Bab 5 Tehnik end Trik

Keesokan paginya, Raka masih merajuk dan tidak menanggapi apapun yang dikatakan oleh sang ibu. Dia lebih memilih pergi bekerja, daripada mendengar ocehan ibunya tentang keluarga dari tamu semalam.

"Bu! Aku berangkat!" teriak Raka dari ambang pintu. Sedangkan ibunya yang masih berada di dapur.

"Raka! Kamu gak sarapan, Nak?" teriak Ibu Rumini. Numun, putranya telah menghidupkan suara mesin mobil.

"Dasar! Anak zaman now!" kata Ibu Rumini kesal sendiri akan kelakuan anaknya itu.

Sedangkan Raka yang memanaskan mobil, mulai memikirkan sebuah rencana. Ketika dia bertemu lagi dengan gadis yang malam tadi membuatnya kesal.

"Raka! Kamu gak sarapan?" pakik Ibu Rumini seraya mengetuk pintu mobil putranya.

Ternyata, Ibu Rumini sampai menghampiri Raka. Hanya untuk menanyakan hal tesebut.

"Aku dah mau berangkat kerja, Bu! Nanti, aku sarapan pas dah di kantor," jelas Raka. Padahal, dia hanya ingin menghindari ibunya. Terlebih kejadian malam tadi.

Ibu Rumini tidak memaksa Raka dan membiarkan putranya itu berangkat kerja, setidaknya dia tahu. Jika, Raka akan sarapan nanti.

"Dah tua, masih merajuk," gumam Ibu Rumini, seraya menatap mobil yang di kendari oleh Raka mulai melaju. Meninggalkan halaman rumah mereka. Hingga, Ibu Rumini memekik keras.

"Astaga! Masakanku!"

**********************************************************

Pagi ini Cessi bernasip mujur, dia tidak terlambat seperti biasanya. Bahkan, gadis itu bersenandu ria. Karena, malam tadi mendapatkan tangkapan bagus. Akun blok yang dia kelola bersama Amara banjir komen dan like, tentu saja itu berarti. Banjir duit bagi mereka.

"Cih … yu wajah, kayak lukisan aja. Gak mau berubah-rubah," ejek Bargon yang sedari tadi memperhatikan Cessi.

Namun, apa yang diucapkan olehnya tidak digubris sama sekali oleh gadis itu. Membuat Bargon menjadi kesal, sebenarnya dia melihat video kegokilan Cessi yang memeluk seorang pemuda. Keadaan yang remang-remang, membuat Bargon tidak bisa melihat dengan jelas. Siapa orang tersebut.

"Oliv! Gue di sini! Bukan, di situ!" pekik Bargon kesal.

"Hus! Jangan berisik! Gue mau belajar dengan tenang," jelas Cessi dan tidak lama kemudian masuk lah guru mapel yang akan mengajar mereka.

Bargon menahan diri, setidaknya sampai jam istrirahat nanti. Baru 'lah dia ingin mengupas dengan tajam, kejadian yang ada di dalam video blok Cessi yang telah viral. Dengan kepsion 'Kalau jodoh tidak ke mana.' Tentu saja hal tersebut membuat Bargon cemburu, dia sangat menyukai Cessi. Bahkan, memiliki panggilan sayang. Yaitu, Oliv.

Hingga, waktu yang di tunggu-tunggu telah tiba. Setelah guru mapel tersebut keluar kelas, Bargon kembali mengaggu Cessi.

"Oliv! Gue mau tanya sebentar! Malam tadi loe—"

"Gue mau makan!" Setelah mengatakan hal itu, Cessi berlalu. Membuat Bargon benar-benar kesal akan sikap gadis tersebut, jika dia tidak menaruh hati. Mana mau dia mendekati Cessi yang terkenal dengan kegilaannya.

Namun, Bargon tidak mau menyerah. Dia mengikuti Cessi hingga ke kantin, lalu duduk di depan gadis tersebut. Dengan tatapan mata nanar, dia memperhatikan gerak–gerik Cessi yang telah memesan bakso plus es teh.

"Loe gak makan, Gon?" tanya Cessi. Walapun dia jutek dan nyebelin, akan tetapi dia tidak tegaan orangnya. Apalagi kepada orang-orang yang telah dia kenal dengan baik, ada perasaan tidak nyaman. Jika, Cessi melakukan hal gokil lainnya. Tanpa, komen dari mereka.

"Gue mau join aja sama loe! Lagi, boke nih!"

Bargon membuat-buat alasan, agar bisa makan semangkuk berdua dengan Cessi. Hal yang hampir setiap saat dia lakukan, walapun dia termasuk orang yang berada.

Namun, Bargon yang sangat mengenal sifat Cessi yang suka berbagi. Membuatnya melakukan trik klasik, hanya untuk dekat dengan gadis gokil yang satu ini.

Cessi membuat Raka terpukau akan kegokilannya, hingga niat awal yang ingin main-main. Malah, membuat Raka ingin mengigat Cessi dalam hubungan yang lebih.

Hingga, pesan Cessi datang. Sambil meredakan penglihatannya, Cessi mencari keberadaan sahabatnya. Tidak seperti biasanya, Amara datang terlambat.

"Oliv! Loe mau makan, atau mau kecicilan?" tanya Bargon membuat Cessi tersenyum kecut. Mereka benar-benar makan bakso semangkuk berdua, akan tetapi Cessi memiliki tehnik unik.

Dia menambahkan banyak sambal kedalam mangkuk baksonya, agar Bargon tidak makan banyak. Sebab, Cessi tahu. Kalau pemuda itu tidak tahan pedas. Walapun terkesan menyiksa teman sendiri. Namun, Cessi kadang kesal akan Bargon yang suka jajan. Akan tetapi, dia yang bayar.

Mereka berdua sering menjadi pusat perhatian siswa dan siswi yang lain, bahkan ada yang menyebarkan isu. Jika, Cessi dan Bargon pacaran. Namun, Cessi tidak pernah menangaapi hal tesebut. Lain halnya dengan Bargon, dia merasa senang dan semakin semangat untuk mengejar Cessi.

Hingga, makanan mereka habis. Amara masih saja tidak muncul, menimbulkan tanda tanda besar dalam benak Cessi. Dia bahkan, berniat. Mencari keberadaan sahabatnya itu.

"Uuhh … aahhh … Oliv! Gue minta minum, dong!" pekik Bargon yang kepedasan.

Sedangkan, Cessi yang melihat tingkah Bargon yang menarik dan membuang nafas cepat. Hanya tersenyum, lalu meninggalkan pemuda itu.

"Oliv! Loe mau ke mana?" pekik Bergon yang ditinggal bergitu saja.

Cessi mempercepat langkahnya, menuju kelas Amara dan kebetulan dia bertemu dengan siswi lain yang sekelas dengan sahabatnya itu.

"Hey … loe ada lihat Amara gak?"

Namun, siswi itu menggelengkan kepala dan menjelaskan jika Amara tidak hadir hari ini. Cessi yang mendengar penjelasan siswi tersebut, semakin bingung dengan sikap Amara. Apalagi jika, Cessi teringat kejadian malam tadi. Seharusnya, mereka mendapatkan tiga video.

Namun, karena Amara yang lemot dan tidak cepat tanggap dengan etingnya. Kesempatan emas itu terlewat begitu saja.

"Oliv! Loe cari Amara?" tanya Bargon dengan nafas yang naik-turun. Keringat masih membasahi dahinya, bukan gara-gara cuaca yang panas. Akan tetapi, makanan yang masuk ke dalam perutnya. Telah di campuri oleh tehnik sadis Cessi.

"Iya! Gue cari Amara. Loe tahu? Kenapa, dia gak sekolah?" tanya Cessi yang mendapatkan gelengan kepala Bargon, membuatnya memukul bahu pemuda itu dan berlalu.

Sedangkan Bargon, mengelus bahunya yang ditepuk oleh Cessi. Walapun tidak sakit, akan tetapi ada bekas tabat tangan Cessi di sana. Membuat, Bargon tersenyum senang dan memikirkan trik lainnya. Agar, bisa terus dekat dengan Cessi.

"Siapa tau, bisa jadi pacar gue beneran?" gumam Bargon bahagia. Walapun hanya memikirkannya saja dan segera menyusul Cessi yang telah menjauh.

Cessi yang memasuki ruangan kelas, segera memikirkan rencana setelah pulang sekolah. Suara Bargon yang memanggilnya, membuat gadis itu menoleh sebentar dan membuang nafas berat.

"Oliv! Loe kenapa tinggalin, gue tadi?" tanya Bargon dan duduk di kursi yang berada di belakang Cessi.

"Oliv!" panggil Bargon lagi. Dia tidak akan berhenti, sebelum Cessi menjawab pertanyaannya.

"Setelah pulang sekolah! Temani, gue ke rumah Amara!" perintah Cessi yang membuat Bargon mengerutkan dahi dan bertanya, "Ngapain ke sana?"

"Ada meeting!"

"What!"

Episodes
1 Bab 1. Pertemuan.
2 Bab 2 Taruhan
3 Bab 3 Janji
4 Bab 4 Keluarga
5 Bab 5 Tehnik end Trik
6 Bab 6. Sekolah.
7 Bab 7 Kagen
8 Bab 8 Mau Kemana
9 Bab 9 Panas–Dingin.
10 Bab 10 Ditembak dan Dor
11 Bab 11 Mencari Alamat Palsu
12 Bab 12 Terasa hampa
13 Bab 13 Bertemu Tanpa Sengaja
14 Bab 14 Menjerat buaya buntung
15 Bab 15 Salah paham
16 Bab 16 Jangan Macam-macam
17 Bab 17 bertanggung jawab
18 Bab 18 berjanji
19 Bab 19 kecewa
20 Bab 20 malam
21 Bab 21 Ketahuan
22 Bab 22 Marah
23 Bab 23 Sepi
24 Bab 24 Kasih Sayang
25 Bab 25 Menjadi Anak
26 Bab 26 kenangan
27 Bab 27 Kehilangan
28 Bab 28 Berjuang
29 Bab 29 Berusaha
30 Bab 30 Kerasnya Kehidupan
31 Bab 31 Kehilangan
32 Bab 33 Kebusukan
33 Bab 34 Terungkap
34 Bab 35 Kebenaran
35 Bab 36 Bargon Kecewa.
36 Bab 37 Bertemu
37 Bab 38 Tes DNA
38 Bab 39 Rencana Raka.
39 Bab 40 Malam Pertama
40 Bab 41 Rindu
41 Bab 42 Menunggu
42 Bab 43 Percaya
43 Bab 44 Masalah
44 Bab 45 Raka Jujur
45 Bab 46 Pernikahan
46 Bab 47 Bik Indah
47 Bab 48 Amara
48 Bab 49 Ibu Mertua
49 Bab 50 Masa SMA
50 Bab 51 Bargon
51 Bab 52 Kecurigaan
52 Bab 53 Mencari Kebenaran
53 Bab 54 Informasi
54 Bab 55 Sebuah Fakta
55 Bab 56 Raka Murka.
56 Bab 57 Menyelesaikan Permasalahan
57 Bab 58 Pertemuan Cinta Lama
58 Bab 59 Permintaan Orang tua.
59 Bab 60 Pernikahan Mewah
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1. Pertemuan.
2
Bab 2 Taruhan
3
Bab 3 Janji
4
Bab 4 Keluarga
5
Bab 5 Tehnik end Trik
6
Bab 6. Sekolah.
7
Bab 7 Kagen
8
Bab 8 Mau Kemana
9
Bab 9 Panas–Dingin.
10
Bab 10 Ditembak dan Dor
11
Bab 11 Mencari Alamat Palsu
12
Bab 12 Terasa hampa
13
Bab 13 Bertemu Tanpa Sengaja
14
Bab 14 Menjerat buaya buntung
15
Bab 15 Salah paham
16
Bab 16 Jangan Macam-macam
17
Bab 17 bertanggung jawab
18
Bab 18 berjanji
19
Bab 19 kecewa
20
Bab 20 malam
21
Bab 21 Ketahuan
22
Bab 22 Marah
23
Bab 23 Sepi
24
Bab 24 Kasih Sayang
25
Bab 25 Menjadi Anak
26
Bab 26 kenangan
27
Bab 27 Kehilangan
28
Bab 28 Berjuang
29
Bab 29 Berusaha
30
Bab 30 Kerasnya Kehidupan
31
Bab 31 Kehilangan
32
Bab 33 Kebusukan
33
Bab 34 Terungkap
34
Bab 35 Kebenaran
35
Bab 36 Bargon Kecewa.
36
Bab 37 Bertemu
37
Bab 38 Tes DNA
38
Bab 39 Rencana Raka.
39
Bab 40 Malam Pertama
40
Bab 41 Rindu
41
Bab 42 Menunggu
42
Bab 43 Percaya
43
Bab 44 Masalah
44
Bab 45 Raka Jujur
45
Bab 46 Pernikahan
46
Bab 47 Bik Indah
47
Bab 48 Amara
48
Bab 49 Ibu Mertua
49
Bab 50 Masa SMA
50
Bab 51 Bargon
51
Bab 52 Kecurigaan
52
Bab 53 Mencari Kebenaran
53
Bab 54 Informasi
54
Bab 55 Sebuah Fakta
55
Bab 56 Raka Murka.
56
Bab 57 Menyelesaikan Permasalahan
57
Bab 58 Pertemuan Cinta Lama
58
Bab 59 Permintaan Orang tua.
59
Bab 60 Pernikahan Mewah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!