Reza mengajak Caramel masuk. Namun, ia tidak mau masuk duluan ia menyuruh Reza yang duluan masuk sementara ia menunggu di luar. Caramel takut kalau-kalau orang tua Reza tidak menerimanya di rumah itu. Karna ia tau betul bagaimana tabiat orang kaya saat melihat ada tamu yang tidak di kenalnya pastinya ia tidak akan mengijinkannya langsung masuk.
Caramel juga pernah melihat ayah dan ibunya kadang berbuat seperti itu. Jadi, ia sangat paham tentang hal itu. Maka dari itulah ia sangat benci dengan perlakuan orang kaya biasanya banyak yang sombong tanpa memikirkan perasaan orang lain.
Dugaan Caramel benar Reza memang anak orang kaya maka ia harus menjauhi Reza ia berniat melarikan diri pada malam itu juga.
Aku tidak akan pernah mau berurusan dengan orang kaya, lebih baik aku lari saja dari sini. batinnya.
Secara diam-diam Caramel pergi dari rumah itu untuk menghindari Reza. Dengan kondisinya seperti itu tidak mungkin orang tua Reza mau menerima dia.
Muah... Reza mencium tangan mamanya saat sampai rumah. Saat itu mama nya memang sengaja menunggu dirinya masih duduk di ruang tamu. Hati Reza sangat bahagia malam itu karena bisa mengajak pulang gadis incarannya dengan mudah.
"Mama sudah muak melihat kelakuanmu Reza kapan kamu berubahnya, jam segini baru pulang keluyuran terus kerjanya. Coba kamu lihat kakak-kakak mu semua sudah berkerja semua sudah punya kedudukan giliran kamu main aja keluyuran sampai larut malam gak tentu arah dan tujuan," omel Mama Reza yang bernama Almira itu.
"Reza bahagia banget malam ini Ma," ucapnya sambil tersenyum duduk di sofa di hadapan mamanya ia tidak peduli mamanya yang tengah mengomel.
"Bahagia kenapa? gadis mana lagi yang telah kau ambil kehormatannya? bikin malu keluarga saja kamu!" cetus Mama yang asyik mengomel dari tadi.
Namun hal itu tidak berpengaruh buat Reza ia tetap senyum-senyum di hadapan mamanya karena hatinya merasa bahagia malam itu.
"Ma... tolong pliss jangan ngomel mulu, ntar mama cepat tua lho...!"
"Biarin cepat tua dan cepat mati itu kan mau mu!"
"Ya ampun Mama ngomong nya kok gitu si Ma? gak mungkin kali reza punya kemauan seperti itu. Reza kan paling sayang sama Mama," Reza menciumi mamanya lagi. Mama nya menepiskan tubuhnya dan mendorong tubuh Reza hingga terjatuh di sofa. Keciuman mulut nya bau alkohol mamanya jadi semakin geram. Lupanya selagi di kafe tadi Reza sempat minum tanpa di ketahui Caramel. Pantas saja ia rada tidak waras gitu, ternyata ia sempat minum alkohol sebelum mengantar Caramel pulang ke kosnya.
"Dasar anak bandel mabok mulu kelakuannya "
"Sedikit aja kok Ma," tiba-tiba Reza ingat dengan Caramel. Astana kok aku bisa lupa sama Caramel sih, batin nya baru saja sadar kalau ia datang tidak sendirian.
"Ma tunggu di sini ya, di luar ada tamu cantik ingin ketemu Mama," ucap Reza semangat ia berlari ke arah luar. Tapi mamanya menarik nya dan menyuruhnya duduk. Reza pun kembali duduk sedangkan Caramel sudah lolos pergi entah kemana.
"Reza...! mama serasa mau gila melihat kelakuan mu ini. Kapan kamu berubah nya Reza? mama akan cepat mati jika melihat kelakuan mu begini terus."
Reza yang di ceramahin mama nya tidak peduli dengan ucapan mamanya. Ia berlalu di hadapan mamanya pergi keluar ingin menemui Caramel.
"Cara... Caramel... kamu dimana? keluarlah...! Mama gak akan marah kok Sayang... karna kita saling mencintai. Aku yakin Mama akan setuju jika kamu jadi menantunya.
"Cara, Caramel dimana? Caramel...! teriak Reza memanggil nama Caramel namun tidak ada jawaban juga.
"Reza apa yang kamu lakukan? apa kamu sudah gila teriak-teriak malam gini! kamu memanggil siapa? siapa CarameI?" tanya mamanya keheranan.
"Dia calon istriku Ma, kemana dia? tadi dia ada di sini."
"Calon istrimu? apa kamu sudah tidak waras berani bawa perempuan malam-malam begini. Mama yakin perempuan itu bukan perempuan baik-baik. Biarin saja dia pergi. Lagian siapa yang mau jadikan dia menantu. Ada-ada saja kamu. Ayo masuk Reza...!" bentak mamanya.
Apa jangan-jangan Caramel kabur ya? ya ampun kenapa aku lalai, argh... Reza mengerang merasa jengkel pada dirinya kenapa ia meninggalkan Caramel di luar, sekarang Caramel sudah tidak ada lagi disekitar rumah itu.
"Kemana aku akan mencari dia? Aku yakin dia pasti belum jauh," ucap nya sambil berlari ke arah motornya.
Caramel sudah berjalan di tepi jalan raya ia sedang menunggu mobil yang lewat meminta tumpangan ia harus pergi secepatnya dari tempat itu ia tidak mau Reza akan menemukannya.
Reza mengambil motornya kembali dan menghidupkannya. Mamanya marah besar padanya karena tidak mau mendengarkan ucapannya hingga ia mengancam akan mengusir Reza tapi Reza tidak perduli dengan ancaman mamanya ia terus menggas motornya dan melaju menuju pintu gerbang untuk mencari Caramel.
Pada saat itu Caramel masih berdiri ditepi jalan raya ia melambai mobil-mobil yang melewatinya. Namun, tidak ada satu mobil pun yang mau berhenti menumpangkannya. Tiba-tiba Caramel menagis melihat sebuah mobil yang barusan lewat, mobil itu sangat mirif dengan mobil ayahnya ia melambai ke arah mobil itu tapi pengemudi itu tidak melihat ke arahnya.
"Aku yakin yang lewat itu mobil Papa," ucapnya sambil melirih.
"Papa, kenapa gak lihat Caramel Pa...?" Caramel menagis ia berlari mengajar mobil itu sambil berteriak memanggilnya ia pun berhenti karena tidak kuat berlari lagi mobil itu sudah menjauh. Tanpa di sadari dirinya telah berada di tengah jalan.
Tiba-tiba mobil datang dari arah berlawanan.
Sts... mobil itu mengerem tepat di depan matanya ia silau melihat lampu yang menyala mengarah ke wajahnya. Ia melindungi matanya dengan telapak tangannya.
Caramel gemetaran ia mengira kalau dirinya sudah mati tertabrak mobil itu. Ia menampar-nampar pipinya apa dia masih hidup atau sudah mati. Namun, beruntung ia masih bisa menarik napas.
Pengemudi turun menghampiri Caramel.
"Non Claudia?" ucap orang setengah baya itu menganali CarameI.
"Pak Darma? ini benaran Bapak? syukurlah aku bertemu Bapak. Bapak tolong selamatkan aku Pak. Bawa aku pergi dari sini ada anak muda yang mengejar aku. Dia akan berniat jahat padaku," ucap Caramel buru-buru.
"Iya, iya... Tapi, tunggu dulu. Kok Nona ada di sini? Malam-malam begini sedang ngapain aja di tengah jalan lagi. Bapak hampir saja menabrak mu tadi. Tapi beruntung bapak bisa mengerem." ujar Pak Darma.
"Ceritanya nanti aja ya Pak, aku harus segera pergi dari sini."
"Oh ya sudah, ayo pergi...!" ajak Pak Darma.
"Masuklah...!" tawarnya.
Caramel pun masuk dan ia menyuruh Pak Darma segera jalan.
Caramel bernapas lega. Ia menceritakan dirinya pada Pak Darma. Kenapa dirinya ada di situ dan kenapa ia berada di luar. Caramel juga menceritakan kalau dirinya sudah kabur dari rumah dan sekarang ia tidak punya tempat tinggal lagi. Caramel meminta Pak Darma untuk memanggilnya dengan nama Caramel. Karna sejak kepergiannya dari rumah ia memutuskan untuk mengganti namanya menjadi Caramel. Maksudnya agar orang tidak mengenalinya. Orang tuanya pun akan susah untuk menemukan dirinya jika berganti nama.
Pak Darma adalan mantan tukang kebun Caramel alias Claudia, ia di pecat papanya karna berbuat suatu kesalahan yang sepele. Papa Caramel orangnya keras dan disiplin ia tidak akan pernah memberi toleransi jika ada orang yang berbuat kesalahan. Siapapun itu yang bersalah pasti akan di hukumnya. Apa lagi cuma sebatas art atau tukang kebun ia pasti dengan mudahnya memecat orang itu, walau pun melakukan kesalahan-kesalahan kecil.
Pak Darma akan mengajak Caramel pulang kerumahnya. Caramel pun mau menerima tawarannya, sebab ia memang butuh tempat tinggal untuk sementara waktu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
@Risa Virgo Always Beautiful
Carmel kamu jangan menghindar dari Reza dong
2024-09-28
1
@Kristin
Iya hbis dari mabok dia😁
2024-03-07
0
Teteh Lia
Pantesan,,,, Reza lagi separoh sadar.
2024-03-05
1