Bab 4 - Serba Salah

"Yura... kamu sudah pulang, nak?" Tanya Bunda saat melihat putrinya memasuki rumah.

"Iya, Bun. Tadi malam Yura menginap di rumah Ani." Jawab Yura. Ia melirik adik iparnya yang pagi-pagi memasang wajah kesal saja. Selalu saja begitu.

"Kak Yura, sudah sarapan?" Tanya Didi.

"Enak ya kak, pulang-pulang tinggal sarapan-"

"Sisi!" Didi menyela dengan menaikkan nada suaranya. Sisi makin tidak ada sopan santunnya.

"Sudah tadi di rumah Ani, dek." Jawab Yura memberitahu.

"Kak Yura, cari kerja kenapa? pemalas pun jadi orang!" Cibir Sisi dengan wajah menyebalkan. Ia seolah tidak peduli dengan tatapan tajam suaminya.

"Lagi dicari, Si." Jawab Yura seadanya.

"Cari gimana? masa tiap hari keluar rumah, tapi nggak dapat kerjaan juga." Ucap Sisi tidak percaya Yura mencari kerjaan. Kakak iparnya itu hanya beralasan sudah mencari kerja, padahal memang pelamas dan mau menumpang hidup dengan mereka saja.

Yura hanya bisa menghela nafas. Mau menjawab lagi, pasti ujung-ujungnya bertengkar. Ia tidak mau melihat bundanya sedih, jadi lebih memilih diam.

"Atau kakak nikah saja kalau sudah malas dan bosan kerja. Pak Juko si juragan kontrakan itu mau loh nikah sama kakak. Hartanya banyak. Jadi istri ke limanya." Saran Sisi kembali. Juragan kontrakan tua itu sering mengejar kakak iparnya itu. Tapi Yuranya saja yang sok jual mahal.

"Sisi, jaga bicara kamu!" Didi menajamkan pandangannya. "Kak, maafkan Sisi, ya."

"Sudahlah." Yura mengangguk mengerti. Ia tidak mempermasalahkannya. Memang begitulah sikap adik iparnya itu.

"Oh iya, kak. Ada yang mau aku bicarakan." Ucap Didi kembali.

Tak lama mereka duduk di sofa ruang tamu. Sisi ingin ikut bergabung, tapi tidak diperbolehkan Didi. Jadi Sisi hanya menguping dari balik tembok. Sangat penasaran dengan apa yang mau mereka bahas.

"Kak... aku sama bunda sudah sepakat. Kami mau buka usaha gitu." Ucap Didi hati-hati agar Yura tidak tersinggung.

"Benar, nak. Kita bisa jualan sembako. Nanti kamu jualannya sama bunda." Timpal bunda juga. Ia masih sanggup membantu Yura nantinya.

Mereka tahu Yura sudah melamar pekerjaan, tapi tidak ada panggilan. Karena diusia seperti Yura sekarang, sangat sulit mencari pekerjaan. Walaupun memiliki pengalaman.

"Mau buka usaha seperti itu, modal dari mana, hah?" Sambung Sisi yang tiba-tiba datang. Buka usaha itu perlu modal besar, pasti modalnya dari suaminya.

Didi punya uang dari mana?

Pinjam di bank?

Otomatis bulanannya akan berkurang, demi membayari modal usaha untuk kakaknya itu.

Sisi menggelengkan kepala, ia tidak bisa sebaik itu untuk membantu Yura.

"Kak Yura, stop merepotkan kami! Kakak sudah dewasa, seharusnya tidak menyusahkan Didi lagi. Seharusnya kakak menikah dengan pak Juko. Bukan menyusahkan adikmu terus!" Sisi mengeluarkan uneg-unegnya yang selama ini dipendamnya.

Setelah menikah, Sisi merasa seharusnya dialah ratunya. Segala apa yang suaminya punya adalah miliknya. Tapi, nyatanya Didi malah membatasi semua. Tidak pernah memberikan seluruh gaji yang diterimanya.

Bahkan sekarang mau membantu kakaknya yang pemalas itu. Pasti dengan alibi, saat itu Yura lah yang menjadi tulang punggung mereka ketika ayahnya meninggal.

Sisi sangat muak. Hutang budi, mau sampai kapan mereka terus dibayangi hal tersebut. Kehidupan mereka hanya berpusat pada Yura, Yura dan Yura saja.

Plak

Tangan Didi melayang terbang ke pipi Sisi. Ia tidak suka mendengar ucapan Sisi pada kakaknya.

"Didi, sudahlah!" Bunda memegangi putranya yang tampak emosi.

"Di, sudahlah!" Yura juga menahan adiknya.

"Aku sudah sering mengatakan padamu, jangan bicara sembarangan pada kak Yura. Setelah ayah meninggal, kak Yura yang menggantikan posisi ayah. Jika saat itu kak Yura mau pergi meninggalkanku dan bunda, apa aku bisa seperti sekarang? Apa kamu mau menerimaku jika aku tidak bekerja?" Didi tampak emosi, ia mengeluarkan semua kekesalannya. Selama ini ia sudah menjelaskan sampai mulut berbusa pun pada Sisi, tapi Sisi tidak mau tahu sedikit pun.

"Didi, sudahlah!" Bunda kembali menenangkan putranya.

"Kenapa kamu tidak pernah membelaku sih?" Sisi memegangi pipinya dengan air mata yang berlinang. Setiap membahas Yura, selalu dia saja yang salah.

"Karena kamu salah!!!!" Pekik Didi kesal. "Selama ini aku sudah mencukupimu lebih dari cukup-"

"Tapi aku tidak mau berbagi sedikitpun dengan dia! Kamu sudah menikah, seharusnya tidak usah pedulikan dia lagi!" Tunjuk Sisi tidak senang. Didi hanya perlu berfokus pada dirinya saja. Dia istrinya, bukan malah mengurusi kakaknya itu.

"Astaga!!!" Didi mengusap wajahnya. Istrinya masih berpikiran Yura adalah beban.

"Mau sampai kapan kamu terus berhutang budi padanya?" tanya Sisi kembali. Ia tidak mau terus-terusan hidup seperti ini.

"Sisi!!!" Bentak Didi sangat emosi.

"Didi, sudahlah!" Yura menggeleng agar adiknya tidak membahas lagi.

"Aku akan mencari kost saja." Yura berniat pergi dari rumah ini. Ia sudah jenuh.

"Tidak, kakak tidak boleh pindah dari sini!" tolak Didi yang tidak terima ucapan Yura.

"Nggak apa loh. Nanti aku akan cari pekerjaan juga! Aku pergi saja! Aku bisa jaga diri!" ucap Yura mengalah. Ia tidak mau Didi dan Sisi terus bertengkar karenanya.

"Tidak, kak! Aku tidak mengizinkan kakak pindah dari rumah ini!" tegas Didi kembali.

Sisi mendengus kesal, Didi terlalu membela kakak seperti Yura.

"Aku akan-"

"Aku bilang tidak ya tidak, kak!" kini Didi sedikit menaikkan intonasi suaranya. Agar Yura tahu, ia sama sekali tidak mengizinkannya pindah.

Yura menghela nafas pelan. Ia jadi serba salah.

"Tidak usah dengarkan perkataan Sisi. Sebelum menikah dengannya aku sudah menjelaskan semua. Jika ia sekarang tidak mau nerima semua ini, terserah dia saja!" Didi tidak akan ambil pusing dengan Sisi. Istrinya itu tidak mau mengerti sedikit pun.

Sisi meremas tangannya, ia sangat geram dengan Yura.

Yura menghela nafas kasar dan ia pun berjalan masuk ke kamarnya. Memilih menghindar saja.

Dan Bunda pun mengikuti Yura. Jujur Bunda sebagai orang tua jadi merasa bersalah. Jika saja suaminya masih hidup. Jika saja saat itu ia tidak sakit-sakitan.

Bunda kasihan melihat Yura. Putrinya itu selalu memilih diam saja, tapi malah menantunya yang terus mengungkit masa lalu.

Didi juga menghembuskan nafas berkali-kali. Ia hanya ingin Sisi tidak menganggap kakaknya beban, tapi malah itu yang membuat Sisi makin tidak suka dengan Yura.

Walau katanya Sisi menerima keluarganya. Nyatanya Sisi sama saja seperti orang lain.

Mungkin jika orang yang tidak tahu perjuangan kakaknya saat itu seperti apa dan melihat sekarang Yura yang pengangguran. Pasti langsung sembarangan mencap, bahwa selama ini Yura adalah beban mereka. Padahalkan tidak seperti itu. Tapi yang orang lihat, apa yang terjadi sekarang.

'Sisi-Sisi seharusnya kamu mengerti!'

Jika Sisi menganggap Yura keluarga, pasti tidak akan seperti itu sikapnya pada kakaknya. Sisi tidak mau menganggap Yura bagian dari keluarganya.

Malas melihat sang istri, Didi pun masuk ke kamar dan mengambil tas kantornya. Ia akan pergi kerja saja.

"Kamu mau ke kantor?" tanya Sisi melihat Didi pergi begitu saja tanpa berpamitan dengannya.

"Aku akan ke kantor. Aku tidak mau menjadi bebanmu!" ucap Didi dan berlalu pergi. Ia sengaja mengatakan begitu, agar Sisi sadar dan mengerti.

Sisi memanyunkan bibirnya.

'Serba salah saja aku di matanya!!!'

.

.

.

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

jelas salahlah, hrsnya kamu paham kalo Yura tu bukan beban,,

2024-06-26

0

sherly

sherly

gila nih adik iparmu yura, perlu dicabein mulutnya pakai cabe setan.... geram kali akulah

2024-06-26

0

Aba Bidol

Aba Bidol

Ipar modelan begini bagusnya di geprek aja. Nggak ada sopan2nya sama kakak iparnya...., iihhh jadi esmosi aku neh othor

2024-05-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Salah
2 Bab 2 - Bukan Beban
3 Bab 3 - Teman Terbaik
4 Bab 4 - Serba Salah
5 Bab 5 - Janda
6 Bab 6 - Reuni
7 Bab 7 - Istri Ke Lima
8 Bab 8 - Bekerja
9 Bab 9 - Hari Sibuk
10 Bab 10 - Lembur
11 Bab 11 - Tidak Normal
12 Bab 12 - Menjodohkan
13 Bab 13 - Makan Malam
14 Bab 14 - Wanita Itu
15 Bab 15 - Perintah Brian
16 Bab 16 - Mata Tajam
17 Bab 17 - Kurang Ajar
18 Bab 18 - Rencan Brian
19 Bab 19 - Demam
20 Bab 20 - Menolak Perjodohan
21 Bab 21 - Kiriman
22 Bab 22 - Kiriman Lagi
23 Bab 23 - Kembali Bekerja
24 Bab 24 - Pria Bermasker
25 Bab 25 - Benjol
26 Bab 26 - Mengancam
27 Bab 27 - Terancam
28 Bab 28 - Deg Ser
29 Bab 29 - Kelakuan Yura
30 Bab 30 - Lahirkan Anak
31 Bab 31 - Brian Bingung
32 Bab 32 - Kembali Menolak
33 Bab 33 - Menikah?
34 Bab 34 - Jam 10
35 Bab 35 - Kembali Mengancam
36 Bab 36 - Kontrak
37 Bab 37 - Sugar Daddy
38 Bab 38 - Akan Menikah
39 Bab 39 - Bergandengan
40 Bab 40 - Tukang Ancam
41 Bab 41 - Tamu Malam Ini
42 Bab 42 - Akting?
43 Bab 43 - Brian Itu?
44 Bab 44 - Bertemu Calon Mertua
45 Bab 45 - Terlalu Imut
46 Bab 46 - Membujuk
47 Bab 47 - Aku Sakit
48 Bab 48 - Dan Lagi
49 Bab 49 - Ihhh..
50 Bab 50 - Mama Saja
51 Bab 51 - Numpang Makan
52 Bab 52 - Baca Koran
53 Bab 53 - Melihat Rumah
54 Bab 54 - Gosip
55 Bab 55 - Demi Cucuku
56 Bab 56 - Hari Bahagia
57 Bab 57 - Keluar
58 Bab 58 - Selalu Baper
59 Bab 59 - Putri Tidur
60 Bab 60 - Memulai
61 Bab 61 - Ke Pasar
62 Bab 62 - Mas
63 Bab 63 - Menggoda Istri
64 Bab 64 - Shoping
65 Bab 65 - Mulai Ragu
66 Bab 66 - Pujian
67 Bab 67 - Lope Lope
68 Bab 68 - Tidak Mengerti
69 Bab 69 - Mikirin Kamu
70 Bab 70 - Budeg
71 Bab 71 - Mulai Pengertian
72 Bab 72 - Belum Rejeki
73 Bab 73 - Dipancing
74 Bab 74 - Mencari Perhatian
75 Bab 75 - Tanpamu
76 Bab 76 - Arisan
77 Bab 77 - Mengobrol
