Cinta Gila
Mitha gadis manis, anak pasangan Bapak Cakrawala dan Ibu Sekar, dia masih duduk di bangku SMA kelas sepuluh di sebuah SMA Negeri. Setiap hari dia pergi dan pulang ke sekolah dengan naik angkutan. Ayahnya hanya buruh pabrik dan ibunya seorang penjahit di butik terkenal di kota itu.
Gadis itu sering terlambat sampai sekolah karena harus menunggu angkot yang kadang sudah penuh sesak sampai di tempatnya, sehingga harus menunggu angkot berikutnya. Namun begitu tidak menyurutkan semangatnya untuk menuntut ilmu. Seperti biasa, jika dia terlambat maka akan berlari dari halte sampai gerbang sekolah yang berjarak dua ratus meter.
Saat berlari, tiba-tiba ada motor berhenti di sampingnya.
“Ayo ikut! Nanti keburu terlambat,” ucap seseorang dibalik helm.
Dengan patuh, Mitha naik ke boncengan motor itu.
“Anak Smanu, ‘kan?” tanya orang itu lagi dan langsung diiyakan oleh gadis itu. Smanu adalah singkatan dari nama sekolah Mitha, SMA Negeri Dua.
Motor pun langsung melesat dan berhenti di depan gerbang sekolah SMA Negeri Dua. Mitha bergegas turun dan mengucapkan terima kasih tanpa menatap wajah laki-laki yang menolongnya.
Dari seragam yang dipakai laki-laki itu, Mitha tahu jika dia anak SMA yang bangunan sekolahnya nempel dengan sekolah dia. Namun, dia tidak berani melihat ke wajah laki-laki itu. Tanpa dia tahu, jika si laki-laki sudah lama memperhatikannya.
Hal itu sering terulang seiring berjalannya waktu. Setiap kali Mitha kesiangan dan hampir terlambat, Celo sudah siap sedia menunggu di halte untuk memboncengkan gadis cantik itu sampai depan gerbang sekolah. Keduanya pun menjadi semakin akrab walau hanya bertemu sesekali, kemudian berkenalan.
Seiring berjalannya waktu karena sering berinteraksi keduanya pun menjalin kasih. Mereka kemudian berpacaran walau mereka beda sekolah dan tingkatan kelas. Marcelo saat ini duduk di kelas dua belas, sedang Mitha kelas sepuluh.
Satu bulan setelah jadian, Marcelo yang sudah duduk di bangku kelas dua belas lebih sibuk dibanding hari-hari biasa karena menyambut ujian kelulusan. Kedua insan itu tidak pernah bertemu lagi walau hanya sekedar berpapasan apalagi bertegur sapa.
Celo sibuk dengan persiapan ujian kelulusan nya, sedangkan Mitha harus sering libur karena ruang kelas dipakai untuk ujian anak-anak kelas dua belas. Dua insan itu berpisah tanpa kabar, walaupun begitu mereka tidak saling melupakan.
Ujian akhir kelulusan telah usai, kini anak-anak kelas sepuluh dan sebelas sedang menghadapi ujian kenaikan kelas. Mitha mengesampingkan rasa penasarannya akan kabar sang kekasih. Dia harus fokus pada ujian kenaikan kelas agar bisa mendapatkan nilai terbaik demi beasiswanya agar tidak dicabut.
Waktu terus berjalan, kini Mitha telah lulus SMA, sudah dua tahun lamanya dia tidak pernah bertemu dengan Marcelo. Ada rindu menelusup dalam kalbu, menggebu ingin bertemu. Namun, apalah daya, keinginan itu tidak akan pernah terwujud dalam batas waktu yang tidak diketahui kapan.
Setiap ada kesempatan, Mitha selalu mencari informasi tentang sang kekasih. Gadis itu bahkan rela mendatangi daerah di mana Celo tinggal. Akhirnya, dia mendapat informasi jika Celo mengalami gangguan jiwa, tanpa dia tahu apa penyebabnya.
Walaupun mendengar kabar sang kekasih mengalami gangguan mental, gadis itu tetap mencintainya. Gadis itu nekat mendatangi rumah Marcelo dengan menaiki sepedanya, hanya untuk bertemu dengan pujaan hati.
Tidak mudah untuk masuk ke dalam rumah mewah itu. Hanya orang yang sudah membuat janji atau sudah dikenal baik yang diizinkan masuk. Namun, Mitha tidak patah semangat ketika harus menunggu lama di depan pintu gerbang yang menjulang tinggi. Setelah menunggu selama setengah jam gadis itu baru diizinkan masuk.
Mitha dipertemukan dengan nyonya rumah di istana itu. Wanita itu masih terlihat seperti anak kuliahan di umur empat puluh. Wajahnya tampak angkuh dan sombong.
“Aku dengar tadi kamu bilang pacar Celo. Sudah berapa lama kamu mengenalnya? Berani sekali gadis gembel seperti kamu mengaku pacar anakku,” cerca Rosita Weasley, ibu Marcelo Weasley.
