Bab 2 Gangguan

"Ooohhh itu dokter di sini!!" pikirku tanpa rasa curiga sedikitpun dan tidak juga aku mau bertanya untuk hal itu.

"Jadi mbak Sena kapan mulai dinas di sini??" tanya mbak Leli wakil kepala ruangan hemodialisa.

"Insya Allah besok siang mbak...ini saya lagi keliling untuk pengenalan area dulu!!" jawabku.

"Oke mbak, semangat ya mbak Sena semoga sekuat pakde Said!!" kata mbak Leli.

Aku menoleh kembali ke ruangan dokter yang tadi kulihat ada dokter tampan itu duduk di sana.

"Lho...kok nggak ada??? tadi kan duduk di sana??? kok perginya cepat banget!!" gumamku.

Tapi aku nggak ambil pusing, aku segera keluar dari sana dan besok sore mempersiapkan mental bajaku untuk memulai tugas baruku di sana.

Tanpa Sena sadari, sepasang mata coklat yang indah tetapi menyorot dingin menatap kepergiannya dari ruangan yang tersembunyi itu.

*************

Tibalah hari yang menegangkan bagiku untuk pertama kalinya dalam hidupku.

Dan sialannya, nggak ada satupun yang mau menemaniku di sini.

Dari siang sampai menjelang maghrib keadaan aman saja, begitu perawat yang berjumlah delapan orang itu pulang satu persatu menyisakan aku sendiri di sana berkutat membersihkan ruangan yang banyak bersekat dan cukup luas itu.

Aku sholat maghrib terlebih dahulu. Entah pendengaranku saja atau kah apa, aku seperti mendengar suara ribut orang berbicara, suara anak-anak bermain sampai anak bayi menangis pun aku dengar terasa bising sekali.

"Suara berisik di mana sih sudah maghrib begini?? atau ada pasien yang meninggalkah?? secara di bawah ruangan ini adalah kamar jenazah!!" gumamku.

Tapi seperti biasa aku tak pernah ambil pusing. Aku mengerjakan semua tugasku.

Tanpa Sena sadari, berpasang-pasang sosok yang tak kasat mata memandang padanya bahkan ada yang berdiri dekat sekali dengannya.

Saat salah satu wanita berambut panjang dan berpakaian putih hendak menyentuh Sena...si tampan bermata coklat itu yang ternyata juga sedari tadi berdiri di dekat Sena, menepis tangan miss Key.

"Jangan ada yang berani mengganggu dia!! tidak kah kalian lihat ruangan tempat kita tinggal ini semenjak Said pensiun tak ada lagi yang membersihkannya?? aku tak suka ruangan yang jorok, aku tau kita semua yang ada di sini adalah hantu yang mencintai kebersihan!!" gumamnya.

Akhirnya mereka semua memandang pada Sena yang bersenandung membacakan Shalawat nabi sambil dengan telaten membersihkan ruangan demi ruangan berikut kamar mandinya.

"Lho...seingatku tadi sampah yang sebelah sini belum kubersihkan lho...kok sekarang sudah tersusun rapi di plastik sampah ya???" Sena menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Tapi terima kasih lah...aku tau kalian semua yang ada di sini membantuku...terima kasih ya teman-teman semuanya!! dunia kita memang berbeda, tapi aku tau pasti kalian semua adalah hantu yang baik, kita berteman oke??? jangan ganggu aku ya?? aku hanya membantu membersihkan ruangan kalian agar bersih dan wangi!!"

Si tampan tak kasat mata itu tersenyum mendengar ucapan Sena begitu pula dengan hantu yang lain.

"Wajahmu mirip sekali dengan wanita dari masa laluku, puluhan tahun aku berusaha untuk mencari dia tapi tak bisa kutemui lagi."

"Aku tak bisa pergi jauh dari tempat ini karena roh dan jasadku terkurung selama ratusan tahun di tempat ini."

"Ningsih...maafkan aku yang pergi tanpa pamit padamu!! andai kamu tau betapa tersiksanya aku menahan kerinduan selama seratus tahun ini padamu, di mana kamu Ningsih?? berikanlah aku kesempatan untuk mencintaimu sekali lagi agar aku tidak terus penasaran menantimu dalam duniaku yang serba gelap ini!!" si tampan bermata coklat itu terus menatap Sena dengan sedih.

"Dasar teman-teman lucknut dan jaha*nam semua...di saat aku butuh teman dan bantuan, tak ada satupun dari kalian yang nongol untuk membantuku!!" rutukku kesal.

jam setengah sepuluh malam semua pekerjaanku membersihkan ruangan sudah selesai. Lampu di ruangan dalam sudah aku matikan tinggal lampu di ruangan tunggu pasien yang di bagian luar belum kumatikan.

Sambil menonton televisi aku merebahkan tubuhku di sofa. Rasanya lelah sekali menjadi single parent seperti aku ini.

Di saat wanita lain jam segini bercengkerama dengan anak dan suami di rumah, sementara aku?? aku malah terbaring dengan tubuh lelah di sini setelah seharian penuh berkutat dengan pekerjaanku agar anak-anakku tetap bisa makan dan sekolah.

Sepuluh tahun setelah perceraian dengan suamiku bukanlah waktu yang sebentar. Aku mencari nafkah sekaligus mengasuh anak-anakku, sejak suamiku selingkuh dengan teman satu pekerjaannya, kami bercerai dan hingga kini tak sepeser uang pun dia berikan untuk anak-anaknya, tetapi aku tidak terlalu ambil pusing toh rejeki sudah ada yang mengatur, kok!!

Tak terasa aku jatuh tertidur. Di dalam tidurku aku bermimpi sesuatu...

Aku sedang berdiri di tepi sebuah jurang malam itu. Tiba-tiba dari jauh aku mendengar ramai suara teriakan juga suara gonggongan anjing yang ikut mengejar.

Tampak seorang laki-laki yang tidak bisa aku lihat wajahnya berlari kearahku.

Dia nampak sangat ketakutan. Rupanya dia lari dari kejaran orang-orang itu. Tubuhnya sudah penuh luka gores di mana-mana.

Sampai di dekatku dia berhenti dan berpikir. Tiba-tiba dia memilih melompat dari atas jurang tanpa bisa kucegah lagi.

TIIDDAAK....

Aku terbangun dengan tatapan mata nanar. Aku jadi teringat akan mimpiku yang membiarkan lelaki itu terjun bebas dari atas jurang.

"Astagfirullah..." sudah hampir jam sepuluh!! untung aku tidak bablas tidur sampai pagi di sini!!" ucapku.

Aku segera mematikan televisi, mengecek semua pintu terkunci dengan baik lalu mematikan lampu dan terakhir aku keluar lewat pintu belakang dan menguncinya.

Sepeninggal Sena, dari kegelapan para wujud mahluk tak kasat mata tadi menampakan diri mereka. Berbagai wujud ada di sana. Yang barusan meninggal sampai yang berumur ratusan tahun seperti si tampan dokter bermata coklat itu.

"Hai Sen...apa kamu baik-baik aja di ruanganmu yang baru??" tegur Nurlina.

"Dasar kalian semua teman lucknut, nggak ada satupun yang nampak batang hidungnya, jangan kata membantu pekerjaanku, menemaniku di sini aja nggak ada!!" kataku dengan kesal.

"Eits...kamu jangan marah dulu, siapa bilang aku dan Desi tidak menjengukmu?? kami menjengukmu tetapi di depan pintu luar kami melihat seseorang berdiri. Kami pikir itu sekuriti yang sedang menemanimu tapi saat kami sapa dan dia menoleh kamu tau apa?? mukanya rata semua alias tak punya muka!!" kata Nurlina sementara Desi hanya bisa terdiam dengan wajahnya yang masih pucat.

"Apa?? yang benar aja kalian, nggak usah mengada-ngada deh...bilang aja nggak mau nemenin aku!!" kataku masih sewot.

*

*

***Bersambung...

Hari pertama bekerja di tempat yang baru, gangguan telah muncul sanggupkah Sena menghadapi gangguan demi gangguan selanjutnya??

Novel yang baru reader...mohon dukungannya ya🙏🙏

Terpopuler

Comments

nowitsrain

nowitsrain

Tuh kannnn hantu

2023-09-30

0

Maya●●●

Maya●●●

aku mmpir kak

2023-08-21

1

Lee

Lee

Mampir di karya barunya kak..
semangatt 💪💪 satu iklan utkmu..

2023-05-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perkenalan
2 Bab 2 Gangguan
3 Bab 3 Sosok Tampan
4 Bab 4 Kesurupan
5 Bab 5 Kisah Anthony
6 Bab 6 Kedatangan Mantan Mertua
7 Bab 7 Mimpi
8 Bab 8 Penglihatan Yang Tak Biasa
9 Bab 9 Hantu Jatuh Cinta
10 Bab 10 Tega
11 Bab 11 Rama Kecelakaan
12 Bab 12 Siapa Dia
13 Bab 13 Desi Kesurupan Lagi
14 Bab 14 Asal Usul
15 Bab 15 Pertemuan
16 Bab 16 Sesal
17 Bab 17 Kita Telah Usai
18 Bab 18 Rasa Yang Salah
19 Bab 19 Bodoh
20 Bab 20 Pulang Kampung
21 Bab 21 Kemampuan Yang Tak Biasa
22 Bab 22 Kisah Sena
23 Bab 23 Teror Hantu
24 Bab 24 Mahluk Hutan Pinus
25 Bab 25 Mencekam
26 Bab 26 Mengejar
27 Bab 27 Mengejar 2
28 Bab 28 Penyelamatan
29 Bab 29 Lewati Malam
30 Bab 30 Anthony Versus Piere
31 Bab 31 Waspada
32 Bab 32 Desa Pinus
33 Bab 33 Hantu Kok Cemburu
34 Bab 34 Basri Kesurupan
35 Bab 35 Siapa Dia
36 Bab 36 Ketakutan Basri
37 Bab 37 Tumbal Yang Gagal
38 Bab 38 Menjadi Korban Lagi
39 Bab 39 Ternyata
40 Bab 40 Dijebak
41 Bab 41 Pertemuan Tak Disengaja
42 Bab 42 Bertemu Sang Mantan
43 Bab 43 Misi Penyelamatan 1
44 Bab 44 Misi Penyelamatan 2
45 Bab 45 Berkelahi Dengan Mahluk
46 Bab 46 Ajakan Iblis
47 Bab 47 Meninggalkan Desa
48 Bab 48 Tertunda
49 Bab 49 Pulang
50 Bab 50 Tertolong
51 Bab 51 Masih Cinta
52 Bab 52 Menunggu Sena Kembali
53 Bab 53 Pulang
54 Bab 54 Musuh Baru
55 Bab 55 Ulah Siapa
56 Bab 56 Terkena Serangan
57 Bab 57 Mempersiapkan Diri
58 Bab 58 Bian Diikuti
59 Bab 59 Ternyata
60 Bab 60 Kedatangan Piere
61 Bab 61 Ditinggal Sendiri
62 Bab 62 Meloloskan Diri
63 Bab 63 Hamil
64 Bab 64 Curiga
65 Bab 65 Curhat
66 Bab 66 Nyaris Diculik
67 Bab 67 Hantu Pencemburu
68 Bab 68 Dendam
69 Bab 69 Diserang Pocong
70 Bab 70 Perasaan Rama
71 Bab 71 Bertemu Aida
72 Bab 72 Piere Pergi
73 Bab 73 Mencari Korban Baru
74 Bab 74 Jebakan 1
75 Bab 72 Jebakan 2
76 Bab 76 Jadi Sasaran
77 Bab 77 Peringatan Anthony
78 Bab 78 Apa Yang Terjadi
79 Bab 79 Siapa Bibi?
80 Bab 80 Bibi Palsu
81 Bab 81 Kami Telah Tahu
82 Bab 82 Mencari Tahu
83 Bab 83 Hantu Galau
84 Bab 84 Kisah Para Hantu
85 Bab 85 Pengintai
86 Bab 86 Apa Yang Terjadi
87 Bab 87 Terkena Serangan
88 Bab 88 Paman Said Tertolong
89 Bab 89 Sosok Menyebalkan
90 Bab 90 Piere Kembali
91 Bab 91 Ada Yang Cemburu
92 Bab 92 Rencana Bibi Palsu
93 Bab 93 Ingin Menjebak
94 Bab 94 Pengejaran
95 Bab 95 Pertemuan
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab 1 Perkenalan
2
Bab 2 Gangguan
3
Bab 3 Sosok Tampan
4
Bab 4 Kesurupan
5
Bab 5 Kisah Anthony
6
Bab 6 Kedatangan Mantan Mertua
7
Bab 7 Mimpi
8
Bab 8 Penglihatan Yang Tak Biasa
9
Bab 9 Hantu Jatuh Cinta
10
Bab 10 Tega
11
Bab 11 Rama Kecelakaan
12
Bab 12 Siapa Dia
13
Bab 13 Desi Kesurupan Lagi
14
Bab 14 Asal Usul
15
Bab 15 Pertemuan
16
Bab 16 Sesal
17
Bab 17 Kita Telah Usai
18
Bab 18 Rasa Yang Salah
19
Bab 19 Bodoh
20
Bab 20 Pulang Kampung
21
Bab 21 Kemampuan Yang Tak Biasa
22
Bab 22 Kisah Sena
23
Bab 23 Teror Hantu
24
Bab 24 Mahluk Hutan Pinus
25
Bab 25 Mencekam
26
Bab 26 Mengejar
27
Bab 27 Mengejar 2
28
Bab 28 Penyelamatan
29
Bab 29 Lewati Malam
30
Bab 30 Anthony Versus Piere
31
Bab 31 Waspada
32
Bab 32 Desa Pinus
33
Bab 33 Hantu Kok Cemburu
34
Bab 34 Basri Kesurupan
35
Bab 35 Siapa Dia
36
Bab 36 Ketakutan Basri
37
Bab 37 Tumbal Yang Gagal
38
Bab 38 Menjadi Korban Lagi
39
Bab 39 Ternyata
40
Bab 40 Dijebak
41
Bab 41 Pertemuan Tak Disengaja
42
Bab 42 Bertemu Sang Mantan
43
Bab 43 Misi Penyelamatan 1
44
Bab 44 Misi Penyelamatan 2
45
Bab 45 Berkelahi Dengan Mahluk
46
Bab 46 Ajakan Iblis
47
Bab 47 Meninggalkan Desa
48
Bab 48 Tertunda
49
Bab 49 Pulang
50
Bab 50 Tertolong
51
Bab 51 Masih Cinta
52
Bab 52 Menunggu Sena Kembali
53
Bab 53 Pulang
54
Bab 54 Musuh Baru
55
Bab 55 Ulah Siapa
56
Bab 56 Terkena Serangan
57
Bab 57 Mempersiapkan Diri
58
Bab 58 Bian Diikuti
59
Bab 59 Ternyata
60
Bab 60 Kedatangan Piere
61
Bab 61 Ditinggal Sendiri
62
Bab 62 Meloloskan Diri
63
Bab 63 Hamil
64
Bab 64 Curiga
65
Bab 65 Curhat
66
Bab 66 Nyaris Diculik
67
Bab 67 Hantu Pencemburu
68
Bab 68 Dendam
69
Bab 69 Diserang Pocong
70
Bab 70 Perasaan Rama
71
Bab 71 Bertemu Aida
72
Bab 72 Piere Pergi
73
Bab 73 Mencari Korban Baru
74
Bab 74 Jebakan 1
75
Bab 72 Jebakan 2
76
Bab 76 Jadi Sasaran
77
Bab 77 Peringatan Anthony
78
Bab 78 Apa Yang Terjadi
79
Bab 79 Siapa Bibi?
80
Bab 80 Bibi Palsu
81
Bab 81 Kami Telah Tahu
82
Bab 82 Mencari Tahu
83
Bab 83 Hantu Galau
84
Bab 84 Kisah Para Hantu
85
Bab 85 Pengintai
86
Bab 86 Apa Yang Terjadi
87
Bab 87 Terkena Serangan
88
Bab 88 Paman Said Tertolong
89
Bab 89 Sosok Menyebalkan
90
Bab 90 Piere Kembali
91
Bab 91 Ada Yang Cemburu
92
Bab 92 Rencana Bibi Palsu
93
Bab 93 Ingin Menjebak
94
Bab 94 Pengejaran
95
Bab 95 Pertemuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!