Bab 2 ( Intan atau Berlian? )

Semalaman Intan tidak bisa tidur, karena wajah Arjuna terus saja terbayang dalam pikirannya, sehingga Intan semakin membenci sosok lelaki yang hanya ia ingat wajahnya saja, bahkan Intan tidak tau nama lelaki yang telah merusak kehormatannya tersebut.

"Intan, apa kamu tidak mau menceritakan semua yang telah terjadi sama kamu?" tanya berlian.

"Maaf ya Lian, untuk saat ini aku tidak bisa memberitahukan apa yang telah aku alami, karena aku tidak mau mengingat semua itu, dan aku sudah memutuskan akan pulang ke Jakarta sekarang juga."

"Kalau begitu aku juga akan ikut pulang dengan kamu, aku tidak mau sampai terjadi sesuatu yang buruk terhadap kamu."

Semuanya sudah terjadi Lian, dan aku sudah mengalami kejadian paling buruk dalam hidupku. Sekarang hidupku telah hancur, dan aku takut jika sampai kejadian semalam membuat aku hamil, ucap Intan dalam hati.

"Terimakasih Lian, kamu memang sahabatku yang paling baik, bahkan hanya kamu satu-satunya temanku sejak kita duduk di bangku SMP, karena tidak ada yang mau berteman denganku selain kamu," ujar Intan dengan memeluk tubuh Berlian.

"Kamu sudah aku anggap sebagai saudaraku sendiri Intan, apalagi aku hanya anak tunggal. Ya sudah, kalau begitu kita pulang sekarang, bukannya kamu juga harus mempersiapkan lamaran pekerjaan? kenapa sih kamu tidak mau bekerja di perusahaan keluargaku saja?" tanya Berlian yang memang Anak orang kaya.

"Tidak Lian, aku tidak mau kalau sampai oranglain mengira jika aku memanfaatkan persahabatan kita. Aku juga ingin mewujudkan mimpiku untuk bekerja di PT. Jaya Grup, semoga saja aku bisa merubah nasib jika aku bekerja di perusahaan besar."

"Aku akan selalu mendo'akan yang terbaik untuk kamu, semoga saja persahabatan kita tidak pernah putus," ujar Berlian yang kembali berpelukan dengan Intan.

Setelah selesai membereskan pakaian Berlian, Intan dan Berlian meninggalkan hotel yang sudah menjadi saksi bisu hancurnya hidup Intan.

Semoga selamanya aku tidak bertemu lagi dengan lelaki bajingan seperti kamu, ucap Intan dalam hati ketika taksi yang Intan dan Berlian tumpangi melaju meninggalkan hotel, dan Arjuna yang sekilas melihat Intan masuk ke dalam taksi saat dirinya berada di lobi, langsung berlari mengejar taksi tersebut, tapi sayangnya Arjuna tidak berhasil mengejarnya.

Baru kali ini aku merasakan getaran aneh dalam dadaku untuk seorang gadis, tapi sekarang aku sudah kehilangan dia. Aku harus mencari dia kemana lagi, ucap Arjuna dalam hati karena saat ini Arjuna tidak tau harus melakukan apa lagi untuk mencari sosok perempuan yang telah merebut hatinya.

Arjuna memutuskan untuk mengecek rekaman CCTV, tapi rekaman CCTV hanya menunjukan wajah Intan dari belakang, sehingga membuat Arjuna putus asa.

Beberapa saat kemudian Asisten Arjuna datang untuk melaporkan hasil penyelidikannya.

"Bagaimana hasil penyelidikan kamu, Erlan?"

"Maaf Tuan muda, saya baru mendapatkan informasi dari resepsionis jika ada dua orang gadis yang tadinya akan menginap di kamar nomor 6, yaitu bernama Intan dan Berlian, tapi pihak hotel memberikan satu kamar gratis sebagai promosi, jadi Intan dan Berlian tidur di kamar terpisah," jawab Ervan, sehingga membuat Arjuna semakin bingung.

Jadi siapa nama gadis yang semalam tidur denganku? dia Intan atau Berlian? batin Arjuna kini bertanya-tanya.

"Maaf Tuan, apa Tuan muda mengingat wajah gadis yang Tuan muda cari?" tanya Erlan.

Arjuna nampak berpikir, karena meskipun Arjuna melihat Intan dalam keadaan setengah sadar, juga lampu yang temaram, Arjuna mengingat betul wajah cantik Intan.

"Iya, aku masih mengingatnya. Kalau begitu nanti kamu cari orang yang bisa menggambar sketsa wajah gadis yang aku cari," ujar Arjuna dengan senyuman yang terus merekah pada bibirnya.

......................

Intan dan Berlian berpisah saat di Bandara, karena Intan lebih memilih untuk naik Busway supaya menghemat ongkos.

"Intan, sebaiknya aku antar kamu pulang menggunakan taksi saja," ujar Berlian.

"Tidak perlu Lian, arah rumah kita juga berjauhan, jadi sebaiknya aku naik Busway saja supaya lebih hemat," ujar Intan.

"Kalau begitu kamu hati-hati ya, nanti kalau sudah sampai rumah, kamu hubungi aku," ujar Berlian dengan melambaikan tangannya saat taksi yang ia tumpangi meninggalkan Bandara.

Intan melangkahkan kakinya menuju Halte Busway, dan sepanjang perjalanan pulang, Intan terlihat melamun, karena Intan harus kembali menghadapi omelan Bibinya yang tidak berperasaan.

"Assalamu'alaikum," ucap Intan saat masuk ke dalam rumahnya, tapi tidak ada satu orang pun yang menjawab salam Intan, padahal di rumah tersebut terlihat banyak orang yang sedang asyik menonton televisi, termasuk Bibinya Intan dan juga kedua Anak gadisnya.

"Bagus ya, akhirnya kamu ingat pulang juga. Darimana saja kamu Intan? kenapa kamu pulang lagi ke rumah ini?" tanya Bi Ranti.

Intan yang sudah mengalami tekanan dari kecil yang diberikan oleh Bibi dan juga keluarganya, ditambah lagi dengan kejadian buruk yang menimpa dirinya, akhirnya angkat suara juga.

"Ini adalah rumahku, jadi aku berhak tinggal di rumah ini. Jika memang kalian tidak suka dengan keberadaanku, kalian bisa pergi dari rumah ini," ujar Intan, karena saat ini sertifikat kepemilikan rumah masih atas nama mendiang orangtua Intan, dan Pengacara masih belum memberikannya kepada Intan, karena masih menunggu Intan berusia dua puluh tiga tahun, sedangkan saat ini usia Intan baru dua puluh satu tahun.

Bi Ranti dan juga kedua Anaknya yang bernama Desi dan Meli begitu terkejut karena tiba-tiba Intan memberontak, apalagi Intan tidak memperdulikan teriakan bibinya dan lebih memilih untuk masuk ke dalam kamar.

"Ma, Pa, Intan kangen sama Mama dan Papa, kenapa kalian tidak mengajak Intan pergi?" gumam Intan dengan airmata yang terus menetes pada pipinya ketika melihat fhoto mendiang kedua orangtuanya.

......................

Arjuna saat ini sudah tiba juga di rumahnya yang berada di Jakarta, dan Mamanya menyambut kedatangan Arjuna dengan wajah yang terlihat bahagia, karena Mama Sinta sudah berniat untuk menjodohkan Arjuna dengan Anak dari temannya.

"Sayang, Anak Mama akhirnya pulang juga. Mama ada kabar bahagia untuk kamu Nak?" ujar Mama Sinta, dan Arjuna sudah bisa menebak ke mana arah pembicaraan Mama Sinta, karena Mama Sinta sudah sering menjodohkan Arjuna dengan Anak-anak dari temannya.

"Ma, kalau Mama berniat untuk menjodohkan Juna dengan salah satu Anak teman Mama lagi, sebaiknya Mama urungkan niat Mama tersebut, karena Juna sudah mempunyai pilihan sendiri."

Mata Mama Sinta membulat sempurna, karena baru kali ini Arjuna mengatakan sudah mempunyai pilihan sendiri.

"Si_siapa perempuan yang sudah mencuri hati Anak Mama?"

"Nanti Juna akan membawanya setelah Juna bertemu lagi dengan Intan Berlian," ujar Arjuna yang menggabungkan nama Intan dan Berlian, karena Arjuna masih belum mengetahui apakah Intan atau Berlian gadis yang sudah menghabiskan malam dengannya.

Terpopuler

Comments

Dara Wati

Dara Wati

Intan Juna 😀

2023-10-15

1

@Kristin

@Kristin

Vote mendarat semangat 💪

2023-05-08

1

@Kristin

@Kristin

Betul. itu aku suka gaya mu Intan...👏👏

2023-05-08

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Kesucian yang terenggut )
2 Bab 2 ( Intan atau Berlian? )
3 Bab 3 ( Bertemu kembali )
4 Bab 4 ( Perempuan sempurna )
5 Bab 5 ( Perjodohan Arjuna dan Berlian )
6 Bab 6 ( Penolakan Arjuna )
7 Bab 7 ( Semakin dekat )
8 Bab 8 ( Terjebak di antara dua sahabat )
9 Bab 9 ( Pernyataan cinta Arjuna )
10 Bab 10 ( Bertemu calon Mertua )
11 Bab 11 ( Penolakan Papa Rama )
12 Bab 12 ( Intan Hamil )
13 Bab 13 ( Pecat Intan ! )
14 Bab 14 ( Tinggalkan Arjuna )
15 Bab 15 ( Rencana pertunangan )
16 Bab 16 ( Pengakuan Arjuna )
17 Bab 17 ( Penculikan Intan )
18 Bab 18 ( Rencana licik Mama Marisa )
19 Bab 19 ( Penyesalan Papa Rama )
20 Bab 20 ( Separuh jiwaku pergi )
21 Bab 21 ( Mengambil kembali hak Intan )
22 Bab 22 ( Penelepon misterius )
23 Bab 23 ( Melamar Berlian )
24 Bab 24 ( Melenyapkan Intan )
25 Bab 25 ( Keputusan Intan )
26 Bab 26 ( Memutuskan pertunangan )
27 Bab 27 ( Keteguhan cinta Arjuna )
28 Bab 28 ( Ibu susu untuk Dewa )
29 Bab 29 ( Obsesi Berlian )
30 Bab 30 ( Kelemahan sekaligus Kekuatan )
31 Bab 31 ( Siapakah Mutiara? )
32 Bab 32 ( Ikatan batin yang kuat )
33 Bab 33 ( Melupakan tidak semudah membalikan telapak tangan )
34 Bab 34 ( Cinta satu malam )
35 Bab 35 ( Aku akan bertanggung jawab )
36 Bab 36 ( Aku hamil )
37 Bab 37 ( Salah paham )
38 Bab 38 ( Rindu dan Benci menjadi satu )
39 Bab 39 ( Acara lamaran )
40 Bab 40 ( Pernikahan dadakan )
41 Bab 41 ( Cinta dan kasih sayang lebih kental daripada darah )
42 Bab 42 ( Ibu untuk Dewa )
43 Bab 43 ( Hari pertama bekerja )
44 Bab 44 ( Calon istri )
45 Bab 45 ( Lelaki adalah sampah )
46 Bab 46 ( Rencana kembali ke Indonesia )
47 Bab 47 ( Anak Haram )
48 Bab 48 ( Membuka hati untuk Nathan )
49 Bab 49 ( Kembali ke Indonesia )
50 Bab 50 ( Sampai ke ujung Dunia pun aku akan terus mencarimu )
51 Bab 51 ( Satu Sekolah )
52 Bab 52 ( Kamu adalah Intanku )
53 Bab 53 ( Hati tidak bisa dibohongi )
54 Bab 54 ( Menunggu kejujuran Intan )
55 Bab 55 ( Kejahatan yang mulai terbongkar )
56 Bab 56 ( Terjebak di antara dua pilihan )
57 Bab 57 ( Tertabrak mobil )
58 Bab 58 ( Hilang ingatan )
59 Bab 59 ( Akhir hidup Toni )
60 Bab 60 ( Penangkapan Mama Marisa )
61 Bab 61 ( Talak tiga )
