Keesokan paginya, Raka masih merajuk dan tidak menanggapi apapun yang dikatakan oleh sang ibu. Dia lebih memilih pergi bekerja, daripada mendengar ocehan ibunya tentang keluarga dari tamu semalam.
"Bu! Aku berangkat!" teriak Raka dari ambang pintu. Sedangkan ibunya yang masih berada di dapur.
"Raka! Kamu gak sarapan, Nak?" teriak Ibu Rumini. Numun, putranya telah menghidupkan suara mesin mobil.
"Dasar! Anak zaman now!" kata Ibu Rumini kesal sendiri akan kelakuan anaknya itu.
Sedangkan Raka yang memanaskan mobil, mulai memikirkan sebuah rencana. Ketika dia bertemu lagi dengan gadis yang malam tadi membuatnya kesal.
"Raka! Kamu gak sarapan?" pakik Ibu Rumini seraya mengetuk pintu mobil putranya.
Ternyata, Ibu Rumini sampai menghampiri Raka. Hanya untuk menanyakan hal tesebut.
"Aku dah mau berangkat kerja, Bu! Nanti, aku sarapan pas dah di kantor," jelas Raka. Padahal, dia hanya ingin menghindari ibunya. Terlebih kejadian malam tadi.
Ibu Rumini tidak memaksa Raka dan membiarkan putranya itu berangkat kerja, setidaknya dia tahu. Jika, Raka akan sarapan nanti.
"Dah tua, masih merajuk," gumam Ibu Rumini, seraya menatap mobil yang di kendari oleh Raka mulai melaju. Meninggalkan halaman rumah mereka. Hingga, Ibu Rumini memekik keras.
"Astaga! Masakanku!"
**********************************************************
Pagi ini Cessi bernasip mujur, dia tidak terlambat seperti biasanya. Bahkan, gadis itu bersenandu ria. Karena, malam tadi mendapatkan tangkapan bagus. Akun blok yang dia kelola bersama Amara banjir komen dan like, tentu saja itu berarti. Banjir duit bagi mereka.
"Cih … yu wajah, kayak lukisan aja. Gak mau berubah-rubah," ejek Bargon yang sedari tadi memperhatikan Cessi.
Namun, apa yang diucapkan olehnya tidak digubris sama sekali oleh gadis itu. Membuat Bargon menjadi kesal, sebenarnya dia melihat video kegokilan Cessi yang memeluk seorang pemuda. Keadaan yang remang-remang, membuat Bargon tidak bisa melihat dengan jelas. Siapa orang tersebut.
"Oliv! Gue di sini! Bukan, di situ!" pekik Bargon kesal.
"Hus! Jangan berisik! Gue mau belajar dengan tenang," jelas Cessi dan tidak lama kemudian masuk lah guru mapel yang akan mengajar mereka.
Bargon menahan diri, setidaknya sampai jam istrirahat nanti. Baru 'lah dia ingin mengupas dengan tajam, kejadian yang ada di dalam video blok Cessi yang telah viral. Dengan kepsion 'Kalau jodoh tidak ke mana.' Tentu saja hal tersebut membuat Bargon cemburu, dia sangat menyukai Cessi. Bahkan, memiliki panggilan sayang. Yaitu, Oliv.
Hingga, waktu yang di tunggu-tunggu telah tiba. Setelah guru mapel tersebut keluar kelas, Bargon kembali mengaggu Cessi.
"Oliv! Gue mau tanya sebentar! Malam tadi loe—"
"Gue mau makan!" Setelah mengatakan hal itu, Cessi berlalu. Membuat Bargon benar-benar kesal akan sikap gadis tersebut, jika dia tidak menaruh hati. Mana mau dia mendekati Cessi yang terkenal dengan kegilaannya.
Namun, Bargon tidak mau menyerah. Dia mengikuti Cessi hingga ke kantin, lalu duduk di depan gadis tersebut. Dengan tatapan mata nanar, dia memperhatikan gerak–gerik Cessi yang telah memesan bakso plus es teh.
"Loe gak makan, Gon?" tanya Cessi. Walapun dia jutek dan nyebelin, akan tetapi dia tidak tegaan orangnya. Apalagi kepada orang-orang yang telah dia kenal dengan baik, ada perasaan tidak nyaman. Jika, Cessi melakukan hal gokil lainnya. Tanpa, komen dari mereka.
"Gue mau join aja sama loe! Lagi, boke nih!"
Bargon membuat-buat alasan, agar bisa makan semangkuk berdua dengan Cessi. Hal yang hampir setiap saat dia lakukan, walapun dia termasuk orang yang berada.
Namun, Bargon yang sangat mengenal sifat Cessi yang suka berbagi. Membuatnya melakukan trik klasik, hanya untuk dekat dengan gadis gokil yang satu ini.
Cessi membuat Raka terpukau akan kegokilannya, hingga niat awal yang ingin main-main. Malah, membuat Raka ingin mengigat Cessi dalam hubungan yang lebih.
Hingga, pesan Cessi datang. Sambil meredakan penglihatannya, Cessi mencari keberadaan sahabatnya. Tidak seperti biasanya, Amara datang terlambat.
"Oliv! Loe mau makan, atau mau kecicilan?" tanya Bargon membuat Cessi tersenyum kecut. Mereka benar-benar makan bakso semangkuk berdua, akan tetapi Cessi memiliki tehnik unik.
Dia menambahkan banyak sambal kedalam mangkuk baksonya, agar Bargon tidak makan banyak. Sebab, Cessi tahu. Kalau pemuda itu tidak tahan pedas. Walapun terkesan menyiksa teman sendiri. Namun, Cessi kadang kesal akan Bargon yang suka jajan. Akan tetapi, dia yang bayar.
Mereka berdua sering menjadi pusat perhatian siswa dan siswi yang lain, bahkan ada yang menyebarkan isu. Jika, Cessi dan Bargon pacaran. Namun, Cessi tidak pernah menangaapi hal tesebut. Lain halnya dengan Bargon, dia merasa senang dan semakin semangat untuk mengejar Cessi.
Hingga, makanan mereka habis. Amara masih saja tidak muncul, menimbulkan tanda tanda besar dalam benak Cessi. Dia bahkan, berniat. Mencari keberadaan sahabatnya itu.
"Uuhh … aahhh … Oliv! Gue minta minum, dong!" pekik Bargon yang kepedasan.
Sedangkan, Cessi yang melihat tingkah Bargon yang menarik dan membuang nafas cepat. Hanya tersenyum, lalu meninggalkan pemuda itu.
"Oliv! Loe mau ke mana?" pekik Bergon yang ditinggal bergitu saja.
Cessi mempercepat langkahnya, menuju kelas Amara dan kebetulan dia bertemu dengan siswi lain yang sekelas dengan sahabatnya itu.
"Hey … loe ada lihat Amara gak?"
Namun, siswi itu menggelengkan kepala dan menjelaskan jika Amara tidak hadir hari ini. Cessi yang mendengar penjelasan siswi tersebut, semakin bingung dengan sikap Amara. Apalagi jika, Cessi teringat kejadian malam tadi. Seharusnya, mereka mendapatkan tiga video.
Namun, karena Amara yang lemot dan tidak cepat tanggap dengan etingnya. Kesempatan emas itu terlewat begitu saja.
"Oliv! Loe cari Amara?" tanya Bargon dengan nafas yang naik-turun. Keringat masih membasahi dahinya, bukan gara-gara cuaca yang panas. Akan tetapi, makanan yang masuk ke dalam perutnya. Telah di campuri oleh tehnik sadis Cessi.
"Iya! Gue cari Amara. Loe tahu? Kenapa, dia gak sekolah?" tanya Cessi yang mendapatkan gelengan kepala Bargon, membuatnya memukul bahu pemuda itu dan berlalu.
Sedangkan Bargon, mengelus bahunya yang ditepuk oleh Cessi. Walapun tidak sakit, akan tetapi ada bekas tabat tangan Cessi di sana. Membuat, Bargon tersenyum senang dan memikirkan trik lainnya. Agar, bisa terus dekat dengan Cessi.
"Siapa tau, bisa jadi pacar gue beneran?" gumam Bargon bahagia. Walapun hanya memikirkannya saja dan segera menyusul Cessi yang telah menjauh.
Cessi yang memasuki ruangan kelas, segera memikirkan rencana setelah pulang sekolah. Suara Bargon yang memanggilnya, membuat gadis itu menoleh sebentar dan membuang nafas berat.
"Oliv! Loe kenapa tinggalin, gue tadi?" tanya Bargon dan duduk di kursi yang berada di belakang Cessi.
"Oliv!" panggil Bargon lagi. Dia tidak akan berhenti, sebelum Cessi menjawab pertanyaannya.
"Setelah pulang sekolah! Temani, gue ke rumah Amara!" perintah Cessi yang membuat Bargon mengerutkan dahi dan bertanya, "Ngapain ke sana?"
"Ada meeting!"
"What!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments