Hari kedua setelah perkenalan itu. Sejak pagi hari sampai ke sorenya Reza nongkrong di kafe tempat Caramel bekerja. Selama ia nongkrong di kafe tersebut ia seringkali buat Caramel salah tingkah ia terus menggodanya. Bahkan mengajaknya jalan-jalan. CarameI menolaknya dengan sopan karna tidak mau terjerumus oleh rayuan mautnya yang sudah ia ketahui sebelumnya kalau Reza adalah seorang playboy.
Caramel telah mengetahui kalau Reza bukan pria baik-baik ia tidak bisa di percaya banyak orang berbicara tentang dirinya yang selalu tidak bisa mencintai satu wanita sudah jelas ia tidak bisa setia. Dia sama sekali bukan kriteria yang selama ini di idamkan Caramel. Caramel hanya mau mencintai pria yang berbudi baik dan kelakuannya tidak ugal-ugalan seperti Reza sudah jelas ia membencinya walaupun Reza sering bersikap manis dihadapannya tidak sekalipun caramel tertarik dengan dirinya.
Saat itu Reza sengaja menggoda Caramel ia berpura-pura menyapanya dan mengajaknya pulang bareng. Ia pun menolaknya secara halus. Caramel merasa dongkol karena pekerjaannya kadang terbengkalai oleh Reza. Tapi, Caramel selalu bersabar karena tidak mau bikin masalah di tempat kerjanya. Kerap kali ia mengajaknya sekedar ngobrol walau ia tau Caramel sedang sibuk sepertinya ia sengaja melakukannya untuk mencari perhatian dari Caramel. Bahkan dia sering memesan makanan berkali-kali Reza juga sering membantunya membuatkan minuman untuk para tamu tapi bagi Caramel itu bukan membantu tapi malah merepotkan nya.
Semakin Reza turut campur dalam pekejaannya semakin Caramel tambah pusing dengan ulahnya. Bagaimana tidak orang pesan ini di buat nya itu, orang minta ini di kasi itu. Caramel jadi sebal benar sebal dia selalu membuatnya bekerja dua kali. Membuat pekerjaannya semakin repot. Berlaga sok tau padahal tidak bisa lakukan apapun hanya mengganggu saja. Entah kenapa Bos di kafe itu segan padanya sehingga tidak bisa menegur kelakuannya yang menyebalkan itu.
Reza selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk mendekati Caramel. Ia pun mencibir dalam hati karna memang Caramel tidak menyukai dia. Ia sering menghindar dari Reza namun Reza selalu mencari cara buat mendekati Caramel.
"Pria seperti kamu bukan tipeku sama sekali untuk apa aku meladeni kamu. Lagian banyak yang bilang kalau kamu pria hidung belang siapa juga yang mau sama kamu,"... batin Caramel merasa risih saat di dekati Reza.
Reza terus menerus membuatku terganggu kadang ia usil padaku itu yang membuatnya jengkel.
Malam itu Reza menawarkan Caramel untuk pulang bersama. Ia bingung dengan tawarannya apa harus ia terima atau ditolak. Caramel tidak memberi respon terhadapnya. Semakin aku cuek padanya ia semakin terus menerus menggoda iman Caramel. Sepertinya Reza sangat penasaran terhadapnya.
Tibalah saatnya aku pulang jam menunjukkan sudah pukul 9. Malam itu ramai pengunjung hingga tidak bisa tutup awal biasanya tutup jam 8. Caramel pergi ke dapur mengemasi tas bekal makanannya maklum ia baru saja bekerja dan belum gajian jadi harus menghemat setiap harinya. Ia selalu bawa bekal dari rumah. Saat Caramel meletakan ponselnya di meja ia kembali dan sudah tidak melihat ponselnya ia pun bingung dan mencari-cari ponselnya yang belum lama diletakkan tapi sudah menghilang tidak ada di tempatnya.
Caramel pun panik mencari ponsel itu berarti banget buatnya, semua nomor penting ada disitu termasuk nomor Papa dan Mama dan teman-temannya di kota. Ia berusaha mencari ponselnya kemana-mana dan menayakannya pada semua orang yang masih berada di kafe itu. Namun mereka tidak ada yang tau.
Tiba-tiba seseorang berteriak dari luar.
"Caramel... pasti kamu cari ini kan...?" tanyanya.
