RAHASIA CINTA
'Bagaimana ini? Bagaimana ini? Bagaimana ini?' Batin seorang wanita berambut panjang, saat seorang pria menggandengnya memasuki sebuah hotel.
Wanita itu tampak gugup dan takut. Terlihat dari wajahnya yang sangat pucat pasih. Bahkan kakinya ikut gemetaran.
"Jangan takut! Kita akan menginap semalam dan besok aku akan menemui keluargamu untuk melamarmu lalu menikahimu. Aku janji!" Ucap pria itu dengan senyum melebar.
"Tapi, sebelum itu... malam ini aku harus memastikan kamu masih perawan atau tidak?" Ucap pria itu kembali mengingatkan.
Glek
Wanita itu menelan salivanya mendengar ucapan pria itu. Tubuhnya mendadak panas dingin.
Yura Safira, wanita yang saat ini berusia 30 tahun. Diusianya sekarang seharusnya dia sudah menikah.
Tapi diusianya itu belum ada juga pria yang serius untuk membangun rumah tangga dengannya. Menjadikan ia seorang istri.
Yura yang merasa sedikit frustasi, sering mencari teman kencan dari aplikasi pencari jodoh. Berharap bertemu dengan pria yang ingin menikahinya.
Tapi tidak ada yang berniat serius padanya.
Hanya pria ini, yang terlihat sedikit menunjukkan keseriusan padanya. Pria itu katanya berniat ingin menikahinya. Tapi, pria itu harus memastikan terlebih dahulu bahwa Yura masih suci atau tidak. Agar tidak ada penyesalan nantinya. Begitulah kata pria itu meyakinkan Yura.
Meski Yura telah mengatakan ia masih suci dan belum tersentuh. Tapi pria itu tidak percaya begitu saja. Dan tetap ingin adanya sebuah pembuktian, yang akan meyakinkannya.
Jadi untuk membuktikan suci tidaknya dia, di sinilah Yura sekarang. Di sebuah hotel berbintang di tengah kota.
'Banyak orang yang kebobolan saat pacaran, tapi menikah juga...'
'Dan mereka baik-baik saja dengan pernikahannya...'
'Bahkan pestanya besar. Tidak ada rasa malu...'
'Tapi... Kalau nanti hamil gimana?'
'Tadi katanya dia akan pakai pengaman...'
Yura bergelut dengan pikirannya. Sungguh dia mendadak dilema.
Selama ini, selama pacaran Yura selalu menolak untuk melakukan hubungan se&sual sebelum menikah. Dan pria-pria itu malah meninggalkannya. Dengan alasan Yura tidak mencintainya.
Semenjak itu selalu ada pikiran dalam hati Yura, apa mungkin harus melakukan hal tersebut baru bisa menikah?
Meski hati Yura ingin menikah, tapi Yura merasa apa yang akan mereka lakukan ini bertentangan dengan hati nuraninya. Duh... Yura benar-benar bingung.
'Tuhan, jika caraku untuk menikah ini salah. Tunjukkanlah!' Harap Yura memohon petunjuk. Ia tidak bisa berpikir apa yang sekarang akan dikerjakannya benar atau salah?
Duar!!!
Tiba-tiba suara petir menyambar, membuat Yura tersentak kaget.
'Apa ini?' batin Yura.
Pria yang menggandeng Yura berjalan menuju kamar yang sudah di bookingnya juga kaget.
"Sepertinya mau hujan. Enaknya dingin-dingin berdua sama kamu." Ucap pria itu mengeratkan gandengannya. Ia menggandeng Yura berjalan menyusuri lorong yang sepi. Dan...
Tiba-tiba lampu padam.
"Ada apa ini?" Tanya pria itu bingung. Kenapa di hotel berbintang bisa mati lampu?
'Apa ini...?' Yura mulai menutup mulutnya tidak percaya. Sepertinya Tuhan memberinya petunjuk.
Tidak boleh melakukan hubungan se&sual sebelum pernikahan. Sebagai wanita harus bisa menjaga dirinya.
Tiba-tiba pikiran Yura jadi jernih. Ia pun menepis tangan pria itu.
"Ada apa?" tanya pria itu yang mencengkam tangan Yura.
"Lepaskan aku!" Yura berusaha melepaskan tangannya.
"Ayo, sebentar lagi kita sampai kamar. Kamu takut ya!" ucapnya seraya meraih ponsel, menyalakan senter. Agar ada cahaya untuk berjalan ke kamarnya.
"Lepaskan aku! Aku tidak mau!"
"Tidak bisa!" pria itu memegangi Yura. Ia tahu wanita itu sepertinya berubah pikiran.
"Aku tidak mau melakukan itu!" tolak Yura kembali.
"Aku akan menikahimu. Ayolah!" pria itu memaksa merangkul Yura. Berjalan menuju ke kamarnya.
Yura pun menepis tangan pria itu, hingga ponsel itu jatuh dan kembali gelap.
"Yura, kamu!" ucap pria itu marah. Yura menjatuhkan ponselnya. Tah di mana ponselnya, ia tidak bisa melihatnya.
Yura tidak peduli lagi, ia menggigit tangan yang masih memeganginya.
"Awhh!" pria itu kesakitan dan jadi melepas pegangannya.
"Yura!!!" Panggil pria dalam kegelapan. Ia tidak bisa melihat Yura, tapi dari langkah kakinya sepertinya wanita itu berlari pergi menjauh.
Entah keberanian dari mana yang datang, Yura berlari di tengah kegelapan. Seolah tidak ada ketakutan yang menghinggapinya.
Tiba di depan lift, tapi sepertinya lift itu mati dan tidak berfungsi. Yura terpaksa menuruni anak tangga.
Tak tak tak...
Yura menghidupkan senter dari ponselnya. Dengan cahaya itu ia pun menuruni anak tangga.
Turun dan semakin menuruni anak tangga, ia sangat takut pria itu akan mengejarnya. Saat ini Yura ingin segera keluar dari hotel itu.
Yura tidak akan mau melakukan hal seperti itu. Apa jaminannya?
Bagaimana setelah menyerahkan keperawanannya pria itu menghilang?
Kalau ia hamil tanpa suami?
'Astaga!!! Kenapa aku begitu bodoh!!!' Yura mengutuk dirinya yang tidak berpikiran panjang kali lebar.
Lantaran ucapan dan gosipan orang-orang yang menyebutnya perawan tua, ia sampai tidak memakai akal sehatnya lagi.
"Huft!" Yura bernafas lega. Lampu telah hidup kembali. Tapi perasaannya mulai tidak tenang. Pria itu bisa dengan mudah mengejarnya, lift sudah berfungsi kembali.
Yura tetap terpaksa menuruni tangga, ia takut jika menunggu lift dan malah ketemu pria itu. Ia pasti akan dibawa ke kamar hotel.
Yura mengusap air matanya yang berjatuhan. Kakinya sangat sakit sekali. Tapi ia harus menahannya, agar segera keluar dari hotel ini. Dengan begitu ia akan aman.
Ponsel Yura berdering, pria itu meneleponnya. Yura pun menonaktifkan segera. Sungguh, ia sudah tidak mau berhubungan dengan pria itu. Mungkin nanti akan diblokirnya nomor pria itu, setelah keluar dari tempat ini.
Akhirnya Yura sampai di lobi hotel, ia berlari sambil masih melihat ke belakang. Sungguh, Yura takut pria itu mengejarnya.
Karena tidak fokus pada jalan, Yura malah menabrak seorang pria.
Kaki Yura yang sangat pegal, tidak sanggup menopang tubuhnya. Membuat Yura jatuh ke depan dan menubruk seorang pria.
Karena lantai agak berjarak membuat pria itu pun jadi terjungkal ditubruk seseorang dari depannya.
"Awhh..." ucap suara bariton sambil memegangi kepalanya yang jadi terantuk lantai. Dan...
Cup
Yura jatuh menimpa tubuh pria itu. Bibirnya pun mendarat tepat di bibir pria itu.
Mata Yura terbelalak melihat apa yang terjadi.
"Astaga!!! Maafkan aku!" Yura akan bangkit dan sikunya menekan perut pria itu.
"Aduh!" Pria itu kembali meringis. Tenaga wanita itu sangat kuat saat menekan perutnya.
"Ma-maafkan aku, Om!" Yura menundukkan kepala merasa bersalah. Lalu ia segera pergi.
Yura harus segera pergi, sebelum pria teman kencannya turun dan mengejarnya.
"Hei!" Ucap pria itu yang ditinggalkan begitu saja. Bukannya ditolong untuk berdiri, malah kabur begitu saja.
"Pak Brian, anda tidak apa?" tanya seorang pria yang baru datang dan segera membantu pria itu untuk berdiri.
"Astaga!" Brian memegang bibirnya yang berdarah. Wanita itu sudah jatuh menimpa tubuhnya, menekan perutnya bahkan membuat bibirnya berdarah dan hanya meminta maaf begitu saja...
'Dasar wanita tidak tahu aturan!!!'
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Ari_nurin
bukannya td ponselnya jatuh ya?
2024-11-13
0
Aba Bidol
Ciuman pertama Yura yah 😂🤭❤️
2024-05-27
0
Ta..h
😅😅😅 lucu terlalu panik sampe nabrak orang.
2024-01-31
1