Bab 3 - Teman Terbaik

"... iya, kakak menginap di rumah kak Ani." Ucap Yura ketika menjawab telepon dari sang adik. Tadi setelah mendengar perdebatan adik dan adik iparnya, Yura memilih pergi saja. Ia malas kembali pulang.

Yura pergi ke rumah temannya yang berjarak tidak terlalu jauh dari rumahnya itu.

"Iya, di rumah kak Ani loh dek!" Ucap Yura meyakinkan kembali. Adiknya sepertinya tidak percaya padanya. Ini sudah tengah malam, mana mungkin ia masih keluyuran di jalan.

"Sini, biar aku bicara saja!" Ani meraih ponsel Yura. "Halo, Didi... kak Yuramu menginap di sini."

"Oh, ya sudah kak kalau begitu." Didi jadi bernafas lega. Ia mengira Yura masih di jalanan. Ini juga sudah malam. Akan sangat bahaya.

"Sudah tenang saja. Kakakmu aman sama kak loh." Ucap Ani sambil tertawa-tawa. Ia meyakinkan adik temannya itu.

"Maaf ya, kak. Jadi ngerepotin. Titip kak Yura ya." Ucap Didi kembali. Ia juga tidak enak hati dengan Ani. Yura keseringan menginap di sana.

"Ok... Aman!" Ani pun mengakhiri panggilannya. Lalu menatap temannya yang sedang merendamkan kaki di air hangat.

"Kenapa?" Tanya Ani melihat wajah sedih temannya itu.

"Ni, kenali aku sama temanmu. Sepertinya aku harus segera menikah." Ucap Yura dengan memasang wajah melas.

"Pria seperti apapun terserahlah. Yang penting tidak minta keperawanan duluan!" Yura masih takut jika nanti seperti teman kencannya itu.

Kini Yura berpikir. Dengan menikah, ia tidak akan menyusahkan adiknya lagi. Yura pasti akan ikut suaminya. Dan bundanya akan tinggal dengan Didi. Karena adik iparnya itu tidak mempermasalahkan bunda.

Yang jadi masalah dirinya.

"Yura... menikah itu bukan harus tergesa-gesa begitu. Biarkan berjalan seharusnya. Tidak ada yang menjamin menikah cepat bisa bahagia. Contohnya aku." Tunjuk Ani pada dirinya sendiri. Ia akan menjadikan perbandingan dengan cerita dirinya.

Ani menikah muda. Tapi setahun pernikahan malah berpisah. Ia menjadi janda di usia yang sangat muda. Bahkan saat menjadi janda, usianya belum sampai 20 tahun.

"Memang kau mau, baru menikah langsung bercerai? Jangan asal comot lah, Ra!" Ani mengingatkan kembali. Pernikahan adalah komitmen ingin hidup bersama selamanya. Dengan segala susah dan senangnya. Bukan karena paksaan atau gunjingan tetangga. Atau lomba-berlomba menuju pernikahan.

Yura menggelengkan kepala. Ia ingin menikah sekali dan menjalani rumah tangga yang langgeng selamanya. Menua bersama dengan suaminya. Hidup bahagia penuh cinta.

"Ya, sudah sekarang. Nggak usah dengari orang-orang yang bicara kenapa belum menikah juga. Aku saja yang sudah menjanda 10 tahun santai saja. Nikmati saja hidupmu, Ra. Masalah jodoh pasti datang di saat yang tepat. Tidak perlu terburu-buru, baru kenal langsung mau menikah. Kita kan tidak tahu dia bagaimana?" Ani menasehati temannya itu. Ia mengerti apa yang dirasakan Yura. Tapi walaupun begitu, Yura tidak boleh sembarangan juga memilih suami.

Yura mengangguk. Ia pun sadar, teman kencannya itu mengajak melakukan se&s malah hampir diturutinya. Seharusnya kan tidak seperti itu.

"Kalau begitu carikan aku kerjaan lah, Ni." Ucap Yura kembali. Ia harus segera bekerja. Dua bulan menganggur bosan juga. Belum lagi nyinyiran adik iparnya.

"Aku sudah memasukkan banyak lamaran, tapi tidak ada yang manggil." Cerita Yura kembali. Ia sudah memasukkan banyaknya lamaran, tapi tidak ada panggilan. Pasti ditolak karena usia. Usia yang dianggap sudah tidak fresh dan menarik.

