"Galang, meskipun dia hanya ayah tirimu, tetapi dia tetap Ayahmu. Dia sudah membesarkan kamu hingga sebesar ini. Kamu sudah cukup dewasa dan harusnya kamu bisa mengerti dan menghilangkan kebencian yang ada di hatimu pada Ayahmu. Galang kami mencintaimu, jadi tolong terimalah Ayah Varo sebagai Daddy kamu seperti kedua kakakmu," kata Bu Mila sedih.
Shella tidak sanggup lagi mendengar perdebatan mereka. Sungguh sangat pelik urusan keluarga mereka.
Shella melangkah pergi meninggalkan ruang perawatan Galang. Selesai sudah tugas Shella menjaga Galang. Sekarang, Galang sudah bertemu dengan kedua orangtuanya, meskipun ada sedikit perdebatan.
Shella berpikir positif saja. Seorang ibu pasti sangat mengkhawatirkan anaknya. Tetapi memang cara mereka mengungkapkan yang berbeda. Ibunya terlihat sangat marah pada Galang, karena terlalu khawatir dengan kondisi Galang.
Shella memutuskan untuk kembali ke tempat jualan ayahnya. Hari ini mereka sangat sibuk karena setiap hari libur pasti banyak pasangan muda mudi yang datang untuk membeli fried chicken.
Tempat jualan ayahnya, memang tidak terlalu luas. Di dalamnya hanya terdapat beberapa pasang meja kursi. Kalau sedang rame, ayahnya menyediakan tempat duduk di luar warung. Tempat jualan Pak Darman, tidak semewah restoran jadi diberi nama Warung Gaul Fried chicken.
Sekitar jam 9 malam, semua sudah habis terjual. Saatnya mereka pulang. Sebelum pulang, Pak Darman mengecek semua barang-barang telah di bersihkan oleh karyawannya yang ada 2 orang. Sementara Shella dan ibunya menunggu sambil mengobrol.
"Mbak Sella, Bu Rasti. Kami pulang dulu. Assalamualaikum," pamit kedua karyawan mereka yang sudah selesai mengerjakan tugasnya.
"Wa'alaikum salam," jawab Bu Rasti dan Shella bersamaan.
"Shella, bukannya kamu menjaga Nak Galang, kenapa kamu ke sini?" tanya Ibunya.
"Orangtuanya sudah datang, Bu. Jadi Shella memutuskan untuk pulang. Tugas kita sudah selesai menjaga Galang. Kita juga sudah mempertemukan Galang dengan keluarganya," jawab Shella. "Tapi, dari mana mereka tahu, bukannya kita belum menghubungi mereka?"
"Didi tadi menghubungi ayahmu, katanya dia menemukan dompet dan ponsel Galang di tempat kecelakaan itu. Ayahmu yang meminta, Didi untuk menghubungi nomor orangtuanya," jawab ibunya.
"Oh, begitu," gumam Shella.
"Shella, ibu. Ayo pulang. Malam ini kita istirahat yang cukup. Besok, kita harus menyiapkan pesanan Pak Rafael," kata Pak Darman.
Shella dan Bu Rasti mengikuti langkah Pak Darman keluar warung. Setelah mengunci pintu, mereka langsung pulang.
Keesokan harinya, keluarga Shella disibukkan dengan pesanan Pak Rafael. Pak Rafael adalah pelanggan tetap yang memesan 100 porsi Fried chicken setiap dua Minggu sekali. Pesanan ini akan diantarkan ke sebuah panti asuhan.
Shella sebenarnya sangat penasaran dengan Pak Rafael. Katanya dia masih muda tetapi sudah berhasil menjadi direktur di perusahaan ayahnya. Yang membuat Shella tertarik adalah hatinya yang baik dan tulus.
Shella dan Pak Darman mengantarkan pesanan 100 fried chicken dengan menggunakan mobil pick up yang mereka sewa. Sesampainya di panti asuhan, Pak Darman menyerahkan 100 porsi Fried chicken pada ibu ketua panti. Dan selesailah tugas mereka
Dua bulan kemudian, Shella dan Pak Darman kembali mengantarkan pesanan 100 porsi Fried chicken pesanan Pak Rafael, ke panti asuhan. Rupanya kaki ini ada acara ulang tahun Panti asuhan tersebut.
Banyak tamu undangan yang hadir di sana. Mereka adalah para donatur tetap Panti asuhan tersebut, juga para pengurus dan jajarannya.
Makanan yang disediakan bukan hanya fried chicken dari tempat Pak Darman, tetapi masih banyak lagi, makanan lain yang mereka sediakan.
Shella sudah selesai menyerahkan pesanan kepada pengurus panti. Awalnya, Shella ingin mengajak ayahnya pulang, tetapi saat melihat ayahnya berbincang dengan seseorang, Shella membatalkan niatnya.
Shella lalu berjalan-jalan dan melihat-lihat suasana kemeriahan pesta hari itu. Tanpa sengaja, dia menabrak seorang pria yang sangat tampan dan berwibawa. Shella dengan cepat meminta maaf sambil menundukkan wajahnya.
"Ma-maaf, Pak. Saya tidak sengaja?" ucap Shella terbata-bata.
Pria tersebut tampak dingin menatap Shella. Shella sampai merasa merinding ketakutan. Pria tersebut tidak berkata apa-apa dan langsung melangkah pergi tanpa menghiraukan Shella. Seolah Shella tidak ada.
Shella sedikit kecewa dengan sikap pria tersebut. Apa salahnya menghargai orang lain dengan hanya tersenyum saja, orang sudah merasa dihargai.
"Shella, sini sebentar," panggil Ibu kepala Panti.
Shella bergegas mendekati Ibu Wedari yang sedang bersama beberapa pendonor tetap Panti asuhan ini. Mereka terlihat sangat rapi dan elegan karena mereka semua dari orang-orang yang berkelebihan harta.
"Ada apa, Bu Wedari, ada yang bisa Shella bantu?" tanya Shella gugup.
"Ini, ada yang berminat mau investasi. Katanya usaha fried chicken kamu, besar prospeknya dimasa depan," jawab Bu Wedari.
Shella tersenyum senang mendengar perkataan Bu Wedari.
"Perkenalkan ini Bu Sofia, ibunya Pak Rafael," kata Bu Wedari lagi.
"Sofia," ucap Bu Sofia lembut. Bu Sofia mengulurkan tangannya pada Shella.
"Shella," sambut Shella
"Kalian ngobrol santai dulu. Siapa tahu ada kabar bagus. Bisa kerjasama," kata Bu Wedari sambil tersenyum. " Ibu menyapa tamu yang lain."
Shella menemani Bu Sofia berbincang-bincang dan mereka terlihat sangat cocok. Bu Sofia memutuskan untuk berinvestasi di Warung Gaul ayahnya Shella.
"Rafael, coba ke sini sebentar!" teriak Bu Sofia.
Rafael berjalan perlahan ke arah ibunya. Shell seperti terkena hipnotis saat melihat Rafael. Pria yang dingin itu adalah Rafael. Pelanggan tetap di warung ayahnya. Shella sedikit kecewa terhadap dirinya sendiri yang beranggapan bahwa Rafael adalah sosok yang hangat. Tetapi ternyata malah sebaliknya.
"Ada apa, Ma?" tanya Rafael.
"Ini lho, anak pemilik Warung Gaul. Namanya Shella. Mama ingin berinvestasi di sana," kaya Bu Sofia.
"Terserah Mama saja," jawab Rafael dingin.
"Maksud Mama, nanti kamu yang tangani, ya? Soalnya Mama sudah banyak urusan lain," kata Bu Sofia lagi.
"Kalau sudah banyak kegiatan, kenapa mesti cari lagi?"
"Sudahlah, Rafael. Pokoknya Mama mau investasi, titik."
"Baiklah, Rafael akan sempatkan waktu, untuk mengurusnya. Tapi Rafael tidak bisa setiap hari datang ke sana," jawab Rafael.
Akhirnya mereka sepakat untuk melakukan kerja sama. Pak Darman sangat senang bisa mengembangkan usahanya ini dan akan membuka cabang baru di kota lain. Impian Pak Darman akan menjadi kenyataan. Memiliki usaha yang maju di bidang kuliner.
Selesai acara di Panti, Shella dan ayahnya bergegas kembali ke Warung Gaul untuk kembali berjualan. Setibanya di Warung, ada beberapa pemuda sedang mengendarai sepeda motor dengan suara yang sangat bising. Mereka mencoba mengganggu Warung Pak Darman.
"Kami mau 10 porsi Fried chicken. Nggak pake lama!" teriak salah satu dari mereka masih diatas sepeda motornya.
"Tolong tunggu sebentar," kata Pak Darman yang berlari keluar.
"Udah gue bilang, jangan pake lama. Dasar pria tua, udah pikun kali. Nggak denger omongan gue," kata satunya.
"Cepetan, atau bakal kita hancurin tempat ini!" teriak Dewa, ketua geng motor Harimau.
Shella dan semua yang ada di Warung Gaul Pak Darman, menjadi ketakutan. Mereka segera membuat 10 porsi Fried chicken untuk mereka.
Disaat mereka sedang beraksi, dari kejauhan tampak serombongan orang yang juga naik kendaraan bermotor. Mereka berhenti tepat di depan geng Harimau.
Mereka saling beradu suara motor, hingga menimbulkan kebisingan yang memekakkan telinga.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments