ASRAMA ( Asmara Masa Remaja) Si Bad Boy
"Selamat pagi anak anak, hari ini ada murid baru di kelas kita. Perkenalkan namanya Nora Erlita." ucap seorang wali kelas yang bernama Bu Novi.
"Siapa Bu? Dora? Dora di film kartun yang suka bilang katakan peta.. katakan peta..." nada suara Denis yang di buat buat sontak mengundang gelak tawa seisi ruangan. Dia adalah cowok usil di dalam kelasnya. Dia juga suka ikut ikutan masuk genk motor karena kurangnya kasih sayang serta perhatian dari orang tua. Sementara Nora, adalah gadis desa yang sangat lugu dan baru saja pindah ke kota dengan penampilan yang kurang modis juga.
"Diam Denis! jangan bikin keributan. Atau kamu akan Ibu hukum!" Bu Novi sudah tak heran dengan tingkah muridnya yang satu itu. Tak lama kemudian Nora di persilahkan duduk, dan dia mendapat kursi di belakang Denis.
"Sekarang keluarkan buku tugas kalian, kita mulai pelajaran Matematika hari ini!" titah Bu Novi. Untuk beberapa saat suasana kelas mulai tegang dan serius. Namun, meski baru dalam hitungan jam berada di kelas barunya, rupanya Nora mampu menunjukkan prestasinya.
"Kalian harus lebih rajin belajar agar bisa seperti Nora! " puji Bu Novi kepada Nora di hadapan teman temannya.
Bukannya mengiyakan, yang ada Denis kembali berceloteh.
"Mana bisa Bu, kita kan penduduk bumi asli. Lah dia kan entah berasal dari planet mana? "
Haa..ha...ha... Suasana kelas menjadi riuh kembali mendengar ucapan Denis.
"Atau jangan jangan dia itu Alien, lihat aja tuh cara berpenampilan nya culun abis.. ha.. ha.. ha.. " Sahut Sonia, teman sekelas Denis yang sama sama tukang rese juga ikut menimpali hingga membuat teman temannya kembali tertawa.
"Sudah... sudah... Kalian nggak boleh bersikap seperti itu. Kalian harus bisa bersikap ramah kepada teman baru kalian." tegur Bu Novi.
Waktu istirahat pun tiba, semua siswa keluar dari kelas menuju kantin kecuali Nora. Dia masih berdiam diri di kelas karena merasa tidak percaya diri. Apalagi hari pertamanya di sambut dengan bulian teman temannya.
"Heh Denis, kamu nggak pengen godain anak baru itu? Dia cantik loh, putih dan tinggi meskipun agak aneh sikapnya." tukas Joni teman dekat Denis, sekaligus team pada genk motornya.
"Iya ya, dia kan polos. Lumayan lah bisa di jadiin mesin ATM. Denger denger dia anaknya juragan tanah di kampung." timpal Denis membenarkan ucapan temannya.
"Tapi awas jatuh cinta beneran, bisa di kawinin tuh sama gadis desa." ucap Joni seolah mengingatkan tapi sebenernya dia meledek.
"Njirr, di kata aku nih kambing apa? Main di kawinin aja! " celetuk Denis hingga membuat Joni tertawa tertinggal pingkal.
"Udah ngaco nya! Acara ntar gimana? Jadi kan acara balapan motornya?" tanya Denis. Pulang dari sekolah mereka ada acara balap motor dari beberapa team genk motor.
"Jadi dong! Tapi rute kita kali ini beda. Anak team sebelah ngasih tantangan di tempat lain." ujar Joni.
"Siapa takut? Pulang sekolah langsung aja ke lokasi." jawab Denis.
Setelah terdengar bel berbunyi, semua siswa pulang dari sekolah pada pukul dua sore. Semua siswa mulai meninggalkan gedung sekolah tersebut kecuali Nora, karena dia masih berkunjung sebentar ke perpustakaan untuk mencari sebuah buku. Sementara Denis dan Joni sudah merapat ke lokasi balap motor yang rupanya di adakan tak jauh dari rumah Nora.
Bruummmm...Bruummmmm....Bruummmmmm...
Suara deru motor sudah mulai memadati jalanan. Beberapa anak genk motor sudah bersiap dengan posisi mereka untuk aksi balap motor tersebut, begitu pula dengan Denis dan juga Joni. Tepat pukul tiga sore semua sudah berkumpul dan acara di mulai. Namun naas, jelang di menit ke lima belas dari acara tersebut, terdengar suara sirine mobil polisi datang mendekat beserta para anggota kepolisian menggunakan motor tril.
Semua genk motor tersebut berhamburan melarikan diri. Dalam keadaan panik, Denis tiba tiba masuk kedalam sebuah gang dan tanpa dia sengaja bertemu dengan Nora yang kala itu baru saja pulang dari perpustakaan dengan menaiki ojek online.
"Nora, tolong aku. Selamatkan aku dari razia polisi..." karena sama sama merasa panik dan terkejut dengan kedatangan Denis yang tiba tiba, tanpa berpikir panjang, Nora pun lekas membukakan pintu pagar rumahnya lalu mempersilahkan Denis masuk. Bahkan Nora segera menutup pagar tersebut dan menguncinya.
"Huuffttt....syukurlah. Makasih ya, kamu udah nyelamatin aku." Tukas Denis dengan nafas memburu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments