Bab 3 Sosok Tampan

"Eits...kamu jangan marah dulu, siapa bilang aku dan Desi tidak menjengukmu?? kami menjengukmu tetapi di depan pintu luar kami melihat seseorang berdiri. Kami pikir itu sekuriti yang sedang menemanimu tapi saat kami sapa dan dia menoleh kamu tau apa?? mukanya rata semua alias tak punya muka!!" kata Nurlina sementara Desi hanya bisa terdiam dengan wajahnya yang masih pucat.

"Apa?? yang benar aja kalian, nggak usah mengada-ngada deh...bilang aja nggak mau nemenin aku!!" kataku masih sewot.

"Sen?? aku nggak pernah main-main kalau soal setan, hantu, apalah pokoknya semua yang menakutkan, makanya kami lari terbirit-birit, bahkan tadi Desi sempat tak sadarkan diri di pos sekuriti!!" kata Nurlina.

"Masa sih??" kataku sambil melongo.

"Kamu sendiri?? kok anteng aja?? nggak dapat gangguan apapun??" kata Nurlina.

"Sepertinya nggak sih!!" aku mencoba mengingat dari habis maghrib tadi sampai sekarang.

"Memang benar kata pak Rudi, kamu seperti pegadaian...mengatasi masalah tanpa masalah!!" ucap Nurlina.

"Tapi apa benar yang kamu bilang barusan, kalau kamu tadi melihat sosok yang mukanya rata kayak jalan tol?? Sekitar jam berapa itu??" tanyaku penasaran.

"Sekitar habis Isya, aku mengajak Desi untuk membantumu...padahal Desi sudah bilang nggak mau sebab dia takut, secarakan dia bisa melihat hal-hal yang nggak bisa kita lihat!!" jawab Nurlina.

"Habis Isya itu aku bersihkan di ruangan yang paling belakang dekat dapur sih, jadi aku nggak dengar kalau ada yang datang." jawabku nggak jadi marah.

"Desi tadi bilang dia lihat di dalam ramai banget orang lalu lalang tapi mukanya aneh semua, hanya ada satu yang tampak sempurna!!" kata Nurlina.

"Maksudmu??" tanyaku tak mengerti.

"Di antara banyak sosok yang lalu lalang dan rata-rata bermuka aneh, ada satu yang nampak sempurna seperti manusia utuh!!" kata Nurlina lagi.

"Oh iya?? bagaimana rupanya, siapa tau aku bisa berkenalan dengannya ??" tanyaku.

"Pembualanmu itu Sena...!!" kata Nurlina kesal.

"Yang dilihat Desi itu satu sosok berpakaian biru memakai jubah dokter berwarna putih dengan stetoskop menggantung di lehernya."

"Sepertinya dia itu blasteran orang bule campur asia, karena bola matanya yang agak sipit kecoklatan dan kulit putihnya seperti orang China, tubuhnya tinggi dengan rambut tebalnya serta memakai kaca mata." Kata Nurlina menjabarkan apa yang tadi dilihat oleh Desi.

"Apa??? Desi salah liat kali!! jangan-jangan itu manusia!!" kataku lagi.

"Kamu mbok ya kalau bicara itu pakai logika sedikit, masa manusia mau berbaur dengan para syaiton?. yang bener aja, Sena!!!!!" Nurlina mencubit pipiku dengan gemas.

"Bukan begitu Nur...orang yang kamu sebutkan dengan ciri-ciri seperti tadi itu, kemarin siang aku juga melihatnya di ruangan dokter pas aku berkeliling dengan pak Salman di ruang hemodialisa."

"Dia memang menatapku sih...wajahnya datar aja tanpa senyum sama sekali, ya kupikir dokter yang bertugas di sana!!" kataku lagi.

"Dokter yang bertugas di mana Sena??? kamu sudah berapa tahun sih kerja di rumah sakit ini??? sampai-sampai kamu itu nggak tau jika di ruangan hemodialisa itu, nggak ada dokter khusus yang standby di sana, paling-paling cuma dokter jaga tapi tidak di khususkan menetap di ruangan itu!!" kata Nurlina.

Aku berusaha mencerna setiap perkataan teman mantan partnerku di rawat inap itu.

"Nur...kalau benar apa yang Desi katakan itu, berarti yang aku lihat kemarin itu bukan manusia dong??" gumamku di barengi anggukan oleh Nurlina.

"Tapi mengapa dia begitu nyata seperti manusia yang masih hidup??" gumamku lagi.

"Sen, kalau kamu nanya begitu sama aku, terus aku nya nanya sama siapa?? masa aku harus bertanya sama setannya??" kata Nurlina sambil bergidik ngeri.

"Nur, bisa nggak kita nggak bahas masalah itu dulu malam begini?? tunggu besok aja ya!!" kataku.

"He eh, aku juga mulai merinding!!" kata Nurlina.

Tampaknya hari terberatku selama kurang lebih sepuluh tahun aku bekerja di rumah sakit ini baru di mulai dari sekarang!!

************

Aku ada di mana ya??? ini bukan kampung tempat aku tinggal, sepertinya aku ini ada di zaman Belanda masih menguasai Indonesia deh!!

Aku melangkah perlahan melihat kesekitarku. Orang yang berlalu lalang sama sekali tak mempedulikan keberadaanku, aku seperti sesuatu yang tak terlihat oleh mereka.

Yang aku herankan adalah pakaian yang mereka kenakan itu adalah pakaian zaman dulu banget.

Aku melanjutkan langkahku melewati sebuah rumah yang tergolong sangat besar dan mewah di zamannya.

Kudengar ada suara pertengkaran di dalam rumah besar itu dan aku melangkah masuk ingun tau siapa itu yang sedang bertengkar??

"Anthony....mami, papi dan Alice akan segera kembali ke Belanda!! kita tak aman lagi berada di desa ini!! Jepang sudah menguasai hampir seluruh wilayah ini, papi tidak mau terjadi sesuatu pada keluarga papi." Ujar lelaki setengah baya berpostur tinggi besar dan bermata keabuan itu.

Lalu muncul seorang wanita yang sangat cantik berkulit putih seperti susu menggandeng tangan seorang anak perempuan berusia sekitar lima tahun menghampiri mereka.

"Papi kamu benar, Anthony...kita memang harus segera pulang ke Netherland.

"Mami...papi...tapi penduduk di sini sedang terserang penyakit menular, jika tidak ada yang membantu mereka...maka penduduk satu demi satu akan mati, di mana naluri Anthony sebagai seorang dokter melihat itu semua terjadi di depan mata Anthony tanpa Anthony bisa membantu setidaknya sedikit dari beban mereka."

"Atau begini saja, papi, mami dan Alice berangkat saja lebih dahulu ke Netherland nanti jika masalah di sini sudah bisa Anthony selesaikan, maka Anthony akan pulang menyusul kalian bertiga bersama Ningsih calon istri Anthony nanti." Kata Anthony berusaha mencari jalan terbaiknya.

"Terserah kau sajalah, tapi berhati-hatilah di sini nak, kami berdua sering mendengar selentingan bahwa kakak sepupu Ningsih calon istrimu itu suka sama Ningsih, bukan tidak mungkin dia akan mencari cara untuk menyingkirkan kamu, apalagi kamu bukanlah penduduk pribumi!! Itu yang mami dan papi takutkan!!" kata maminya memandang penuh rasa khawatir pada putra sulungnya itu.

"Mami dan papi jangan khawatir, Anthony bisa menjaga diri!!" kata Anthony berusaha meyakinkan kedua orang tuanya.

Aku menatap laki-laki muda itu. Otakku berusaha berpikir keras di mana aku pernah bertemu dengan orang itu.

Aku seperti pernah melihatnya tapi di mana?? aku betul-betul tidak bisa mengingatnya sama sekali, mungkin karena otak tua ini kali ya?? pikirku kesal.

"Mak...mamak...!!" teriak Dini di telingaku.

"Astagfirullah!!" aku langsung duduk karena kaget.

"Dini???? nggak bisakah kalau bangunin mamak itu yang pelan sedikit??" teriakku kesal pada putri sulungku itu.

"Lagian...tidur pagi kok mimpi!!" pagi itu waktunya bangun...kita semua mau pergi kesekolah!!" gerutu ketiga anakku.

*

*

***Bersambung....

Lanjut ke next episode ya reader...jangan lupa dukungannya🙏🙏

Terpopuler

Comments

Fenti

Fenti

uji adrenalin

2023-05-07

0

Fenti

Fenti

untung aku bacanya siang, coba malam bisa-bisa gak berani masuk kamar mandi

2023-05-07

0

Fenti

Fenti

kok seram 😬😬

2023-05-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perkenalan
2 Bab 2 Gangguan
3 Bab 3 Sosok Tampan
4 Bab 4 Kesurupan
5 Bab 5 Kisah Anthony
6 Bab 6 Kedatangan Mantan Mertua
7 Bab 7 Mimpi
8 Bab 8 Penglihatan Yang Tak Biasa
9 Bab 9 Hantu Jatuh Cinta
10 Bab 10 Tega
11 Bab 11 Rama Kecelakaan
12 Bab 12 Siapa Dia
13 Bab 13 Desi Kesurupan Lagi
14 Bab 14 Asal Usul
15 Bab 15 Pertemuan
16 Bab 16 Sesal
17 Bab 17 Kita Telah Usai
18 Bab 18 Rasa Yang Salah
19 Bab 19 Bodoh
20 Bab 20 Pulang Kampung
21 Bab 21 Kemampuan Yang Tak Biasa
22 Bab 22 Kisah Sena
23 Bab 23 Teror Hantu
24 Bab 24 Mahluk Hutan Pinus
25 Bab 25 Mencekam
26 Bab 26 Mengejar
27 Bab 27 Mengejar 2
28 Bab 28 Penyelamatan
29 Bab 29 Lewati Malam
30 Bab 30 Anthony Versus Piere
31 Bab 31 Waspada
32 Bab 32 Desa Pinus
33 Bab 33 Hantu Kok Cemburu
34 Bab 34 Basri Kesurupan
35 Bab 35 Siapa Dia
36 Bab 36 Ketakutan Basri
37 Bab 37 Tumbal Yang Gagal
38 Bab 38 Menjadi Korban Lagi
39 Bab 39 Ternyata
40 Bab 40 Dijebak
41 Bab 41 Pertemuan Tak Disengaja
42 Bab 42 Bertemu Sang Mantan
43 Bab 43 Misi Penyelamatan 1
44 Bab 44 Misi Penyelamatan 2
45 Bab 45 Berkelahi Dengan Mahluk
46 Bab 46 Ajakan Iblis
47 Bab 47 Meninggalkan Desa
48 Bab 48 Tertunda
49 Bab 49 Pulang
50 Bab 50 Tertolong
51 Bab 51 Masih Cinta
52 Bab 52 Menunggu Sena Kembali
53 Bab 53 Pulang
54 Bab 54 Musuh Baru
55 Bab 55 Ulah Siapa
56 Bab 56 Terkena Serangan
57 Bab 57 Mempersiapkan Diri
58 Bab 58 Bian Diikuti
59 Bab 59 Ternyata
60 Bab 60 Kedatangan Piere
61 Bab 61 Ditinggal Sendiri
62 Bab 62 Meloloskan Diri
63 Bab 63 Hamil
64 Bab 64 Curiga
65 Bab 65 Curhat
66 Bab 66 Nyaris Diculik
67 Bab 67 Hantu Pencemburu
68 Bab 68 Dendam
69 Bab 69 Diserang Pocong
70 Bab 70 Perasaan Rama
71 Bab 71 Bertemu Aida
72 Bab 72 Piere Pergi
73 Bab 73 Mencari Korban Baru
74 Bab 74 Jebakan 1
75 Bab 72 Jebakan 2
76 Bab 76 Jadi Sasaran
77 Bab 77 Peringatan Anthony
78 Bab 78 Apa Yang Terjadi
79 Bab 79 Siapa Bibi?
80 Bab 80 Bibi Palsu
81 Bab 81 Kami Telah Tahu
82 Bab 82 Mencari Tahu
83 Bab 83 Hantu Galau
84 Bab 84 Kisah Para Hantu
85 Bab 85 Pengintai
86 Bab 86 Apa Yang Terjadi
87 Bab 87 Terkena Serangan
88 Bab 88 Paman Said Tertolong
89 Bab 89 Sosok Menyebalkan
90 Bab 90 Piere Kembali
91 Bab 91 Ada Yang Cemburu
92 Bab 92 Rencana Bibi Palsu
93 Bab 93 Ingin Menjebak
94 Bab 94 Pengejaran
95 Bab 95 Pertemuan
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab 1 Perkenalan
2
Bab 2 Gangguan
3
Bab 3 Sosok Tampan
4
Bab 4 Kesurupan
5
Bab 5 Kisah Anthony
6
Bab 6 Kedatangan Mantan Mertua
7
Bab 7 Mimpi
8
Bab 8 Penglihatan Yang Tak Biasa
9
Bab 9 Hantu Jatuh Cinta
10
Bab 10 Tega
11
Bab 11 Rama Kecelakaan
12
Bab 12 Siapa Dia
13
Bab 13 Desi Kesurupan Lagi
14
Bab 14 Asal Usul
15
Bab 15 Pertemuan
16
Bab 16 Sesal
17
Bab 17 Kita Telah Usai
18
Bab 18 Rasa Yang Salah
19
Bab 19 Bodoh
20
Bab 20 Pulang Kampung
21
Bab 21 Kemampuan Yang Tak Biasa
22
Bab 22 Kisah Sena
23
Bab 23 Teror Hantu
24
Bab 24 Mahluk Hutan Pinus
25
Bab 25 Mencekam
26
Bab 26 Mengejar
27
Bab 27 Mengejar 2
28
Bab 28 Penyelamatan
29
Bab 29 Lewati Malam
30
Bab 30 Anthony Versus Piere
31
Bab 31 Waspada
32
Bab 32 Desa Pinus
33
Bab 33 Hantu Kok Cemburu
34
Bab 34 Basri Kesurupan
35
Bab 35 Siapa Dia
36
Bab 36 Ketakutan Basri
37
Bab 37 Tumbal Yang Gagal
38
Bab 38 Menjadi Korban Lagi
39
Bab 39 Ternyata
40
Bab 40 Dijebak
41
Bab 41 Pertemuan Tak Disengaja
42
Bab 42 Bertemu Sang Mantan
43
Bab 43 Misi Penyelamatan 1
44
Bab 44 Misi Penyelamatan 2
45
Bab 45 Berkelahi Dengan Mahluk
46
Bab 46 Ajakan Iblis
47
Bab 47 Meninggalkan Desa
48
Bab 48 Tertunda
49
Bab 49 Pulang
50
Bab 50 Tertolong
51
Bab 51 Masih Cinta
52
Bab 52 Menunggu Sena Kembali
53
Bab 53 Pulang
54
Bab 54 Musuh Baru
55
Bab 55 Ulah Siapa
56
Bab 56 Terkena Serangan
57
Bab 57 Mempersiapkan Diri
58
Bab 58 Bian Diikuti
59
Bab 59 Ternyata
60
Bab 60 Kedatangan Piere
61
Bab 61 Ditinggal Sendiri
62
Bab 62 Meloloskan Diri
63
Bab 63 Hamil
64
Bab 64 Curiga
65
Bab 65 Curhat
66
Bab 66 Nyaris Diculik
67
Bab 67 Hantu Pencemburu
68
Bab 68 Dendam
69
Bab 69 Diserang Pocong
70
Bab 70 Perasaan Rama
71
Bab 71 Bertemu Aida
72
Bab 72 Piere Pergi
73
Bab 73 Mencari Korban Baru
74
Bab 74 Jebakan 1
75
Bab 72 Jebakan 2
76
Bab 76 Jadi Sasaran
77
Bab 77 Peringatan Anthony
78
Bab 78 Apa Yang Terjadi
79
Bab 79 Siapa Bibi?
80
Bab 80 Bibi Palsu
81
Bab 81 Kami Telah Tahu
82
Bab 82 Mencari Tahu
83
Bab 83 Hantu Galau
84
Bab 84 Kisah Para Hantu
85
Bab 85 Pengintai
86
Bab 86 Apa Yang Terjadi
87
Bab 87 Terkena Serangan
88
Bab 88 Paman Said Tertolong
89
Bab 89 Sosok Menyebalkan
90
Bab 90 Piere Kembali
91
Bab 91 Ada Yang Cemburu
92
Bab 92 Rencana Bibi Palsu
93
Bab 93 Ingin Menjebak
94
Bab 94 Pengejaran
95
Bab 95 Pertemuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!