Saat Shireen dan Afgan sedang berganti pakaian tiba-tiba pintu kamarnya diketuk oleh bu Nana.
“Afgan, Shireen... Ayo kita sarapan sekarang, sarapan udah siap nih,” panggil bu Nana dari luar.
“Sebentar Bu...” jawab Shireen dan Afgan bersamaan.
Keduanya langsung buru-buru memakai pakaiannya karena sudah ditunggu bu Nana di meja makan.
Tidak lama kemudian Shireen dan Afgan muncul di meja makan dengan wajah yang berseri-seri. Tanpak rambut Shireen masih basah membuat Afika langsung tersenyum sinis.
Dia dapat membayangkan bahwa telah terjadi sesuatu yang sangat berkesan antara Shireen dan Afgan tadi malam karena tadi malam adalah malam pertama bagi pengantin baru itu.
Afika yang sudah lama menjanda merasa cemburu melihat pasangan pengantin baru itu. Apalagi keduanya menunjukkan kemesraan di depan Afrika.
Saat akan duduk, Afgan sempat menarik kursi untuk istrinya dan kemudian mempersilakan Shireen untuk duduk. Sedangkan Afika yang duduk di depan Afgan langsung tersenyum sinis dan dengan pandangan tidak suka.
Ketika Shireen memperhatikan pandangan kakak iparnya yang seperti tidak suka langsung merasa tidak enak.
Sehingga dia hanya diam saja dan langsung mengambilkan nasi untuk suaminya. Setelah itu Shireen baru mengambil nasi untuk dirinya.
Tanpa bu Nana sangat perhatian sekali pada kedua pengantin baru itu membuat Shireen merasa senang.
“Ini Shireen, ambil ayam gorengnya,” ucap bu Nana sambil menyodorkan ayam goreng yang ada di dalam mangkok kaca.
“Iya Bu, terima kasih. Shireen pakai ikan aja,” jawab Shireen.
“Kamu jangan malu-malu ya karena mulai hari ini kamu akan tinggal di sini selamanya. Rumah ini sekarang menjadi rumah kamu juga, makanya kamu jangan malu-malu,” jelas bu Nana.
“Iya Bu, terima kasih,” jawab Shireen sambil menundukkan kepalanya.
“Kamu makan yang banyak ya Sayang. Jangan malu-malu,” ucap Afgan sambil mengelus kepala Shireen.
Bu Nana yang melihat Afgan sangat memperhatikan istrinya merasa iri hanya saja dia berusaha bersikap baik dan ramah pada Shireen supaya Afgan tidak mengetahui kalau sebenarnya dia sangat membenci Shireen.
Hanya di depan putranya dia bersikap baik dan sayang pada Shireen.
Kalau Afika selalu menunjukkan sikap yang sama, baik di depan maupun di belakang Afgan. Berbeda sekali dengan bu Nana yang pintar bersandiwara.
“Sayang, ditambah lauknya.” Afgan menyodorkan sambal ikan gembung di hadapan Shireen.
“Makasih Mas, Shireen udah kenyang,” jawab Shireen dan memindahkan piring yang berisi Ikan gembung itu ke tempatnya semula.
Bu Nana sempat melirik sebentar tapi dia buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain. Perasaannya sangat kesal melihat Afgan sangat memperhatikan istrinya. ‘Tunggu saja pembalasanku Shireen. Hari ini kamu seperti putri raja yang selalu dilayani dan disayang oleh suami kamu. Tapi lihat besok dan seterusnya kamu tidak akan merasakan kasih sayang Afgan karena Afgan akan membencimu selamanya. Bahkan dia akan menceraikanmu,’ batin bu Nana dalam hati.
Alasan bu Nana tidak menyukai Shireen karena bu Nana berencana menjodohkan Afgan dengan Dinda yang merupakan anak bu Susi. Bu Susi adalah teman kecil bu Nana yang sekarang telah menjadi orang yang sukses.
Sejak meninggal suami bu Susi, bu Susi meneruskan usaha suaminya dan sekarang usaha itu sudah sangat maju. Perusahaan yang dikelolanya bersama suaminya saat itu masih kecil tapi sekarang perusahaan itu sudah besar. Hal itulah yang membuat bu Nana berambisi untuk menjodohkan Afgan dengan Dinda karena bu Susi pernah bercerita pada bu Nana ingin mencarikan jodoh buat putrinya. Tetapi pria itu harus orang yang pintar mengelola perusahaan supaya nantinya suami Dinda yang akan meneruskan perusahaan itu mengingat bu Susi semakin lama semakin tua dan sudah tidak sanggup lagi untuk mengelola perusahaan.
Mendengar cerita bu Suci, bu Nana langsung berencana untuk menjodohkan Afgan dengan Dinda. Tapi keinginan bu Nana langsng ditolak Afgan dengan alasan dia tidak mencintai Dinda. Bu Nana sempat kesal pada putranya karena kesempatan ini tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya. Akhirnya bu Nana pun mengalah dan membiarkan Afgan untuk menemukan wanita pujaannya.
Kemudian Afgan berkenalan dengan Shireen. Baru pertama kali Afgan bertemu dengan Shireen langsung ingin melamarnya membuat bu Nana merasa terkejut.
“Kamu kan baru kenal dengan wanita itu, Afgan. Kenapa buru-buru langsung ingin melamarnya?” tanya bu Nana yang merasa heran.
“Memang iya Bu. Tapi Afgan rasanya sudah cocok dengan Shireen,” jelas Afgan.
“Sebaiknya kamu pikir-pikir dulu. Jangan nantinya kamu menyesal karena penyesalan selalu datang belakangan.” Bu Nana memberi nasehat pada putranya.
“Tapi hati kecil Afgan mengatakan kalau Shireen adalah gadis yang baik Bu.”
“Itu kan kata hati kamu. Kata hati nggak selamanya benar Afgan. Kamu jangan dibutakan oleh hati kecil karena hati kecil kita bisa saja salah,” jelas bu Nana.
“Entahlah Bu, tapi Afgan rasanya sudah cocok dengan Shireen.”
“Dinda juga cantik dan berkelas. Penampilannya juga glamour tapi kenapa kamu lebih memilih Shireen dari pada Dinda?”
“Itulah Bu yang namanya cinta. Cinta itu datangnya dari hati yang paling dalam,” ucap Afgan.
“Kalau itu ibu sih tahu. Tapi kamu jangan sampai dibutakan oleh cinta, Afgan. Apa yang bisa kamu harapkan dari Shireen. Shireen hanya gadis biasa dan pendidikannya juga tidak terlalu tinggi sehingga kerjanya hanya sebagai penjaga toko. Sedangkan Dinda, dia seorang pengusaha dan sekarang dia sedang belajar untuk meneruskan usaha mamanya karena mamanya sudah tua. Kalau kamu menikah dengan Dinda, kamu bisa bekerja sama dengan Dinda, sama-sama kalian mengelola usaha orang tuanya.”
“Bu, yang namanya cinta tidak bisa dipaksakan loh.”
“Kenapa nggak bisa dipaksakan. Banyak orang menikah tidak saling cinta tapi akhirnya cinta juga,” ucap bu Nana yang sangat kesal dengan Afgan yang selalu keras kepala.
“Tapi Bu...”
“Ya udahlah terserah apa kata kamu. Ibu hanya bisa mendo’akan kamu supaya bisa bahagia dengan pilihan kamu,” ucap bu Nana.
Akhirnya bu Nana mengalah dan membiarkan Afgan menentukan pilihannya. Karena kalau dipaksa terus mengikuti kemauan bu Nana, dikhawatirkan Afgan akan semakin marah. Apalagi Afgan adalah tulang punggung keluarga yang menghidupi ibu dan kakaknya.
Sejak Afika bercerai dengan suaminya, Afika pulang ke rumah dan Afgan lah yang menanggung hidup kakaknya yang sudah berstatus janda itu.
Walaupun bu Nana tidak menentang pernikahan Afgan dengan Shireen, tapi bu Nana mempunyai rencana jahat di balik itu semua. Bu Nana masih tetap berkeinginan menjodohkan putranya pada Dinda anaknya bu Susi. Sehingga dia sudah merencanakan sesuatu yang membuat Afgan nantinya akan menceraikan Shireen. Supaya niatnya tidak diketahui Afgan, bu Nana selalu bersikap baik dan sayang pada Shireen. Sengaja bu Nana melakukan hal itu supaya ketika Shireen mengadukan kelakuannya pada Afgan, Afgan tidak akan percaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Sukliang
ini ini yg paling di takutin
depan baik2 belskang jahayin
musang berbulu domba
2023-05-17
0