Dada Shireen berdebar-debar ketika sentuhan yang begitu lembut menjamah ke sekujur tubuhnya.
Shireen yang terkenal pemalu dan belum pernah berpacaran merasa takut sekaligus malu sehingga keringat bercucuran mengguyur sekujur tubuhnya.
Kemudian Afgan membalikkan tubuh Shireen sehingga keduanya saling berhadapan.
Shireen yang sangat pemalu hanya menundukkan kepalanya membuat Afgan semakin gemar melihatnya.
Dengan lembut Afgan mengangkat wajah Shireen sehingga kedua manik bola mata mereka saling beradu dan hembusan nafas Afgan menerpah wajah Shireen yang lembut.
Afgan yang sudah tidak bisa menahan gejolak di dalam jiwanya langsung menci*m bibir Shireen dengan lembut membuat perasaan Shireen semakin tidak menentu. Setelah Afgan menyadari bahwa Shireen sangat takut dan tegang, kemudian Afgan menghentikan aktivitasnya dan bertanya pada Shireen yang telah menjadi istrinya.
“Kenapa Shireen?” tanya Afgan dengan lembut sambil mengelus ujung kepala Shireen untuk menghilangkan rasa takut di hati Shireen.
Karena Shireen hanya diam saja, Afgan kembali bertanya.
“Kamu takut ya?”
Tanpa melihat Afgan, Shireen langsung menundukkan kepalanya. Afgan kemudian memegang dagu Shireen dan menatap wajah gadis itu dalam-dalam.
“Kenapa kamu takut?” ucap Afgan pelan.
Shireen langsung menatap wajah Afgan seperti meminta perlindungan.
“Mas, aku takut...” ucap Shireen pelan.
“Iya, Mas tahu. Tapi kenapa kamu harus takut.”
“Katanya sakit Mas.”
Mendengar ucapan Shireen yang begitu lugu Afgan langsung tersenyum.
“Kalau kamu takut dan tegang, maka akan sakit. Makanya kamu harus santai ya dan jangan takut,” ucap Afgan berusaha membuat Shireen tidak takut lagi.
Akhirnya Shireen yang tadinya begitu takut perlahan rasa takutnya mulai hilang.
Kemudian Afgan membopong tubuh Shireen ke tempat tidur.
Dengan lembut Afgan mencium bibir Shireen lagi. Ciuman itu semakin lama semakin panas membuat keduanya hanyut dalam kenikmatan yang belum pernah dirasakan Shireen.
Awalnya Shireen sempat tegang dan takut tapi karena Afgan pintar dalam merayu dan mencumbunya, akhirnya Shireen dapat menikmati momen yang sangat dinantikan oleh setiap orang ketika mengalami yang namanya malam pertama.
Keduanya tampak menikmati aktivitas itu meskipun Shireen sempat merasakan sakit yang amat dalam ketika benteng pertahanannya di jebol oleh Afgan.
Keduanya merasa puas karena kenikmatan telah tercapai, yang tersisa hanyalah suara rintihan Shireen yang merasakan sakit dari adegan yang yang baru mereka lakukan.
Keduanya langsung terkulai lemas di tempat tidur dengan nafas yang saling berkejar-kejaran. Kemudian Afgan menghadap ke tubuh Shireen sambil mengelus ujung kepalanya.
“Terima kasih Sayang, kamu telah menjadikan mas orang pertama yang menyentuhmu,” ucap Afgan mencium kening istrinya.
Kemudian tangan kiri Afgan mengangkat kepala Shireen sehingga Shireen tidur di bawah pelukan Afgan.
Setelah lelah bercocok tanam keduanya pun langsung tertidur nyenyak sampai pagi.
***
Samar-samar terdengar suara ayam berkokok pertanda tiba waktu pagi. Shireen langsung membuka matanya perlahan dan ketika akan bangkit dari tidurnya dia baru menyadari kalau dia tidak mengenakan selembar pakaian pun. Saat Shireen melihat ke lantai ternyata pakaiannya sedang berserakan di lantai. Shireen langsung melirik suaminya dan ternyata Afgan masih tertidur nyenyak. Buru-buru Shireen turun dari tempat tidur dan hendak meraih pakaiannya yang berserakan di lantai. Tapi saat menurunkan kedua kakinya, *********** terasa sakit dan pedih. Saat melihat ke sepre terdapat noda darah. Shireen yang takut melihat darah langsung pergi ke kamar mandi dengan melangkahkan kakinya pelan-pelan karena manahan sakit.
