Ulat

...Bagikan dedaunan kering yang putus asa. Begitulah cara bagaimana aku dapat mencintaimu....

...Kala semua mengatakan tentang kekuranganmu. Dalam hatiku hanya menganggap kelebihanmu....

...Mencintaimu bagaikan daun kering yang putus asa. Bahkan air mata ini telah kering ketika kaki kotormu menginjak tubuhku....

...Karena aku hanya daun kering yang dipijak. Apa akan ada yang dapat menghargaiku? Hanya menunggu untuk menyatu dengan tanah....

Zizy.

Malam semakin gelap, hawa dingin yang benar-benar menusuk. Wajah wanita itu tersenyum, membalas pesan berupa beberapa gombalan dari pacarnya tersayang.

'Kamu sedang apa? Sudah makan atau belum?' Itulah isi pesan basa basi yang di kirimkan Wijaya.

Tapi karena tingkat kepedulian yang tinggi. Wanita itu dengan semangat bagaikan pejuang kemerdekaan membalasnya.

Tersenyum-senyum sendiri bagaikan orang gila.'Sedang memikirkan kamu, tidak bisa makan tanpamu.' Send, tombol itu ditekan pada akhirnya pesan terkirim.

'Sama, aku juga. Omong-ngomong anakku sakit, boleh aku minta uang untuk biaya ke rumah sakit? Aku janji akan ganti.' Pesan yang dikirimkan duda bertubuh tambun itu.

Wanita yang membenahi kacamatanya. Menghela napas kasar. Gajinya sebagai staf keuangan berkisar 10 juta per bulan. Baru tanggal satu sudah berkurang tiga juta dan sekarang meminta tambahan?

Tidak, dirinya juga harus menabung untuk masa depan. Membeli sapi lagi di kampung, agar dapat membanggakan kedua orang tuanya.

'Maaf, tapi gajiku sudah habis untuk bayar cicilan dan kost-kostan.' Penjelasan melalui pesan singkat olehnya. Tapi hanya berselang beberapa menit pesan itu dibalas.

'Kamu akan menjadi ibu mereka. Seharusnya kamu belajar menjadi ibu yang baik. Bukan sebaliknya! Aku kecewa padamu.' Kalimat balasan yang begitu menyakitkan.

Kurang apa sebenarnya yang dilakukan Zizy. Kedua anak itu menganggap calon ibu tirinya hanya menghabiskan uang ayah mereka. Selalu memandang sinis, walaupun setiap berkunjung Zizy memberikan bingkisan.

Bertahan walaupun banyak rekan kerjanya yang mencibir, perawan tapi akan bersanding dengan duda. Tapi itulah jalan hidup, dirinya lelah menunggu, tidak ada pria yang mendekatinya hingga usianya mencapai 28 tahun. Sudah cukup umur untuk menikah. Tinggal dua tahun lagi, maka orang-orang akan mulai mencibirnya. Saat itulah dirinya berkenalan dengan Wijaya. Satu-satunya yang mencintai itik buruk rupa dengan tulus. Hingga kini sudah dua tahun menjalin hubungan.

Jangan kira berhubungan dengan duda sudah pasti berpengalaman dalam urusan bermesraan. Karena Wijaya bahkan tidak pernah memeluk atau menciumnya dengan alasan menjaga kehormatan seorang wanita. Alasan yang sejatinya benar-benar luar biasa.

Pria bertanggung jawab, itulah citra yang terukir dalam hati Zizy. Uang tabungannya kini sudah mencapai 120 juta. Diluar uang yang dikirimkan untuk orang tuanya membeli beberapa sapi. Bekerja selama 7 tahun nyatanya tidak sia-sia. Tinggal 40 juta lagi, maka dirinya dapat membeli rumah kecil di daerah pedesaan.

Setidaknya memiliki bekal untuk menikah, berupa sebuah rumah. Impian yang indah, tapi dirinya harus bangun dari mimpi, kala sebuah pesan dikirimkan nomor tidak dikenal.

'Zizy, besok pergi ke ruangan saya!' Sebuah pesan yang tegas, karakter yang diketahuinya. Tapi apa benar orang gila itu memiliki nomor handphonenya?

'Ini siapa?' Tangan Zizy gemetar membalas pesan.

'Valentino.' Kalimat balasan yang tertulis.

