"Ooohhh itu dokter di sini!!" pikirku tanpa rasa curiga sedikitpun dan tidak juga aku mau bertanya untuk hal itu.
"Jadi mbak Sena kapan mulai dinas di sini??" tanya mbak Leli wakil kepala ruangan hemodialisa.
"Insya Allah besok siang mbak...ini saya lagi keliling untuk pengenalan area dulu!!" jawabku.
"Oke mbak, semangat ya mbak Sena semoga sekuat pakde Said!!" kata mbak Leli.
Aku menoleh kembali ke ruangan dokter yang tadi kulihat ada dokter tampan itu duduk di sana.
"Lho...kok nggak ada??? tadi kan duduk di sana??? kok perginya cepat banget!!" gumamku.
Tapi aku nggak ambil pusing, aku segera keluar dari sana dan besok sore mempersiapkan mental bajaku untuk memulai tugas baruku di sana.
Tanpa Sena sadari, sepasang mata coklat yang indah tetapi menyorot dingin menatap kepergiannya dari ruangan yang tersembunyi itu.
*************
Tibalah hari yang menegangkan bagiku untuk pertama kalinya dalam hidupku.
Dan sialannya, nggak ada satupun yang mau menemaniku di sini.
Dari siang sampai menjelang maghrib keadaan aman saja, begitu perawat yang berjumlah delapan orang itu pulang satu persatu menyisakan aku sendiri di sana berkutat membersihkan ruangan yang banyak bersekat dan cukup luas itu.
Aku sholat maghrib terlebih dahulu. Entah pendengaranku saja atau kah apa, aku seperti mendengar suara ribut orang berbicara, suara anak-anak bermain sampai anak bayi menangis pun aku dengar terasa bising sekali.
"Suara berisik di mana sih sudah maghrib begini?? atau ada pasien yang meninggalkah?? secara di bawah ruangan ini adalah kamar jenazah!!" gumamku.
Tapi seperti biasa aku tak pernah ambil pusing. Aku mengerjakan semua tugasku.
Tanpa Sena sadari, berpasang-pasang sosok yang tak kasat mata memandang padanya bahkan ada yang berdiri dekat sekali dengannya.
Saat salah satu wanita berambut panjang dan berpakaian putih hendak menyentuh Sena...si tampan bermata coklat itu yang ternyata juga sedari tadi berdiri di dekat Sena, menepis tangan miss Key.
"Jangan ada yang berani mengganggu dia!! tidak kah kalian lihat ruangan tempat kita tinggal ini semenjak Said pensiun tak ada lagi yang membersihkannya?? aku tak suka ruangan yang jorok, aku tau kita semua yang ada di sini adalah hantu yang mencintai kebersihan!!" gumamnya.
Akhirnya mereka semua memandang pada Sena yang bersenandung membacakan Shalawat nabi sambil dengan telaten membersihkan ruangan demi ruangan berikut kamar mandinya.
"Lho...seingatku tadi sampah yang sebelah sini belum kubersihkan lho...kok sekarang sudah tersusun rapi di plastik sampah ya???" Sena menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Tapi terima kasih lah...aku tau kalian semua yang ada di sini membantuku...terima kasih ya teman-teman semuanya!! dunia kita memang berbeda, tapi aku tau pasti kalian semua adalah hantu yang baik, kita berteman oke??? jangan ganggu aku ya?? aku hanya membantu membersihkan ruangan kalian agar bersih dan wangi!!"
Si tampan tak kasat mata itu tersenyum mendengar ucapan Sena begitu pula dengan hantu yang lain.
"Wajahmu mirip sekali dengan wanita dari masa laluku, puluhan tahun aku berusaha untuk mencari dia tapi tak bisa kutemui lagi."
"Aku tak bisa pergi jauh dari tempat ini karena roh dan jasadku terkurung selama ratusan tahun di tempat ini."
"Ningsih...maafkan aku yang pergi tanpa pamit padamu!! andai kamu tau betapa tersiksanya aku menahan kerinduan selama seratus tahun ini padamu, di mana kamu Ningsih?? berikanlah aku kesempatan untuk mencintaimu sekali lagi agar aku tidak terus penasaran menantimu dalam duniaku yang serba gelap ini!!" si tampan bermata coklat itu terus menatap Sena dengan sedih.
"Dasar teman-teman lucknut dan jaha*nam semua...di saat aku butuh teman dan bantuan, tak ada satupun dari kalian yang nongol untuk membantuku!!" rutukku kesal.
jam setengah sepuluh malam semua pekerjaanku membersihkan ruangan sudah selesai. Lampu di ruangan dalam sudah aku matikan tinggal lampu di ruangan tunggu pasien yang di bagian luar belum kumatikan.
Sambil menonton televisi aku merebahkan tubuhku di sofa. Rasanya lelah sekali menjadi single parent seperti aku ini.
Di saat wanita lain jam segini bercengkerama dengan anak dan suami di rumah, sementara aku?? aku malah terbaring dengan tubuh lelah di sini setelah seharian penuh berkutat dengan pekerjaanku agar anak-anakku tetap bisa makan dan sekolah.
Sepuluh tahun setelah perceraian dengan suamiku bukanlah waktu yang sebentar. Aku mencari nafkah sekaligus mengasuh anak-anakku, sejak suamiku selingkuh dengan teman satu pekerjaannya, kami bercerai dan hingga kini tak sepeser uang pun dia berikan untuk anak-anaknya, tetapi aku tidak terlalu ambil pusing toh rejeki sudah ada yang mengatur, kok!!
Tak terasa aku jatuh tertidur. Di dalam tidurku aku bermimpi sesuatu...
Aku sedang berdiri di tepi sebuah jurang malam itu. Tiba-tiba dari jauh aku mendengar ramai suara teriakan juga suara gonggongan anjing yang ikut mengejar.
Tampak seorang laki-laki yang tidak bisa aku lihat wajahnya berlari kearahku.
Dia nampak sangat ketakutan. Rupanya dia lari dari kejaran orang-orang itu. Tubuhnya sudah penuh luka gores di mana-mana.
Sampai di dekatku dia berhenti dan berpikir. Tiba-tiba dia memilih melompat dari atas jurang tanpa bisa kucegah lagi.
TIIDDAAK....
Aku terbangun dengan tatapan mata nanar. Aku jadi teringat akan mimpiku yang membiarkan lelaki itu terjun bebas dari atas jurang.
"Astagfirullah..." sudah hampir jam sepuluh!! untung aku tidak bablas tidur sampai pagi di sini!!" ucapku.
Aku segera mematikan televisi, mengecek semua pintu terkunci dengan baik lalu mematikan lampu dan terakhir aku keluar lewat pintu belakang dan menguncinya.
Sepeninggal Sena, dari kegelapan para wujud mahluk tak kasat mata tadi menampakan diri mereka. Berbagai wujud ada di sana. Yang barusan meninggal sampai yang berumur ratusan tahun seperti si tampan dokter bermata coklat itu.
"Hai Sen...apa kamu baik-baik aja di ruanganmu yang baru??" tegur Nurlina.
"Dasar kalian semua teman lucknut, nggak ada satupun yang nampak batang hidungnya, jangan kata membantu pekerjaanku, menemaniku di sini aja nggak ada!!" kataku dengan kesal.
"Eits...kamu jangan marah dulu, siapa bilang aku dan Desi tidak menjengukmu?? kami menjengukmu tetapi di depan pintu luar kami melihat seseorang berdiri. Kami pikir itu sekuriti yang sedang menemanimu tapi saat kami sapa dan dia menoleh kamu tau apa?? mukanya rata semua alias tak punya muka!!" kata Nurlina sementara Desi hanya bisa terdiam dengan wajahnya yang masih pucat.
"Apa?? yang benar aja kalian, nggak usah mengada-ngada deh...bilang aja nggak mau nemenin aku!!" kataku masih sewot.
*
*
***Bersambung...
Hari pertama bekerja di tempat yang baru, gangguan telah muncul sanggupkah Sena menghadapi gangguan demi gangguan selanjutnya??
Novel yang baru reader...mohon dukungannya ya🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
nowitsrain
Tuh kannnn hantu
2023-09-30
0
Maya●●●
aku mmpir kak
2023-08-21
1
Lee
Mampir di karya barunya kak..
semangatt 💪💪 satu iklan utkmu..
2023-05-19
1