Jantungnya berdegup cepat saat ini. Matanya sedikit melirik ke arah monster di sampingnya. Benar-benar istilah nyata, devil beside you.
"A...aku sedang bekerja. Maaf, tapi ini kantor bukan rumah anda." Ucap Zizy berusaha sopan. Apa si ulat karung sedang mabuk? Tapi aromanya wangi maksimal, tidak ada aroma alkohol. Aroma menyegarkan dan maskulin dari parfum mahal yang tercium.
"Ini rumahku, aku makan disini, mandi disini dan tidur disini." Ucap Valentino membalik kursi putar yang diduduki Zizy agar menghadap padanya. Sumpah demi apa, wanita itu tegang maksimal. Takut akan dipecat, takut akan dibunuh, takut akan dimutilasi oleh pemuda yang jika sudah marah bagaikan menyemburkan napas api.
"Ta...tapi." Kalimat Zizy terhenti, Valentino yang kini tepat berada di hadapannya, dengan wajah yang hanya berjarak beberapa centimeter mendekat."Ingin merayuku dengan cara seperti ini? Mungkin aku akan tersentuh jika kamu membuka pakaianmu."
Brak!
Wanita itu malah menutup wajah Valentino, idola sejuta umat menggunakan bantal sandaran leher."Bapak pasti mabuk!" teriaknya mendorong Valentino, kemudian melarikan diri dengan kecepatan tinggi.
Pemuda itu sendiri hanya tersenyum senang, kemudian memasuki ruang kerjanya. Tapi apa yang sejatinya dilakukan Valentino di kantor tempatnya bekerja, pada pukul 10 malam?
Seperti yang dikatakannya. Pemuda itu hidup di tempat ini. Mandi, makan, bahkan tidur di kantor, tidak ingin pulang ke rumah mewah keluarga angkatnya. Tidak juga ingin tidur di apartemen yang bahkan lebih sepi dari kantor.
Tidak ada jalan atau tempat untuknya pulang. Ingin rasanya dirinya melarikan diri. Tapi entah kemana.
Suara notifikasi terdengar, uang dengan jumlah miliaran rupiah masuk ke rekening pribadinya. Apa itu gajinya sebagai manager? Tentu saja bukan, uang yang akan membuatnya mati. Karena uang ini dirinya tidak dapat pulang, bahkan tidak ingin pulang.
Usianya hampir menginjak 31 tahun. Jika menikah maka jumlah deposit ratusan miliar akan cair. Kala itu juga dirinya akan dibunuh. Hidup yang mengerikan, tapi menyenangkan belakangan ini baginya. Entah kenapa, suasana di kantor dengan staf yang telah menemaninya selama 7 tahun.
Kala pemuda itu telah selesai membersihkan diri di toilet karyawan. Suara ketikan keyboard kembali terdengar. Pemuda yang hanya memakai jubah mandi itu, kembali harus melewati ruangan staf divisi marketing, menunju ruangan manager.
Karyawan yang tadinya dipikirnya sudah pulang duduk di tempatnya. Jemari tangannya juga bekerja mengetik dengan cepat. Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam.
Valentino menghela napasnya, sudah 7 tahun pegawai ini belum juga naik jabatan atau berhenti dari perusahaan. Apa dia terlalu setia pada perusahaan? Atau memang terlalu mencintai jabatan staf divisi marketing?
Pada akhirnya untuk kedua kalinya, pemuda itu mengusir dengan cara halus."Jika bermaksud menggodaku bukan begini caranya. Tinggal masuk ke ruanganku dan buka bajumu. Maka aku dapat memanggil keamanan dan mengatakan dirimu sebagai wanita murahan!" teriakan pemuda itu menggelegar.
Namun, kali ini bukannya kabur, Zizy malah menangis. Tangisan yang semakin lama, semakin kencang. Tidak pernah menghadapi situasi seperti ini, pemuda itu salah tingkah."A...aku yang salah! Aku minta maaf! Aku belikan permen ya?"
"Ulat karung! Kerjamu hanya marah dan memakan nangka! Pacarku menikah dengan wanita lain. Dia janda! Aku dikalahkan oleh janda!" Teriaknya terisak.
"Jadi bukan karenaku? Kamu menangis karena pria lain?" tanya Valentino murka. Bukan karena cemburu, tapi harga dirinya terasa terinjak-injak.
"Tentu saja, aku menangis karena pacarku. Aku sudah memberikan banyak uang untuk pendidikan calon anak tiriku. Dia malah menikah dengan tikus got!" Zizy menangis semakin keras, memegang tangan atasannya tersayang.
Sedangkan Valentino menarik tangannya, dengan cepat mengeluarkan tissue basah. Mengelap tangannya yang sudah dipegang oleh Zizy. Barang sisa tukang ojek online, begitulah Zizy tersetting dalam otaknya. Membayangkan apa saja yang tukan ojek online itu lakukan pada wanita murahan ini.
"Kamu ditinggalkan?" tanya Valentino, dengan cepat Zizy mengangguk membenarkan.
"Kamu mencintainya? Ingin melupakannya?" Entah kenapa pemuda ini kembali bertanya. Wanita itu juga mengangguk.
"Aku akan membantumu. Kamu akan melupakannya dan hanya mengingatku dalam hidupmu..." Senyuman menyeringai di bibir sang pemuda. Berbisik di samping telinga Zizy dengan suara yang benar-benar menggoda.
Wanita itu diam tanpa berkedip, tidak mengerti dengan kata-kata pemuda di hadapannya.
*
Namun, benar-benar iblis, suatu kesialan terbesar dalam hidupnya. Mungkin bagi wanita lain di kantor merupakan impian dan harapan mereka. Tapi tidak bagi dirinya, malam ini bekerja di dalam ruangan seorang Valentino. Berada berjam-jam di dalam ruangan sambil melihat pemandangan menggiurkan. Pemuda yang tidur dengan nyenyak bagaikan pangeran rupawan. Tapi jika mengingat mulut busuknya, ingin rasanya Zizy mengumpat.
Rasa penasaran menyeruak dalam dirinya. Zizy mengenyitkan keningnya benar-benar ingin tahu. Wanita macam apa yang disukai seorang Valentino.
Tempat yang benar-benar rapi itu digeledahnya. Ulat karung ini pasti punya kelemahan, tapi sekali lagi semuanya serba perfeksionis. Bahkan pakaiannya tertata rapi. Hingga sebuah brankas ditemukan olehnya. Tapi apa kodenya? Wanita yang melirik ke arah Valentino, sang narsis yang selalu menjadi nomor satu.
"Satu, 8 digit!" Celetuknya bagaikan seorang istri yang begitu memahami suaminya. Bagaimana tidak, makhluk narsis itu bahkan memasang plat palsu dengan angka satu empat digit di mobil sport miliknya.
Dan benar saja, pintu brankas terbuka. Apa sebenarnya harta karun seorang Valentino? Apa uang? Emas? Perhiasan? Foto orang yang disukainya? Atau sesuatu yang mesum?
Senyuman menyeringai di wajah Zizy, tangannya gemetar. Namun sejenak kemudian membuang benda yang baru dipegangnya. Beringsut mundur, itu adalah pakaian dalam seorang Valentino. Benar-benar pakaian dalam berbentuk segitiga, lengkap dengan boxer dan pakaian renang pria.
"Gila!" Ucap Zizy, dengan panik segera kembali memasukkan benda yang pernah menyentuh sesuatu itu. Tidak menyadari Valentino sedikit membuka matanya. Sejenak kemudian pemuda itu kembali tidur sambil menahan tawanya.
*
Hidup yang menyenangkan kembali dimulai. Ini hanya kesehariannya untuk sarapan. Bedanya wanita itu kini ada di rumahnya. Atau kita bisa sebut ruangannya.
Zizy yang telah usai membersihkan diri, kembali ke meja kerjanya. Tidak tidur semalaman membuatnya lelah, bahkan terlalu lelah untuk menangis.
Pekerjaan yang benar-benar menumpuk kini kembali ada di mejanya. Selama 7 tahun dirinya satu divisi dengan iblis bernama Valentino. Memang saat lembur atasannya terlihat tetap di kantor, dalam fikirannya dulu sang ulat karung memang atasan yang rajin hingga lembur setiap hari. Tidak pernah terfikirkan dalam benaknya, pemuda itu tinggal di kantor. Tidak pulang sama sekali.
Satu persatu orang di divisi marketing mulai datang. Mereka beraktivitas seperti biasanya, para wanita terdengar berisik menceritakan bagaimana kerennya seorang Valentino menggunakan kemeja berwarna hitam dengan dasi berwarna senada.
Zizy perlahan tertidur, mengetahui jam kerja belum dimulai. Hingga Susan tiba-tiba membangunkannya.
"Ada apa?" tanyanya dengan nada malas.
"Ada wanita yang masuk ke ruangan pak Valentino. Sudah 15 menit, tapi tidak terjadi keributan! Dia tidak diusir." Susan terlihat kecewa, menggigit bagian bawah bibirnya sendiri.
"Mungkin itu pacarnya," Zizy yang malas hendak kembali tidur.
Tapi beberapa menit setelahnya keributan terjadi. Wanita yang secantik selebriti di televisi diusir paksa.
"Tapi ibumu bilang kamu belum punya pacar!" Ucap sang wanita berusaha tetap berada dekat dengan Valentino.
"Berani-beraninya kamu membayar office boy untuk memasukkan sesuatu dalam minumanku!" bentakan Valentino menggelegar ke seluruh penjuru ruangan. Gelas kopi pecah berhamburan. Aksi penjeratan yang gagal total.
"Ayah dan ibumu ingin menjodohkan kita. Kamu tidak pernah pulang atau keluar dari kantor. Bagaimana kita dapat bersama? Ayolah Valen, usiamu tidak lagi muda. Aku dapat memberikan keturunan padamu. Kamu tidak pernah dekat dengan wanita, jangan sampai ada yang merumorkanmu impoten atau penyuka sesama jenis." Gadis berparas cantik itu, meronta berusaha lepas dari pegangan security, kemudian memegang tangan sang ulat karung.
Tapi entah dirasuki setan mana, Valentino dengan teganya menolak wanita yang manis bagaikan kelinci putih itu mentah-mentah."Aku sudah punya pacar! Semalam kami tidur di ruangan yang sama. Dia bahkan mengagumi koleksi pakaian dalamku." Kalimat darinya tersenyum menyeringai.
Semua karyawan divisi marketing yang telah sampai pagi itu terkejut. Bahkan ada yang sampai terbatuk-batuk kala menyeruput kopinya. Mulut Susan terbuka terlihat syok.
Mata Zizy yang awalnya mengantuk kini terbuka sempurna. Mengingat dirinya menyentuh pakaian dalam Valentino.
...Cinta bagaikan kopi susu...
...Terasa begitu hangat, terkadang sedikit pahit...
...Cinta bagaikan kopi susu...
...Dua kepribadian yang menyatu, membuat rasa yang berbeda...
...Cinta bagaikan kopi susu...
...Mengandung caffeine yang membuatmu bersemangat...
Author...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
ahjuma80
valen anaknya nadila ya
2024-09-25
0
glade🌊
keren😁👍
2024-09-15
0
Abimanyu Rara Mpuzz
Gusti koleksi CD dibahas 🙈
2023-12-05
1