Setelah dua hari Kevler dan Adisti menjalin hubungan. Seolah tak ada yang berubah untuk Adisti. Kevler bahkan tak pernah datang untuk menghampirinya dan mengajaknya untuk ke kantin bersama seperti kekasih Kevler yang lain.
Saat mereka belum menjalin hubungan Adisti sering melihat Kevler bersama dengan kekasih nya untuk datang ke kantin. Namun Adisti, Kevler seolah menerimanya namun tak pernah menganggap Adisti sebagai kekasih nya.
Bahkan semenjak Kevler menerima Adisti sebagai kekasih nya. Kevler tak pernah lagi terlihat. Adisti bahkan tak pernah melihat Kevler di kantin. Membuat Adisti bingung kemana kekasih nya itu.
“Udah lah Dis. Gak usah galau gitu, lagian lo dari awal udah tau resiko pacaran sama Kevler masih saja lo maju,” ucap Ayyara sambil menggelengkan kepalanya.
Kadang sahabat nya tak habis pikir dengan apa yang dipikirkan oleh Adisti sebenar nya, atau memang cinta Adisti pada Kevler begitu buta hingga yang dilihat Adisti pada Kevler hanya lah sedikit kebaikan yang laki-laki itu miliki tanpa melihat banyaknya keburukan laki-laki itu.
Adisti hanya tak tahu saja, jika sedikit kebaikan milik Kevler yang ia tunjukkan pada Adisti itu hanya lah modus agar Adisti semakin jatuh padanya.
“Iya tau, tapi tetep aja rasanya aneh.” Adisti menghela nafas nya kasar.
Memikirkan Kevler hanya membuat nya bingung saja.
“Apa gue samperin aja ke kelas nya?” tanya Adisti meminta persetujuan dari sahabat nya yang lain.
“Itu sih terserah lo. Tapi saran gue kalau lo gak mau kecewa mending jangan. Karena kita kan gak tau Kevler gimana. Lo juga sih pacaran tapi gak tau sikap satu sama lain.” Dara menggelengkan kepalanya karena tingkah sahabat nya itu yang kini hanya diam sambil mengerucutkan bibirnya lucu.
Merasa tidak mendapatkan persetujuan dari sahabat nya Adisti segera bangun dari duduk nya dan membulatkan tekadnya untuk menuju ke arah kelas Kevler, mengabaikan apapun yang terjadi setelah nya.
“Gue samperin aja lah,” ucap Adisti tegas. Setelah nya ia segera pergi dari sana menghiraukan sahabat nya yang kini menatapnya dengan tatapan tak percaya. Dara dan Ayyara kini hanya menggelengkan kepalanya melihat Adisti yang mulai menjauh.
“Agak laen emang sahabat lo yang satu itu,” ucap Ayyara sambil menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan tingkah Adisti yang sepertinya begitu bucin pada Kevler. Padahal Kevler pun seolah tak peduli dengan apa yang dilakukan oleh Adisti.
Adisti kini berjalan menuju ke arah kelas Kevler. Hingga saat ia sampai di kelas Kevler ternyata kini Kevler tengah bermain game di ponselnya bersama dengan temannya yang lain.
“Kevler,” panggil Adisti yang sontak membuat Kevler segera menoleh ke arah Adisti sekilas sebelum akhirnya ia mengalihkan kembali tatapannya pada ponselnya. Adisti yang melihat tingkah Kevler kini rasanya begitu malu. Gadis tersebut kini bahkan hanya menundukkan kepalanya sambil menggigit bibir bagian bawah nya.
“Ngapain lo berdiri doang di sana? Kalau ada perlu sini masuk,” sentak Kevler dengan begitu tegasnya. Adisti segera mendongak menatap ke arah Kevler yang tetap saja fokus pada game di ponselnya.
Kelas Kevler kini cukup ramai. Dengan menghilangkan sedikit rasa malu nya kini Adisti berjalan ke arah Kevler.
Namun saat sampai di depan Kevler gadis tersebut malah hanya terdiam dan tak bergeming. Kevler yang melihat itu berdecak kesal.
“Mau apa sih Adisti?” tanya Kevler dengan kekesalannya. Adisti menggigit bibir bagian bawah nya dengan gugup sebelum akhirnya ia menatap ke arah Kevler.
“Nanti bisa temenin aku gak ke….” belum sempat Adisti menyelesaikan pertanyaan Kevler sudah lebih dulu menyela ucapannya.
“Gak bisa,” tegas Kevler memotong ucapan Adisti. Adisti cukup kecewa mendengar ucapan Kevler. Bahkan ia belum menyelesaikan ucapannya namun Kevler sudah menolaknya dengan begitu tegas nya.
“Hm ya udah deh kak,” ucap Adisti dengan kekecewaannya.
Adisti setelah nya segera pergi dari sana. Namun baru saja sampai di pintu kelas ia mendengar Kevler berdecak.
“Jam tujuh deh nanti gue jemput,” tegas Kevler yang membuat Adisti sontak menoleh ke arah Kevler dengan matanya yang mengerjap.
“Ngomong sama aku Kak?” tanya Adisti dengan tak percaya nya.
“Ya lo pikir?” tanya Kevler sinis, masih saja tanpa menatap ke arah Adisti. Kevler seolah enggan untuk melihat ke arah gadis tersebut.
“Ok kak. Makasih ya kak,” ucap Adisti yang setelah nya segera pergi dengan senyumannya. Meskipun ia sedikit kecewa karena kini ia seperti mencintai sendiri. Karena memang nyatanya ia yang menyatakannya cinta nya pada Kevler dan ia sudah mengetahui jika Kevler adalah playboy namun tetap saja ia merasa kecewa dengan apa yang baru saja di alaminya.
Sebenar nya mengajak Kevler untuk ke mall hanya lah alasannya saja. Ia hanya ingin menghabiskan waktu bersama dengan Kevler. Apa lagi semenjak mereka jadian Kevler dan Adisti tak pernah saling bertemu.
Setelah kepergian Adisti kini Kevler hanya memainkan ponselnya.
“Gue liat lo gak pernah nyamperin pacar lo yang itu deh Kev,” celetuk Galen sambil menatap ke arah pintu.
“Itu adik kelas yang lo liatin waktu itu kan?” tanya Arga lagi yang kini juga ikut untuk membuka pembicaraan.
“Iya,” jawab Kevler singkat seolah tak tertarik dengan pembicaraan mereka saat ini.
“Apa alasannya?” tanya Arzan tiba-tiba yang kini menatap Kevler dengan tatapan penuh tanya.
“Iseng?” tanya Kevler balik dan bukannya menjawab pertanyaan sahabat nya.
“Bukan!” tegas Arzan. Kevler yang menjalin hubungan namun Arzan yang seolah menentukan. Namun Arzan begitu yakin jika alasan sebenar nya bukan lah karena hanya sekedar iseng.
Ia mengenal Kevler dengan baik. Gadis yang selama ini Kevler jadikan kekasih semua ia jadikan kekasih hanya karena iseng dan cara Kevler memperlakukan mereka begitu berbeda dengan cara Kevler memperlakukan Adisti.
“Setuju sih gue. Cara lo memperlakukan dia beda Kev. Kek lo udah kenal dia dan pacaran cuma karena terpaksa bukan iseng,” ucap Galen yang kali ini juga ikut angkat suara dengan pemikirannya. Kevler yang mendengar nya hanya terkekeh sambil menganggukkan kepalanya.
“Iya terpaksa. Tapi alasannya belum bisa gue kasih tau sekarang, gue gak mau malah nyebar dan rencana gue gagal,” ucap Kevler dengan senyuman sinisnya. Sahabat nya yang mendengar ucapan Kevler menggelengkan kepalanya.
Meskipun mereka tak mengetahui rencana apa yang sebenar nya Kevler maksud namun mereka tahu jika ini bukanlah hal yang baik untuk Adisti.
Mereka sudah mengenal Kevler dalam waktu yang begitu lama. Selain kepada musuh nya. Mereka tak pernah melihat Kevler menatap orang dengan tatapan tajam nya yang seolah siap membunuh kapan saja seperti saat Kevler sedang bersama dengan Adisti. Bahkan Kevler seolah enggan untuk melihat gadis tersebut namun ia masih saja menjalin hubungan dengannya.
“Awas jadi cinta,” sinis Arzan dengan kekehannya yang kini malah langsung mendapatkan tatapan tajam dari Kevler. Namun bukannya takut Arzan hanya mengedikkan bahu nya sambil terkekeh membuat Kevler berdecak kesal.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments