Arjuna mengajak Intan untuk makan siang di luar, tapi Intan merasa tidak enak, sehingga Intan menolaknya dengan halus.
"Intan, sebaiknya kita makan siang dulu di Restoran dekat kantor," ujar Arjuna.
"Maaf Tuan, saya bawa bekal makan sendiri. Apa boleh saya ikut makan di sini?" tanya Intan.
Arjuna terlihat menelpon seseorang untuk memesan makanan, dan beberapa saat kemudian ada OB yang mengantar makanan yang sangat banyak ke dalam ruang kerja Arjuna.
"Intan, sekarang kita bisa makan siang di sini," ujar Arjuna yang tidak mau jauh dari Intan.
Intan terkejut ketika melihat banyak makanan enak yang terhidang di meja.
"Tuan, apa Tuan akan melakukan acara syukuran?" tanya Intan dengan menelan salivanya ketika melihat makanan yang begitu banyak juga terlihat menggiurkan.
"Apa makanannya masih kurang untuk kita makan berdua?" tanya Arjuna.
"Makanannya terlalu banyak Tuan, bahkan satu keluarga pun tidak akan habis memakan semuanya."
"Kamu bisa menghabiskan makanannya supaya badan kamu tidak kurus," ujar Arjuna, dengan mengajak Intan duduk di sofa, kemudian Arjuna mengisi piring Intan dengan banyak makanan.
"Tuan tidak perlu repot-repot melakukan semua itu, seharusnya saya yang melayani Anda," ujar Intan yang merasa tidak enak.
"Apa aku boleh mencoba makanan punyamu?" tanya Arjuna, ketika melihat Intan membuka kotak makanan yang berisi nasi goreng dengan telur mata sapi.
"Tapi saya takut makanannya tidak sesuai dengan lidah Tuan."
"Aku tidak akan tau kalau aku belum mencobanya," ujar Arjuna dengan mengambil kotak makan Intan, kemudian Arjuna secara perlahan menyuapkan nasi goreng buatan Intan ke dalam mulutnya, dan Intan terlihat harap-harap cemas karena takut Arjuna marah jika makanannya tidak enak.
"Intan, siapa yang memasak nasi goreng yang kamu bawa?" tanya Arjuna.
"Sa_saya sendiri Tuan. Maaf jika masakan saya tidak enak, sebaiknya Tuan makan yang lain saja," ujar Intan yang hendak mengambil kotak makanannya dari depan Arjuna.
"Kamu tidak boleh mengambilnya, karena aku sangat suka masakan kamu, jadi setiap hari kamu harus membawakan bekal untuk aku," ujar Arjuna, kemudian memakan nasi goreng buatan intan dengan lahap, sehingga membuat Intan merasa terkejut dan diam mematung.
"Kamu tenang saja, nanti aku akan memberikan uang untuk kamu belanja bahan masakan," ujar Arjuna yang terlihat sangat menikmati masakan Intan.
Selain cantik, ternyata Intan pintar masak juga. Mama pasti akan menyukai perempuan seperti Intan, dan baru kali ini aku bertemu dengan perempuan sempurna seperti Intan, ucap Arjuna dalam hati.
Makanan yang Arjuna pesan masih tersisa banyak, dan Arjuna menyuruh Intan untuk membuangnya.
"Intan, sisa makanannya kamu buang saja," ujar Arjuna.
"Tuan, apa boleh saya membawanya pulang? sayang sekali makanannya kalau dibuang, apalagi masih banyak yang belum tersentuh," ujar Intan dengan malu-malu.
"Intan, kalau kamu mau, aku bisa pesan lagi yang baru untuk kamu bawa pulang."
"Tidak Tuan, terimakasih. Saya hanya sayang saja kalau makanannya dibuang, padahal di luar sana masih banyak orang yang kelaparan," ujar Intan, dan Arjuna begitu tersentuh mendengar perkataan Intan, apalagi selama ini Arjuna tidak pernah kekurangan, bahkan Arjuna selalu menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu yang tidak penting.
"Maaf Tuan, jika saya sudah berbicara lancang," ujar Intan ketika melihat Arjuna diam mematung.
"Tidak Intan, aku justru malu mendengar perkataanmu, karena dari kecil aku tidak pernah hidup kekurangan, tapi aku tidak pernah bersyukur, bahkan aku sering menghambur-hamburkan uangku untuk sesuatu yang tidak penting."
"Jika memang kita mempunyai uang lebih, alangkah baiknya kita berbagi dengan oranglain yang membutuhkan," ujar Intan.
"Iya kamu benar Intan," ujar Arjuna dengan tersenyum, dan jantung Intan berdetak kencang melihat senyum manis Arjuna.
"Sekali lagi saya minta maaf Tuan, saya tidak bermaksud menggurui Anda," ujar Intan yang merasa tidak enak telah berbicara lancang terhadap Arjuna.
"Sudahlah Intan, kamu tidak perlu takut seperti itu, lagian aku suka dengan perkataanmu. Seharusnya aku berterimakasih karena kamu sudah mengingatkan aku."
......................
Jam kerja pun kini telah selesai, dan Arjuna memberikan Intan segepok uang sepuluh juta.
"Ini untuk apa Tuan?" tanya Intan yang terlihat heran ketika Arjuna memberikannya uang.
"Itu untuk kamu belanja bahan masakan. Apa uangnya kurang?" Arjuna balik bertanya.
"Tidak Tuan, bahkan ini terlalu banyak. Saya ambil satu juta saja buat satu bulan," ujar Intan.
"Intan, kalau uangnya terlalu banyak, kamu bisa membelikan uangnya untuk pakaian kamu."
"Tapi pakaian saya masih layak pakai Tuan, dan sayang apabila saya membeli yang baru."
"Tapi sekarang kamu adalah Asisten Pribadi saya, jadi kamu harus berpenampilan lebih menarik. Pokoknya saya tidak menerima penolakan," ujar Arjuna, dan Intan hanya bisa pasrah dengan perintah dari Bos nya tersebut.
Intan berjalan di belakang Arjuna dengan membawakan tas nya, dan semua Karyawan melihat ke arah Intan, karena baru kali ini Arjuna terlihat dekat dengan seorang perempuan, sehingga Karyawan perempuan terdengar bergosip tentang Intan dan Arjuna.
"Pasti itu pacar baru Tuan," ujar salah satu Karyawan.
"Tapi aku denger dia Asisten pribadi Tuan. Beruntung banget sih perempuan bernama Intan itu, dia bisa deket sama Tuan Arjuna yang sempurna."
"Palingan juga Intan mendekati Tuan dengan menjajalkan tubuhnya. Tuan juga bentar lagi bakalan bosan, Tuan kan udah biasa gonta ganti pacar."
Erlan yang melewati para Karyawan yang sedang bergosip, langsung saja berdehem.
"Kalian di sini dibayar untuk bekerja bukan untuk bergosip, kalau memang kalian sudah bosan kerja di sini, sebaiknya kalian buat surat pengunduran diri," ujar Erlan dengan tegas, sehingga membuat para biang gosip bubar karena ketakutan.
......................
Sesampainya Arjuna dan Intan di tempat parkir, Arjuna menyuruh Intan untuk ikut masuk ke dalam mobil.
"Intan, kenapa kamu masih berdiri di luar?" tanya Arjuna.
"Saya pulang naik Busway saja Tuan, rumah saya juga tidak terlalu jauh dari sini," ujar Intan yang merasa tidak enak.
"Kita akan berbelanja bahan masakan dulu supaya kamu bisa membawa bekal buat saya sarapan dan juga makan siang, jadi saya akan mengantar kamu berbelanja."
"Tidak perlu Tuan, saya tidak mau merepotkan Tuan. Di dekat rumah saya juga ada penjual sayuran, harganya lebih murah dan sayurannya juga masih segar-segar."
"Ya sudah, kalau begitu aku akan mengantar kamu belanja sayuran di dekat rumah kamu."
Intan tidak bisa menolak keinginan Arjuna, karena Intan takut membuat Arjuna marah, sampai akhirnya Intan memutuskan untuk masuk ke dalam mobil, dan duduk di samping Arjuna, padahal tadinya Intan akan duduk di samping Supir, tapi Arjuna melarangnya.
"Intan, apa saya boleh tau kehidupan pribadi kamu?" tanya Arjuna yang merasa ragu.
"Memangnya apa yang ingin Tuan tanyakan?"
"Kamu tinggal bersama siapa saja di rumah?"
"Saya seorang Anak Yatim Piatu, dan setelah kedua orangtua saya meninggal dunia karena kecelakaan pesawat, saya tinggal bersama Bibi saya dan juga kedua Anaknya."
"Maaf Intan kalau aku sudah membuat kamu sedih."
"Tidak apa-apa Tuan, itu sudah menjadi takdir hidup saya," ujar Intan, dan Arjuna bisa melihat kesedihan dari mata Intan.
Rasanya aku ingin sekali membawa kamu ke dalam pelukanku Intan. Kasihan sekali nasib kamu yang malang, ditambah lagi aku sudah menghancurkan masa depan kamu. Aku pasti akan bertanggungjawab dan membahagiakan kamu Intan, ucap Arjuna dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Dara Wati
Semangat Arjuna buat dapat Intan Permata 💪💪
2023-10-15
1
🤗🤗
🌹🌹 mendarat
2023-05-02
1
Sunshine
semangat terus buat dapetin hati Intan Arjuna
2023-05-02
2