Bab 5 - Janda

"Nak, kamu sabar ya sama Sisi." Ucap Bunda menghampiri putrinya yang sedang duduk di tepian tempat tidur.

"Ya sudahlah, Bun. Biarkan saja." Yura tidak mau membahas lagi.

Bunda mengangguk mengerti.

"Bun, doai Yura ya. Ini mau masukkan lamaran, semoga diterima." Ucap Yura sambil memegang ponsel.

"Pasti, Nak. Bunda akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Dapat kerjaan yang bagus dan juga segera menikah dengan pria yang baik dan bertanggung jawab." Harap Bunda. Yura sudah berumur. Bahkan adiknya sudah melangkahinya.

Yura tersenyum seraya mengaminkan dalam hati. Ia juga berharap seperti itu.

Yura menekan-nekan benda pipih tersebut. Ia melihat lowongan pekerjaan, lalu mengirim lamarannya.

Wanita itu cukup lama berkutat dengan ponselnya. Banyak lowongan pekerjaan, tapi usianya menjadi penghalang.

Yura tidak peduli dan tetap mengirimkan lamarannya. Mana tahu ada yang mencari yang berpengalaman tanpa peduli usia.

Yura merenggangkan tangannya. Hari sudah siang, ia pun mulai lapar.

Pelan-pelan Yura membuka pintu kamar dan melihat sekitar. Ia malas melihat Sisi, pasti tah apa lagi yang akan dikatakannya.

"Sisi mana, Bun?" tanya Yura saat melihat Bunda di dapur.

"Biasa. Ke rumah tetangga sebelah." Jawab Bunda. Menantunya itu keseringan bertandang ke rumah orang.

"Kamu makanlah. Bunda masak sup ayam." Ucap Bunda sambil mematikan kompornya.

Yura mengangguk. Ia pun mengambil piring dan mengisi dengan nasi, lauk dan kuah sup.

Yura menghirup aroma masakan Bunda yang sangat melezatkan.

Di kursi meja makan Yura pun melahap makanan yang sangat enak itu. Bundanya memang koki terbaik. Masakan Bunda sangat lezat dan begitu memanjakan lidah.

\=\=\=\=\=\=

Keesokkan harinya.

"Bun, Yura pergi dulu." Pamitnya pada Bunda. Ia menyalami Bundanya.

"Kak Yura mau ke mana?" Tanya Didi. Ia melihat Yura membawa tas kecil. Ia takut kakaknya pergi dari rumah. Karena sikap istrinya.

Kakaknya perempuan, jadi ia harus menjaga kakaknya. Selama Yura belum menikah, Yura adalah tanggung jawabnya.

"Ke rumah kak Ani." Jawab Yura pelan.

"Kak Yura, mau saja nikah sama pak Juko. Nggak apalah jadi istri ke lima, pasti disayang tuh. Mana tahu nanti dikasih kontrakannya beberapa pintu. Kan lumayan!" Saran Sisi kembali. Ia hanya ingin Yura segera pergi dari rumah ini dan tidak merepotkannya lagi.

"Kamu kok terlalu semangat menyuruh kak Yura menikah dengan juragan kontrakan itu?" Tanya Didi menelisik.

"Ya, dia yang mau sama kak Yura. Lihat saja, selama ini kak Yura nggak pernah membawa pria. Nggak ada yang mau sama kak Yurakan!" Ucap Sisi atas apa yang dilihatnya selama 3 bulan ini. Selama menjadi istrinya Didi.

"Sudahlah, aku pergi ya!" Yura pun segera berlalu. Ia tidak mau ada keributan lagi.

Yura berjalan menuju rumah Ani. Saat berjalan, ia menghela nafas melihat di pos ronda ada beberapa pria duduk di sana.

Yura berjalan saja tanpa menyapa.

"Yura, mau ke mana?" Sapa salah satu dari mereka.

Yura tidak menjawab dan mempercepat langkahnya.

"Si Yura, kayaknya masih suka samamu lah." Ucap pria itu pada temannya.

"Benar juga. Lihatlah sampai sekarang dia belum menikah juga. Pasti belum move on dia itu darimu!" ucap pria yang lain meledek temannya itu.

Pria yang pernah menjadi mantan Yura menatap punggung wanita yang sudah menjauh pergi.

"Tapi, kau jangan lupa juga. Kau juga sudah punya istri! Mau beristri dua kau!!!"

"Senangnya dalam hati, bila beristri dua..." Mereka pun bersenandung meledek temannya itu.

Yura kini telah sampai di rumah Ani dan melihat ribut-ribut. Ia menghembuskan nafas kasar. Nggak di rumah, di luar sama saja. Memanglah daerahnya ini kampung rempong.

"Kau sengajakan menjemur kaca mata, pasti mau menggoda suamiku!" Ucap seorang wanita paruh baya menunjuk-nunjuk Ani dengan wajah tidak senang.

"Untuk apa aku menggoda suamimu?" Ani tidak terima dituduh seperti itu.

"Kau sengaja memakai pakaian seksi-"

"Tutup mulutmu! Aku menjemur pakaianku. Lagian suamimu itu saja yang gatal dan matanya jelalatan. Seharusnya kau jaga suamimu itu! Tutup matanya, bila perlu congkel biji matanya itu sekalian!" Ani membela diri. Ia merepet juga.

"Dasar janda gatal! Mau ngerebut suami orang kau? Dasar jablay!!!" wanita itu masih memaki Ani. Ia yakin tetangganya ini yang sengaja menggoda suaminya.

"Kau lihat dulu suamimu itu? Untuk apa aku merebutnya, kau saja nggak bahagia sama dia! Suamimu itu sudah jelek, miskin lagi... seharusnya kau malu mengatakan kalau aku mau merebut suamimu!" Balas Ani kembali. Ia bingung melihat tetangganya itu. Suaminya yang gatal, malah sementang dia janda. Dia yang mau menggoda mereka.

Mau menggoda suami orang, lihat-lihat jugalah suaminya itu gimana. Kalau seperti buntelan kentut, jelek, miskin pula lagi. Nggak level lah!!!

"Yura... ayo, kita pergi!" Ani melihat Yura dan menarik temannya itu. Ia membawa Yura masuk ke dalam mobil.

"Kau juga jangan lihatin terus!" Kata ibu itu menjewer telinga suaminya.

'Masih muda, seksi, kaya. Janda sekarang memang menggoda!' Batin pria tua itu lupa pada statusnya.

Di perjalanan, Ani menghela nafas terus menerus. Ia masih merasa kesal dituduh menggoda pria tua yang sudah bau tanah itu.

"Kau lihat itu, Ra. Mentang-mentang aku janda, aku dibilang menggoda pak tua itu!" Ani tidak habis pikir.

"Sabar, Ni!" Yura hanya dapat menenangkan.

"Kalau tadi suaminya seperti Lee Min Hoo, iya juga. Ini..." Ani kembali mendengus kesal. Suaminya seperti itu, aduh lah...

Istri-istri sekarang tidak sadar melihat bentuk suaminya bagaimana. Tahunya menyalahkan dirinya saja, lantaran ia janda.

"Ra, janganlah kau sampai jadi janda kayak aku. Makan hati!" saran Ani.

Dalam tanggapan masyarakat. Seorang wanita berstatus janda itu dianggap gatal, mau merebut suami orang. Imagenya tidak bagus.

Tapi kenapa pria duda malah dianggap hot. Wow sekali.

Entahlah Ani tidak mengerti. Selalu wanita yang disalahkan.

Yura mengangguk lemah. Temannya memang sering dituduh yang tidak-tidak.

Ani teman Yura saat SMA. Ia anak yatim yang tinggal di pantai asuhan. Setelah tamat SMA, ia bertemu dengan seorang pria yang mengajaknya menikah.

Karena ingin memiliki sebuah keluarga, Ani menerima dengan bahagia. Tapi setelah setahun pernikahan akhirnya bercerai. Suaminya sangat ringan tangan.

Ani sempat tinggal di rumah Yura, setelah perceraiannya. Ia tidak memiliki keluarga dan tidak mungkin kembali ke panti lagi.

Yura lah penyemangat dan yang selalu mendukungnya, di saat-saat terberatnya.

Ani memutuskan untuk bekerja. Agar tidak menyusahkan Yura dan keluarganya.

Ia bekerja sangat keras. Dan hasil kerja kerasnya selama ini, ia bisa memiliki rumah dan sebuah mobil untuk kebutuhannya bekerja sehari-hari. Dan sudah tidak menumpang di rumah Yura lagi.

"Kita mau ke mana ini?" tanya Yura yang baru sadar. Ia tadi mau ke rumah Ani dan malah temannya itu menyuruhnya naik ke mobilnya.

"Kita ke salon!" ucap Ani.

"Aku pulang saja!"

"Sudah, kau tenang saja! Sore nanti ada reuni, kita harus tampil wah." Ucap Ani mengingatkan.

"Reuni?" Yura sangat malas menghadiri acara seperti itu.

.

.

.

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

hahahha aku suka gayamu Ani.... jgn mau kalah lawan

2024-06-26

0

Ta..h

Ta..h

kalian orang baik tapi bnyk yg benci.

2024-01-31

2

Selfi Azna

Selfi Azna

novel bagus begini yg lain pada kemana

2023-07-25

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Salah
2 Bab 2 - Bukan Beban
3 Bab 3 - Teman Terbaik
4 Bab 4 - Serba Salah
5 Bab 5 - Janda
6 Bab 6 - Reuni
7 Bab 7 - Istri Ke Lima
8 Bab 8 - Bekerja
9 Bab 9 - Hari Sibuk
10 Bab 10 - Lembur
11 Bab 11 - Tidak Normal
12 Bab 12 - Menjodohkan
13 Bab 13 - Makan Malam
14 Bab 14 - Wanita Itu
15 Bab 15 - Perintah Brian
16 Bab 16 - Mata Tajam
17 Bab 17 - Kurang Ajar
18 Bab 18 - Rencan Brian
19 Bab 19 - Demam
20 Bab 20 - Menolak Perjodohan
21 Bab 21 - Kiriman
22 Bab 22 - Kiriman Lagi
23 Bab 23 - Kembali Bekerja
24 Bab 24 - Pria Bermasker
25 Bab 25 - Benjol
26 Bab 26 - Mengancam
27 Bab 27 - Terancam
28 Bab 28 - Deg Ser
29 Bab 29 - Kelakuan Yura
30 Bab 30 - Lahirkan Anak
31 Bab 31 - Brian Bingung
32 Bab 32 - Kembali Menolak
33 Bab 33 - Menikah?
34 Bab 34 - Jam 10
35 Bab 35 - Kembali Mengancam
36 Bab 36 - Kontrak
37 Bab 37 - Sugar Daddy
38 Bab 38 - Akan Menikah
39 Bab 39 - Bergandengan
40 Bab 40 - Tukang Ancam
41 Bab 41 - Tamu Malam Ini
42 Bab 42 - Akting?
43 Bab 43 - Brian Itu?
44 Bab 44 - Bertemu Calon Mertua
45 Bab 45 - Terlalu Imut
46 Bab 46 - Membujuk
47 Bab 47 - Aku Sakit
48 Bab 48 - Dan Lagi
49 Bab 49 - Ihhh..
50 Bab 50 - Mama Saja
51 Bab 51 - Numpang Makan
52 Bab 52 - Baca Koran
53 Bab 53 - Melihat Rumah
54 Bab 54 - Gosip
55 Bab 55 - Demi Cucuku
56 Bab 56 - Hari Bahagia
57 Bab 57 - Keluar
58 Bab 58 - Selalu Baper
59 Bab 59 - Putri Tidur
60 Bab 60 - Memulai
61 Bab 61 - Ke Pasar
62 Bab 62 - Mas
63 Bab 63 - Menggoda Istri
64 Bab 64 - Shoping
65 Bab 65 - Mulai Ragu
66 Bab 66 - Pujian
67 Bab 67 - Lope Lope
68 Bab 68 - Tidak Mengerti
69 Bab 69 - Mikirin Kamu
70 Bab 70 - Budeg
71 Bab 71 - Mulai Pengertian
72 Bab 72 - Belum Rejeki
73 Bab 73 - Dipancing
74 Bab 74 - Mencari Perhatian
75 Bab 75 - Tanpamu
76 Bab 76 - Arisan
77 Bab 77 - Mengobrol
78 Bab 78 - Malu
79 Bab 79 - Merindukanmu
80 Bab 80 - Suprise
81 Bab 81 - Pulang
82 Bab 82 - Aku Mencintaimu
83 Bab 83 - Libur
84 Bab 84 - Kerja Sama
85 Bab 85 - Pelet Cinta
86 Bab 86 - Dukun Amatiran
87 Bab 87 - Ikut
88 Bab 88 - Tanggung Jawab
89 Bab 89 - Pertengkaran
90 Bab 90 - Meminta Maaf
91 Bab 91 - Sebenarnya
92 Bab 92 - Penjelasan
93 Bab 93 - Hamil
94 Bab 94 - Akhirnya
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Bab 1 - Salah
2
Bab 2 - Bukan Beban
3
Bab 3 - Teman Terbaik
4
Bab 4 - Serba Salah
5
Bab 5 - Janda
6
Bab 6 - Reuni
7
Bab 7 - Istri Ke Lima
8
Bab 8 - Bekerja
9
Bab 9 - Hari Sibuk
10
Bab 10 - Lembur
11
Bab 11 - Tidak Normal
12
Bab 12 - Menjodohkan
13
Bab 13 - Makan Malam
14
Bab 14 - Wanita Itu
15
Bab 15 - Perintah Brian
16
Bab 16 - Mata Tajam
17
Bab 17 - Kurang Ajar
18
Bab 18 - Rencan Brian
19
Bab 19 - Demam
20
Bab 20 - Menolak Perjodohan
21
Bab 21 - Kiriman
22
Bab 22 - Kiriman Lagi
23
Bab 23 - Kembali Bekerja
24
Bab 24 - Pria Bermasker
25
Bab 25 - Benjol
26
Bab 26 - Mengancam
27
Bab 27 - Terancam
28
Bab 28 - Deg Ser
29
Bab 29 - Kelakuan Yura
30
Bab 30 - Lahirkan Anak
31
Bab 31 - Brian Bingung
32
Bab 32 - Kembali Menolak
33
Bab 33 - Menikah?
34
Bab 34 - Jam 10
35
Bab 35 - Kembali Mengancam
36
Bab 36 - Kontrak
37
Bab 37 - Sugar Daddy
38
Bab 38 - Akan Menikah
39
Bab 39 - Bergandengan
40
Bab 40 - Tukang Ancam
41
Bab 41 - Tamu Malam Ini
42
Bab 42 - Akting?
43
Bab 43 - Brian Itu?
44
Bab 44 - Bertemu Calon Mertua
45
Bab 45 - Terlalu Imut
46
Bab 46 - Membujuk
47
Bab 47 - Aku Sakit
48
Bab 48 - Dan Lagi
49
Bab 49 - Ihhh..
50
Bab 50 - Mama Saja
51
Bab 51 - Numpang Makan
52
Bab 52 - Baca Koran
53
Bab 53 - Melihat Rumah
54
Bab 54 - Gosip
55
Bab 55 - Demi Cucuku
56
Bab 56 - Hari Bahagia
57
Bab 57 - Keluar
58
Bab 58 - Selalu Baper
59
Bab 59 - Putri Tidur
60
Bab 60 - Memulai
61
Bab 61 - Ke Pasar
62
Bab 62 - Mas
63
Bab 63 - Menggoda Istri
64
Bab 64 - Shoping
65
Bab 65 - Mulai Ragu
66
Bab 66 - Pujian
67
Bab 67 - Lope Lope
68
Bab 68 - Tidak Mengerti
69
Bab 69 - Mikirin Kamu
70
Bab 70 - Budeg
71
Bab 71 - Mulai Pengertian
72
Bab 72 - Belum Rejeki
73
Bab 73 - Dipancing
74
Bab 74 - Mencari Perhatian
75
Bab 75 - Tanpamu
76
Bab 76 - Arisan
77
Bab 77 - Mengobrol
78
Bab 78 - Malu
79
Bab 79 - Merindukanmu
80
Bab 80 - Suprise
81
Bab 81 - Pulang
82
Bab 82 - Aku Mencintaimu
83
Bab 83 - Libur
84
Bab 84 - Kerja Sama
85
Bab 85 - Pelet Cinta
86
Bab 86 - Dukun Amatiran
87
Bab 87 - Ikut
88
Bab 88 - Tanggung Jawab
89
Bab 89 - Pertengkaran
90
Bab 90 - Meminta Maaf
91
Bab 91 - Sebenarnya
92
Bab 92 - Penjelasan
93
Bab 93 - Hamil
94
Bab 94 - Akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!