Tatapan mata saling bertaut menyelami dalamnya rasa yang masih berusaha untuk saling memahami satu sama lain. Situasi yang ada mengharuskan pengorbanan dilakukan. Tentu disebut ketidakadilan tapi mau bagaimana lagi?
Usapan tangan menghentikan pengakuan Bagas yang pasti tak bermaksud mempermainkan dirinya. "Hubungan kita dimulai karena Ka Asma. Aku tak mempermasalahkan keputusanmu karena itu juga keputusanku. Kita bisa melewati kesulitan bersama-sama dan Rey membutuhkan tempat berpulang yaitu kita sebagai keluarga."
"Terimakasih sudah mau bersabar untuk hubungan kita. Aku merasa keluarga ini beruntung karena kehadiranmu dan Asma. Kalian berdua selalu bisa menjadi penenang kala badai menerjang. Tetaplah di sisiku dan jangan lepaskan tanganku.
"Fay, kamu tahu, awalnya aku berpikir kenapa Asma begitu menyayangimu dan sebulan ini, jawaban sudah menyadarkan diriku bahwa kamu mencuri hati tanpa niat. Terimakasih telah bertahan dengan pria emosian sepertiku." Lega hatinya mendengar dukungan sang kekasih.
Gadis itu menganggukkan kepala dengan seulas senyum menghiasi wajahnya. Hati tak seorangpun tahu tetapi kejujuran selalu menjadi kenyataan yang dinanti. Kebenaran itu tak mengubah keadaan hanya saja menjadi alarm untuk memperbaiki diri.
Sesi sarapan berakhir dengan perbincangan dari hati ke hati antara Bagas dan Fay. Seperti biasa, keduanya berangkat ke kantor bersama tapi kali ini tampak berbeda karena Rey ikut bersama mereka. Sudah diputuskan kehidupan harus tetap berjalan meski dunia tak lagi bersinar terang.
"Apa agenda hari ini?" tanya Rey setelah masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang.
Mobil Bagas di penuhi berkas meskipun rapi. Tetap saja tidak enak dipandang. Seketika ia sadar telah melupakan tanggung jawab seorang pemimpin. Sadar akan fakta menjadi parasit yang tidak berguna. Apakah cinta bisa mengembalikan rasa yang tiada?
"Berkas rapat hari ini, pertemuan terakhir dengan wakil CEO yang katanya akan menyetujui proposal dengan catatan Ka Rey datang seorang diri dan bukan diwakilkan." Fay menyodorkan map biru tua ke belakang yang langsung diterima Rey.
Map itu adalah berkas sebuah proyek baru yang seharusnya sudah deal setengah bulan lalu. Akan tetapi selalu dibatalkan karena pertemuan tak sesuai keinginan klien. Bagas harus menghadapi masalah tapi tak sekalipun berniat mengusik waktu berduka sang saudara.
Beberapa saat membaca berkas yang langsung bisa dipahami tanpa bertanya. Syaratnya tidak dipermasalahkan tapi bisnis tetap bisnis. Ketika klien tidak mempercayai saudaranya, maka ia harus memberikan pelajaran yang setimpal.
"Nando, berikan aku ponselmu!" titah Rey membuat Bagas menatapnya intens. Melihat sang saudara yang enggan, ia beralih menatap ke arah gadis yang duduk di depan. "Fay, hubungi klien yang menyusahkan saudaraku!"
"Rey, apa harus melakukan itu?" Bukan takut hanya saja tatapan tak suka Rey jelas memiliki makna lain. Hatinya merasa jiwa pebisnis pria satu itu semakin kuat tetapi lebih pada kepemilikan.
Perdebatan itu membuat Fay menghela napas pelan. Sebenarnya tak ingin ikut campur hanya saja melihat situasi semakin tegang menghasilkan ketidaknyamanan. "Kalian berdua bisa tidak berhenti berdebat? Kita masih di jalan, mau kecelakaan?"
Peringatan Fay menyudahi perdebatan kedua sahabat rasa saudara itu, sedangkan di tempat lain terjadi kehebohan yang membuat semua orang sibuk melakukan pekerjaan dengan terburu-buru. Tak seorangpun dibiarkan tenang karena ulah nyonya rumah. Nyonya besar yang menguasai wilayah istananya.
Suara lembut nan tegas memberi perintah ini itu hingga semua pelayan kelimpungan karena terlalu cepat diberikan perintah hingga kedatangan seorang pria dewasa yang berumur membuat hati lega. Mereka berharap mendapatkan belas kasihan, yah setidaknya bisa meneguk segelas air putih.
"Ma, kamu tidak jadi hias kamar putra kita?" tanyanya yang mengalihkan perhatian seorang wanita dengan penampilan anggun nan elegant. "Zahra masih di luar negeri, tentu kamu sendiri yang harus menemaniku memilih dekorasi kamar Al."
