Tajamnya Lidah Mertua

Tajamnya Lidah Mertua

Menikah

Pernikahan adalah momen yang paling bahagia bagi setiap orang. Begitu juga bagi pasangan Shireen dan Afgan yang baru saja menikah. Keduanya baru berkenalan satu bulan dan langsung menikah. Afgan yang jatuh cinta pada pandangan pertama langsung mengajak Shireen untuk menikah.

Awalnya Shireen sempat ragu dengan ketulusan hati Afgan, tapi setelah mendengarkan cerita tante Noni yang mengatakan kalau Afgan memang sungguh-sungguh ingin menikahi Shireen, akhirnya Shireen pun menyetujuinya. Perkenalan yang berlangsung hanya satu bulan langsung dilanjutkan dengan pernikahan.

Penampilan Shireen sangat cantik dengan balutan kebaya berwarna putih gading dan bawahan kain batik. Rambut digulung dengan dengan hiasan bunga melati sedangkan bagian kepala diberi mahkota yang berkilauan oleh batu permata yang bertabur di sekitarnya.

Begitu juga dengan Afgan yang tampil menawan dengan memakai jas berwarna hitam dan dalaman kemeja putih gading senada dengan baju kebaya Shireen.

Afgan sempat terperanjat ketika melihat penampilan Shireen yang begitu cantik. Shireen dengan digandeng ayahnya memasuki ruang untuk prosesi pernikahan. Ruang itu sudah ditata seindah mungkin. Dinding dihias dengan kain yang berwarna putih gading dan juga terdapat bunga dimana-mana menambah keindahan suasana.

Begitu Shireen dan pak Baskoro memasuki ruangan itu, proses ijab kabul pun langsung digelar. Shireen mengambil posisi duduk di samping Afgan. Afgan yang tidak tahan melihat kecantikan Shireen sebentar-sebentar melirik ke arah Shireen membuat Shireen merasa malu sendiri.

Setelah ijab kabul selesai dilaksanakan, Shireen langsung mencium tangan suaminya. Shireen yang baru sebulan mengenal Afgan tampak masih canggung ketika memegang tangan Afgan. Sehingga telapak tangannya langsung basah keringat ketika bersentuhan dengan tangan Afgan. Afgan yang mengetahui kalau Shireen sedang grogi hanya bisa tersenyum.

Setelah Shireen selesai menyalam Afgan, Afgan langsung mencium kening istrinya membuat Shireen semakin grogi.

Semua yang hadir dalam acara ijab kabul itu tampak senang dan bahagia seperti yang dirasakan kedua mempelai. Semuanya tersenyum menyaksikan saat Afgan mencium kening istrinya. Hanya bu Nana yang tampak cemberut melihat moment saat Afgan mencium mesra istrinya.

Bu Nana tampak tidak senang dengan pernikahan putranya. Sejak awal bu Nana memang tidak menyetujui pernikahan Afgan dengan Shireen yang baru dikenalnya. Sebenarnya bu Nana ingin menjodohkan Afgan dengan anak temannya, tapi Afgan menolak dengan alasan tidak mencintainya. Tapi begitu mengenal Shireen, Afgan langsung ingin menikah. Bu Nana sempat menolak dan tidak menyetujuinya tapi karena Afgan berkeras ingin menikah, akhirnya bu Nana menyetujuinya

***

Tepat pukul sepuluh pagi proses ijab kabul pun selesai dan dilanjutkan dengan resepsi pernikahan yang cukup mewah. Karena Shireen anak tunggal pak Baskoro, sehingga resepsi pernikahan dibuat semeria mungkin oleh kedua orang tua Shireen.

Banyak tamu yang datang pada acara tersebut baik dari pihak keluarga Shireen maupun dari keluarga Afgan. Tampak pasangan yang baru menikah itu sangat bahagia, begitu juga dengan kedua orang tua Shireen. Sedangkan orang tua Afgan hanya tinggal ibunya sendiri karena ayahnya sudah meninggal sejak dia masih duduk di kelas dua SMP.

Kedua pengantin duduk bersanding di pelaminan didampingi oleh orang tua dari kedua belah pihak. Di samping Shireen duduk kedua orang tuanya, sedangkan di samping Afgan duduk ibu dan pamannya yang bernama Adiwinata.

Melihat kedua pengantin banyak tersenyum karena bahagia membuat kedua orang tua Shireen merasa senang. Sebaliknya berbeda dengan ibunya Afgan. Sedikit pun bu Tuti tidak menunjukkan rasa senangnya. Kalau pamannya yang merupakan adik ibunya terlihat bahagia.

Sejak ayahnya Afgan meninggal dunia, pamannya yang bernama Adiwinata-lah yang membiayai kehidupan keluarga Afgan. Sedangkan ibunya hanya berdagang kue basah yang penghasilannya tidak terlalu besar sehingga untuk membiayai pendidikan Afgan dan kakaknya yang bernama Afika tidak cukup.

Paman Adiwinata-lah yang membiayai pendidikan Afgan dan Afika karena paman Adiwinata seorang pengusaha sehingga dia mampu membiayai kedua keponakannya sampai ke perguruan tinggi.

Setelah Afika tamat kuliah, dia langsung menikah dengan kekasihnya yang merupakan orang berkebangsaan Malaysia tetapi tinggal di Indonesia. Tapi sayangnya pernikahannya dengan pemuda Malaysia yang bernama Sidik itu tidak berlangsung lama. Hanya setahun usia pernikahan mereka langsung bercerai.

Sedangkan Afgan begitu tamat kuliah langsung bekerja di perusahaan pamannya Adiwinata. Adiwinata yang merupakan adik ibunya Afgan tidak mempunyai anak sehingga dia sangat sayang pada kedua keponakannya itu.

Sejak Afgan bekerja di perusahaan pamannya, ibunya sudah dilarang berjualan kue basah sehingga ibunya kegiatannya sekarang di rumah saja. Afgan sangat sayang pada ibu dan kakaknya karena sejak ayahnya meninggal kasih sayangnya hanya didapat dari ibunya seorang membuat Afgan begitu menyayangi ibu dan kakak satu-satunya yang bernama Afika.

“Selamat ya Afgan, semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah,” ucap pak Dian yang merupakan teman dekatnya.

“Terima kasih ya Pak...” jawab Afgan.

“Selamat ya mas Afgan, semoga cepat diberi momongan.” Istrinya pak Dian memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai.

Banyak tamu undangan yang hadir baik dari keluarga Shireen maupun dari keluarga Afgan terutama dari rekan kerja Afgan.

***

Setelah resepsi pernikahan selesai digelar, malam itu juga Shireen langsung dibawa ke rumah Afgan. Kedua pengantin langsung berkamas-kemas untuk pergi ke rumah Afgan.

Terlihat ibunya Shireen tampak sedih melepas kepergian putri satu-satunya.

“Ibu, Shireen pamit ya. Semoga Ibu dan Ayah selalu diberi kesehatan. Doakan juga Shireen ya Bu.” Shireen langsung memeluk ibunya.

“Benar Shireen. Kamu harus taat pada suami kamu. Namanya hidup berumah tangga pasti akan mengalami cobaan dan ayah harap semua cobaan yang akan kalian hadapi harus bisa kalian selesaikan tanpa ada keributan. Yang namanya perselisihan di dalam rumah tangga pasti ada, tapi pintar-pintarlah dalam menyikapinya. Dan buat kamu Afgan, jagalah Shireen dan bimbinganlah dia. Kalau dia melakukan kesalahan, kamu harus menegurnya dengan ucapan dan jangan pernah melakukan kekerasan. Kamu melamar Shireen dan menikahinya dengan cara baik-baik dan ayah harap kamu juga akan memperlakukan Shireen dengan baik juga sama seperti kami memperlakukan Shireen di rumah ini. Setiap terjadi permasalahan di dalam rumah tangga kalian, hendaklah kalian selesaikan tanpa ada keributan.” Pak Baskoro memberi nasehat pada Shireen dan Afgan.

Bu Umi hanya bisa menangis saat melepas kepergian putrinya. Begitu juga dengan pak Baskoro yang tampak sedih melepas kepergian putrinya.

Koper Shireen sudah dimasukkan duluan ke dalam mobil dan sekarang tinggal Shireen dan Afgan yang akan memasuki mobil.

Setelah dipastikan semuanya sudah dimasukkan ke bagasi mobil, Shireen dan Afgan pun pamitan pada bu Umi dan pak Baskori. Tinggallah bu Umi dan pak Baskoro yang masih sedih dengan kepergian putrinya untuk tinggal bersama suaminya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!