Ia pun menoleh ke arah orang itu. Dengan jengkelnya ia berlari kearah Pria itu yang tidak lain adalah Reza yang selalu iseng dengannya. Caramel pergi ingin merebut ponselnya di tangan Reza.
"Heh, kembalikan ponselku anda sudah menghambat waktuku. Dari tadi aku nyariin ponsel itu ternyata ada di tanganmu!" cetus Caramel merasa dongkol.
"Jangan galak-galak kenapa? aku cuma pinjam bentar kok. Nih...!" ujar nya sambil memberikan ponsel itu.
Caramel pun dengan semangatnya mendekatinya dan ingin meraih ponselnya. Belum sempat diraihnya Reza sudah menariknya kembali.
"Ayolah jangan bercanda ini sudah malam aku akan segera pulang," ucap Caramel kesal.
"Aku akan memberikan ponselmu asal ... kamu mau ikut pulang denganku," ucap Reza dengan gayanya.
"Aku punya kaki, aku bisa jalan sendiri. Buat apa aku pulang denganmu ntar kamu apa-apain aku lagi!" cetusnya langsung tanpa basa-basi.
"Sepertinya kamu berharap banget ingin aku apa-apain ya?" Reza terseyum miring.
"Kamu gak usah berpikiran negatif begitu padaku aku gak akan apa-apain kamu kok, janji!" ujar nya sambil menunjukan dua jarinya pada Caramel.
"Aku tidak percaya pada ucapan mu. Pasti kamu punya maksud jahat terhadapku," sambung Caramel memandang tajam kearahnya.
"Sembarang banget sih, jadi orang pikiran kamu jahat banget. Aku tulus kok, akan mengantar kamu pulang. Aku kasian sama kamu Caramel, malam-malam jalan sendiri lagi. Apa kamu tidak takut jalan sendiri di jalan?" godanya.
"Tidak, buat apa takut kalau ada orang yang menggangguku berarti ia memilih jalan kekerasan karna aku tidak akan segan memberi dia pelajaran." Emang Caramel punya ilmu bela diri makanya berani bicara sesombong itu pada Reza sekalian ia ingin menggertak Reza juga agar tidak dekat-dekat dengannya.
"Kata orang di komplek itu baru saja ada yang meninggal lho," ujarnya menakuti Caramel.
Bulu kuduk Caramel mulai berdiri Sialan dia tau kelemahan ku, Caramel mendelikkan matanya kearah Reza.
"Gimana? masih gak mau juga ikut aku? apa masih berani pulang sendiri?" tanya nya menantang.
"Siapa juga yang takut," ucap Caramel berbohong yang jelas ia takutlah ia kan paling takut pada suasana horor apalagi jalan sendirian.
"Aku barusan lewat disana jalannya sangat gelap aku takut ada penampakan di sana," ujar Reza menakuti ku.
"Kamu nakutin aku ya... mudah-mudahan kamu yang di tangkap hantu itu. Sini cepetan kembalikan ponselku!" bentak Caramel.
"Tidak akan aku berikan sampai kamu mau pulang denganku." Reza berisi keras.
"Ya sudah, ambil saja ponsel itu, aku tetap mau pulang sendirian," dengusnya mulai jalan dan meninggalkan Reza.
"CarameI...! serius mau pulang sendirian mumpung masih ada kesempatan ayo cepetan naik!" ujar Reza menawarkan lagi ia berjalan mendekati Caramel yang berjalan cepat.
Tiba-tiba anak bos Caramel yang bernama Angga yang super nyebelin baginya itu juga menawarkan tumpangan padanya Seseorang yang paling dibencinya. Terpaksa Caramel menarik kata-katanya. Ia pun memanggil Reza yang kebetulan masih nampak dimatanya.
"Reza sini kembalikan ponselku, aku mau kok naik sama kamu," serunya.
"Benarkah?" tanya Reza semangat. Tanpa menunggu lama lagi Caramel pun naik tidak mau menghiraukan anak bosnya yang super nyebelin itu. Terpaksa deh aku pulang bareng Reza. Dari pada harus sama si culun itu iiih menjijikkan, batin Caramel sambil menoleh kebelakang melihat tampang Angga yang tampak sedih. Caramel pun menertawainya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Anita Jenius
ada yg modus ya
2024-04-05
0
Teteh Lia
Modus tuh, pura2 bantuin. padahal malah bikin riweuh...
2024-03-05
1
Teteh Lia
Rayuan maut sang playboy ....
2024-03-05
1