"Hmm, bilang saja Papa tidak bisa. Mama masih nunggu beberapa barang yang baru diantar dari toko. Ngomong-ngomong, Papa mau ke kantor?" tanya balik sang istri seraya membenarkan kancing jas suaminya.
"Hari terakhir bekerja, Ma. Setelah hari ini, semua akan diurus putra kita, lagi. Mau ikut?" tawarnya tak melepaskan kesempatan merengkuh pinggang wanitanya.
Tatapan mata penuh kasih sayang menghantarkan kehangatan. Pasutri yang selalu bahagia dengan cinta sederhana mereka. Rumah tangga sempurna tetapi bukan pura-pura. Kehidupan memberikan segalanya meski tanpa diminta.
Kemesraan itu membuat para pelayan membubarkan diri. Mereka tak ingin jadi obat nyamuk, apalagi serempak seperti demo dadakan. Keharmonisan keluarga majikan memanglah patut dicontoh bagi mereka yang memiliki kehidupan kurang lengkap harus belajar arti bersyukur.
Tak jauh berbeda dari pasutri itu, kemesraan lain juga mewarnai pasangan yang baru saja duduk di kursi VVIP salah satu pesawat terbang kelas bisnis. Tatapan teduh yang selalu memberikan perlindungan membuat sang kekasih hati merasa aman damai sentosa.
"Tidurlah! Akan ku bangunkan setelah sampai di Indonesia." ucapnya seraya merentangkan tangan membiarkan kepala gadis yang duduk disebelah kanan bersandar di bahunya.
Kondisi tubuh masih lemah bahkan terlalu banyak aktivitas bisa menjadi penyebab sakit dadakan. Mengingat kondisinya sendiri, gadis itu mengangguk menerima ajakan menjemput mimpi tak berperasaan. Ditemani usapan lembut yang menenangkan.
Mata yang terpejam dengan tangan saling berpegangan. Hatinya merasa keputusan kali ini tidak benar tapi demi kebahagiaan serta senyuman sang kekasih, maka apapun bisa dilakukan. Andai saja bisa terus menetap di London mungkin kehidupan akan lebih baik.
Sesaat ikut memejamkan mata meredam rasa dalam helaan napas panjang nan pelan. Keegoisan hatinya hanya karena ingin selalu bersama sang pujaan hati bahkan karena tak ingin kehilangan. Ia telah memutuskan tidak mencari tahu identitas gadis yang kini terlelap dalam pelukannya.
Terlalu sulit bagiku mendapatkan wanita sebaik dirimu. Kamu mungkin melupakan siapa dirimu sendiri tapi aku melihat kebenaran di matamu tanpa mengenal rasa takut. Apakah masa lalu mengubah jalan hidup kita? Indonesia bisa menjadi alasanmu meninggalkan diriku.~gumam hati pria itu dengan degupan jantung tak seirama.
Rumit ketika menjabarkan keadaan yang ada karena kebenaran itu sebagian dari sandiwara. Entah cinta, ego atau kesadaran diri yang akan mengubah takdir sang waktu. Perjalanan selama enam belas jam kurang menjadi begitu singkat dan berakhir dalam kepasrahan diri. Suasana bandara tampak seperti biasa, ramai karena menjadi pusat penerbangan internasional.
Mobil sedan dengan plat Jakarta yang datang menjadi kendaraan perjalanan selanjutnya. Sang sopir yang melihat kedatangan tuan mudanya bergegas membukakan pintu mobil bagian belakang. "Malam, Tuan. Selamat datang di Indonesia."
Tak ada jawaban selain anggukan kepala pelan. Tuan muda yang menggendong seorang gadis dengan hati-hati memasuki mobil. Ternyata berita yang tersebar di mansion benar adanya. Kini pewaris keluarga Zafran telah memiliki pasangan hidup.
Setelah memastikan semua barang bawaan masuk ke bagasi. Pak supir kembali masuk ke dalam mobil, lalu menyalakan mesin. "Tuan mau pulang kemana?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
ayoo pilih lah mana yang kamu sukaaa🤣🤣
2023-08-07
0
🍀⃟🦘мєттα_ɳყαᶠᵉⁿⁱ 𝐁𝐚𝐬𝐞
Nah benar tu apa kata fay, sebaik nya kalau lagi di kendaraan apalagi posisi masih dijalan jangan berdebat takut takut terjadi hal² yang tdk diinginkan
2023-08-07
0
🍀⃟🦘мєттα_ɳყαᶠᵉⁿⁱ 𝐁𝐚𝐬𝐞
Ini fay jangan² kak ififay ya 🤭
2023-08-07
0