Cuma petani?

Lamaran atau lebih tepatnya niat baik Jaka untuk mengakui kedekatannya dengan Putri, di tolak mentah-mentah oleh keluarga Putri. Gosip cepat sekali menyebar di desa itu. Jaka menjadi bahan gunjingan para tetangga.

"Sabar ndo, mungkin memang kamu gak berjodoh sama Putri." kata bibi Nenti menenangkan. "Kita memang orang kecil, orang susah, tapi harus menjaga harga diri. Jangan sampai kamu nekat masih berhubungan dengan Putri setelah kedua orang tuanya menghina mu."

Jaka diam, tetapi hatinya mengiyakan. Ia tidak akan pernah ingin kembali dengan Putri. Terbukti pria itu mengabaikan panggilan dan pesan dari mantan kekasihnya itu.

"Sudah jangan di dengerin omongan orang. Udah dua hari kamu gak keluar rumah. Kamu gak mau liat sawah sama empang? bibi denger kemarin banyak yang curi ikan kamu di empang." katanya. Kasihan juga melihat keponakannya ini. Jaka pria yang baik, tapi apesnya bukan orang berada.

"Iya bi." Jaka menyauti. Pria itu menyambar topi bututnya, lalu memakainya. Benar juga apa yang dikatakan bibi Nenti. Ia tidak boleh mendengar ucapan orang orang yang sibuk bergosip tentang dirinya.

"Bibi siapin makan siang dulu." bibi Nenti pergi ke dapur, menyiapkan bekal makan siang keponakannya.

***

"Jeng, aku bosan juga. Di sini gak ada mall apa?" Mika mulai bosan dengan suasana desa. Tidak ada hiruk-pikuk kehidupan kota yang gemerlap. Di desa, baru jam sembilan malam saja suasana sudah sepi, bahkan terasa sangat horor.

"Ada mbak, tapi jauh banget. Bisa satu setengah jam nyampenya." jawab Ajeng. Gadis itu jarang sekali pergi ke kota mengunjungi pusat perbelanjaan. Jika butuh sesuatu, ia akan membelinya di pasar terdekat. "Mbak mau ke kali, maksud ku sungai. Di sini kalinya jernih, bagus mbak. Bisa buat berenang."

"Jauh gak? aku males jalan jauh, panas lagi."

Ajeng menyengir. "Lumayan sih,"

"Males ah..." lebih baik ia bersantai di teras rumah, menikmati semilirnya angin. Rencananya Mika akan tinggal di sini selama satu atau dua minggu. Sampai suasana rumahnya sudah tenang dari peristiwa gagalnya pernikahannya.

Tengah berbincang ringan. Jaka lewat di depan rumahnya. Ajeng yang mengenal pun menyapa pria itu.

"Mas Jaka!" seru Ajeng.

Yang dipanggil menoleh lalu mengangguk.

"Mau kemana mas?" tanyanya. Ajeng sudah mendengar gosip yang beredar. Ia ikut prihatin pada pria itu.

Jaka hanya tersenyum, awalnya ia ingin ke sawah dan melihat empangnya. Tetapi telinganya terasa panas mendengar omongan orang-orang. Setiap langkahnya, selalu saja ada yang bergosip.

"Sini mas, main! ada singkong goreng." seru Ajeng sambil mengangkat piring berisi singkong goreng.

"Walah Jaka, Mau kemana? sini sini main dulu." bapak Leman, ayah dari Ajeng baru saja keluar dari rumah. Pria paruh baya itu segera menegur Jaka dan mengajaknya untuk mampir.

Tak enak menolak, Jaka pun mampir. Sebelum menghampiri pak Leman, pria itu mengangguk singkat saat bertatap muka dengan Mikaela sebagai tanda sapaan.

"Pak, ini singkong gorengnya mau?" Ajeng menawarkannya pada sang bapak. Karena sedari tadi hanya ia yang makan. Mikaela tidak menyentuhnya sama sekali.

"Mau, bawa sini!"

"Iya pak." Ajeng pergi ke teras rumahnya sendiri untuk memberikan sepiring singkong goreng. Kedua pria itu sudah duduk bersantai di sana. Setelah itu ia kembali lagi menghampiri Mikaela yang masih duduk di kursi teras rumahnya.

"Mbak, kamu masih inget sama mas Jaka kan?" tanya Ajeng. "Itu loh yang kita ketemu di pasar."

Mikaela mengangguk. "Iya aku ingat. Pantesan kayak udah pernah ketemu." maklum saja Mikaela sedikit lupa. Pasalnya Jaka memakai pakaian khusus dinas saat di sawah. Berbeda saat di pasar tempo lalu, pria itu berpenampilan sedikit rapih.

Mikaela menoleh ke arah Jaka untuk memastikannya. "Tapi kok kayak ada yang beda ya? kemaren pas di pasar keliatan ganteng." celetuk Mikaela.

"Wajahnya masih sama kok. Mungkin penampilannya aja yang beda. Maklum mbak, mas Jaka lagi galau." bisik Ajeng, takut Jaka mendengar ucapannya.

"Galau kenapa?"

"Ssttt.. jangan kenceng kenceng ngomongnya." Ajeng kembali berbisik, lalu melanjutkan ceritanya. "Mas Jaka baru di tolak. Belum lama dia ngelamar pacarannya tapi di tolak sama ibu bapak si pacar." kedua perempuan itu mulai bergosip. Mikaela antusias sekali mendengar cerita dari Ajeng.

"Kok bisa di tolak?"

"Gara-gara mas Jaka cuma petani biasa. Yang aku denger sih pacarnya udah di jodohin sama TNI."

"OOO..." Mikaela membulatkan bibirnya. "Kasian banget. Lagian ganteng ganteng kok mau maunya jadi petani! emang gak cari kerjaan yang lain apa!" Mikaela yang sempat tertarik dengan ketampanan Jaka mendadak ganti haluan, ia mengurungkan niatnya untuk menjadi fans dadakan pria itu. "Kalo aku juga bakal mikir sih, nikah sama dia. Secara hidup perlu duit yang banyak. Gak cuma modal cinta."

"Tapi mas Jaka itu orangnya baik. Gak neko-neko kayak kebanyakan anak muda sekarang. Yang jadi istrinya pasti bakal bahagia dunia akhirat. Hehehe.." Ajeng menyengir. Selain pria baik, Jaka juga pria yang taat beribadah. "Yang ganteng dan kaya mungkin banyak. Tapi yang kayak mas Jaka jarang banget! susah di cari."

"Dih.. kamu naksir sama dia?"

"Dulu iya, sekarang gak sih..." Ajeng tersenyum malu-malu. Gadis itu sudah memiliki kekasih. Tetapi hubungannya masih di rahasiakan. Ia tidak mau kedua orangtuanya tahu. Takut dimarahi. Karena belum mendapat lampu hijau untuk berpacaran.

Mikaela tersenyum menggoda. "Kamu udah punya pacar ya? hayo ngaku!"

"ssttt.. mbak jangan kenceng kenceng, nanti bapak ku denger!"

"Oh udah ni... genit ya kamu! diem diem udah punya doi!"

"ish mbak Mika ini! di bilang jangan berisik. " Ajeng menoleh ke arah bapaknya, takut beliau mendengar.

"Tenang aku bakal tutup mulut kok." ucap Mikaela. Ia berjanji akan menyimpan rahasia gadis ini.

"Kemarin bukannya mbak Mika naksir sama mas Jaka?"

"Gak tuh!" elaknya. Padahal ia sempat bertanya-tanya mengenai laki-laki itu.

"Kalo mau aku comblangin. Kayaknya serasi tuh sama mbak Mika. Cantik sama ganteng, pasti anaknya tambah cakep."

"Dih! ngawur kamu!" ucap Mikaela menyolot. Tampang boleh lah, tapi dia hanya seorang petani? oh no! Yang ada Roy semakin mengejeknya. Mendapat penggantinya yang tidak ada apa apanya dari mantan calon suaminya itu.

Terpopuler

Comments

Ta..h

Ta..h

iya sih hidup rumah tangga itu g cuma modal cinta ekonomi ttp bae no satu.mau beli tempe tahu ikan asin aja pake duit apa lg beli skincare nanti klw muka buluk suami lirik yg bening2 😂😂🤣.
makanya mas jaka jadi juragan beras ya juragan singkong juragan empang 😅🙏.

2023-08-01

1

April Lianti

April Lianti

tak sumpahin mika gak bisa tidur mikirin jaka 😂

2023-05-07

1

Fitri

Fitri

lanjut kk 😍😍😍

2023-05-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!