"Tulisannya Valentino, hari valentine, tapi bagiku ini hari kiamat." Gumamnya ingin rasanya menangis. 7 tahun bekerja, orang itulah yang paling ditakuti olehnya. Semua harus serba sempurna.

Bahkan tidak segan-segan menyemprot pegawai dengan kata-kata kasar. Benar-benar Valentino yang mengerikan, tidak sesuai dengan nama indahnya.

Hanya menelan ludah kasar yang dapat dilakukannya. Jantungnya berdegup cepat, apa dirinya jatuh cinta? Tentu saja tidak, dirinya sedang membayangkan apa yang akan dilakukan Valentino nantinya. Apa pemuda itu akan mencabik-cabik kulitnya kemudian mengambil jantungnya? Tidak kemungkinan terburuk adalah surat titah pemenggalan, maksudnya pemecatan dirinya.

Wanita yang berjalan dengan langkah gontai. Jika bagi semua orang Valentino adalah pria idaman. Bagi dirinya Valentino adalah atasan br*ngsek yang harus dihindari.

"Zizy, tenanglah... iblis itu tidak mungkin membunuhmu." Gumamnya berusaha untuk tidur dalam posisi tengkurap."Si*l!" teriaknya kesal pada akhirnya, mengigit bantal, bagaikan itu adalah tubuh atasannya.

*

Pagi menyapa, kala itulah semuanya dimulai. Dirinya kembali menaiki bus, karena pacarnya tercinta mengatakan motornya tengah rusak.

Hujan lebat melanda, dirinya menghela napas. Masih ada dua calon anak tiri yang harus dibiayainya, kurang lebih 3 juta per bulan. Ditambah dengan orang tuanya yang tidak memiliki anak lain yang dapat diandalkan. Adik-adiknya lebih kelam dari apa yang kakak manapun bayangkan.

Adik pertamanya hamil di usia 16 tahun. Putus sekolah kemudian menikah dengan sesama bocah ingusan. Mereka bahkan tidak dapat merawat dirinya sendiri. Kakak tertuanya, semenjak putus cinta menjadi pemabuk dan penjudi berat. Terakhir adik laki-lakinya masih berusia 10 tahun. Apa yang dapat diandalkan dari anak berusia 10 tahun? Tentu saja tidak ada.

Wanita yang hanya dapat menghela napasnya. Inilah tempatnya mencari nafkah. Haruskah dirinya mengirim pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa Valentino? Apa 120 juta cukup? Tapi sayang pada tabungan sendiri. Pada akhirnya wanita itu mengurungkan niatnya untuk membunuh atasan tercintanya. Salah maksudnya atasan paling menyebalkan dalam hidupnya.

Jantungnya berdegup cepat kala memasuki gedung perkantoran di hadapannya. Dirinya harus berani berhadapan dengan Valentino kali ini.

Hingga kala memasuki lift seseorang terlihat. Seorang staf di bagian keuangan, sahabat iblis itu."Hai, kamu yang bernama Zizy kan?" tanyanya sok akrab.

"I...iya," Zizy menunduk canggung memilin jemarinya sendiri.

"Apa yang diinginkan orang ini? Kita tidak saling kenal," batinnya kesal.

"Valentino mengatakan banyak hal tentangmu sambil tertawa kemarin malam." Jawaban ambigu dari Yudistira, sahabat baik sang iblis. Bersamaan dengan pintu lift terbuka.

"Tunggu!" panggilnya, tapi sayangnya pemuda itu sudah pergi dari lift terlebih dahulu.

Jantungnya semakin berpacu tidak karuan. Kala belum semua staf datang, iblis itu tiba terlebih dahulu. Datang paling pagi, mobilnya sudah ada di parkiran. Sudah tentu Valentino ada di ruangannya bukan?

Wanita itu melihat ke arah jam tangannya, waktu masih menunjukkan pukul 06.30. Apa yang sebenarnya dikerjakan seorang Valentino?

"Masuk!" Suara kematian yang didengarnya, kala membekukan seluruh urat syarafnya. Setelah ketukan pintu yang ketiga dilayangkan olehnya.

Namun dirinya tidak boleh takut sama sekali. Dengan prinsip dalam hati."Dia adalah Minions banana. Dia adalah Minions banana," bagaikan mantra dalam otaknya.

Dengan perasaan campur aduk pintu itu pada akhirnya dibuka olehnya. Pemuda yang hanya mengenakan jubah mandi, rambutnya terlihat basah, kulit putih yang benar-benar menggoda, aura maskulin masih terpancar hingga kini. Meminum secangkir kopi hangat sembari membaca koran.

Mata tajamnya menoleh ke arah sang wanita.

"Dia benar-benar lebih sempurna dari Minion banana." batin Zizy menelan ludahnya.

Pemuda itu mendekat, membuat jantung wanita itu semakin tidak karuan. Dirinya tidak jatuh cinta, hanya ketakutan saja. Begitulah keyakinannya.

"Wanita murahan..." Kalimat menyakitkan dari bibir Valentino yang tersenyum, mengejek. Setelah berada dalam jarak yang begitu dekat dengan wajah Zizy.

"Ulat karung!" celetuk wanita itu refleks.

Terpopuler

Comments

anita

anita

ulat karung mksudnya model kyak karung atau ulay d dlm karung yg campur sm isinya?

2024-06-19

0

mamae zaedan

mamae zaedan

ular karung itu kayak gimana yaa🤔🤔😂

2024-01-02

1

Purwanti Kurniawan

Purwanti Kurniawan

size kenapa jatuh cinta sama duda beranak 2 yg marai minta duit buat biasany nikahzizy

2023-09-23

0

lihat semua
Episodes
1 Valentino
2 Ulat
3 Terbalik
4 Apa Yang Kamu Lakukan
5 Kagum Dengan Koleksiku
6 Perasaanmu Padanya
7 Aku Pulang
8 Cari Cara
9 Pelajaran Bertani
10 Hanya Mimpi
11 Semakin
12 Bukan Mimpi
13 Cara
14 Salah Kostum
15 Tidak Mengerti
16 The First And The Last In My Life
17 Jika Sudah Murka
18 Setidaknya Berusaha
19 Family
20 Pahlawanku
21 Ikut
22 Rela Menjadi Madu
23 Why
24 Tidak Tahu Situasi
25 Istri Kedua
26 Mau Dibawa Kemana
27 Lempar Saja
28 Rapuh
29 Duri
30 Arti Seorang Ibu
31 Kesempatan
32 Berjuang
33 Sales Parfum
34 Tidak Percaya
35 I am Yours
36 Dia Menikah?
37 Semangat
38 Rahasia
39 Selebrasi
40 Makhluk Pemberontak
41 Permohonan Tulus
42 Dampak Sistemik
43 Galau
44 Takut
45 Kasih
46 Hanya Rindu Saja
47 First Meet
48 Mitos
49 Suatu Saat Nanti
50 Strawberry Cake
51 Shadow
52 Aku Tidak Lapar
53 Milik
54 Hanya Sebatas Mana
55 Trap
56 Keji
57 Meneer
58 Bucin
59 Tekad
60 Just Dream
61 Happy Ending
62 Hanya Dapat
63 Minta Sekarang
64 Mau Apa
65 Siapa Bilang
66 Tanpa Ekspresi
67 Kue Hidup
68 Bangunlah Dari Mimpi
69 Tetap Menjaga
70 Tertiup Angin
71 Mencintai
72 Dendam
73 Buah
74 Takut
75 Jangan Selingkuh
76 Pujangga
77 Air Tenang Menghanyutkan
78 Tertangkap
79 Terlalu Banyak Pekerjaan
80 Bahu
81 Terhina
82 Dipanggil
83 Forever After
84 Strategi
85 Mau Jeruk
86 Believe
87 Rasa
88 Teori Konspirasi
89 Spekulasi
90 Kecurigaan
91 Save Me
92 Mind
93 Dilema
94 Kamu
95 Hampir Kadaluarsa
96 Mahasiswa Jurusan Mana
97 Tidak Dicurigai
98 Kenyataan
99 Asal
100 Atau
101 Ketakutan
102 Lawan Atau Kawan
103 Tiruan
104 Tidak Berguna
105 Pelan-Pelan
106 Tidak Lebih
107 But
108 Kendali
109 Cepat Atau Lambat
110 Kesialan
111 Akhir Musim Pertama
112 Musim Kedua: Saudara
113 Musim Kedua : Kakak Beradik Busuk
114 Musim Kedua: Trap
115 Musim Kedua: Orange And Apple
116 Musim Kedua: Original
117 Musim Kedua: Masuk
118 Musim Kedua: Aku Akan Mengoleskan Obat Dengan Jariku
119 Musim Kedua: Mengapa
120 Musim Kedua: Penipu
121 Musim Kedua: Cara Yang Baik Untuk Meminta Restu
122 Musim Kedua: Persiapan
123 Musim Kedua: Ibu Pengganti
124 Musim Kedua: Menikahinya
125 Musim Kedua: Ketakutan
126 Musim Kedua: Perlakuan
127 Musim Kedua: Membongkar Identitas
128 Musim Kedua: Apel Lembek
129 Musim Kedua: Permusuhan
130 Musim Kedua: Karena Aku Mencintaimu
131 Musim Kedua: Kapal Karam
132 Musim Kedua: Pria Baik
133 Musim Kedua: Obsesi
134 Musim Kedua: Terjatuh
135 Musim Kedua: Bimbang
136 Musim Kedua: Wedding Party
137 Musim Kedua: Pemikiran Gila
138 Musim Kedua: Apa Kamu Berselingkuh?
139 Musim Kedua: Ada Keperluan Apa
140 Musim Kedua: Murah Hati
141 Musim Kedua: Mencari Apa
142 Musim Kedua: Cemburu
143 Musim Kedua: Mahkota
144 Musim Kedua: Jika Arlo Sudah Bicara
145 Musim Kedua: Dedemit
146 Musim Kedua: Pelampiasan
147 Musim Kedua: Hanya Aku
148 Musim Kedua: Pisau
149 Musim Kedua: Maaf
150 Musim Kedua: Ketika Hujan Turun
151 Musim Kedua: Usai
152 Musim Kedua: Keinginan
153 Musim Kedua: Jika
154 Musim Kedua: Rasamu
155 Musim Kedua: Jurnal
156 Musim Kedua: Tanya Saja
157 Musim Kedua: Saran
158 Musim Kedua: Simpati
159 Musim Kedua: Jeritan
160 Musim Kedua: Promosi
161 Musim Kedua: Pemaksaan
162 Musim Kedua: Makhluk Laut
163 Musim Kedua: Tetap Cantik
164 Musim Kedua: Embun
165 Musim Kedua: Kecanduan
166 Musim Kedua: Meet
167 Musim Kedua: Balap Liar
168 Musim Kedua: Mencintai Hingga Mati
169 Musim Kedua: Rasa Pri Kemanusiaan
170 Musim Kedua: Setia
171 Musim Kedua: Tidak Bisa
172 Musim Kedua: Berharap Berselingkuh
173 Musim Kedua: Perintah
174 Musim Kedua: Adu Domba
175 Musim Kedua : Tidak Boleh Melukainya
176 Musim Kedua: Relasi
177 Musim Kedua: Kebahagiaan
178 Bukan Update
Episodes

Updated 178 Episodes

1
Valentino
2
Ulat
3
Terbalik
4
Apa Yang Kamu Lakukan
5
Kagum Dengan Koleksiku
6
Perasaanmu Padanya
7
Aku Pulang
8
Cari Cara
9
Pelajaran Bertani
10
Hanya Mimpi
11
Semakin
12
Bukan Mimpi
13
Cara
14
Salah Kostum
15
Tidak Mengerti
16
The First And The Last In My Life
17
Jika Sudah Murka
18
Setidaknya Berusaha
19
Family
20
Pahlawanku
21
Ikut
22
Rela Menjadi Madu
23
Why
24
Tidak Tahu Situasi
25
Istri Kedua
26
Mau Dibawa Kemana
27
Lempar Saja
28
Rapuh
29
Duri
30
Arti Seorang Ibu
31
Kesempatan
32
Berjuang
33
Sales Parfum
34
Tidak Percaya
35
I am Yours
36
Dia Menikah?
37
Semangat
38
Rahasia
39
Selebrasi
40
Makhluk Pemberontak
41
Permohonan Tulus
42
Dampak Sistemik
43
Galau
44
Takut
45
Kasih
46
Hanya Rindu Saja
47
First Meet
48
Mitos
49
Suatu Saat Nanti
50
Strawberry Cake
51
Shadow
52
Aku Tidak Lapar
53
Milik
54
Hanya Sebatas Mana
55
Trap
56
Keji
57
Meneer
58
Bucin
59
Tekad
60
Just Dream
61
Happy Ending
62
Hanya Dapat
63
Minta Sekarang
64
Mau Apa
65
Siapa Bilang
66
Tanpa Ekspresi
67
Kue Hidup
68
Bangunlah Dari Mimpi
69
Tetap Menjaga
70
Tertiup Angin
71
Mencintai
72
Dendam
73
Buah
74
Takut
75
Jangan Selingkuh
76
Pujangga
77
Air Tenang Menghanyutkan
78
Tertangkap
79
Terlalu Banyak Pekerjaan
80
Bahu
81
Terhina
82
Dipanggil
83
Forever After
84
Strategi
85
Mau Jeruk
86
Believe
87
Rasa
88
Teori Konspirasi
89
Spekulasi
90
Kecurigaan
91
Save Me
92
Mind
93
Dilema
94
Kamu
95
Hampir Kadaluarsa
96
Mahasiswa Jurusan Mana
97
Tidak Dicurigai
98
Kenyataan
99
Asal
100
Atau
101
Ketakutan
102
Lawan Atau Kawan
103
Tiruan
104
Tidak Berguna
105
Pelan-Pelan
106
Tidak Lebih
107
But
108
Kendali
109
Cepat Atau Lambat
110
Kesialan
111
Akhir Musim Pertama
112
Musim Kedua: Saudara
113
Musim Kedua : Kakak Beradik Busuk
114
Musim Kedua: Trap
115
Musim Kedua: Orange And Apple
116
Musim Kedua: Original
117
Musim Kedua: Masuk
118
Musim Kedua: Aku Akan Mengoleskan Obat Dengan Jariku
119
Musim Kedua: Mengapa
120
Musim Kedua: Penipu
121
Musim Kedua: Cara Yang Baik Untuk Meminta Restu
122
Musim Kedua: Persiapan
123
Musim Kedua: Ibu Pengganti
124
Musim Kedua: Menikahinya
125
Musim Kedua: Ketakutan
126
Musim Kedua: Perlakuan
127
Musim Kedua: Membongkar Identitas
128
Musim Kedua: Apel Lembek
129
Musim Kedua: Permusuhan
130
Musim Kedua: Karena Aku Mencintaimu
131
Musim Kedua: Kapal Karam
132
Musim Kedua: Pria Baik
133
Musim Kedua: Obsesi
134
Musim Kedua: Terjatuh
135
Musim Kedua: Bimbang
136
Musim Kedua: Wedding Party
137
Musim Kedua: Pemikiran Gila
138
Musim Kedua: Apa Kamu Berselingkuh?
139
Musim Kedua: Ada Keperluan Apa
140
Musim Kedua: Murah Hati
141
Musim Kedua: Mencari Apa
142
Musim Kedua: Cemburu
143
Musim Kedua: Mahkota
144
Musim Kedua: Jika Arlo Sudah Bicara
145
Musim Kedua: Dedemit
146
Musim Kedua: Pelampiasan
147
Musim Kedua: Hanya Aku
148
Musim Kedua: Pisau
149
Musim Kedua: Maaf
150
Musim Kedua: Ketika Hujan Turun
151
Musim Kedua: Usai
152
Musim Kedua: Keinginan
153
Musim Kedua: Jika
154
Musim Kedua: Rasamu
155
Musim Kedua: Jurnal
156
Musim Kedua: Tanya Saja
157
Musim Kedua: Saran
158
Musim Kedua: Simpati
159
Musim Kedua: Jeritan
160
Musim Kedua: Promosi
161
Musim Kedua: Pemaksaan
162
Musim Kedua: Makhluk Laut
163
Musim Kedua: Tetap Cantik
164
Musim Kedua: Embun
165
Musim Kedua: Kecanduan
166
Musim Kedua: Meet
167
Musim Kedua: Balap Liar
168
Musim Kedua: Mencintai Hingga Mati
169
Musim Kedua: Rasa Pri Kemanusiaan
170
Musim Kedua: Setia
171
Musim Kedua: Tidak Bisa
172
Musim Kedua: Berharap Berselingkuh
173
Musim Kedua: Perintah
174
Musim Kedua: Adu Domba
175
Musim Kedua : Tidak Boleh Melukainya
176
Musim Kedua: Relasi
177
Musim Kedua: Kebahagiaan
178
Bukan Update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!