RAHASIA CINTA

RAHASIA CINTA

Bab 1 - Salah

'Bagaimana ini? Bagaimana ini? Bagaimana ini?' Batin seorang wanita berambut panjang, saat seorang pria menggandengnya memasuki sebuah hotel.

Wanita itu tampak gugup dan takut. Terlihat dari wajahnya yang sangat pucat pasih. Bahkan kakinya ikut gemetaran.

"Jangan takut! Kita akan menginap semalam dan besok aku akan menemui keluargamu untuk melamarmu lalu menikahimu. Aku janji!" Ucap pria itu dengan senyum melebar.

"Tapi, sebelum itu... malam ini aku harus memastikan kamu masih perawan atau tidak?" Ucap pria itu kembali mengingatkan.

Glek

Wanita itu menelan salivanya mendengar ucapan pria itu. Tubuhnya mendadak panas dingin.

Yura Safira, wanita yang saat ini berusia 30 tahun. Diusianya sekarang seharusnya dia sudah menikah.

Tapi diusianya itu belum ada juga pria yang serius untuk membangun rumah tangga dengannya. Menjadikan ia seorang istri.

Yura yang merasa sedikit frustasi, sering mencari teman kencan dari aplikasi pencari jodoh. Berharap bertemu dengan pria yang ingin menikahinya.

Tapi tidak ada yang berniat serius padanya.

Hanya pria ini, yang terlihat sedikit menunjukkan keseriusan padanya. Pria itu katanya berniat ingin menikahinya. Tapi, pria itu harus memastikan terlebih dahulu bahwa Yura masih suci atau tidak. Agar tidak ada penyesalan nantinya. Begitulah kata pria itu meyakinkan Yura.

Meski Yura telah mengatakan ia masih suci dan belum tersentuh. Tapi pria itu tidak percaya begitu saja. Dan tetap ingin adanya sebuah pembuktian, yang akan meyakinkannya.

Jadi untuk membuktikan suci tidaknya dia, di sinilah Yura sekarang. Di sebuah hotel berbintang di tengah kota.

'Banyak orang yang kebobolan saat pacaran, tapi menikah juga...'

'Dan mereka baik-baik saja dengan pernikahannya...'

'Bahkan pestanya besar. Tidak ada rasa malu...'

'Tapi... Kalau nanti hamil gimana?'

'Tadi katanya dia akan pakai pengaman...'

Yura bergelut dengan pikirannya. Sungguh dia mendadak dilema.

Selama ini, selama pacaran Yura selalu menolak untuk melakukan hubungan se&sual sebelum menikah. Dan pria-pria itu malah meninggalkannya. Dengan alasan Yura tidak mencintainya.

Semenjak itu selalu ada pikiran dalam hati Yura, apa mungkin harus melakukan hal tersebut baru bisa menikah?

Meski hati Yura ingin menikah, tapi Yura merasa apa yang akan mereka lakukan ini bertentangan dengan hati nuraninya. Duh... Yura benar-benar bingung.

'Tuhan, jika caraku untuk menikah ini salah. Tunjukkanlah!' Harap Yura memohon petunjuk. Ia tidak bisa berpikir apa yang sekarang akan dikerjakannya benar atau salah?

Duar!!!

Tiba-tiba suara petir menyambar, membuat Yura tersentak kaget.

'Apa ini?' batin Yura.

Pria yang menggandeng Yura berjalan menuju kamar yang sudah di bookingnya juga kaget.

"Sepertinya mau hujan. Enaknya dingin-dingin berdua sama kamu." Ucap pria itu mengeratkan gandengannya. Ia menggandeng Yura berjalan menyusuri lorong yang sepi. Dan...

Tiba-tiba lampu padam.

"Ada apa ini?" Tanya pria itu bingung. Kenapa di hotel berbintang bisa mati lampu?

'Apa ini...?' Yura mulai menutup mulutnya tidak percaya. Sepertinya Tuhan memberinya petunjuk.

Tidak boleh melakukan hubungan se&sual sebelum pernikahan. Sebagai wanita harus bisa menjaga dirinya.

Tiba-tiba pikiran Yura jadi jernih. Ia pun menepis tangan pria itu.

"Ada apa?" tanya pria itu yang mencengkam tangan Yura.

"Lepaskan aku!" Yura berusaha melepaskan tangannya.

"Ayo, sebentar lagi kita sampai kamar. Kamu takut ya!" ucapnya seraya meraih ponsel, menyalakan senter. Agar ada cahaya untuk berjalan ke kamarnya.

"Lepaskan aku! Aku tidak mau!"

"Tidak bisa!" pria itu memegangi Yura. Ia tahu wanita itu sepertinya berubah pikiran.

"Aku tidak mau melakukan itu!" tolak Yura kembali.

"Aku akan menikahimu. Ayolah!" pria itu memaksa merangkul Yura. Berjalan menuju ke kamarnya.

Yura pun menepis tangan pria itu, hingga ponsel itu jatuh dan kembali gelap.

"Yura, kamu!" ucap pria itu marah. Yura menjatuhkan ponselnya. Tah di mana ponselnya, ia tidak bisa melihatnya.

Yura tidak peduli lagi, ia menggigit tangan yang masih memeganginya.

"Awhh!" pria itu kesakitan dan jadi melepas pegangannya.

"Yura!!!" Panggil pria dalam kegelapan. Ia tidak bisa melihat Yura, tapi dari langkah kakinya sepertinya wanita itu berlari pergi menjauh.

Entah keberanian dari mana yang datang, Yura berlari di tengah kegelapan. Seolah tidak ada ketakutan yang menghinggapinya.

Tiba di depan lift, tapi sepertinya lift itu mati dan tidak berfungsi. Yura terpaksa menuruni anak tangga.

Tak tak tak...

Yura menghidupkan senter dari ponselnya. Dengan cahaya itu ia pun menuruni anak tangga.

Turun dan semakin menuruni anak tangga, ia sangat takut pria itu akan mengejarnya. Saat ini Yura ingin segera keluar dari hotel itu.

Yura tidak akan mau melakukan hal seperti itu. Apa jaminannya?

Bagaimana setelah menyerahkan keperawanannya pria itu menghilang?

Kalau ia hamil tanpa suami?

'Astaga!!! Kenapa aku begitu bodoh!!!' Yura mengutuk dirinya yang tidak berpikiran panjang kali lebar.

Lantaran ucapan dan gosipan orang-orang yang menyebutnya perawan tua, ia sampai tidak memakai akal sehatnya lagi.

"Huft!" Yura bernafas lega. Lampu telah hidup kembali. Tapi perasaannya mulai tidak tenang. Pria itu bisa dengan mudah mengejarnya, lift sudah berfungsi kembali.

Yura tetap terpaksa menuruni tangga, ia takut jika menunggu lift dan malah ketemu pria itu. Ia pasti akan dibawa ke kamar hotel.

Yura mengusap air matanya yang berjatuhan. Kakinya sangat sakit sekali. Tapi ia harus menahannya, agar segera keluar dari hotel ini. Dengan begitu ia akan aman.

Ponsel Yura berdering, pria itu meneleponnya. Yura pun menonaktifkan segera. Sungguh, ia sudah tidak mau berhubungan dengan pria itu. Mungkin nanti akan diblokirnya nomor pria itu, setelah keluar dari tempat ini.

Akhirnya Yura sampai di lobi hotel, ia berlari sambil masih melihat ke belakang. Sungguh, Yura takut pria itu mengejarnya.

Karena tidak fokus pada jalan, Yura malah menabrak seorang pria.

Kaki Yura yang sangat pegal, tidak sanggup menopang tubuhnya. Membuat Yura jatuh ke depan dan menubruk seorang pria.

Karena lantai agak berjarak membuat pria itu pun jadi terjungkal ditubruk seseorang dari depannya.

"Awhh..." ucap suara bariton sambil memegangi kepalanya yang jadi terantuk lantai. Dan...

Cup

Yura jatuh menimpa tubuh pria itu. Bibirnya pun mendarat tepat di bibir pria itu.

Mata Yura terbelalak melihat apa yang terjadi.

"Astaga!!! Maafkan aku!" Yura akan bangkit dan sikunya menekan perut pria itu.

"Aduh!" Pria itu kembali meringis. Tenaga wanita itu sangat kuat saat menekan perutnya.

"Ma-maafkan aku, Om!" Yura menundukkan kepala merasa bersalah. Lalu ia segera pergi.

Yura harus segera pergi, sebelum pria teman kencannya turun dan mengejarnya.

