Terbalik

"Ulat karung?" Pertanyaan dari Valentino, meraba bibir Zizy dengan jarinya. Jantung Zizy berdegup lebih cepat, wajah tampan dengan rambut setengah kering. Ditambah aroma mint dalam setiap hembusan napasnya. Jemari itu menjalar lebih bawah ke atas lehernya. Apa iblis ini akan mencekiknya?

"Ma...maaf!" Ucapnya mengepalkan tangan gemetar.

"Wanita murahan, berapa kali pria mesum menyentuhmu? Apa begitu memuaskan hingga kamu membayar jasanya?" Pertanyaan dari mulut Valentino membuatnya tercengang. Kacamatanya bahkan hampir melorot, kembali dibenahi olehnya.

Apa sebenarnya yang ada di otak pemuda ini? Sejatinya kejadian kemarin. Zizy memberikan uang pada seorang pria yang gemuk dan tua. Kemudian pria itu pergi ke rumah wanita lain setelah mengantarnya. Sudah pasti pria itu g*golo bukan? Tapi kenapa pria sejelek itu dapat dibayar mahal. Ingat! Valentino hanya penasaran.

"A...aku membayar jasa pria?" Pertanyaan dari Zizy. Bersamaan dengan Valentino yang menjauh, meminum secangkir kopinya tersayang.

"Iya," jawaban dari Valentino.

Zizy menghela napas kasar. Sebenarnya ini masalah pribadi, dirinya enggan menjelaskan pada atasannya. Tapi mau bagaimana pun jika tidak dijelaskan maka akan semakin kacau."Dia adalah pacarku, seorang duda beranak dua. Aku membantu membayar pendidikan anak pertamanya."

Valentino mengenyitkan keningnya."Dia bukan g*golo?"

"Tentu saja bukan! Jangan menuduhnya lagi, karena jika anda mengatakan sesuatu yang busuk lagi, aku akan menjadi garda terdepan melawannya." Tegas Zizy, tersenyum di depan atasannya.

Pemuda yang tidak mengerti sama sekali menghela napas kasar."Jadi kamu bersedia menjadi bodoh untuk orang yang kamu cintai? Bersedia melindunginya juga!?"

Zizy memutar bola matanya malas, pertanyaan yang ganjil baginya."I...iya! Kalau cinta pasti mau berkorban!"

"Begitu? Sekarang keluar dari ruanganku! Kamu mengganggu waktuku bekerja! Merusak pemandangan! Membuatku penat melakukan pekerjaan! Br*ngsek! Wanita murahan kurang ajar!" Kata-kata berbisanya kembali menyembur bagaikan napas api naga. Membuat Zizy yang sebelumnya berbicara santai, menciut.

"Ma...maaf pak!" Wanita yang segera pergi melarikan diri. Bagaikan dua orang yang memiliki kepribadian ganda. Itulah Valentino dimatanya kini.

Jantungnya berdegup cepat ketakutan, keluar dari ruangan sang iblis dunia nyata. Kembali ke meja kerjanya tidak menghiraukan jam yang baru menunjukkan pukul 7 pagi.

Bagaimana dengan Valentino? Pemuda yang meminum kopi. Dirinya iri benar-benar iri, bagaimana mungkin pria bertubuh tambun dengan usia yang tidak lagi muda mendapatkan wanita yang bersedia melakukan segalanya untuknya?

Tidak masuk akal! Tidak ada dalam logika! Pemuda yang penuh perencanaan matang, mulai berfikir. Dirinya harus mempunyai kekasih bagaimana pun caranya. Tapi kekasih yang harus pemberani dan rela diperbudak oleh pasangan. Benar-benar pemuda yang memincingkan matanya sembari kembali meminum kopi.

*

Aktivitas kantor berjalan seperti biasanya. Wijaya juga beberapa kali menghubunginya meminta uang dengan berbagai alasan. Namun, Zizy enggan memberikan, jatah untuk anak tiri sudah ada, jatah tabungan dan bagian orang tuanya. Semua sudah diatur olehnya.

Kembali bekerja seperti biasanya. Hingga salah satu teman kerjanya, Susan mendatangi mejanya dengan memakai kebaya.

"Zizy temani aku ke acara kondangan ya? Ada saudara jauhku yang menikah hari ini." Pinta Susan memohon.

Zizy menghela napas kasar. Kesempatan makan enak tapi gratis. Bagaimana pun untuk berhemat dirinya hanya makan nasi tempe dan sayur setiap hari. Mengingat tanggungan hidupnya yang banyak.

"Aku ikut! Harus! Gratis!" jawaban dari Zizy yakin.

Wanita yang berjalan cepat, matanya sedikit melirik. Untuk pertama kalinya melihat Valentino yang biasanya bekerja lembur pulang tepat waktu. Mobil sport bernilai miliaran rupiah dikendarainya dengan warna hijau jeruk nipis. Matanya sedikit melirik ke arah Zizy dan Susan yang menaiki motor di tempat parkiran.

Pemuda yang mengenyitkan keningnya, tersenyum mengejek. Dari gerakan bibirnya terlihat jelas pemuda itu mengumpat."Wanita murahan! Si*l!" Melajukan mobilnya entah kemana tujuan iblis dengan mulut berbisa itu. Yang pasti dirinya hanya konsentrasi akan berangkat kondangan saja.

Memeluk pinggang Susan yang membonceng nya."Ulat karung!" celetuk Zizy.

"Ulat karung?" Susan yang hendak menyalakan motor mengenyitkan keningnya.

"Pak Valentino! Dasar Ulat karung! Tega-teganya dia bilang pacarku g*golo. Padahal Wijaya begitu dewasa, lelaki teladan panutan, dia bahkan rela tidak menyentuhku untuk menjaga kesucian harkat martabat wanita." Gumam Zizy kagum pada kekasihnya.

"Menjaga kesucian harkat martabat wanita? Aku memang tidak pernah bertemu pacarmu. Tapi sepertinya aku tau alasan sebenarnya kamu bahkan tidak pernah dicium. Berhemat boleh tapi setidaknya beli sabun wajah! Pria mana yang mau mencium wanita dengan wajah minyak jelantah sepertimu!" Nasehat dari Susan.

"Ada cinta sejati tidak memandang fisik." Bela Zizy.

"Cinta dengkulmu! Setiap orang setidaknya harus memiliki satu kelebihan yang membuat pria jatuh cinta padanya. Sedangkan kamu, dari atas sampai bawah..." Susan hanya dapat menghela napasnya.

"Kamu sendiri sampai sekarang tidak dapat menggoda ulat karung!" Celetuk Zizy.

"Dia itu bukan ulat karung! Tapi pria idaman sejuta umat! Tampan, mapan, setia, tidak mudah tergoda wanita. Jika dijadikan ratu di hatinya, aku bisa bayangkan setiap malam menyentuh tubuhnya yang...ah...uh..." Gumam Susan, membuat Zizy mengenyitkan keningnya. Mereka berdua hanya karyawan biasa. Sementara pak Valentino lulusan universitas ternama, menjabat sebagai manager dengan peningkatan pemasaran tertinggi semenjak iblis ulat karung itu menjabat.

Benar-benar pria impian. Sekaligus neraka dunia jika bersama dengannya, bagaimana tidak. Pria itu jika sudah marah seperti orang kesetanan, mengeluarkan kata-kata pedas yang dapat membuat nyali Zizy menciut bagaimana kerupuk yang diberi air.

Sudah 7 tahun lamanya, dirinya menjadi staf pemasaran sedangkan Valentino menjadi manager. Suka duka dilaluinya, dimulai dari membersihkan toilet, potongan gaji, hingga lembur. Satu persatu karyawan staf marketing datang dan pergi. Ada yang mengundurkan diri ada pula yang naik jabatan. Bisa dibilang mungkin hanya dirinya dan Valentino yang melekat dengan name tag bagian marketing selama 7 tahun ini.

Bukannya betah menjadi staf marketing. Tapi memang dirinya yang memiliki penampilan tidak menarik, tidak mungkin naik jabatan. Mengingat tingkat diatasnya harus menemui klien, melihat wajahnya saja orang sudah muak.

"Ah...uh...ah...uh... Kita itu harus realistis. Pria sepertinya tidak mungkin akan menikah dengan staf biasa. Sudah ayo kita kondangan! Makan gratis! Kalau perlu bungkus!" teriak Zizy penuh semangat, membenarkan letak kacamatanya.

*

Kendaraan melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan yang padat. Semilir angin menerpa rambutnya. Dirinya mungkin harus membungkus kue resepsi untuk kedua calon anak sambungnya tersayang.

Wanita yang pada akhirnya sampai di tempat kostnya untuk bersiap-siap. Memakai kebaya, membuat lekuk tubuhnya yang biasanya berbalut kemeja tangan panjang kebesaran terlihat. Kain batik yang dipakai, dirinya benar-benar memiliki body yang indah sebenarnya.

Namun tidak dapat merias wajahnya mengingat tidak ada peralatan make up sama sekali, bahkan hanya mencuci muka menggunakan sabun badan.

"Tidak dandan?" tanya Susan yang sudah menunggu sekitar 15 menit.

"Sudahlah yang penting kenyang! Wanita itu dinilai dari sifatnya, bukan fisiknya." Jawaban dari Zizy penuh senyuman. Dirinya kembali dalam boncengan Susan menuju tempat resepsi pernikahan. Tidak sabar rasanya memakan makanan prasmanan. Itulah yang kini ada dalam otak Zizy.

"Wanita itu dinilai dari fisiknya! Dari mata turun ke hati. Dari hati turun ke dompet. Kalau cantik pria akan royal." Tegas Susan, kembali melajukan motornya setelah Zizy naik.

Wanita yang tidak menyadari dirinya akan mendapatkan kejutan saat mendatangi acara pernikahan. Acara pernikahan yang paling menghebohkan antara janda dan tukang ojek online.

*

Tapi apa benar-benar tidak ada pria yang hanya memandang sifat? Entahlah.

Seorang pemuda kini naik ke lantai dua. Memakai earphonenya, memainkan musik, mengambil alih tugas DJ. Suara teriakan terdengar, benar-benar sempurna pintar dalam segala hal. Itulah Valentino, matanya menelisik ke arah wanita berpakaian minim di lantai satu. Dirinya dapat memilih salah satu dari mereka sebagai kekasih.

Tapi siapa? Satu persatu wanita itu ditelitinya. Setelah cukup lama, menjadi DJ di club'malam milik Yudistira, dirinya memutuskan turun menuju lantai satu.

"Hai, boleh berkenalan?" tanya seorang wanita penuh senyuman. Wajah yang benar-benar cantik, body yang benar-benar indah.

"Sampah..." Valentino tersenyum menghina. Sudah menatap segalanya dari lantai dua. Wanita yang sempat menepis tangan pria gemuk kaya. Tapi setelah mengetahui pria itu pemilik perusahaan ternama, dia menunduk tidak berani melawan.

Apa wanita seperti ini yang dicarinya? Tidak pemuda itu memincingkan matanya kembali. Dirinya memerlukan wanita yang tangguh dan tidak mudah ditaklukkan pria lain atau lebih tepatnya tidak mudah ditaklukkan ipar dan mertua.

Pria ini mungkin sudah gila, jika biasanya pria pada umumnya akan mencari istri penurut yang hormat pada mertua. Dirinya mencari istri yang dapat membantai mertua, ulat karung yang benar-benar aneh.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BENARKN....ZIZY ZIZY...

2024-01-26

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

PASTI SDR SUSAN SI JANDA YG DINIKAHI WIJAYA...

2024-01-26

1

Purwanti Kurniawan

Purwanti Kurniawan

valentino jangan suka sama zizy ya krn ngikutin zizy

2023-09-23

1

lihat semua
Episodes
1 Valentino
2 Ulat
3 Terbalik
4 Apa Yang Kamu Lakukan
5 Kagum Dengan Koleksiku
6 Perasaanmu Padanya
7 Aku Pulang
8 Cari Cara
9 Pelajaran Bertani
10 Hanya Mimpi
11 Semakin
12 Bukan Mimpi
13 Cara
14 Salah Kostum
15 Tidak Mengerti
16 The First And The Last In My Life
17 Jika Sudah Murka
18 Setidaknya Berusaha
19 Family
20 Pahlawanku
21 Ikut
22 Rela Menjadi Madu
23 Why
24 Tidak Tahu Situasi
25 Istri Kedua
26 Mau Dibawa Kemana
27 Lempar Saja
28 Rapuh
29 Duri
30 Arti Seorang Ibu
31 Kesempatan
32 Berjuang
33 Sales Parfum
34 Tidak Percaya
35 I am Yours
36 Dia Menikah?
37 Semangat
38 Rahasia
39 Selebrasi
40 Makhluk Pemberontak
41 Permohonan Tulus
42 Dampak Sistemik
43 Galau
44 Takut
45 Kasih
46 Hanya Rindu Saja
47 First Meet
48 Mitos
49 Suatu Saat Nanti
50 Strawberry Cake
51 Shadow
52 Aku Tidak Lapar
53 Milik
54 Hanya Sebatas Mana
55 Trap
56 Keji
57 Meneer
58 Bucin
59 Tekad
60 Just Dream
61 Happy Ending
62 Hanya Dapat
63 Minta Sekarang
64 Mau Apa
65 Siapa Bilang
66 Tanpa Ekspresi
67 Kue Hidup
68 Bangunlah Dari Mimpi
69 Tetap Menjaga
70 Tertiup Angin
71 Mencintai
72 Dendam
73 Buah
74 Takut
75 Jangan Selingkuh
76 Pujangga
77 Air Tenang Menghanyutkan
78 Tertangkap
79 Terlalu Banyak Pekerjaan
80 Bahu
81 Terhina
82 Dipanggil
83 Forever After
84 Strategi
85 Mau Jeruk
86 Believe
87 Rasa
88 Teori Konspirasi
89 Spekulasi
90 Kecurigaan
91 Save Me
92 Mind
93 Dilema
94 Kamu
95 Hampir Kadaluarsa
96 Mahasiswa Jurusan Mana
97 Tidak Dicurigai
98 Kenyataan
99 Asal
100 Atau
101 Ketakutan
102 Lawan Atau Kawan
103 Tiruan
104 Tidak Berguna
105 Pelan-Pelan
106 Tidak Lebih
107 But
108 Kendali
109 Cepat Atau Lambat
110 Kesialan
111 Akhir Musim Pertama
112 Musim Kedua: Saudara
113 Musim Kedua : Kakak Beradik Busuk
114 Musim Kedua: Trap
115 Musim Kedua: Orange And Apple
116 Musim Kedua: Original
117 Musim Kedua: Masuk
118 Musim Kedua: Aku Akan Mengoleskan Obat Dengan Jariku
119 Musim Kedua: Mengapa
120 Musim Kedua: Penipu
121 Musim Kedua: Cara Yang Baik Untuk Meminta Restu
122 Musim Kedua: Persiapan
123 Musim Kedua: Ibu Pengganti
124 Musim Kedua: Menikahinya
125 Musim Kedua: Ketakutan
126 Musim Kedua: Perlakuan
127 Musim Kedua: Membongkar Identitas
128 Musim Kedua: Apel Lembek
129 Musim Kedua: Permusuhan
130 Musim Kedua: Karena Aku Mencintaimu
131 Musim Kedua: Kapal Karam
132 Musim Kedua: Pria Baik
133 Musim Kedua: Obsesi
134 Musim Kedua: Terjatuh
135 Musim Kedua: Bimbang
136 Musim Kedua: Wedding Party
137 Musim Kedua: Pemikiran Gila
138 Musim Kedua: Apa Kamu Berselingkuh?
139 Musim Kedua: Ada Keperluan Apa
140 Musim Kedua: Murah Hati
141 Musim Kedua: Mencari Apa
142 Musim Kedua: Cemburu
143 Musim Kedua: Mahkota
144 Musim Kedua: Jika Arlo Sudah Bicara
145 Musim Kedua: Dedemit
146 Musim Kedua: Pelampiasan
147 Musim Kedua: Hanya Aku
148 Musim Kedua: Pisau
149 Musim Kedua: Maaf
150 Musim Kedua: Ketika Hujan Turun
151 Musim Kedua: Usai
152 Musim Kedua: Keinginan
153 Musim Kedua: Jika
154 Musim Kedua: Rasamu
155 Musim Kedua: Jurnal
156 Musim Kedua: Tanya Saja
157 Musim Kedua: Saran
158 Musim Kedua: Simpati
159 Musim Kedua: Jeritan
160 Musim Kedua: Promosi
161 Musim Kedua: Pemaksaan
162 Musim Kedua: Makhluk Laut
163 Musim Kedua: Tetap Cantik
164 Musim Kedua: Embun
165 Musim Kedua: Kecanduan
166 Musim Kedua: Meet
167 Musim Kedua: Balap Liar
168 Musim Kedua: Mencintai Hingga Mati
169 Musim Kedua: Rasa Pri Kemanusiaan
170 Musim Kedua: Setia
171 Musim Kedua: Tidak Bisa
172 Musim Kedua: Berharap Berselingkuh
173 Musim Kedua: Perintah
174 Musim Kedua: Adu Domba
175 Musim Kedua : Tidak Boleh Melukainya
176 Musim Kedua: Relasi
177 Musim Kedua: Kebahagiaan
178 Bukan Update
Episodes

Updated 178 Episodes

1
Valentino
2
Ulat
3
Terbalik
4
Apa Yang Kamu Lakukan
5
Kagum Dengan Koleksiku
6
Perasaanmu Padanya
7
Aku Pulang
8
Cari Cara
9
Pelajaran Bertani
10
Hanya Mimpi
11
Semakin
12
Bukan Mimpi
13
Cara
14
Salah Kostum
15
Tidak Mengerti
16
The First And The Last In My Life
17
Jika Sudah Murka
18
Setidaknya Berusaha
19
Family
20
Pahlawanku
21
Ikut
22
Rela Menjadi Madu
23
Why
24
Tidak Tahu Situasi
25
Istri Kedua
26
Mau Dibawa Kemana
27
Lempar Saja
28
Rapuh
29
Duri
30
Arti Seorang Ibu
31
Kesempatan
32
Berjuang
33
Sales Parfum
34
Tidak Percaya
35
I am Yours
36
Dia Menikah?
37
Semangat
38
Rahasia
39
Selebrasi
40
Makhluk Pemberontak
41
Permohonan Tulus
42
Dampak Sistemik
43
Galau
44
Takut
45
Kasih
46
Hanya Rindu Saja
47
First Meet
48
Mitos
49
Suatu Saat Nanti
50
Strawberry Cake
51
Shadow
52
Aku Tidak Lapar
53
Milik
54
Hanya Sebatas Mana
55
Trap
56
Keji
57
Meneer
58
Bucin
59
Tekad
60
Just Dream
61
Happy Ending
62
Hanya Dapat
63
Minta Sekarang
64
Mau Apa
65
Siapa Bilang
66
Tanpa Ekspresi
67
Kue Hidup
68
Bangunlah Dari Mimpi
69
Tetap Menjaga
70
Tertiup Angin
71
Mencintai
72
Dendam
73
Buah
74
Takut
75
Jangan Selingkuh
76
Pujangga
77
Air Tenang Menghanyutkan
78
Tertangkap
79
Terlalu Banyak Pekerjaan
80
Bahu
81
Terhina
82
Dipanggil
83
Forever After
84
Strategi
85
Mau Jeruk
86
Believe
87
Rasa
88
Teori Konspirasi
89
Spekulasi
90
Kecurigaan
91
Save Me
92
Mind
93
Dilema
94
Kamu
95
Hampir Kadaluarsa
96
Mahasiswa Jurusan Mana
97
Tidak Dicurigai
98
Kenyataan
99
Asal
100
Atau
101
Ketakutan
102
Lawan Atau Kawan
103
Tiruan
104
Tidak Berguna
105
Pelan-Pelan
106
Tidak Lebih
107
But
108
Kendali
109
Cepat Atau Lambat
110
Kesialan
111
Akhir Musim Pertama
112
Musim Kedua: Saudara
113
Musim Kedua : Kakak Beradik Busuk
114
Musim Kedua: Trap
115
Musim Kedua: Orange And Apple
116
Musim Kedua: Original
117
Musim Kedua: Masuk
118
Musim Kedua: Aku Akan Mengoleskan Obat Dengan Jariku
119
Musim Kedua: Mengapa
120
Musim Kedua: Penipu
121
Musim Kedua: Cara Yang Baik Untuk Meminta Restu
122
Musim Kedua: Persiapan
123
Musim Kedua: Ibu Pengganti
124
Musim Kedua: Menikahinya
125
Musim Kedua: Ketakutan
126
Musim Kedua: Perlakuan
127
Musim Kedua: Membongkar Identitas
128
Musim Kedua: Apel Lembek
129
Musim Kedua: Permusuhan
130
Musim Kedua: Karena Aku Mencintaimu
131
Musim Kedua: Kapal Karam
132
Musim Kedua: Pria Baik
133
Musim Kedua: Obsesi
134
Musim Kedua: Terjatuh
135
Musim Kedua: Bimbang
136
Musim Kedua: Wedding Party
137
Musim Kedua: Pemikiran Gila
138
Musim Kedua: Apa Kamu Berselingkuh?
139
Musim Kedua: Ada Keperluan Apa
140
Musim Kedua: Murah Hati
141
Musim Kedua: Mencari Apa
142
Musim Kedua: Cemburu
143
Musim Kedua: Mahkota
144
Musim Kedua: Jika Arlo Sudah Bicara
145
Musim Kedua: Dedemit
146
Musim Kedua: Pelampiasan
147
Musim Kedua: Hanya Aku
148
Musim Kedua: Pisau
149
Musim Kedua: Maaf
150
Musim Kedua: Ketika Hujan Turun
151
Musim Kedua: Usai
152
Musim Kedua: Keinginan
153
Musim Kedua: Jika
154
Musim Kedua: Rasamu
155
Musim Kedua: Jurnal
156
Musim Kedua: Tanya Saja
157
Musim Kedua: Saran
158
Musim Kedua: Simpati
159
Musim Kedua: Jeritan
160
Musim Kedua: Promosi
161
Musim Kedua: Pemaksaan
162
Musim Kedua: Makhluk Laut
163
Musim Kedua: Tetap Cantik
164
Musim Kedua: Embun
165
Musim Kedua: Kecanduan
166
Musim Kedua: Meet
167
Musim Kedua: Balap Liar
168
Musim Kedua: Mencintai Hingga Mati
169
Musim Kedua: Rasa Pri Kemanusiaan
170
Musim Kedua: Setia
171
Musim Kedua: Tidak Bisa
172
Musim Kedua: Berharap Berselingkuh
173
Musim Kedua: Perintah
174
Musim Kedua: Adu Domba
175
Musim Kedua : Tidak Boleh Melukainya
176
Musim Kedua: Relasi
177
Musim Kedua: Kebahagiaan
178
Bukan Update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!