78 Bab 78 - Malu
79 Bab 79 - Merindukanmu
80 Bab 80 - Suprise
81 Bab 81 - Pulang
82 Bab 82 - Aku Mencintaimu
83 Bab 83 - Libur
84 Bab 84 - Kerja Sama
85 Bab 85 - Pelet Cinta
86 Bab 86 - Dukun Amatiran
87 Bab 87 - Ikut
88 Bab 88 - Tanggung Jawab
89 Bab 89 - Pertengkaran
90 Bab 90 - Meminta Maaf
91 Bab 91 - Sebenarnya
92 Bab 92 - Penjelasan
93 Bab 93 - Hamil
94 Bab 94 - Akhirnya
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Bab 1 - Salah
2
Bab 2 - Bukan Beban
3
Bab 3 - Teman Terbaik
4
Bab 4 - Serba Salah
5
Bab 5 - Janda
6
Bab 6 - Reuni
7
Bab 7 - Istri Ke Lima
8
Bab 8 - Bekerja
9
Bab 9 - Hari Sibuk
10
Bab 10 - Lembur
11
Bab 11 - Tidak Normal
12
Bab 12 - Menjodohkan
13
Bab 13 - Makan Malam
14
Bab 14 - Wanita Itu
15
Bab 15 - Perintah Brian
16
Bab 16 - Mata Tajam
17
Bab 17 - Kurang Ajar
18
Bab 18 - Rencan Brian
19
Bab 19 - Demam
20
Bab 20 - Menolak Perjodohan
21
Bab 21 - Kiriman
22
Bab 22 - Kiriman Lagi
23
Bab 23 - Kembali Bekerja
24
Bab 24 - Pria Bermasker
25
Bab 25 - Benjol
26
Bab 26 - Mengancam
27
Bab 27 - Terancam
28
Bab 28 - Deg Ser
29
Bab 29 - Kelakuan Yura
30
Bab 30 - Lahirkan Anak
31
Bab 31 - Brian Bingung
32
Bab 32 - Kembali Menolak
33
Bab 33 - Menikah?
34
Bab 34 - Jam 10
35
Bab 35 - Kembali Mengancam
36
Bab 36 - Kontrak
37
Bab 37 - Sugar Daddy
38
Bab 38 - Akan Menikah
39
Bab 39 - Bergandengan
40
Bab 40 - Tukang Ancam
41
Bab 41 - Tamu Malam Ini
42
Bab 42 - Akting?
43
Bab 43 - Brian Itu?
44
Bab 44 - Bertemu Calon Mertua
45
Bab 45 - Terlalu Imut
46
Bab 46 - Membujuk
47
Bab 47 - Aku Sakit
48
Bab 48 - Dan Lagi
49
Bab 49 - Ihhh..
50
Bab 50 - Mama Saja
51
Bab 51 - Numpang Makan
52
Bab 52 - Baca Koran
53
Bab 53 - Melihat Rumah
54
Bab 54 - Gosip
55
Bab 55 - Demi Cucuku
56
Bab 56 - Hari Bahagia
57
Bab 57 - Keluar
58
Bab 58 - Selalu Baper
59
Bab 59 - Putri Tidur
60
Bab 60 - Memulai
61
Bab 61 - Ke Pasar
62
Bab 62 - Mas
63
Bab 63 - Menggoda Istri
64
Bab 64 - Shoping
65
Bab 65 - Mulai Ragu
66
Bab 66 - Pujian
67
Bab 67 - Lope Lope
68
Bab 68 - Tidak Mengerti
69
Bab 69 - Mikirin Kamu
70
Bab 70 - Budeg
71
Bab 71 - Mulai Pengertian
72
Bab 72 - Belum Rejeki
73
Bab 73 - Dipancing
74
Bab 74 - Mencari Perhatian
75
Bab 75 - Tanpamu
76
Bab 76 - Arisan
77
Bab 77 - Mengobrol
78
Bab 78 - Malu
79
Bab 79 - Merindukanmu
80
Bab 80 - Suprise
81
Bab 81 - Pulang
82
Bab 82 - Aku Mencintaimu
83
Bab 83 - Libur
84
Bab 84 - Kerja Sama
85
Bab 85 - Pelet Cinta
86
Bab 86 - Dukun Amatiran
87
Bab 87 - Ikut
88
Bab 88 - Tanggung Jawab
89
Bab 89 - Pertengkaran
90
Bab 90 - Meminta Maaf
91
Bab 91 - Sebenarnya
92
Bab 92 - Penjelasan
93
Bab 93 - Hamil
94
Bab 94 - Akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!