Mengajak ke acara geng motor

Denis telah menyelesaikan hukumannya dan kembali ke kelas dengan wajah yang kucel.

"Udah selesai bersihin toiletnya bro? " tanya Joni sambil menepuk pundak temannya.

"Jangan nyindir, dasar teman lucnut! Nggak tau sobatnya lagi menderita apa? " sahut Denis dengan kesal.

"Ish, ish, ish, jangan tersinggung dong... macam gadis telat datang bulan aja." jawab Joni.

"Dah sana minggir ! Jangan banyak bacott kayak emak emak kompleks.Aku mau ngerjain tugas sebelum habis waktu istirahat." tukas Denis seraya menggeser tubuh temannya dengan kasar.

"Dih, laganya kayak murid yang rajin. Emang situ bisa ngerjainnya?" ledek Joni.

" Emang napa kalau aku bisa ngerjain? Kamu mau nyontek?" Denis ganti mengejek Joni.

"Apanya yang di contek? Aku aja yang beneran mikir cuma bener empat soal doang dari dua puluh lima soal, apalagi situ?" jawab Joni dengan tawa menyindir.

"Astaga, itu mikir pakai otak atau pantat? Masak iya dari dua puluh lima soal yang bener cuma empat biji doang?" ledek Denis kepada temannya.

"Dih, macam otak situ encer aja? Mendingan aku lah, masih bener empat biji, dari pada situ kemaren cuma bener tiga biji dari lima puluh soal." Joni merasa tak terima dengan ledekan temannya.

"Ah, itu kemaren aku kan emang iseng ngasih jawaban yang salah buat ngasih kesempatan sama yang lain biar nilainya tinggi...ha...ha...ha... " Denis berusaha menyangkal kebodohannya.

"Dasar mulut buaya, pandainya bersilat lidah. Kalau bukan karena dapat contekan dari Nora, bakal di hukum lagi tuh bersihin toilet!" celetuk Joni sembari menekan kepala Denis dengan sedikit kasar, tapi hal itu sudah sering mereka lakukan sehingga tidak menimbulkan pertengkaran serius.

Usai menyalin jawaban yang di berikan oleh Nora, Denis segera mencari keberadaaan Nora untuk bicara lebih lanjut.

"Nora, nanti pulang sekolah aku mau ngajak kamu pergi. Apa kamu mau?" Tanya Denis.

"Pergi, kemana?" tanya Nora.

"Ke acara geng motorku." Tentu saja Nora terkejut mendengar jawaban itu. Dia tidak mungkin menerima ajakan Denis, karena dia tidak suka dengan kegiatan itu. Terlebih lagi jika sampai bapak Nora tahu jika putrinya ikut kegiatan rese seperti itu, pasti Nora akan mendapat amarah.

"Kenapa diam? Aku tahu kamu pasti tidak akan mau." mendadak Denis kembali bertanya dengan pertanyaan yang menyudutkan. Sementara Nora di buat bingung untuk menjawab, karena jika dia menolak ajakan Denis, maka keinginannya untuk mengenal Denis lebih dekat tentang dunianya akan sirna.

Karena merasa menerima penolakan, Denis memilih untuk berlalu dari hadapan Nora dengan wajah yang muram. Namun, mendadak Nora kembali memanggil Denis ketika cowok itu suda membelakangi Nora.

"Tunggu Denis, aku mau kamu ajak pergi!" jawab Nora. Denis lantas menghentikan langkahnya lalu kembali berbalik badan untuk menghadapi ke arah Nora.

"Kamu tidak perlu menjawab seperti itu jika terpaksa." ucap Denis mencari kepastian.

"Tidak. Aku tidak terpaksa. Aku tidak bilang jika kegiatan itu baik, tetapi bukan berarti aku bisa mengatakan jika semua anak geng motor itu tidak baik." jawab Nora dengan serius.

"Terima kasih Nora." tukas Denis. Ternyata Denis sengaja mengajak Nora untuk pergi ke acara itu guna mengetes tanggapan Nora. Karena pada umumnya semua orang di sekitarnya akan menolak jika dia ajak ke tempat tersebut. Tetapi, jawaban yang Nora berikan justru membuat Denis semakin yakin untuk percaya kepada gadis tersebut.

"Aku akan tunjukkan pada kamu, bagaimana keseruan yang kita rasakan ketika ngumpul bareng sama anak geng motor." tukas Denis yang sangat bertentangan dengan isi pikiran Nora.

"Aku juga akan tunjukkan sama kamu jika dunia yang kamu miliki itu hanya semu, bahkan menyesatkan!" ucap Nora dalam hati.

"Tapi sebentar saja ya, nanti aku di cariin Bapak kalau pulangnya ke sore an. Apalagi pergi ke acara geng motor, bapak pasti akan sangat marah jika tahu!" pinta Nora kepada Denis.

Wajah Denis mendadak lesu ketika Denis menyebut nama bapak.

"Enak jadi kamu ya? Punya orang tua yang peduli akan keselamatan kamu serta perhatian juga." ujar Denis terlihat begitu iri pada kehidupan Nora.

"Emangnya dimana kedua orang tua kamu?" tanya Nora dengan pelan pelan karena takut menyinggung perasaan Denis.

"Nanti sore akan aku ceritakan semuanya sama kamu." jawab Denis . Seketika jawaban itu membuat Nora senang sekali karena sebentar lagi usahanya untuk mencari tahu tentang kehidupan Denia yang sesungguhnya akan berhasil. Nora memang begitu penasaran karena dia ingin tahu alasan Denis masuk ke pergaulan seperti itu dan terutama ingin mengajaknya berubah menjadi lebih baik lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!