Sejak saat itu Nora setia menunggu hingga Denis mau bercerita tentang alasannya memilih dunia itu. Karena yang selama ini Nora tahu, Denis sebenarnya cowok yang baik.
Setelah jam istirahat usai, semua murid kembali masuk ke dalam kelas. Dan sepertinya kesialan tengah menimpa Denis karena dia lupa mengerjakan PRnya. Hari itu Denis di hukum untuk membersihkan enam bilik toilet laki laki. Meski berusaha mengelak, tapi Denis tidak bisa merubah keputusan gurunya karena memang salah dia sendiri.
"Kasihan Denis ya," ucap Nora dengan lirih tapi tetap tertangkap oleh telinga Olla.
"Apa? Kamu kasihan? Buat apa kamu kasihan sama dia? Biarin aja dia dapat hukuman biar nggak suka rese. Kalau perlu hukuman nya sekalian di buat out dari sekolah kita." tukas Olla menyahuti.
"Duh, nggak boleh gitu Olla. Dia kan teman kita? " jawab Nora dengan polos.
"Astaga Nora, sadar. Sepertinya kamu mulai kena rayuan gombal cecunguk itu! " seru Olla sambil menggelengkan kepala.
"Nora, Olla. Jangan berisik! Keluarkan buku tugas Bahasa Indonesia kalian dan kerjakan soal soal pada halaman lima belas. Tepat pukul sembilan semua tugas harus sudah terkumpul di meja saya." titah seorang guru kepada anak didiknya di kelas itu.
Sementara di lain tempat, wajah kucel Denis senantiasa menemani dirinya menjalani hukuman. Berkali kali dia lampiaskan kekesalannya dengan mengumpat dan bicara sendiri semaunya.
"Anjirr, Geblek.. mimpi apa semalam yang bikin aku kena hukuman bersihin toilet? " umpat Denis sambil memegang sikat WC.
"Awas aja ya kalau guru itu punya anak cewek, bakal aku buat dia bertekuk lutut mengejar ku. Emang dasar guru nyebelin! " Denis tiada henti hentinya menggerutu sambil tetap membersihkan toilet dengan asal.
"Woi, Denis lagi bersihin toilet? Pasti lagi di hukum sama ya? Ha...ha...ha..." ledek teman Denis yang berbeda kelas, namanya Bagas.
"Udah diem. Jangan banyak bacot! Mau apa kamu datang kesini?" tanya Denis karena merasa terganggu.
"Aku kesini mau beli bakso. Dasar oon! Kalau ke sini ya jelas mau masuk ke toilet lah. Kamu nggak lihat itu ada tulisan T-O-I-L-E-T? Udah minggir dulu, aku mau masuk." bentak Bagas.
"Nggak bisa, toiletnya sedang di bersihin. Kamu cari tempat lain aja!" titah Denis kepada Bagas.
"Tempat lain itu dimana anjirr? Toiletnya kan cuma di sini doang?" tanya Bagas sambil menekan bagian belakang kepala Denis dengan sedikit keras.
"Sono nyari botol air, terus taruh kencing kamu di botol, abis itu di kasih gula lalu kamu minum sampai abis! " celetuk Denis dengan asal, sambil terus menggosok toilet dengan asal juga.
"Busyett dah, di kira teh manis apa? Ayo dong buruan minggir, aku dah kebelet. Kalau nggak mau minggir, aku kencingin di sini loh biar sekalian kamu bersihinnya! " ancam Bagas kepada Denis.
"Berani kencing di luar, aku potong itu burung sampai habis! Cepat masuk sana, tapi jangan lama lama! " seru Denis sambil mendengus kesal karena ada yang merecoki pekerjaannya.
Di dalam kelas, Nora masih kepikiran pada Denis. Dia merasa kasihan, apalagi dia dengar gurunya akan memberi tugas lain yang harus selesai di kerjakan setelah jam istirahat. Nora berniat memberikan contekan pada Denis agar pria tersebut tidak mendapat hukuman lagi.
Waktu istirahat telah tiba dan Nora segera menghampiri Denis di toilet seraya membawa satu lembar kertas contekan yang akan dia berikan kepada Denis.
"Denis, ini untuk kamu. Tugas itu harus segera kamu salin sebelum istirahat agar nanti kamu tidak mendapat hukuman lagi." tukas Nora sambil mengulurkan secarik kertas kepada Denis lalu Denis pun segera menerimanya.
"Terima kasih Nora." Saat melihat perhatian Nora kepadanya, mendadak Denis merasa tersentuh hatinya. Selama ini teman temannya, para gurunya, bahkan orang tuanya sendiri tidak pernah memberi perhatian dan tidak pernah peduli pada Denis. Yang ada mereka hanya mencela serta membenci semua kelakuan Denis, dan hal itu sangat berbeda dengan Nora yang peduli pada Denis serta mau memberikan perhatian. Seakan akan Tuhan memang sengaja mengirim Nora untuk menjadi sahabat terbaiknya, bahkan mungkin akan mampu mengajak Denis keluar dari dunia liarnya.
"Kenapa kamu melamun Denis?" Sontak pertanyaan dari Nora membuat Denis terkejut.
" Eh, enggak. Siapa juga yang melamun? Oh ya Nora, memangnya kenapa kamu mau bikinin aku contekan?" tanya Denis.
"Aku hanya kasihan aja kalau kamu nanti mendapat hukuman lagi." jawab Nora dengan jujur. Melihat perhatian yang semakin nyata itu, Denis semakin merasa haru. Dia kemudian berpikir mungkin Nora adalah orang yang tepat untuk dia pilih sebagai teman cerita. Karena selama ini, Denis tidak punya teman yang mau menerima semua keluh kesah nya. Bahkan orang tuanya sendiri tidak ada waktu untuknya, karena memang nyatanya Denis selalu di judge sebagai cowok rese yang tidak punya aturan dan memang susah untuk di atur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments