Pengalihan yang dilakukan Al, membuat Papa Zaf menghela napas panjang. Hatinya merasa ada yang disembunyikan sang putra hanya saja sebagai seorang ayah, ia ingin masalah apapun dibicarakan secara terbuka. Akan tetapi ketika masih dipendam seorang diri, maka tak seharusnya memaksa.
Obrolan masih berlangsung membahas bisnis, sedangkan di tempat lain hanya ada keheningan di kegelapan ruangan. Tatapan mata terpejam tetapi pikiran terus berkelana. Entah apa yang terjadi karena sejak siang hati merasa tak tenang.
Kegelisahan merengkuh kesendirian tanpa harapan. Pikiran terus saja mencari jalan pulang hingga tak mampu menikmati alam bawah sadar. Helaan napas tertahan tak mengubah keadaan tiba-tiba saja mendadak terang yang membuatnya terpaksa membuka mata.
"Ayo, kita bicara. Kopi buatmu!" Secangkir kopi diberikan tanpa ingin penolakan, "Aku tahu kamu tidak baik. Ada apa, Rey?"
Rey bangun dari posisinya, lalu menerima cangkir dari sang sahabat. "Aku tidak tahu hatiku kenapa. Rasanya campur aduk, seperti saat Asma memilih tidak ingin diganggu."
Kemana arah pembicaraan pria satu itu? Ada yang janggal tetapi apa? Ia hanya mencoba untuk membuat perasaan Rey membaik dengan obrolan sesama pria. Diajaknya sang sahabat berpindah tempat duduk di balkon agar menghirup udara segar.
"Rey, Asma pasti baik-baik saja. Dimanapun dia berada, percayalah cintamu dan doa kita akan membawanya pulang ke rumah. Bukankah kita sudah melakukan semuanya untuk menemukan Asma? Kini waktunya berserah diri pada ketetapan Allah SWT.
"Semua orang sedih karena kehilangan tapi lebih dari kami. Kamu yang paling merasakannya. Please tetap tegar agar ketika Asma kembali, kamu bisa mengatasi keadaan. Kita tidak tahu, apakah kehidupan memberikan yang terbaik atau ujian.
"Setidaknya kita bisa berusaha mengendalikan emosi ketika takdir mempertemukan garis kehidupan. Aku merasa semilir angin mulai membawa perubahan, hatiku yakin Asma akan kembali." ucap Bagas berterus terang tanpa ingin memberatkan hati sang sahabat.
Tak ada jawaban selain tatapan tak tenang menatap gelapnya malam. Semerbak aroma kopi memenuhi rongga hidung tetapi nyatanya tak memberikan ketenangan. Andai saja Asma bersamanya pasti semua baik dan kehampaan di hati lenyap. Perpisahan menyadarkan ia akan rasa cinta terdalam tanpa ujung penantian.
"Rey, bisakah kamu kembali seperti kemarin? Kepergian Asma membawa senyummu. Pasti tak semudah membalikkan telapak tangan, hanya saja aku rindu sahabatku." ujar Bagas mengungkapkan isi hatinya yang memang sangat merindukan sikap hangat seorang Reyhan Aditya.
Apalah arti senyuman ketika hati tak mampu menjabarkan rasa. Jangankan senyuman, ia bahkan merasa kehidupan semakin sesak sejak kepergian Asma. Akan tetapi ia juga sadar terlalu larut dalam kesedihan tanpa memikirkan orang lain. Padahal orang-orang menyayanginya tanpa syarat.
"Aku tidak janji untuk kembali tersenyum. Berat rasanya tapi akan ku perbaiki kehidupan saat ini, jadi tenanglah. Sekarang katakan, apa sudah ada kabar terbaru dari anak buah serta informan kita?" Rey tak ingin larut dalam satu harapan sahabatnya karena ia merasa tak mampu memenuhi.
Apa gunanya tersenyum? Jika senyuman itu tidak berasal dari hati. Sekelebat senyum nakal menggetarkan jiwa. Lagi-lagi perasaan rindu membuncah menyesakkan dada. Tak terasa setetes air mata jatuh membasahi pipinya.
Butterfly, tak inginkah kamu kembali padaku? Sampai kapan hati ini harus menunggu persetujuan tuk kembali bersamamu. Kembalilah karena aku tak mampu tanpamu.~rintih batin Rey seraya menghapus air matanya yang tidak disadari Bagas.
Penjelasan Bagas diabaikan berganti lamunan. Kenangan yang semakin menambah kegelisahan di hati. Baginya kehidupan terlalu berat di saat orang terkasih tak berada disisinya. Jangankan membicarakan dunia bahkan kebiasaan sehari-hari tak lagi menghadirkan kebahagiaan.
Obrolan satu pihak yang baru disadari Bagas membuat pria itu menepuk keningnya sendiri. "Reyhan Aditya!" panggilnya dengan tatapan mata serius. Lamunan membuat obrolan teralihkan tanpa kesadaran.
Tak habis pikir dengan lamunan sang sahabat. Padahal informasi yang diberikan cukup penting. Geram tapi tidak bisa dilampiaskan. Ia hanya mampu menarik napas dalam-dalam lalu mengemhuskan secara perlahan-lahan. Ketenangan kembali datang bersama ketegasan.
"Kita harus mulai mencari keberadaan Asma dari awal lagi karena Samir mengatakan menemukan petunjuk yang selama ini terlewatkan. Aku akan ke Kashmir dan kamu tetap disini untuk menjalankan perusahaan." Bagas mengulang penjelasan laporan dari sang tour guide.
Pernyataan Bagas berhasil mengalihkan pusat pikiran sang sahabat yang kini menatap kearahnya begitu lekat. Ia merasa Rey ingin tahu semuanya lebih jelas karena selama ini hanya berita simpang siur tanpa kejelasan. Bukti saja tidak ada, apalagi kenyataan pasti.
"Samir menemukan seorang sopir taksi yang katanya membawa penumpang dengan luka di kepala di hari kalian mengalami kecelakaan. Saat ini, orang kita masih mencari keberadaan pria itu karena setelah hari itu. Si supir dikabarkan pensiun dari pekerjaannya." jelas Bagas tanpa menutupi apapun membuat Rey meninggalkannya dengan langkah kembali memasuki kamar.
Entah apa yang akan dilakukan Rey. Satu hal pasti berusaha membawa Asma kembali ke dalam kehidupan mereka. "Kisah cinta yang rumit. Kupikir setelah menyatukan kedua insan di dalam ikatan pernikahan, maka berakhir kebahagiaan. Ujian cinta yang kuanggap tak ada justru berujung perpisahan."
Waktu tak selalu menjadi sebuah kesempatan tapi kesempatan pasti memerlukan waktu tambahan. Hukum alam, hukum karma akan selalu sama meski perubahan zaman tetapi misteri emosi? Tak seorangpun mengetahui.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
siapa yang tegas melakukan rencana seperti ini
2023-08-07
0
🍀⃟🦘мєттα_ɳყαᶠᵉⁿⁱ 𒈒⃟ʟʙᴄ
Asma mu sudah kembali Rey, mungkin takdir dan kehidupan nya saja yang belum memihak ke kamu...
2023-08-07
0
🍌 ᷢ ͩ𓆉︎ᵐᵈˡ🍭ͪ ͩ👙🍒⃞⃟🦅ᵉˡˡᵃ
tetap lah berjuang Rey Jan smpe menyerah ,smoga tuhan cpet mengembalikan ingatan asma
2023-08-07
0