62 Bab 62 ( Bertemu teman lama )
63 Bab 63 ( Ingatan yang kembali )
64 Bab 64 ( Cinta pertama dan cinta terakhir )
65 Promosi Novel baru ( Suci tak lagi suci )
66 Promosi Novel ( Satu ranjang tiga nyawa )
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1 ( Kesucian yang terenggut )
2
Bab 2 ( Intan atau Berlian? )
3
Bab 3 ( Bertemu kembali )
4
Bab 4 ( Perempuan sempurna )
5
Bab 5 ( Perjodohan Arjuna dan Berlian )
6
Bab 6 ( Penolakan Arjuna )
7
Bab 7 ( Semakin dekat )
8
Bab 8 ( Terjebak di antara dua sahabat )
9
Bab 9 ( Pernyataan cinta Arjuna )
10
Bab 10 ( Bertemu calon Mertua )
11
Bab 11 ( Penolakan Papa Rama )
12
Bab 12 ( Intan Hamil )
13
Bab 13 ( Pecat Intan ! )
14
Bab 14 ( Tinggalkan Arjuna )
15
Bab 15 ( Rencana pertunangan )
16
Bab 16 ( Pengakuan Arjuna )
17
Bab 17 ( Penculikan Intan )
18
Bab 18 ( Rencana licik Mama Marisa )
19
Bab 19 ( Penyesalan Papa Rama )
20
Bab 20 ( Separuh jiwaku pergi )
21
Bab 21 ( Mengambil kembali hak Intan )
22
Bab 22 ( Penelepon misterius )
23
Bab 23 ( Melamar Berlian )
24
Bab 24 ( Melenyapkan Intan )
25
Bab 25 ( Keputusan Intan )
26
Bab 26 ( Memutuskan pertunangan )
27
Bab 27 ( Keteguhan cinta Arjuna )
28
Bab 28 ( Ibu susu untuk Dewa )
29
Bab 29 ( Obsesi Berlian )
30
Bab 30 ( Kelemahan sekaligus Kekuatan )
31
Bab 31 ( Siapakah Mutiara? )
32
Bab 32 ( Ikatan batin yang kuat )
33
Bab 33 ( Melupakan tidak semudah membalikan telapak tangan )
34
Bab 34 ( Cinta satu malam )
35
Bab 35 ( Aku akan bertanggung jawab )
36
Bab 36 ( Aku hamil )
37
Bab 37 ( Salah paham )
38
Bab 38 ( Rindu dan Benci menjadi satu )
39
Bab 39 ( Acara lamaran )
40
Bab 40 ( Pernikahan dadakan )
41
Bab 41 ( Cinta dan kasih sayang lebih kental daripada darah )
42
Bab 42 ( Ibu untuk Dewa )
43
Bab 43 ( Hari pertama bekerja )
44
Bab 44 ( Calon istri )
45
Bab 45 ( Lelaki adalah sampah )
46
Bab 46 ( Rencana kembali ke Indonesia )
47
Bab 47 ( Anak Haram )
48
Bab 48 ( Membuka hati untuk Nathan )
49
Bab 49 ( Kembali ke Indonesia )
50
Bab 50 ( Sampai ke ujung Dunia pun aku akan terus mencarimu )
51
Bab 51 ( Satu Sekolah )
52
Bab 52 ( Kamu adalah Intanku )
53
Bab 53 ( Hati tidak bisa dibohongi )
54
Bab 54 ( Menunggu kejujuran Intan )
55
Bab 55 ( Kejahatan yang mulai terbongkar )
56
Bab 56 ( Terjebak di antara dua pilihan )
57
Bab 57 ( Tertabrak mobil )
58
Bab 58 ( Hilang ingatan )
59
Bab 59 ( Akhir hidup Toni )
60
Bab 60 ( Penangkapan Mama Marisa )
61
Bab 61 ( Talak tiga )
62
Bab 62 ( Bertemu teman lama )
63
Bab 63 ( Ingatan yang kembali )
64
Bab 64 ( Cinta pertama dan cinta terakhir )
65
Promosi Novel baru ( Suci tak lagi suci )
66
Promosi Novel ( Satu ranjang tiga nyawa )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!