Perdebatan.

"Asalamualaikum, Bunda..." cicit Adam, begitu Dia tiba di rumah dan mendapati sang bunda tengah sibuk di dapur.

''Wa'alaikumsalam sayang, Apa kau sudah datang dan bertemu Haw__, Hawwa sayang Benarkah ini kamu Nak,?'' cicit Yumna begitu senang saat menatap seorang gadis berjilbab pink dan berkacamata bulat tebal, dan jangan lupa gigi kawat hitamnya itu menambah kesan culun pada dirinya. ''Sayang kok, kamu diam saja? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?'' tanya Yumna mendekat.

"I-iya Bunda, maksudnya, Aku Hawwa, Assalamualaikum Bunda, bunda apa kabar?" jawabnya sedikit tergagap, Hawwa pun memeluk dan menyalami tangan Yumna.

"Alhamdulillah… sayang, bunda baik-baik saja, Bagaimana perjalananmu nak,?" tanya Yumna kembali.

"Alhamdulillah, Bun, lancar." Jawab Hawwa bahagia

"Alhamdulillah, Bunda senang dengarnya, Ayo! kemari Sayang, biar Bunda Tunjukkan kamar kamu di mana, setelah membersihkan tubuhmu kamu boleh turun makan setelah itu beristirahatlah! kamu pasti capek karena perjalanan jauh,'' Yumna menuntun tangan Hawwa untuk ikut dengan nya.

''Terima kasih Bunda" setelah selesai menyapa Yumna dan beramah tamah, kini ia tiba di di depan sebuah pintu Ia pun segera masuk ke kamar yang ditunjukkan Yumna tadi, sementara itu Adam dengan wajah yang kusut duduk di depan meja makan.

''Kamu kok masih duduk di sini? Emangnya kamu Tidak ke kantor hari ini?'' tanya Yumna heran.

"Enggak Bun, Adam mau makan, setelah itu Adam mau keluar karena ada hal penting yang ingin Adam urus dulu," terangnya, membuat Yumna mendekat.

"Hal penting apa Adam? dan ya, Kalau kamu emang nggak mau ke kantor kamu di sini aja temenin Hawwa Kasihan Dia kan, Dia baru datang dan Sendiri Lagi, Alaya kan belum pulang Dam,!'' ucap Yumna panjang lebar.

''Bunda saja yang nemenin Dia, Dia kan anak kesayangan Bunda,'' tukas Adam menolak.

''Hus… diam kamu Dam,! kamu dan Alaya anak kesayangan bunda, Bunda juga sayang sama kamu juga Adam, kalian itu semua seperti anak yang lahir dalam kandungan Bunda, kamu ini kenapa sama sepupu saja pakai cemburu seperti itu? Apa kamu masih kesel pada Hawwa dengan apa yang dilakukannya waktu masa kecil dulu? Adam kamu itu udah dewasa nak, sudah dewasa untuk bersikap, Seharusnya kamu berpikir Hawwa tidak mungkin kan akan mengerjaimu lagi, lagi pula Bunda liat Dia itu sepertinya unik dan cantik, juga manis,'' ujar Yumna panjang lebar dan berakhir dengan menggoda nya.

''Sudahlah, Bunda jangan memujinya, lagi pula untuk apa sih bunda mengizinkannya tinggal di sini apa tidak ada tempat lain selain tempat kita ini,''

''Adam jaga cara bicaramu! bagaimanapun dia itu sepupumu,!'' kesal Yumna.

''Tapi Dia kan bisa tinggal di rumah Oma kan? apalagi Oma sudah tua kenapa dia tidak tinggal di sana saja buat jaga Oma sekalian.'' Gerutunya.

''Adam jaga bicaramu! Apa pernah Bunda mengajarkanmu bersifat seperti ini pada tamu, apalagi Dia Adik sepupumu sendiri, Kalau kamu tidak suka dengan Hawwa tidak usah berkata seperti itu, biar bagaimanapun Hawwa adalah anak bunda juga, jadi jangan pernah katakan apapun tentang Hawwa di depan Bunda, Bunda tidak suka, apalagi jika ayahmu mendengar semua itu!'' tegur Yumna panjang kali lebar.

''Hawwa sayang Sejak kapan kau di sini nak?'' Yumna begitu terkejut saat melihat Hawwa yang berdiri mematung tak jauh dari tempat ia berdebat dengan Adam.

''Baru saja Bunda, A-a-aku mam-maksudnya i-itu,'' Adam dan Yumna mengerutkan alis karena entah kenapa tiba-tiba saja Hawwa berubah Gagap padahal sebelum-sebelumnya iya begitu, lancar berbicara, tanpa mereka ketahui kalau sebenarnya Hawwa tadi tengah berbohong karena ia mendengar semua perdebatan antara anak dan ibu itu. Namun bukan menampakkan raut wajah yang kecewa dan terluka Hawwa malah tersenyum penuh arti dengan sikap penolakan Adam padanya.

''Sayang kamu kenapa? Kok,tiba-tiba kamu menjadi Gagap seperti ini,?'' tanya Yumna heran.

''Maaf Bunda, tidak apa-apa tadi Hawwa cuma mau bilang itu, keran di dalam kamar mandi rusak, dan airnya tidak mengalir.'' Terang Hawwa menjelaskan untuk itulah dia kembali dan mendengar semuanya, namun tak di sangka Adam begitu membencinya.

''Astaghfirullah hal adzim, bunda lupa, Oh iya, Tadi bunda sudah menelpon tukang servisnya tapi kenapa belum datang juga ya?

Kamu tunggu sebentar ya sayang... ya sudah bagaimana kalau kamu mandi saja di kamarnya Adam dulu,'' usul Yumna.

''Bunda, kok di kamarnya Adam sih?'' ucap Adam ingin protes.

''Adam, diam kamu,!'' tatap Yumna dengan tatapan tajam.

''Baik Bunda, terima kasih Hawwa pergi dulu ya Assalamualaikum.'' Ucap Hawwa Ia tidak peduli seberapa bencinya Adam pada dirinya, namun ia akan terus berusaha menjadi orang yang suatu saat di cintai oleh Adam seutuhnya.

''Waalaikumsalam sayang…'' jawab uluk salam Yumna. Setelah memakan waktu 15 menit kemudian Hawwa pun keluar dengan balutan baju gamis yang sangat sempurna namun tetap saja bagi Adam Dia nampak biasa saja sedang di dalam hatinya ia masih kesal karena sang bunda masih selalu membelanya hingga sekarang.

''Kak Adam Terima kasih banyak ya,'' ucapnya saat Adam memilih pergi berlalu begitu saja di depannya. ''Untuk apa?'' tanya Adam sambil mengerutkan Alisnya heran.

''Tentu untuk semuanya Kak, untuk hari ini karena Kakak udah menyempatkan diri untuk menjemputku dan juga sudah meminjamkan kamar mandi untuk Hawwa meski dengan tidak ikhlas,'' sindir Hawwa. ''Tahu apa kamu tentang ikhlas? Emangnya kamu bisa melihat aku ikhlas dan tidaknya'' ujarnya kembali menimpali Ia pun memilih berlalu pergi.

''Dengarkan Aku, aku melarang Bunda memberikanmu memakai kamar mandiku karena aku tidak ingin kau mengacak-acak semua barang milikku di kamar mandi,'' ujarnya tanpa berbalik menatap Hawwa.

''Dasar aneh emangnya apa yang aku acak-acak di kamar mandinya menyebalkan, lihat saja kalau kita sudah menikah nanti, aku akan membuatmu menyesal sudah melakukan semua ini padaku,'' gerutu Hawwa dalam hati.

la pun segera bergegas masuk ke kamar Alaya yang ditunjuk Yumna tadi. Ya Hawwa di ijinkan tinggal sekamar dengan Alaya adik sepupunya yang tidak lain adik dari Adam, Tak lama kemudian ia di kejutkan dengan handphonenya yang bergetar menandakan ada panggilan masuk.

Drt…drt…drt…

''Mama,?'' ucapnya pelan.

''Ya Ampun aku lupa menelpon Mama, Mama pasti khawatir," gumamnya, Hawwa pun segera mengangkat panggilan hingga tersambung.

"Assalamualaikum sayang,"

"Waalaikum salam Mama, maaf Ma, Hawwa lupa menelpon Mama," Ujarnya begitu mengingat ia memang lupa untuk menelpon sang Mama.

"Bagaimana Sayang Apa kau sudah sampai?" tanya sang Mama dari seberang.

"Sudah Ma, Mama jangan khawatir Hawwa di sini baik-baik saja, Alhamdulillah yang menjemput Hawwa tadi Kak Adam Ma," tuturnya dengan penuh semangat.

"Hawwa dengarkan Mama sayang jaga sikap dan tingkah lakumu di rumahnya Bunda ya! meski mereka itu keluarga kita tapi kesopanan itu harus kamu jaga di mana pun kamu berada oke sayang," nasehat sang mama. "lya Ma," Mama jangan khawatirkan itu.

"Oh iya, Apa kamu tidak tahu kalau Daniel mencarimu ke rumah? Kenapa kau tidak memberinya kabar Kalau kau akan pulang ke Indonesia.?" tanya sang Mama sontak membuat Hawwa terkejut.

Terpopuler

Comments

Benazier Jasmine

Benazier Jasmine

sapa daniel

2023-08-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!