,ga gila,ibunya az yang terlalu egois,main seenak hatinya sendiri
2023-05-25
1
CebReT SeMeDi
Umur baru 18 taun udh begini nasibmu mit, kesian bgt
2023-05-21
2