"Astagfirullah!!" aku langsung duduk karena kaget.
"Dini???? nggak bisakah kalau bangunin mamak itu yang pelan sedikit??" teriakku kesal pada putri sulungku itu.
"Lagian...tidur pagi kok mimpi!!" pagi itu waktunya bangun...kita semua mau pergi kesekolah!!" gerutu ketiga anakku.
"Oohh iyakah?? lupa mamak!! mamak buatkan mie rebus aja ya buat kalian!!" kataku gelagapan.
"Aish mamak...kemarin mie sekarang mie lama-lama keriting rambut Dini, Juan sama Sifa." Kata si sulung.
Sambil membuat sarapan pagi aku masih terus memikirkan mimpiku tadi.
Aku masih terus berusaha mengingat laki-laki yang bernama Anthony yang ada di dalam mimpiku itu.
Tak lama setelah ketiga anakku berangkat sekolah.
Ddrrttt...ddrrtttt
"Siapa lagi yang menelpon di saat aku mau pergi narik ojek online begini??" kata Sena kesal.
Nurlina calling...
"Tumben pagi gini Nurlina telepon, ada apa ya??" gumamku.
📱"Assalamualaikum, ya ada apa Nur??"
📱"Waalaikum Salam!! gawat Sen gawat...Desi kesurupan pagi ini di kerjaan."
📱"Terus hubungannya sama aku apa?? terus itu Desi kok bisa masuk pagi?? bukannya dia shift siang??"
📱"Desi itu tukaran dodol, dia trauma dengan kejadian dan penampakan semalam, makanya untuk sementara dia dimasukan di pagi terus !!"
📱"Ya terus hubungannya sama aku apa Nurlina?? kamu pikir aku ustadzah yang bisa mengusir setan dan mengobati orang kesurupan??"
📱"Masalahnya yang merasuki tubuh Desi ini sepertinya laki-laki dan dia selalu menyebut namamu!!"
📱"Menyebut namaku?? kok bisa mereka kenal denganku?? aku loh nggak ada kenalan dengan mereka semalam??"
📱"Isshhh nggak tau deh, yang jelas pak Rudi dan pak Salman memanggilmu, ini aku juga di sini megangin kaki Desi, dari tadi dia mengamuk terus sambil menyebut namamu!!"
"Walah....ada-ada wae....hilang sudah dua puluh ribuku pagi ini!!" gerutuku.
Aku bergegas menuju ke rumah sakit tempat aku bekerja. Kebetulan rumah kontrakanku dan ketiga anak-anakku memang tak jauh dari rumah sakit.
"Lama amat sih kamu datang, tangan kita semua sudah pegal tau memegang kaki dan tangan Desi...sudah di bacakan ayat-ayat pengusir setan itu sama Herman tapi nih hantu tetap keukeuh mau nunggu kamu datang!! Kata pak Rudi supervisorku yang menjengkelkan ini.
Saat melihat aku mendekat, Desi yang sedang kerasukan menoleh dan tiba-tiba menatap mesra padaku.
"Iisshhh, jijiknya aku melihat Desi memandangmu seperti itu!!" kata Nurlina setengah berbisik kepadaku.
"Sena sayangku...akhirnya kamu datang juga...selama sepuluh tahun ini aku berharap kamu bisa ditempatkan di ruangan hemodialisa ini!!" kata Desi yang memang bersuara laki-laki.
"Anjay....Sena sayangku, Sena sayangku kepalamu itu!!" umpatku.
"Kamu siapa??" tanyaku.
"Pergi dari tubuh temanku ini, jangan merasukinya!!" sentakku.
"Aku Hartono...dulu aku pasien rumah sakit ini, aku meninggal saat cuci darah di ruangan hemodialisa itu sudah sepuluh tahun yang lalu!!" kata hantu Hartono.
"Aduh...Hartono siapa ya?? mana aku ingat lagi apalagi itu sudah sepuluh tahun yang sudah lewat, mimpiku semalam aja aku sudah lupa, apalagi sudah sepuluh tahun yang lalu??" gumamku.
"Dulu kamu sering membantu mendorong kursi rodaku keparkiran mobil, saat orang yang menjemputku belum datang...menemani aku ngobrol sampai aku dijemput, kamu tau?? aku suka sama kamu sejak aku hidup dan saat aku mati, aku membawa rasa cintaku padamu!!" kata hantu Hartono.
"Mampuslah aku jadi kodok kalau begini!!" kataku jadi takut juga.
"Kemarilah Sena...peluk aku...kita ngobrol lagi seperti dulu, aku kangen sama kamu!!! katanya.
"Lepaskan aku...." Hartono yang ada di dalam tubuh Desi meronta minta dilepaskan.
"Aku mau dekat kekasihku!!" katanya dengan pandangan mata yang menyorot tajam pada mereka semua yang ada di situ.
"Waduh...memanggil Sena kemari sepertinya bukan keputusan yang bijak!!" kata pak Rudi.
"Ya lagian tadi kan aku sudah bilang bahwa aku bukan ustadzah yang bisa mengobati orang kesurupan, kalian ini membuang waktu aku saja mau cari penumpang!!" geramku.
"Aku mau pulang aja ah...buang-buang waktu aja!!" kataku kesal.
Tiba-tiba mahluk yang bersemayam di dalam tubuh Desi mengancam.
"Jika kamu pergi lagi meninggalkan aku, maka aku bersumpah bahwa temanmu ini akan aku bawa ke alamku." Ancamnya.
"Hayo Sena...kamu harus tanggung jawab...ini gara-gara si Hartono itu jatuh cintrong sama kamu nih!!" kata pak Rudi.
"Ya nggak bisa gitu juga pak!!" kata Nurlina membelaku.
"Siapa yang menaruh Sena untuk bertugas di sana??" tanyanya lagi.
Tiba-tiba mata Desi mengarah ke depan pintu masuk seperti ketakutan dan aku pun juga mengarahkan pandangan mataku kesana.
Tak ada satupun melihat apa yang dilihat oleh Desi kecuali aku dan juga Herman.
Tapi awalnya aku tak sadar bahwa sosok yang berdiri itu bukan manusia, yang aku lihat semua yang ada di situ biasa aja melihat ke pintu hanya aku, herman dan Desi tentunya yang menatap lurus pada sosok itu.
"Itu??? bukankah itu dokter tampan yang kulihat di ruang hemodialisa dua hari yang lalu??" gumamku.
Semua mata menatap ke pintu yang ditatap oleh Desi dengan wajah ketakutan.
"Ampun...maaf tuan Anthony...aku tidak tau dia kekasihmu...baiklah aku akan pergi dari tubuh ini!!" kata sosok Hartono yang bersemayam di tubuh Desi.
"Anthony...ya Anthony...itu nama laki-laki yang semalam ada di dalam mimpiku.
Aku menatap wajah tampan itu, dia pun menatapku. Kami bertatap-tatapan sepersekian detik sampai Herman menepuk pundakku.
"Mbak Sena...sudah jangan ditatap terus mahluk itu!!" bisik Herman menyadarkanku.
"Astaghfirullah!!" desisku
Aku berpaling mata melihat kearah lain, begitu aku berpaling lagi ingin menatap Anthony, si dokter tampan itu sudah menghilang entah kemana.
"Anthony??? namamu ternyata Anthony!!" bisikku.
"Syukurlah Desi sudah sadar!!" teriakan pak Rudi mengagetkanku.
Herman memberikan segelas air putih pada Desi agar dia lebih tenang.
Dan aku?? aku terpaku menatap ruang hemodialisa di kejauhan, nanti siang aku akan kembali lagi melakukan kewajibanku di sana...kejutan apa lagi yang akan menantiku di sana??
Aku kembali pulang. Saat motorku melewati kamar jenazah, aku mendongak ke atas.
"Anthony!!" desisku.
Sosok itu berdiri di depan kaca jendela memandang kebawah menatapku.
Dia tersenyum melambaikan tangannya padaku. Dan tanpa sadar aku menghentikan motorku dan balas melambaikan tangan padanya.
Seandainya tadi tak ada Anthony, pasti si Hartono itu sampai sekarang masih mengikuti aku, menyebalkan sekali.
Aku lalu melanjutkan perjalanan mencari penumpang lagi sebelum siang aku masuk bekerja kembali.
*
*
***Bersambung...
Sosok tampan itu akhirnya memperlihatkan dirinya pada Sena, apakah mereka selanjutnya akan saling mengenal satu dengan yang lain??
Penasaran dengan kisah cinta si hantu tampan??? jangan lewatkan kisah mereka ya...🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Fenti
kok aku jadi merinding kak😥😥
2023-05-19
0
Fenti
tunggu... tunggu.. jadi sena ini disukai sama makhluk halus😬😬
2023-05-19
0
Fenti
iih kasian sena
2023-05-19
0