Dito, pria itu merenung di dalam kamarnya setelah sampai di rumah. Mengingat kejadian pagi tadi saat di hotel juga tatapan Aurora yang sangat menyakitkan membuat Dito tidak tenang.
Terlebih hati pria itu memanglah lembut jika menyangkut seorang perempuan. Merasa telah lebih baik setelah dibuatkan teh jahe oleh mamanya, Dito akhirnya memutuskan untuk keluar kamar.
Langkahnya berhenti di anak tangga melihat kedua orang tuanya yang tampak sangat ceria satu sama lain.
"Sudah baikan Nak?"
Dito mengangguk pelan, menunduk untuk mengecup kedua punggung tangan orang tuanya.
"Dito mau ke markas dulu Mah, Pah." Pamitnya.
"Kamu nggak lelah Nak? Istirahatlah sebentar sebelum bertemu teman-temanmu. Lagi pula besok kamu mulai kuliah lagi."
"Dito udah sehat Mah, jadi nggak perlu khawatir." Pria itu melambaikan tangannya dan berlari keluar dari rumah bernuansa hitam campur gold sehingga terkesan gelap namun tampak mewah.
Dito melajukan motornya membelah padatnya jalan raya. Tujuan pria itu bukan markas, melainkan rumah Aurora untuk membicarakan sesuatu yang tidak sempat mereka selesaikan tadi pagi.
Setelah Aurora menampar Dito, wanita itu pergi tanpa kata di mana membuat Dito merasa bersalah.
Dito memarkirkan motornya dengan aman setelah sampai di depan rumah Aurora yang tidak kalah mewahnya.
"Auroranya ada?" tanya Dito pada wanita paruh baya, mungkin pelayan di rumah besar tersebut.
"Ada Den, tunggu saya panggilkan dulu."
Dito mengangguk sebagai jawaban, segera duduk di kursi teras rumah Aurora sambil memainkan ponselnya. Terdapat banyak pesan menghampiri ponsel pria itu, terlebih dari para sahabatnya yang tega meninggalkan saat mabuk berat.
Setelah berpikir jernih, akhirnya Dito memutuskan untuk bertanggung jawab pada Aurora, terlebih pria itu sudah mengingat dengan jelas apa yang terjadi semalam.
Memang benar adanya, Dito yang menyeret Aurora ke sebuah hotel dekat club malam. Selain mabuk, Dito merasakan sesak meminta untuk dipuaskan, sangat diuntungkan bertemu dengan Aurora di parkiran club malam. Entah apa tujuan Aurora sehingga datang ke sana, intinya Dito beruntung meniduri orang yang dia kenal, bukan gadis asing tanpa tahu asal-usulnya.
"Kenapa?"
Dito mendonggakkan kepalanya, tersenyum pada Aurora yang matanya masih memerah, mungkin habis menangis.
"Orang tua lo ada?" Dito berdiri dan berhadapan dengan Aurora yang jauh lebih pendek darinya.
Aurora mengeleng. "Orang tua gue lagi keluar negeri. Kalau lo nggak mau tanggung jawab sebaiknya pergi aja. Gue yakin nggak bakal hamil kok." Menunduk, tidak ingin Dito melihat pancaran ketakutan pada manik indahnya.
Wanita itu tersentak ketika tangannya tiba-tiba digenggam oleh Dito. "Gue bakal tanggung jawab, gue ingat semuanya. Maaf karena kasar sama lo, Ra. Tapi lo harus tau gue nggak suka sama lo."
Aurora lantas menganggkat kepalanya menatap Dito, mengerjap perlahan mencerna kata demi kata pria tampan yang sayangnya sering kali cuek jika ada di dalam kelas. Pria yang hanya ingin tersenyum saat bersama sahabat-sahabatnya saja.
"Gue nggak minta dicintai, gue cuma minta lo tanggung jawab kalau aja gue hamil."
"Makasih karena udah mau ngertiin gue. Kapan orang tua lo balik? Gue bakal datang sama orang tua gue buat lamar lo."
"La-lamar?"
"Hm, semua orang tua pengen anak-anaknya nikah baik-baik Aurora, nggak mungkin kan kita nikah saat lo udah ketahuan hamil?"
Perlahan-lahan Aurora menganggukkan kepalanya, ada rasa bahagia di hati Aurora karena Dito ingin bertanggung jawab atas dirinya. Wanita itu tidak tahu harus bagaimana lagi jika kedua orang tuanya tahu tapi Dito tidak mau bertanggung jawab.
"Malam nanti gue jemput ya, gue mau kenalin lo sama orang tua gue." Usai mengatakan hal tersebut Dito akhirnya meninggalkan rumah Aurora, bertepatan datangnya sosok pria lain yang tidak kalah tampan. Sayangnya penampilan pria itu urak-urakan, belum lagi anting di salah satu telinganya.
Aurora yang mengenali pria tersebut lantas menutup pintu dan berlari memasuki kamarnya.
"Aurora keluar!" teriak Aron, mantan kekasih Aurora.
Bukannya menyahut Aurora malah memejamkan mata sambil menutup telinga. Wanita itu tidak ingin bertemu mantan kekasihnya lagi. Terlebih Aron tidak terima diputuskan olehnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Fenty Dhani
👍♥️♥️♥️🌹🌹🌹
2023-05-12
0
Eva Karmita
lanjut thoooorr 🔥💪😍
2023-05-01
0
Ana
seiring berjalan nya waktu cinta itu pasti akan hadir bang dito
2023-05-01
0