Bab. 5 Keterpurukan Wita

Sepulangnya dari sekolah, Adelia heran karena melihat mobil sang Papa yang tidak biasanya pulang jam segini. Dirinya melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan, dia menautkan kedua alisnya dan berpikir dengan keras kenapa Papanya pulang siang seperti ini. Gadis cantik itu segera masuk ke dalam rumah, dia berlari kecil ketika mendengar suara Isak tangis dari dalam.

"Mama!" pekik Adel ketika melihat sang Mama yang menangis di sofa ruang tamu.

Mama Wita menolah, dia menghapus air matanya secepat kilat agar Adel tidak banyak bertanya. "A—adel, kau sudah pulang, nak?"

Adel mendekati Wita, dia menatap wajah sembab Mamanya itu. "Apa yang terjadi? Kenapa Mama menangis? Dan, papa mana?"

Wita sudah yakin jika semua ini pasti akan terjadi, putrinya sangat peduli pada dia hingga tidak ingin terjadi sesuatu padanya. "Papa sedang ada di kantor,"

"Jangan bohong, Ma!" bantah gadis remaja itu, dia berdiri dari tempat duduk dan berteriak. "Pa, Papa!" suaranya terhenti ketika Wita menarik pergelangan tangannya.

"Duduklah, Mama akan menceritakan semuanya padamu." Wita mencoba tegar, dia mengambil napas dalam-dalam lalu membuangnya perlahan. Setelah itu, barulah dia bercerita tentang apa yang terjadi padanya dan Hendi.

Setelah sang Mama selesai bercerita, dada Adelia tiba-tiba merasa sesak. Dia juga ingin menangis sekencang mungkin karena kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai.

"Ma, kenapa semua ini harus terjadi? Adel belum siap jauh dari Papa, Ma," rengeknya dengan genangan air mata.

Wita memeluk tubuh Adel sangat erat, dia mengelus pucuk kepala sang putri dan mencoba menenangkannya.

"Adel, semua ini sudah terjadi. Mama juga tidak menyangka jika ternyata Papamu memiliki kekasih sebelum menikah dengan Mama. Dan kami berdua memutuskan untuk menjalani hubungan serius karena perjodohan dari keluarga. Ya, Papamu sangat mencintai istri sirinya itu, bahkan sebelum kenal dengan Mama, mereka berdua sudah berpacaran selama dua tahun. Mama tidak tahu siapa yang harus disalahkan dalam hal ini, Nak."

"Apa sebelum menikah dengan Mama, Papa tidak mengatakan jika dia sudah memiliki seorang kekasih?"

Wita menggeleng. ''Papamu sudah seperti mati jiwanya, dia hanya diam tanpa membantah perkataan kedua orang tuanya. Ketika para orang tua ingin segera memiliki cucu, Papamu juga memenuhi permintaan mereka dan kau hadir, Nak."

Adel meneteskan air mata, tetapi dia menghapusnya dengan cepat karena tidak ingin menambah kesedihan sang Mama. Dirinya menatap Mama dengan sendu, dia pun kembali memeluk Mamanya itu.

"Mama harus kuat dan sabar, Adel akan selalu ada untuk Mama."

Wita masih bersyukur karena dia memiliki putri seperti Adel, sangat menyayanginya dan juga pengertian.

"Terima kasih, Nak. Mama kuat karena ada dirimu."

Mereka sama-sama larut dalam kesedihan, rumah itu teramat sepi tanpa ada candaan sang papa lagi yang hadir di tengah-tengah mereka. Adel melihat ke penjuru rumah, dia memejamkan mata ketika bayangan kebersamaan dengan Papanya melintas di pikiran.

'Pa, jujur Adel belum siap menerima semua ini. Tapi Papa yang sudah memutuskan semuanya, Papa memilih pergi meninggalkan Adel dan Mama.' batin Adelia.

Pelukan mereka pun terurai, Adel menatap sang Mama dengan senyum kecil di bibirnya.

"Mama sekarang harus tenang, jangan terlalu banyak pikiran. Adel yakin pasti Papa akan menyesali karena sudah memilih untuk meninggalkan kita." Adel mengelus punggung Mamanya.

Wita tersenyum mendengar perkataan dewasa dan tenang dari sang putri.

****

Di tempat lain, Allan masuk ke dalam rumah istri keduanya. Sungguh Karmila—istri kedua Allan tidak tahu menahu jika suaminya itu sudah memutuskan untuk bercerai dengan Wita. Terlihat di dalam sana, Karmila dan Putrinya sedang duduk menikmati film di channel televisi kesukaan mereka. Keduanya menoleh ketika mendengar langkah kaki masuk ke dalam rumah. Seketika senyum di bibir Karmila mengembang saat melihat suaminya datang. Tetapi, dia heran karena tidak biasanya Allan datang siang hari seperti ini. Lagipula, hari ini bukanlah jatah Allan menginap di rumahnya.

"Papa!" teriak gadis remaja nan cantik yang usianya sepantaran dengan Adelia.

Allan tersenyum manis sambil merentangkan kedua tangannya. Dan gadis remaja itu langsung masuk ke dalam pelukan sang Papa.

"Papa tumben datang siang-siang? Papa sengaja kasih surprise ke kita ya?"

Allan menarik gemas hidung putrinya. "Papa punya kabar gembira untuk kalian berdua."

Karmila merasa penasaran, dia mengajak suaminya untuk duduk terlebih dahulu agar mereka lebih mudah berbincang.

"Ada apa, Mas?"

"Mulai hari ini, aku akan tinggal bersama kalian berdua hingga seterusnya."

Karmila bukannya senang, dia melongo dan mengedipkan mata berkali-kali. Dirinya menyelipkan rambut di daun telinga agar bisa lebih jelas mendengar perkataan dari Allan.

"Mas, bisa kau ulangi sekali lagi apa yang tadi kau katakan?"

"Aku, akan tinggal disini bersama dengan kalian berdua karena aku sudah memutuskan untuk bercerai dari Wita."

"Benarkah?" Monic tersenyum lebar, matanya juga ikut membulat karena terlalu bahagia.

Tentu saja, dia selama ini sudah lelah hidup berjauhan dengan sang Papa hanya karena halangan dari istri pertama papanya itu. Ya, Monic tahu jika Mama dari Adelia adalah istri pertama Papanya. Maka dari itu, dia sengaja membully Adel bukan hanya karena rupa gadis itu saja tetapi juga kebencian terhadapnya. Namun, saat ini Monic bahagia sebab Adel akan merasakan hal yang sama seperti dirinya dulu, yaitu berjauhan dari ayah kandungnya.

Berbeda dari Monic, Karmila justru terdiam tanpa reaksi apa pun. Dia menatap Allan dengan raut wajah heran.

"Mas, apa yang kau katakan? Kenapa aku melakukan semua ini?"

"Mi—" ucapan Allan terpotong karena Monica.

"Ma, kenapa Mama seperti tidak senang jika Papa akan tinggal bersama dengan kita? Dan papa bahkan tidak akan membagi kasih sayangnya lagi pada orang lain."

"Monic diamlah, kau ini masih kecil dan tidak tahu apa pun!" tukas Karmila memarahi Monica.

Gadis itu cemberut, dia beranjak dari sofa dan berlari pergi menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya. Dia sangat kesal dengan perkataan sang Mama yang semata-mata menolak kedatangan Allan untuk tinggal bersama dengan mereka.

"Monic, Monica!" teriak Allan ingin mencoba membujuk putrinya itu, dia menatap Karmila yang juga masih setia menatapnya. "Apa ini, Karmila? Kau tidak suka dengan keputusanku?''

"Mas, bukannya aku tidak menyukai semua ini. Tentu saja aku sangat senang, tetapi apa kau tidak kasihan dengan Mbak Wita? Kenapa dia harus menanggung semua ini, Mas? Aku juga seorang wanita, dan tentu saja hatiku akan terasa sakit jika berada di posisinya," lirih Karmila sedih, dia jadi merasa bersalah pada Wita.

"Karmila, ini sudah menjadi keputusan terakhirku. Aku sangat mencintaimu dan kaulah cinta pertamaku, aku tidak akan meninggalkanmu dan pasti lebih memilih dirimu di bandingkan Wita. Selama ini, aku masih bertahan dengannya hanya karena orang tua dan Adelia yang masih kecil. Tetapi sekarang, orang tua kami sudah meninggal dan Adelia juga sudah besar. Dia pasti tahu apa yang terjadi dan bagaimana menyikapi semua ini." jelas Allan tegas.

Karmila menggelengkan kepala. "Mas, aku merasa bersalah pada Mbak Wita.''

Allan merapatkan duduknya pada Karmila. "Kau tidak bersalah sama sekali, Mila. Yang salah itu Wita, kenapa dia mau saja menerima perjodohan ini sementara aku sudah pernah mengatakan padanya jika aku telah memiliki seorang kekasih dan akan meminangnya. Tetapi apa? Wanita itu tetap mau menikah denganku tanpa memikirkan resikonya." Allan menggenggam kedua tangan Karmila yang saling bertautan.

Karmila tidak bisa bicara apa pun lagi, rasa bahagia, bersalah, sedih, dan terharu bercampur aduk di dalam hatinya. Dia tidak tahu harus bagaimana mengekpresikan semua ini. Intinya, dia merasa bersalah pada istri sah Allan itu.

****

Tbc

VISUAL ADELIA MAHESA

Terpopuler

Comments

Andi Fitri

Andi Fitri

sdh ku duga pasti monic saudara tirinya..

2023-09-24

0

aminah nizam

aminah nizam

parah...ceritanya bener bener

2023-06-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!