Dihidupkan air shower dan dia berdiri di bawahnya. Air shower yang begitu sejuk langsung mengguyur sekujur tubuhnya membuat Shireen merasakan tubuhnya segar kembali. Cukup lama Shireen mengguyur sekujur tubuhnya dibawa pancuran air shower sambil mengingat kenangan yang tidak pernah dilupakan di dalam hidupnya. Karena kenangan ini dirasakan sekali dalam hidup seseorang yaitu kenangan ketika pertama kali menyerahkan kesucian pada seorang suami. Shireen yang baru merasakan hal itu tadi malam hanya bisa tersenyum bila mengingat kejadian yang akan menjadi sejarah dalam hidupnya.
Ketika Afgan terbangun dan dilihat Shireen sudah tidak ada di sampingnya Afgan sempat terdiam sesaat untuk mendengarkan suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Afgan sudah menduga kalau Shireen sedang mandi di kamar mandi.
Afgan langsung turun dari tempat tidur dan meraih handuk yang terbentang di jemuran handuk di depan kamar mandi. Handuk itu langsung dipakainya dan dia kemudian mengetuk pintu kamar mandi.
“Tok, tok....”
Shireen yang belum selesai mandi buru-buru meraih handuknya yang ada di belakang pintu. Setelah handuk itu dipakainya, dia kemudian membuka pintu kamar mandi itu.
“Ada apa Mas?” tanya Shireen.
Pintu kamar mandi sengaja dibukanya sedikit dan hanya kepalanya saja yang nongol di balik pintu itu. Tanpa menjawab Afgan langsung mendorong pintu itu dan dia langsung masuk ke dalam.
Setelah itu, pintu itu ditutupnya kembali. Shireen langsung terkejut melihat Afgan juga ikut masuk ke dalam kamar mandi sehingga dia hanya berdiri terbengong memperhatikan Afgan.
“Kenapa bengong Shireen? Ayo temani mas mandi.” Afgan yang sudah berada di bawah pancuran air dari shower langsung menarik tangan Shireen. Sedangkan handuk yang melingkar di tubuh Sihreen langsung ditarik Afgan sehingga Shireen tidak mengenakan sehelai benangpun. Shireen yang merasa malu langsung menutup kedua dadanya dengan kedua tangannya.
Afgan yang melihat hal itu langsung tersenyum dan dia langsung memeluk tubuh Shireen di bawah pancuran air shower.
“Mas...” ucap Shireen pelan.
“Hemm...” bisik Afgan.
Afgan langsung menjalankan aktivitasnya di bawah pancuran air dari shower. Sentuhan demi sentuhan menjamah tubuh Shireen membuat Shireen langsung terbuai. Perasaan takut yang tadi malam sempat dirasakan, hilang seketika di pagi ini. Walaupun rasa sakitnya masih terasa tapi sentuhan lembut Afgan membuat Shireen melupakan semuanya.
Kejadian tadi malam terulang kembali di pagi ini. Setelah aktivitas di pagi ini selesai, terpancar rasa puas yang mendalam pada kedua pengantin baru itu.
***
Keduanya langsung keluar dari kamar mandi sambil tersenyum. Shireen yang masih malu-malu selalu mengalihkan pandangan ke arah lain ketika ditatap suaminya. Ada perasaan malu ketika selesai melakukan aktivitas itu. Sedangkan Afgan hanya tersenyum saja ketika melihat sikap Shireen.
“Baju mas mana Sayang...” tanya Afgan ketika sudah keluar dari kamar mandi.
“Kenapa Mas panggil sayang sih,” ucap Shireen sambil cemberut.
“Memangnya kenapa Sayang...” tanya Afgan lagi.
“Shireen malu Mas....”
Afgan langsung mendekati istrinya. Melihat Afgan sudah mendekat Shireen langsung menghindar karena takut akan melakukan aktivitas seperti yang baru mereka lakukan di kamar mandi.
“Kamu takut ya.” Afgan langsung melingkarkan tangannya di pinggang istrinya.
Afgan langsung tersenyum. “Mas nggak akan melakukannya lagi kok. Tapi nanti malam kita ulang kembali ya.”
Mendengar perkataan Afgan, Shireen hanya tersenyum malu. Kemudian Afgan berbisik di telinga istrinya.
“Mulai sekarang mas akan memanggil kamu sayang karena kamu sudah sah menjadi istri mas.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments