Bab 4 Kesurupan

"Astagfirullah!!" aku langsung duduk karena kaget.

"Dini???? nggak bisakah kalau bangunin mamak itu yang pelan sedikit??" teriakku kesal pada putri sulungku itu.

"Lagian...tidur pagi kok mimpi!!" pagi itu waktunya bangun...kita semua mau pergi kesekolah!!" gerutu ketiga anakku.

"Oohh iyakah?? lupa mamak!! mamak buatkan mie rebus aja ya buat kalian!!" kataku gelagapan.

"Aish mamak...kemarin mie sekarang mie lama-lama keriting rambut Dini, Juan sama Sifa." Kata si sulung.

Sambil membuat sarapan pagi aku masih terus memikirkan mimpiku tadi.

Aku masih terus berusaha mengingat laki-laki yang bernama Anthony yang ada di dalam mimpiku itu.

Tak lama setelah ketiga anakku berangkat sekolah.

Ddrrttt...ddrrtttt

"Siapa lagi yang menelpon di saat aku mau pergi narik ojek online begini??" kata Sena kesal.

Nurlina calling...

"Tumben pagi gini Nurlina telepon, ada apa ya??" gumamku.

📱"Assalamualaikum, ya ada apa Nur??"

📱"Waalaikum Salam!! gawat Sen gawat...Desi kesurupan pagi ini di kerjaan."

📱"Terus hubungannya sama aku apa?? terus itu Desi kok bisa masuk pagi?? bukannya dia shift siang??"

📱"Desi itu tukaran dodol, dia trauma dengan kejadian dan penampakan semalam, makanya untuk sementara dia dimasukan di pagi terus !!"

📱"Ya terus hubungannya sama aku apa Nurlina?? kamu pikir aku ustadzah yang bisa mengusir setan dan mengobati orang kesurupan??"

📱"Masalahnya yang merasuki tubuh Desi ini sepertinya laki-laki dan dia selalu menyebut namamu!!"

📱"Menyebut namaku?? kok bisa mereka kenal denganku?? aku loh nggak ada kenalan dengan mereka semalam??"

📱"Isshhh nggak tau deh, yang jelas pak Rudi dan pak Salman memanggilmu, ini aku juga di sini megangin kaki Desi, dari tadi dia mengamuk terus sambil menyebut namamu!!"

"Walah....ada-ada wae....hilang sudah dua puluh ribuku pagi ini!!" gerutuku.

Aku bergegas menuju ke rumah sakit tempat aku bekerja. Kebetulan rumah kontrakanku dan ketiga anak-anakku memang tak jauh dari rumah sakit.

"Lama amat sih kamu datang, tangan kita semua sudah pegal tau memegang kaki dan tangan Desi...sudah di bacakan ayat-ayat pengusir setan itu sama Herman tapi nih hantu tetap keukeuh mau nunggu kamu datang!! Kata pak Rudi supervisorku yang menjengkelkan ini.

Saat melihat aku mendekat, Desi yang sedang kerasukan menoleh dan tiba-tiba menatap mesra padaku.

"Iisshhh, jijiknya aku melihat Desi memandangmu seperti itu!!" kata Nurlina setengah berbisik kepadaku.

"Sena sayangku...akhirnya kamu datang juga...selama sepuluh tahun ini aku berharap kamu bisa ditempatkan di ruangan hemodialisa ini!!" kata Desi yang memang bersuara laki-laki.

"Anjay....Sena sayangku, Sena sayangku kepalamu itu!!" umpatku.

"Kamu siapa??" tanyaku.

"Pergi dari tubuh temanku ini, jangan merasukinya!!" sentakku.

"Aku Hartono...dulu aku pasien rumah sakit ini, aku meninggal saat cuci darah di ruangan hemodialisa itu sudah sepuluh tahun yang lalu!!" kata hantu Hartono.

"Aduh...Hartono siapa ya?? mana aku ingat lagi apalagi itu sudah sepuluh tahun yang sudah lewat, mimpiku semalam aja aku sudah lupa, apalagi sudah sepuluh tahun yang lalu??" gumamku.

"Dulu kamu sering membantu mendorong kursi rodaku keparkiran mobil, saat orang yang menjemputku belum datang...menemani aku ngobrol sampai aku dijemput, kamu tau?? aku suka sama kamu sejak aku hidup dan saat aku mati, aku membawa rasa cintaku padamu!!" kata hantu Hartono.

"Mampuslah aku jadi kodok kalau begini!!" kataku jadi takut juga.

"Kemarilah Sena...peluk aku...kita ngobrol lagi seperti dulu, aku kangen sama kamu!!! katanya.

"Lepaskan aku...." Hartono yang ada di dalam tubuh Desi meronta minta dilepaskan.

"Aku mau dekat kekasihku!!" katanya dengan pandangan mata yang menyorot tajam pada mereka semua yang ada di situ.

"Waduh...memanggil Sena kemari sepertinya bukan keputusan yang bijak!!" kata pak Rudi.

"Ya lagian tadi kan aku sudah bilang bahwa aku bukan ustadzah yang bisa mengobati orang kesurupan, kalian ini membuang waktu aku saja mau cari penumpang!!" geramku.

"Aku mau pulang aja ah...buang-buang waktu aja!!" kataku kesal.

Tiba-tiba mahluk yang bersemayam di dalam tubuh Desi mengancam.

"Jika kamu pergi lagi meninggalkan aku, maka aku bersumpah bahwa temanmu ini akan aku bawa ke alamku." Ancamnya.

"Hayo Sena...kamu harus tanggung jawab...ini gara-gara si Hartono itu jatuh cintrong sama kamu nih!!" kata pak Rudi.

"Ya nggak bisa gitu juga pak!!" kata Nurlina membelaku.

"Siapa yang menaruh Sena untuk bertugas di sana??" tanyanya lagi.

Tiba-tiba mata Desi mengarah ke depan pintu masuk seperti ketakutan dan aku pun juga mengarahkan pandangan mataku kesana.

Tak ada satupun melihat apa yang dilihat oleh Desi kecuali aku dan juga Herman.

Tapi awalnya aku tak sadar bahwa sosok yang berdiri itu bukan manusia, yang aku lihat semua yang ada di situ biasa aja melihat ke pintu hanya aku, herman dan Desi tentunya yang menatap lurus pada sosok itu.

"Itu??? bukankah itu dokter tampan yang kulihat di ruang hemodialisa dua hari yang lalu??" gumamku.

Semua mata menatap ke pintu yang ditatap oleh Desi dengan wajah ketakutan.

"Ampun...maaf tuan Anthony...aku tidak tau dia kekasihmu...baiklah aku akan pergi dari tubuh ini!!" kata sosok Hartono yang bersemayam di tubuh Desi.

"Anthony...ya Anthony...itu nama laki-laki yang semalam ada di dalam mimpiku.

Aku menatap wajah tampan itu, dia pun menatapku. Kami bertatap-tatapan sepersekian detik sampai Herman menepuk pundakku.

"Mbak Sena...sudah jangan ditatap terus mahluk itu!!" bisik Herman menyadarkanku.

"Astaghfirullah!!" desisku

Aku berpaling mata melihat kearah lain, begitu aku berpaling lagi ingin menatap Anthony, si dokter tampan itu sudah menghilang entah kemana.

"Anthony??? namamu ternyata Anthony!!" bisikku.

"Syukurlah Desi sudah sadar!!" teriakan pak Rudi mengagetkanku.

Herman memberikan segelas air putih pada Desi agar dia lebih tenang.

Dan aku?? aku terpaku menatap ruang hemodialisa di kejauhan, nanti siang aku akan kembali lagi melakukan kewajibanku di sana...kejutan apa lagi yang akan menantiku di sana??

Aku kembali pulang. Saat motorku melewati kamar jenazah, aku mendongak ke atas.

"Anthony!!" desisku.

Sosok itu berdiri di depan kaca jendela memandang kebawah menatapku.

Dia tersenyum melambaikan tangannya padaku. Dan tanpa sadar aku menghentikan motorku dan balas melambaikan tangan padanya.

Seandainya tadi tak ada Anthony, pasti si Hartono itu sampai sekarang masih mengikuti aku, menyebalkan sekali.

Aku lalu melanjutkan perjalanan mencari penumpang lagi sebelum siang aku masuk bekerja kembali.

*

*

***Bersambung...

Sosok tampan itu akhirnya memperlihatkan dirinya pada Sena, apakah mereka selanjutnya akan saling mengenal satu dengan yang lain??

Penasaran dengan kisah cinta si hantu tampan??? jangan lewatkan kisah mereka ya...🙏🙏

Terpopuler

Comments

Fenti

Fenti

kok aku jadi merinding kak😥😥

2023-05-19

0

Fenti

Fenti

tunggu... tunggu.. jadi sena ini disukai sama makhluk halus😬😬

2023-05-19

0

Fenti

Fenti

iih kasian sena

2023-05-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perkenalan
2 Bab 2 Gangguan
3 Bab 3 Sosok Tampan
4 Bab 4 Kesurupan
5 Bab 5 Kisah Anthony
6 Bab 6 Kedatangan Mantan Mertua
7 Bab 7 Mimpi
8 Bab 8 Penglihatan Yang Tak Biasa
9 Bab 9 Hantu Jatuh Cinta
10 Bab 10 Tega
11 Bab 11 Rama Kecelakaan
12 Bab 12 Siapa Dia
13 Bab 13 Desi Kesurupan Lagi
14 Bab 14 Asal Usul
15 Bab 15 Pertemuan
16 Bab 16 Sesal
17 Bab 17 Kita Telah Usai
18 Bab 18 Rasa Yang Salah
19 Bab 19 Bodoh
20 Bab 20 Pulang Kampung
21 Bab 21 Kemampuan Yang Tak Biasa
22 Bab 22 Kisah Sena
23 Bab 23 Teror Hantu
24 Bab 24 Mahluk Hutan Pinus
25 Bab 25 Mencekam
26 Bab 26 Mengejar
27 Bab 27 Mengejar 2
28 Bab 28 Penyelamatan
29 Bab 29 Lewati Malam
30 Bab 30 Anthony Versus Piere
31 Bab 31 Waspada
32 Bab 32 Desa Pinus
33 Bab 33 Hantu Kok Cemburu
34 Bab 34 Basri Kesurupan
35 Bab 35 Siapa Dia
36 Bab 36 Ketakutan Basri
37 Bab 37 Tumbal Yang Gagal
38 Bab 38 Menjadi Korban Lagi
39 Bab 39 Ternyata
40 Bab 40 Dijebak
41 Bab 41 Pertemuan Tak Disengaja
42 Bab 42 Bertemu Sang Mantan
43 Bab 43 Misi Penyelamatan 1
44 Bab 44 Misi Penyelamatan 2
45 Bab 45 Berkelahi Dengan Mahluk
46 Bab 46 Ajakan Iblis
47 Bab 47 Meninggalkan Desa
48 Bab 48 Tertunda
49 Bab 49 Pulang
50 Bab 50 Tertolong
51 Bab 51 Masih Cinta
52 Bab 52 Menunggu Sena Kembali
53 Bab 53 Pulang
54 Bab 54 Musuh Baru
55 Bab 55 Ulah Siapa
56 Bab 56 Terkena Serangan
57 Bab 57 Mempersiapkan Diri
58 Bab 58 Bian Diikuti
59 Bab 59 Ternyata
60 Bab 60 Kedatangan Piere
61 Bab 61 Ditinggal Sendiri
62 Bab 62 Meloloskan Diri
63 Bab 63 Hamil
64 Bab 64 Curiga
65 Bab 65 Curhat
66 Bab 66 Nyaris Diculik
67 Bab 67 Hantu Pencemburu
68 Bab 68 Dendam
69 Bab 69 Diserang Pocong
70 Bab 70 Perasaan Rama
71 Bab 71 Bertemu Aida
72 Bab 72 Piere Pergi
73 Bab 73 Mencari Korban Baru
74 Bab 74 Jebakan 1
75 Bab 72 Jebakan 2
76 Bab 76 Jadi Sasaran
77 Bab 77 Peringatan Anthony
78 Bab 78 Apa Yang Terjadi
79 Bab 79 Siapa Bibi?
80 Bab 80 Bibi Palsu
81 Bab 81 Kami Telah Tahu
82 Bab 82 Mencari Tahu
83 Bab 83 Hantu Galau
84 Bab 84 Kisah Para Hantu
85 Bab 85 Pengintai
86 Bab 86 Apa Yang Terjadi
87 Bab 87 Terkena Serangan
88 Bab 88 Paman Said Tertolong
89 Bab 89 Sosok Menyebalkan
90 Bab 90 Piere Kembali
91 Bab 91 Ada Yang Cemburu
92 Bab 92 Rencana Bibi Palsu
93 Bab 93 Ingin Menjebak
94 Bab 94 Pengejaran
95 Bab 95 Pertemuan
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab 1 Perkenalan
2
Bab 2 Gangguan
3
Bab 3 Sosok Tampan
4
Bab 4 Kesurupan
5
Bab 5 Kisah Anthony
6
Bab 6 Kedatangan Mantan Mertua
7
Bab 7 Mimpi
8
Bab 8 Penglihatan Yang Tak Biasa
9
Bab 9 Hantu Jatuh Cinta
10
Bab 10 Tega
11
Bab 11 Rama Kecelakaan
12
Bab 12 Siapa Dia
13
Bab 13 Desi Kesurupan Lagi
14
Bab 14 Asal Usul
15
Bab 15 Pertemuan
16
Bab 16 Sesal
17
Bab 17 Kita Telah Usai
18
Bab 18 Rasa Yang Salah
19
Bab 19 Bodoh
20
Bab 20 Pulang Kampung
21
Bab 21 Kemampuan Yang Tak Biasa
22
Bab 22 Kisah Sena
23
Bab 23 Teror Hantu
24
Bab 24 Mahluk Hutan Pinus
25
Bab 25 Mencekam
26
Bab 26 Mengejar
27
Bab 27 Mengejar 2
28
Bab 28 Penyelamatan
29
Bab 29 Lewati Malam
30
Bab 30 Anthony Versus Piere
31
Bab 31 Waspada
32
Bab 32 Desa Pinus
33
Bab 33 Hantu Kok Cemburu
34
Bab 34 Basri Kesurupan
35
Bab 35 Siapa Dia
36
Bab 36 Ketakutan Basri
37
Bab 37 Tumbal Yang Gagal
38
Bab 38 Menjadi Korban Lagi
39
Bab 39 Ternyata
40
Bab 40 Dijebak
41
Bab 41 Pertemuan Tak Disengaja
42
Bab 42 Bertemu Sang Mantan
43
Bab 43 Misi Penyelamatan 1
44
Bab 44 Misi Penyelamatan 2
45
Bab 45 Berkelahi Dengan Mahluk
46
Bab 46 Ajakan Iblis
47
Bab 47 Meninggalkan Desa
48
Bab 48 Tertunda
49
Bab 49 Pulang
50
Bab 50 Tertolong
51
Bab 51 Masih Cinta
52
Bab 52 Menunggu Sena Kembali
53
Bab 53 Pulang
54
Bab 54 Musuh Baru
55
Bab 55 Ulah Siapa
56
Bab 56 Terkena Serangan
57
Bab 57 Mempersiapkan Diri
58
Bab 58 Bian Diikuti
59
Bab 59 Ternyata
60
Bab 60 Kedatangan Piere
61
Bab 61 Ditinggal Sendiri
62
Bab 62 Meloloskan Diri
63
Bab 63 Hamil
64
Bab 64 Curiga
65
Bab 65 Curhat
66
Bab 66 Nyaris Diculik
67
Bab 67 Hantu Pencemburu
68
Bab 68 Dendam
69
Bab 69 Diserang Pocong
70
Bab 70 Perasaan Rama
71
Bab 71 Bertemu Aida
72
Bab 72 Piere Pergi
73
Bab 73 Mencari Korban Baru
74
Bab 74 Jebakan 1
75
Bab 72 Jebakan 2
76
Bab 76 Jadi Sasaran
77
Bab 77 Peringatan Anthony
78
Bab 78 Apa Yang Terjadi
79
Bab 79 Siapa Bibi?
80
Bab 80 Bibi Palsu
81
Bab 81 Kami Telah Tahu
82
Bab 82 Mencari Tahu
83
Bab 83 Hantu Galau
84
Bab 84 Kisah Para Hantu
85
Bab 85 Pengintai
86
Bab 86 Apa Yang Terjadi
87
Bab 87 Terkena Serangan
88
Bab 88 Paman Said Tertolong
89
Bab 89 Sosok Menyebalkan
90
Bab 90 Piere Kembali
91
Bab 91 Ada Yang Cemburu
92
Bab 92 Rencana Bibi Palsu
93
Bab 93 Ingin Menjebak
94
Bab 94 Pengejaran
95
Bab 95 Pertemuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!