"Hmm." Ani tampak berpikir. Ia bisa memasukkan Yura ke tempat kerjanya, tapi ada usia maksimal juga bekerja di kantor tempatnya bekerja.

"Di kantorku, usia maksimal 28 tahun, Ra!" Ucap Ani pelan memberitahu. Ia ingin sekali membantu temannya, tapi ia juga tidak berdaya.

"Coba-coba saja masukkan lamaran lagi. Pasti ada satu yang nerima." Saran Ani tidak mau Yura berkecil hati. Di mana ada usaha di situ ada jalan.

Yura mengangguk. Memang hanya itu yang bisa dilakukannya saat ini.

Yura berhenti bekerja di kantor yang lama, karena bos mereka melakukan pelecehan terhadapnya.

Yura setelah tamat SMA, pertama kali bekerja jadi buruh pabrik. Karena rajin dan disiplin. Lalu perlahan ia mulai naik jabatan di sana.

Pelan dan perlahan, karirnya menanjak. Hingga ia ditempatkan di kantornya, bukan di pabrik lagi.

Yura sangat senang dengan posisinya. Kerjanya tidak terlalu capek. Dan ia juga mulai menyesuaikan diri.

Tapi, atasan mereka sangat genit dan Yura mulai tidak nyaman bekerja di kantor.

Atasannya itu suka menghampiri karyawan wanita saat bekerja. Malah juga sengaja menempel dan terlalu dekat memeriksa pekerjaan mereka.

Setiap hari juga Yura selalu disuruh lembur dan jadinya harus pulang malam.

Dan malam itu, Yura yang sendirian lembur. Didatangi atasan mereka yang belum pulang.

Pria tua itu sengaja mendekat pada Yura untuk melihat pekerjaannya. Saat Yura akan bangkit, pria itu malah memeluknya.

Yura memberontak dan malah atasannya itu makin memeganginya.

"Layani aku malam ini. Aku akan menaikkan jabatanmu!" ucap pria itu itu sambil menjilat lidahnya. Seolah melihat Yura adalah hidangan yang sangat lezat.

"Lepaskan aku!" Yura berusaha melepaskan diri.

Tapi pak tua itu tenaganya kuat sekali. Ia menarik paksa pakaian Yura.

Yura terus membela diri sambil berteriak minta tolong. Tapi sepertinya sudah tidak ada orang di sekitar situ.

Wanita itu berusaha untuk melawan. Atasannya ingin memperk&sa dirinya.

Pria tua itu memegangi tangan Yura sambil memajukan bibirnya.

Sungguh Yura merasa jijik dan juga marah. Ia dilecehkan seperti itu.

Tangan Yura masih dipegangnya. Dan kaki Yura pun beraksi. Ia sengaja menendang tepat ke arah intim pak tua itu.

"Awwhh... kurang ajar kamu!" maki pria tua itu kesakitan memegangi asetnya.

Yura tidak peduli dan segera berlari, melihat itu pak tua akan mengejar Yura kembali. Dan Yura melempari atasannya itu dengan apapun yang ada di sekitarnya. Lalu ia berlari sekencang-kencangnya keluar kantor tersebut.

Setelah kejadian malam itu, Yura tidak mau masuk kerja lagi di sana. Ia seperti trauma dan ia juga tidak mau mengatakan apa yang sudah terjadi pada keluarganya. Karena tidak mau membuat mereka khawatir juga.

Yura mengatakan jika ia sudah capek bekerja dan ingin liburan sejenak.

Bunda dan Didi tidak mempermasalahkannya. Yura sudah terlalu lama bekerja, pasti sudah jenuh dan bosan.

Jadilah Yura sekarang pengangguran. Dan karena itulah adik iparnya selalu mengatakan bahwa dia pelamas. Padahal sudah memiliki pekerjaan yang bagus di kantoran, malah memilih resign karena sudah muak dan jenuh.

'Yura Yura..  kok begini banget nasibmu?' Yura cuma bisa menghembuskan nafas kasar.

"Ra, semangat dong!" Ani tidak ingin Yura bersedih. Temannya ini sudah menjalani kehidupan yang berat dan tidak pernah mengeluh.

"Ayo, kita tidur dan melupakan apa yang terjadi di hari ini." Saran Ani mengelus pundak Yura.

"Ani, terima kasih sudah menjadi temanku!" Yura jadi mewek.

"Aku yang seharusnya berterima kasih, Ra. Kau selalu ada di saat aku kesulitan!"

"Ani, jangan dibahas lagi!" Yura jadi bergetar mengatakannya.

Ani mengusap air matanya. Yura adalah teman terbaiknya.

Mereka pun seperti teletabis.

Berpelukan...

.

.

.

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

Yura yg malang emang bener tu kata Ani, ngapain juga mikirin omongan org, kalo blm ada jodoh ya sdhlah jgn berpikirpendek

2024-06-26

0

yuli

yuli

hmmm teman yang baik selalu ada disaat susah n senang

2023-06-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Salah
2 Bab 2 - Bukan Beban
3 Bab 3 - Teman Terbaik
4 Bab 4 - Serba Salah
5 Bab 5 - Janda
6 Bab 6 - Reuni
7 Bab 7 - Istri Ke Lima
8 Bab 8 - Bekerja
9 Bab 9 - Hari Sibuk
10 Bab 10 - Lembur
11 Bab 11 - Tidak Normal
12 Bab 12 - Menjodohkan
13 Bab 13 - Makan Malam
14 Bab 14 - Wanita Itu
15 Bab 15 - Perintah Brian
16 Bab 16 - Mata Tajam
17 Bab 17 - Kurang Ajar
18 Bab 18 - Rencan Brian
19 Bab 19 - Demam
20 Bab 20 - Menolak Perjodohan
21 Bab 21 - Kiriman
22 Bab 22 - Kiriman Lagi
23 Bab 23 - Kembali Bekerja
24 Bab 24 - Pria Bermasker
25 Bab 25 - Benjol
26 Bab 26 - Mengancam
27 Bab 27 - Terancam
28 Bab 28 - Deg Ser
29 Bab 29 - Kelakuan Yura
30 Bab 30 - Lahirkan Anak
31 Bab 31 - Brian Bingung
32 Bab 32 - Kembali Menolak
33 Bab 33 - Menikah?
34 Bab 34 - Jam 10
35 Bab 35 - Kembali Mengancam
36 Bab 36 - Kontrak
37 Bab 37 - Sugar Daddy
38 Bab 38 - Akan Menikah
39 Bab 39 - Bergandengan
40 Bab 40 - Tukang Ancam
41 Bab 41 - Tamu Malam Ini
42 Bab 42 - Akting?
43 Bab 43 - Brian Itu?
44 Bab 44 - Bertemu Calon Mertua
45 Bab 45 - Terlalu Imut
46 Bab 46 - Membujuk
47 Bab 47 - Aku Sakit
48 Bab 48 - Dan Lagi
49 Bab 49 - Ihhh..
50 Bab 50 - Mama Saja
51 Bab 51 - Numpang Makan
52 Bab 52 - Baca Koran
53 Bab 53 - Melihat Rumah
54 Bab 54 - Gosip
55 Bab 55 - Demi Cucuku
56 Bab 56 - Hari Bahagia
57 Bab 57 - Keluar
58 Bab 58 - Selalu Baper
59 Bab 59 - Putri Tidur
60 Bab 60 - Memulai
61 Bab 61 - Ke Pasar
62 Bab 62 - Mas
63 Bab 63 - Menggoda Istri
64 Bab 64 - Shoping
65 Bab 65 - Mulai Ragu
66 Bab 66 - Pujian
67 Bab 67 - Lope Lope
68 Bab 68 - Tidak Mengerti
69 Bab 69 - Mikirin Kamu
70 Bab 70 - Budeg
71 Bab 71 - Mulai Pengertian
72 Bab 72 - Belum Rejeki
73 Bab 73 - Dipancing
74 Bab 74 - Mencari Perhatian
75 Bab 75 - Tanpamu
76 Bab 76 - Arisan
77 Bab 77 - Mengobrol
78 Bab 78 - Malu
79 Bab 79 - Merindukanmu
80 Bab 80 - Suprise
81 Bab 81 - Pulang
82 Bab 82 - Aku Mencintaimu
83 Bab 83 - Libur
84 Bab 84 - Kerja Sama
85 Bab 85 - Pelet Cinta
86 Bab 86 - Dukun Amatiran
87 Bab 87 - Ikut
88 Bab 88 - Tanggung Jawab
89 Bab 89 - Pertengkaran
90 Bab 90 - Meminta Maaf
91 Bab 91 - Sebenarnya
92 Bab 92 - Penjelasan
93 Bab 93 - Hamil
94 Bab 94 - Akhirnya
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Bab 1 - Salah
2
Bab 2 - Bukan Beban
3
Bab 3 - Teman Terbaik
4
Bab 4 - Serba Salah
5
Bab 5 - Janda
6
Bab 6 - Reuni
7
Bab 7 - Istri Ke Lima
8
Bab 8 - Bekerja
9
Bab 9 - Hari Sibuk
10
Bab 10 - Lembur
11
Bab 11 - Tidak Normal
12
Bab 12 - Menjodohkan
13
Bab 13 - Makan Malam
14
Bab 14 - Wanita Itu
15
Bab 15 - Perintah Brian
16
Bab 16 - Mata Tajam
17
Bab 17 - Kurang Ajar
18
Bab 18 - Rencan Brian
19
Bab 19 - Demam
20
Bab 20 - Menolak Perjodohan
21
Bab 21 - Kiriman
22
Bab 22 - Kiriman Lagi
23
Bab 23 - Kembali Bekerja
24
Bab 24 - Pria Bermasker
25
Bab 25 - Benjol
26
Bab 26 - Mengancam
27
Bab 27 - Terancam
28
Bab 28 - Deg Ser
29
Bab 29 - Kelakuan Yura
30
Bab 30 - Lahirkan Anak
31
Bab 31 - Brian Bingung
32
Bab 32 - Kembali Menolak
33
Bab 33 - Menikah?
34
Bab 34 - Jam 10
35
Bab 35 - Kembali Mengancam
36
Bab 36 - Kontrak
37
Bab 37 - Sugar Daddy
38
Bab 38 - Akan Menikah
39
Bab 39 - Bergandengan
40
Bab 40 - Tukang Ancam
41
Bab 41 - Tamu Malam Ini
42
Bab 42 - Akting?
43
Bab 43 - Brian Itu?
44
Bab 44 - Bertemu Calon Mertua
45
Bab 45 - Terlalu Imut
46
Bab 46 - Membujuk
47
Bab 47 - Aku Sakit
48
Bab 48 - Dan Lagi
49
Bab 49 - Ihhh..
50
Bab 50 - Mama Saja
51
Bab 51 - Numpang Makan
52
Bab 52 - Baca Koran
53
Bab 53 - Melihat Rumah
54
Bab 54 - Gosip
55
Bab 55 - Demi Cucuku
56
Bab 56 - Hari Bahagia
57
Bab 57 - Keluar
58
Bab 58 - Selalu Baper
59
Bab 59 - Putri Tidur
60
Bab 60 - Memulai
61
Bab 61 - Ke Pasar
62
Bab 62 - Mas
63
Bab 63 - Menggoda Istri
64
Bab 64 - Shoping
65
Bab 65 - Mulai Ragu
66
Bab 66 - Pujian
67
Bab 67 - Lope Lope
68
Bab 68 - Tidak Mengerti
69
Bab 69 - Mikirin Kamu
70
Bab 70 - Budeg
71
Bab 71 - Mulai Pengertian
72
Bab 72 - Belum Rejeki
73
Bab 73 - Dipancing
74
Bab 74 - Mencari Perhatian
75
Bab 75 - Tanpamu
76
Bab 76 - Arisan
77
Bab 77 - Mengobrol
78
Bab 78 - Malu
79
Bab 79 - Merindukanmu
80
Bab 80 - Suprise
81
Bab 81 - Pulang
82
Bab 82 - Aku Mencintaimu
83
Bab 83 - Libur
84
Bab 84 - Kerja Sama
85
Bab 85 - Pelet Cinta
86
Bab 86 - Dukun Amatiran
87
Bab 87 - Ikut
88
Bab 88 - Tanggung Jawab
89
Bab 89 - Pertengkaran
90
Bab 90 - Meminta Maaf
91
Bab 91 - Sebenarnya
92
Bab 92 - Penjelasan
93
Bab 93 - Hamil
94
Bab 94 - Akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!