Bab 2 Bullying 2

Aluna benar-benar sudah tidak tahan, Aluna hendak membalas namun Saskia lebih cepat bergerak dari pada dirinya.

Plak....

Saskia menampar Aluna dengan sangat keras menghentikan langkah Aluna, hingga Aluna terdiam karena kerasnya tamparan tersebut. Aluna memegang pipi sebelah kirinya yang terasa berdenyut keras.

Gadis itu menatap Saskia yang tengah tertawa bahagia melihat Aluna yang tidak bisa melakukan apapun. Aluna menatap gadis itu dengan emosi yang meluap-luap, Aluna melangkahkan kakinya dan baru sekali melangkah. Aluna kembali di jambak oleh salah satu teman Saskia.

"Mau kemana hah? Apa kau ingin melawan? " Tanya Salsa dengan tarikan di rambut Aluna yang cukup keras.

Aluna kesakitan sambil memegang kepalanya. Rasanya semua rambutnya hendak tercabut sampai botak karena tarikan yang sangat keras di rambutnya.

"Sa-sakit, le-lepaskan aku Saskia, " Ucap Aluna terbata-bata kesakitan.

"Apa? Kau bilang apa? Aku tak mendengarnya, coba katakan lagi, " Ucap Salsa sambil mengencangkan tarikan pada rambut Aluna.

Wajah Aluna sudah terlihat pucat. Gadis itu sudah tidak sanggup menahan sakit di kepalanya. Aluna memejamkan matanya dan membukanya kembali, yang ia lihat perlahan-lahan menjadi buram dan kepalanya terasa sangat pusing.

Ia tidak mendengar suara sekitarnya dengan jelas lagi, namun karena tarikan yang terus menguat pada rambutnya membuat Aluna kembali sadar dan terus mencoba untuk melepaskan diri dari genggaman Salsa.

"Lepaskan aku, ku mohon, " Ucap Aluna tidak berdaya.

"Apa? Melepaskan mu? Jangan harap! " Sahut Salsa dan hendak menampar Aluna namun gagal karena ada guru yang datang.

"HEY! Salsa lepaskan Aluna, dan ikut ibu sekarang! Anak PMR segera bawa Aluna ke UKS, " Teriak seorang guru BP sambil menghampiri Aluna dan yang lainnya.

Salsa segera melepaskan pegangannya pada rambut Aluna dan merasa panik serta ketakutan. Biasanya ia tidak akan ketahuan saat membully namun sialnya hari ini ia malah ketahuan.

"Cepat Salsa! Kalian juga yang sudah membully Aluna ikut saya! " Tekan guru tersebut.

"Ba-baik bu, " Ucap mereka gagap dan mengikuti guru tersebut. Namun Salsa sebelum pergi menatap Aluna seolah-olah mengancam gadis itu.

Sedangkan Aluna yang masih terkapar di bawah sambil memegangi rambutnya yang terasa sangat sakit sudah tidak memperdulikan Salsa dan teman-temannya. Pandangan Aluna semakin kabur dan menjadi gelap.

"Aluna! Aluna sadar, " Teriak salah satu anggota PMR sambil menepuk-nepuk pipi Aluna yang tidak sadarkan diri.

"Astaga, dia pingsan... Kelompoknya Salsa memang jangan sampai di singgung, " Ujar seorang siswa sambil melihat ke arah Aluna dan di sahuti oleh teman-temannya.

Anak-anak PMR mulai membawa Aluna ke UKS, mereka tidak menyangka tindakan Saskia dan teman-temannya akan sekejam ini. Rata-rata anak PMR adalah adik kelas jadi mereka lebih menghormati Aluna dan bersikap baik selayaknya.

Aluna di bawa ke UKS sekolah dan di baringkan di atas tempat tidur yang tersedia. Lalu para anak PMR mulai menyiapkan teh hangat dan minyak angin untuk membantu Aluna bangun.

"Aku kasihan pada kak Aluna, seandainya dia berteman dengan kita mungkin dia tidak akan seperti ini, " Ucap seorang gadis sambil membuatkan teh hangat untuk Aluna.

"Sutt, siapa yang mau berteman dengan kita? Terlebih kak Aluna pintar mana mau berteman dengan kita yang otak udang hehe, " Sahut temannya yang tengah membalas minyak angin di leher dan dekat hidung Aluna.

"Siapa tahu dia mau berteman dengan kita, dan mengajari kita agar bisa pintar seperti dia, " Lanjut gadis yang membuat teh.

Gadis yang ada di samping Aluna hanya bisa menggeleng. Siapa sih yang tidak mau berteman dengan orang pintar seperti Aluna? Hanya saja Aluna sulit bersosialisasi dan lebih banyak diam membuatnya jarang di sukai oleh orang-orang.

"Kalau mau berteman, ya berteman saja aku tidak pilih-pilih teman, " Ujar Aluna sekilas mendengar obrolan kedua adik kelasnya itu.

"Eh! " Ucap kedua gadis itu terkejut kala mendengar Aluna sudah sadar.

"Astaga kaka sudah sadar rupanya, ini minum dulu tehnya, " Ucap gadis yang membuat teh sambil membawanya kepada Aluna.

Aluna tersenyum dan mengambil teh dari tangan gadis itu yang sedikit gemetar. Aluna meminum teh hangat tersebut, setelah meminum teh itu rasanya jauh lebih nyaman karena kepalanya sudah tidak terlalu pusing.

Saat tengah beristirahat dan di temani dua gadis di sampingnya yang ingin menjadi temannya, Saskia datang dan langsung menampar Aluna karena kesal beruntung sebelum kembali di tampar lagi kedua adik kelas itu menahan Saskia.

"Aluna! Ini semua gara-gara kau... Seandainya tidak ada yang mengadu aku tidak akan di skors! " Teriak Saskia sambil di tahan oleh adik kelas.

"Tidak ada yang melapor, lagi pula itu balasan untukmu, " Tekan Aluna tidak peduli sambil memegang pipinya yang kembali terasa sangat nyeri.

"Kau! " Ucapan Saskia tertahan karena di dorong keluar dari ruang UKS.

Kedua hadis yang membantu Aluna menghela napas lega karena Saskia sudah pergi, kedua gadis tersebut kembali ke tempat Aluna dan melihat pipi Aluna yang kembali memerah.

"Kak apa kau baik-baik saja? " Tanya salah satu dari keduanya khawatir.

"Aku tidak apa-apa, Bay the way siapa nama mu? " Ucap Aluna tersenyum dan bertanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!