“S-sejak tiga tahun yang lalu. Setelah Kak Celo lulus, kami tidak pernah bertemu atau pun bertukar kabar,” jelas Mitha dengan terbata karena diliputi rasa takut.
Nyonya Rosita mengajak Mitha ke halaman belakang. Dia ingin menunjukkan keadaan anaknya pada gadis miskin itu. Wanita itu berhenti tepat di depan sebuah kamar yang pintunya sedikit terbuka.
“Seperti itu keadaan dia sekarang. Apa kamu masih mencintainya?”
“Apapun keadaannya, saya tetap mencintai dia, Nyonya,” jawab Mitha dengan wajah tertunduk.
Nyonya Rosita mengangguk mendengar jawaban gadis di depannya. Tiba-tiba saja wanita itu memiliki rencana. Tentu saja rencana untuk kebaikan dia semata.
Nyonya Rosita menyuruh Mitha untuk berbicara dengan anaknya, lalu meninggalkan keduanya di dalam kamar berukuran empat kali lima itu. Wanita itu sengaja pergi untuk memulai menjalankan rencananya.
Dua insan itu ngobrol seperti orang pada umumnya. Tidak ada tanda-tanda orang gila dalam setiap ucapan yang terlontar dari bibir Celo. Mereka membicarakan pilihan setelah lulus SMA, kuliah atau bekerja. Gadis itu pun bercerita ingin bekerja tetapi belum mendapatkannya, jadi untuk mengisi waktu dia memutuskan kursus memasak.
Celo sendiri sudah setahun ini mengikuti kuliah secara online. Dia tidak pernah keluar rumah walaupun sebentar. Namun, dia tidak bercerita apa yang sedang dialaminya.
Hari berikutnya, di rumah orang tua Mitha sudah ada beberapa orang menunggunya pulang dari tempat kursusnya. Mereka adalah keluarga Weasley yang datang hendak melamar Mitha untuk Celo.
Gadis itu tidak diberi kesempatan untuk menjawab karena orang tuanya sudah menerima lamaran itu. Nyonya Rosita ternyata mengambil gambar dirinya dan Celo ngobrol di dalam kamar hanya berdua. Dalam foto itu keduanya tampak seperti orang yang berciuman, padahal tidak.
Dengan alasan menjaga nama baik keluarga, Nyonya Rosita dan Tuan Damian Weasley ingin segera menikahkan Celo dengan Mitha. Mereka tidak peduli dengan kesiapan dua sejoli itu untuk berumahtangga. Yang ada dalam benak dua orang itu hanyalah melakukan apa saja demi nama baik keluarga.
Akhirnya, Celo dan Mitha menikah keesokan harinya. Berhubung mendadak dan untuk menutup aib, mereka menikah secara siri dan tanpa adanya pesta. Acara pernikahan mereka sangat sederhana dengan mahar uang sejumlah delapan juta dan satu set perhiasan emas dua puluh empat karat seberat seratus gram.
Setelah menikah Celo dan Mitha tinggal terpisah dengan kedua orang tuanya. Mereka tinggal di paviliun yang berada di lingkungan kediaman Weasley. Mereka tidak diizinkan masuk ke rumah utama kecuali dipanggil oleh nyonya Rosita atau tuan Damian.
Meskipun mereka diberikan tempat tinggal, untuk biaya hidup dan lainnya mereka harus berusaha sendiri. Berhubung Celo dalam keadaan tidak memungkinkan untuk bekerja, maka Mithalah yang bekerja mencari nafkah. Tidak adanya pengalaman kerja membuat gadis itu sulit mendapatkan pekerjaan.
Akhirnya berbekal uang mas kawin, Mitha membuat kue untuk dijual berkeliling menggunakan sepeda. Sepeda butut yang dipakai untuk kursus, dia bawa ke tempat tinggalnya sekarang. Setiap hari tanpa lelah dia mengurus rumah dan berjualan kue hasil tangannya sendiri.
Siang ini, kue buatan Mitha sudah terjual habis. Gadis itu pun pulang dengan hati senang karena bisa mendapatkan uang yang lumayan. Dia mengayuh sepedanya memasuki pintu pagar kecil sebagai akses satu-satunya dengan dunia luar.
"Dari mana saja kamu? Suami sakit tidak diurus malah ditinggal keluyuran. Lihat suami kamu telah merusak tamanku, sekarang kamu ganti semua kerusakan itu!" ucap nyonya Rosita tanpa belas kasihan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
SoVay
weehh, semangat thor
2023-06-05
0
ℳℯ𝓁𝒶𝓃
penasaran kenapa cello jadi gila ..
ini mah yg gila emak nya cello deh 😅
2023-06-01
1
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
naik angkot saat masa sekolah itulah yang akan jadi kenangan tersendiri saat kita dewasa dan mungkin bisa jadi bahan obrolan waktu sekolah tersebut mengadakan reuni sekolah lhoooo 😎😎😎
2023-05-30
1