Siang ini di sekolah.
"Hei, Alena! Loe lagi ngapain?" tanya Iris pada Alena yang baru saja mau keluar saat istirahat siang.
"Mau ke perpustakaan. Ada apa, Ris?"
"Gue lagi bosan nih gak acara untuk nanti malam. Loe mau nggak gue ajak nongkrong di klub malam, gimana?" tanya Iris dengan memberikan senyuman paling manis.
"Oh, aku gak ada acara sih. Di di rumah aja kok, Iris. Tapi aku enggak terlalu suka dengan kehidupan malam." Alena segan untuk ikut Iris ke klub malam.
Iris ngajak nongkrong Alena, yang sebenarnya adalah teman sekelasnya, karena ia merasa bosan dan ingin mencari kesenangan.
"Ah, jangan gitu dong, Alena. Cobain aja sekali-sekali. Gue jamin loe bakal suka, seru deh, ya?"
"Tapi aku takut, Iris. Aku tidak terbiasa dengan suasana seperti itu."
"Enggak usah takut, Alena. Gue bakal jaga loe, kok. Lagian, kita kan teman, kan? Ayo, Alena, sekali-sekali enggak apa-apa kok."
"Hmm, baiklah. Aku mau mencobanya sekali-sekali, Iris. Tapi kamu harus menjagaku, ya."
"Tentu saja, Alena. Gue janji bakal jagain loe. Nanti malam, ya! Loe tenang aja, gue yang traktir dan klub itu udah langganan dan aman." Iris mengiming-imingi Alena dengan keamanan yang ada di club tersebut.
Alena yang sifatnya cukup pasif dan introvert, sebenarnya awalnya tidak mau. Tapi karena Iris sedikit memaksa, akhirnya Alena mau-mau saja diajak oleh Iris. Mereka pun sepakat untuk bertemu di depan sebuah klub malam di kawasan pusat kota.
Malam harinya, akhirnya Alena dan Iris bertemu di depan klub malam, mereka masuk ke dalam dan memesan minuman.
Di dalam klub, Iris menawarkan minuman pada Alena dan mencoba untuk membujuknya agar ikut berjoget di tengah kerumunan orang. Namun, Alena hanya duduk di meja sambil meminum minumannya.
Iris sangat senang karena dia suka dengan kehidupan malam dan seringkali menghabiskan waktu dengan berjoget sambil minum. Namun, Alena merasa tidak nyaman dengan suasana di dalam klub tersebut dan hanya duduk di meja sambil meminum minumannya.
"Alena, ayo ikut berjoget! Lagu ini enak banget, kok." Iris berusaha menarik tangan Alena untuk ikut bersama dengannya.
Tapi Alena mengelengkan kepalanya beberapa kali. Dia tidak mau ikut bersama dengan ajakan Iris.
"Maaf, Iris. Aku tidak terlalu suka berjoget di tengah kerumunan orang. Aku lebih suka duduk di sini saja. Kamu, pergilah."
"Haiyah, Alena. Loe harus mencoba sesuatu yang baru. Ayo, jangan malu-malu!" Iris memaksa Alena.
"Maaf, Iris. Aku tidak nyaman dengan suasana di sini. Aku ingin pulang saja," terang Alena dengan pandangan mata tidak suka.
"Baiklah, kalau loe sudah merasa tidak nyaman. Loe tunggu di sini aja. Tapi besok-besok loe harus lebih berani, ya, Alena! Ini sungguh menyenangkan."
"Hmm, mungkin lain kali, Iris. Aku lebih memilih untuk pergi ke tempat-tempat yang lebih tenang dan menyenangkan."
"Baiklah, Alena. Tapi loe akan kehilangan keseruan kalau selalu memilih tempat yang tenang dan menyenangkan. Gue harap loe bisa mencoba sesuatu yang baru suatu saat nanti." Iris tidak mudah dipengaruhi oleh kata-kata Alena.
Alena hanya tersenyum tipis dan duduk menunggu Iris yang ke tengah kerumunan untuk bergoyang lagi.
Saat sedang menunggu, Alena melihat beberapa orang yang terlihat sangat mabuk dan memperlihatkan tindakan yang tidak pantas. Hal ini membuat Alena merasa tidak nyaman dan ingin segera pulang. Namun, Iris tidak ingin segera pulang dan terus berjoget di tengah kerumunan orang.
***
Akhirnya Alena keluar sendiri dari klub malam, karena sudah tidak nyaman di dalam sana. Tapi di luar, Alena justru melihat sebuah kejadian yang sangat mengejutkan. Dia melihat seorang pria yang dihajar oleh 5 orang tak dikenal di pinggir jalan. Tanpa berpikir panjang, Alena mencoba untuk menolong pria tersebut yang ternyata adalah Axel, seorang teman Varro, kakak kembarnya Iris.
Bug bag bug
"Awww..."
Dug tag bug
Dug bug dag bug
"Arghhh!"
"Kak Axel?"
Sebenarnya Axel sedang berjalan-jalan di sekitar tempat itu ketika tiba-tiba dia dihadang oleh lima orang yang tidak dikenal. Kelima orang itu terlihat sangat marah dan mulai menyerang Axel secara brutal.
Axel mencoba mempertahankan diri dengan memukul balik dan berusaha melawan para penyerangnya. Namun, karena jumlah penyerang yang lebih banyak, Axel tidak bisa mengalahkan mereka sendirian. Dia terus dipukuli hingga dia terjatuh ke tanah dan tidak bisa bergerak.
"Kak Axel!"
Alena panik dan menyebutkan nama Axel, membuat mereka yang mengeroyok Axel menoleh ke arahnya.
Saat Alena melihat Axel dikeroyok oleh lima orang tak dikenal, dia merasa ketakutan dan panik. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dan merasa sangat kasian melihat Axel dipukuli dengan kejam. Namun, meskipun dia takut, Alena memutuskan untuk berani dan menolong Axel.
"Jagan main keroyokan!"
"Tolong! Tolong siapa saja!"
Saat berusaha menolong Axel, Alena terus berteriak dan memanggil bantuan dari orang-orang di sekitarnya. Dia juga mencoba mengusir para penyerang dengan dorongan dan pukulan, meskipun dia tahu bahwa dia tidak akan bisa mengalahkan mereka secara fisik
"Sialan! Cerewet!"
Para penyerang mulai mengalihkan perhatian mereka ke Alena. Alena tidak tahu harus berbuat apa untuk bisa menyerang para penyerang. Dengan segala keberanian yang dimilikinya, tetap saja dia tidak mungkin bisa mengalahkan kelimanya.
Srettt
"Cantik, tidak udah ikut campur atau loe mau nanggung akibatnya!"
Situasi menjadi semakin buruk ketika salah satu dari para penyerang mengeluarkan pisau dan mengancam Alena. Namun, Alena berusaha untuk tetap tidak terlihat takut dan terus berusaha untuk bisa melawan para penyerang dengan segala cara yang dia bisa.
"Woii! Ada apa di sana?"
Ada dua pengaman klub malam yang datang menghampiri, sehingga para penyerang mulai melarikan diri.
Alena segera menghampiri Axel yang tergeletak di tanah dan memastikan bahwa dia dalam keadaan yang aman. Dia kemudian membantu Axel untuk bangkit dan memastikan bahwa dia mendapatkan perawatan medis yang diperlukan.
Alena dengan cepat menolong Axel yang tergeletak di tanah dengan darah yang mengalir deras.
Kedua keamanan klub mengejar mereka berlima tanpa melihat terlebih dahulu siapa korbannya. Mereka percaya jika cewek yang berteriak meminta tolong, yaitu Alena, pasti akan mengurus korban.
"Kita ke rumah sakit, kak Axel."
Akhirnya Alena mengehentikan taksi yang kebetulan sedang lewat, kemudian memapah Axel untuk masuk ke dalam taksi.
"Ke rumah sakit terdekat, pak!"
Alena membawa Axel ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.
Setelah Axel dirawat di rumah sakit, Alena pulang ke rumahnya dengan perasaan campur aduk. Dia merasa senang karena telah berhasil menolong Axel, namun juga merasa khawatir karena dia meninggalkan Axel sendirian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ku pikir nih cewek pandai ilmu bela diri,ternyata cuman tau menjerit doang..
2023-06-28
0
Qaisaa Nazarudin
Wah ku pikir Iris anaknya baik2,Ternyata mainnya ke club juga ya,sayang sekali..😌
2023-06-28
0
Septi Wijaya
loh Axel knp ditinggal, kasian ga ada yg jaga d RS
2023-05-05
0