"Hei!" Ucap pria itu yang ditinggalkan begitu saja. Bukannya ditolong untuk berdiri, malah kabur begitu saja.

"Pak Brian, anda tidak apa?" tanya seorang pria yang baru datang dan segera membantu pria itu untuk berdiri.

"Astaga!" Brian memegang bibirnya yang berdarah. Wanita itu sudah jatuh menimpa tubuhnya, menekan perutnya bahkan membuat bibirnya berdarah dan hanya meminta maaf begitu saja...

'Dasar wanita tidak tahu aturan!!!'

.

.

.

Terpopuler

Comments

Syabariah BidolS

Syabariah BidolS

Ciuman pertama Yura yah 😂🤭❤️

2024-05-27

0

Tia H.

Tia H.

😅😅😅 lucu terlalu panik sampe nabrak orang.

2024-01-31

1

Ambar Wati

Ambar Wati

/Good/

2023-12-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Salah
2 Bab 2 - Bukan Beban
3 Bab 3 - Teman Terbaik
4 Bab 4 - Serba Salah
5 Bab 5 - Janda
6 Bab 6 - Reuni
7 Bab 7 - Istri Ke Lima
8 Bab 8 - Bekerja
9 Bab 9 - Hari Sibuk
10 Bab 10 - Lembur
11 Bab 11 - Tidak Normal
12 Bab 12 - Menjodohkan
13 Bab 13 - Makan Malam
14 Bab 14 - Wanita Itu
15 Bab 15 - Perintah Brian
16 Bab 16 - Mata Tajam
17 Bab 17 - Kurang Ajar
18 Bab 18 - Rencan Brian
19 Bab 19 - Demam
20 Bab 20 - Menolak Perjodohan
21 Bab 21 - Kiriman
22 Bab 22 - Kiriman Lagi
23 Bab 23 - Kembali Bekerja
24 Bab 24 - Pria Bermasker
25 Bab 25 - Benjol
26 Bab 26 - Mengancam
27 Bab 27 - Terancam
28 Bab 28 - Deg Ser
29 Bab 29 - Kelakuan Yura
30 Bab 30 - Lahirkan Anak
31 Bab 31 - Brian Bingung
32 Bab 32 - Kembali Menolak
33 Bab 33 - Menikah?
34 Bab 34 - Jam 10
35 Bab 35 - Kembali Mengancam
36 Bab 36 - Kontrak
37 Bab 37 - Sugar Daddy
38 Bab 38 - Akan Menikah
39 Bab 39 - Bergandengan
40 Bab 40 - Tukang Ancam
41 Bab 41 - Tamu Malam Ini
42 Bab 42 - Akting?
43 Bab 43 - Brian Itu?
44 Bab 44 - Bertemu Calon Mertua
45 Bab 45 - Terlalu Imut
46 Bab 46 - Membujuk
47 Bab 47 - Aku Sakit
48 Bab 48 - Dan Lagi
49 Bab 49 - Ihhh..
50 Bab 50 - Mama Saja
51 Bab 51 - Numpang Makan
52 Bab 52 - Baca Koran
53 Bab 53 - Melihat Rumah
54 Bab 54 - Gosip
55 Bab 55 - Demi Cucuku
56 Bab 56 - Hari Bahagia
57 Bab 57 - Keluar
58 Bab 58 - Selalu Baper
59 Bab 59 - Putri Tidur
60 Bab 60 - Memulai
61 Bab 61 - Ke Pasar
62 Bab 62 - Mas
63 Bab 63 - Menggoda Istri
64 Bab 64 - Shoping
65 Bab 65 - Mulai Ragu
66 Bab 66 - Pujian
67 Bab 67 - Lope Lope
68 Bab 68 - Tidak Mengerti
69 Bab 69 - Mikirin Kamu
70 Bab 70 - Budeg
71 Bab 71 - Mulai Pengertian
72 Bab 72 - Belum Rejeki
73 Bab 73 - Dipancing
74 Bab 74 - Mencari Perhatian
75 Bab 75 - Tanpamu
76 Bab 76 - Arisan
77 Bab 77 - Mengobrol
78 Bab 78 - Malu
79 Bab 79 - Merindukanmu
80 Bab 80 - Suprise
81 Bab 81 - Pulang
82 Bab 82 - Aku Mencintaimu
83 Bab 83 - Libur
84 Bab 84 - Kerja Sama
85 Bab 85 - Pelet Cinta
86 Bab 86 - Dukun Amatiran
87 Bab 87 - Ikut
88 Bab 88 - Tanggung Jawab
89 Bab 89 - Pertengkaran
90 Bab 90 - Meminta Maaf
91 Bab 91 - Sebenarnya
92 Bab 92 - Penjelasan
93 Bab 93 - Hamil
94 Bab 94 - Akhirnya
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Bab 1 - Salah
2
Bab 2 - Bukan Beban
3
Bab 3 - Teman Terbaik
4
Bab 4 - Serba Salah
5
Bab 5 - Janda
6
Bab 6 - Reuni
7
Bab 7 - Istri Ke Lima
8
Bab 8 - Bekerja
9
Bab 9 - Hari Sibuk
10
Bab 10 - Lembur
11
Bab 11 - Tidak Normal
12
Bab 12 - Menjodohkan
13
Bab 13 - Makan Malam
14
Bab 14 - Wanita Itu
15
Bab 15 - Perintah Brian
16
Bab 16 - Mata Tajam
17
Bab 17 - Kurang Ajar
18
Bab 18 - Rencan Brian
19
Bab 19 - Demam
20
Bab 20 - Menolak Perjodohan
21
Bab 21 - Kiriman
22
Bab 22 - Kiriman Lagi
23
Bab 23 - Kembali Bekerja
24
Bab 24 - Pria Bermasker
25
Bab 25 - Benjol
26
Bab 26 - Mengancam
27
Bab 27 - Terancam
28
Bab 28 - Deg Ser
29
Bab 29 - Kelakuan Yura
30
Bab 30 - Lahirkan Anak
31
Bab 31 - Brian Bingung
32
Bab 32 - Kembali Menolak
33
Bab 33 - Menikah?
34
Bab 34 - Jam 10
35
Bab 35 - Kembali Mengancam
36
Bab 36 - Kontrak
37
Bab 37 - Sugar Daddy
38
Bab 38 - Akan Menikah
39
Bab 39 - Bergandengan
40
Bab 40 - Tukang Ancam
41
Bab 41 - Tamu Malam Ini
42
Bab 42 - Akting?
43
Bab 43 - Brian Itu?
44
Bab 44 - Bertemu Calon Mertua
45
Bab 45 - Terlalu Imut
46
Bab 46 - Membujuk
47
Bab 47 - Aku Sakit
48
Bab 48 - Dan Lagi
49
Bab 49 - Ihhh..
50
Bab 50 - Mama Saja
51
Bab 51 - Numpang Makan
52
Bab 52 - Baca Koran
53
Bab 53 - Melihat Rumah
54
Bab 54 - Gosip
55
Bab 55 - Demi Cucuku
56
Bab 56 - Hari Bahagia
57
Bab 57 - Keluar
58
Bab 58 - Selalu Baper
59
Bab 59 - Putri Tidur
60
Bab 60 - Memulai
61
Bab 61 - Ke Pasar
62
Bab 62 - Mas
63
Bab 63 - Menggoda Istri
64
Bab 64 - Shoping
65
Bab 65 - Mulai Ragu
66
Bab 66 - Pujian
67
Bab 67 - Lope Lope
68
Bab 68 - Tidak Mengerti
69
Bab 69 - Mikirin Kamu
70
Bab 70 - Budeg
71
Bab 71 - Mulai Pengertian
72
Bab 72 - Belum Rejeki
73
Bab 73 - Dipancing
74
Bab 74 - Mencari Perhatian
75
Bab 75 - Tanpamu
76
Bab 76 - Arisan
77
Bab 77 - Mengobrol
78
Bab 78 - Malu
79
Bab 79 - Merindukanmu
80
Bab 80 - Suprise
81
Bab 81 - Pulang
82
Bab 82 - Aku Mencintaimu
83
Bab 83 - Libur
84
Bab 84 - Kerja Sama
85
Bab 85 - Pelet Cinta
86
Bab 86 - Dukun Amatiran
87
Bab 87 - Ikut
88
Bab 88 - Tanggung Jawab
89
Bab 89 - Pertengkaran
90
Bab 90 - Meminta Maaf
91
Bab 91 - Sebenarnya
92
Bab 92 - Penjelasan
93
Bab 93 - Hamil
94
Bab 94 - Akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!