Malah Semakin Dekat

Seminggu sudah tepatnya hari ini, jika dihitung dari hari di mana Loli mengakui Galen sebagai kekasih barunya di hadapan Kevin, berlalu.

Hubungan Loli dengan Galen, bisa dibilang jadi semakin dekat, setiap harinya. Bahkan tidak jarang membuat penghuni kampus dari tempat keduanya mengenyam pendidikan, merasa keheranan.

Tidak terkecuali bagi Naya dan Dara - sahabat dekat Loli, juga bagi Galang Lazuardi Danaswara yang merupakan adik satu-satunya dari Galen sekaligus sahabat dekat Loli semenjak masih duduk di bangku SMA.

Dari dulu, Galen dan Loli memang bisa dibilang memiliki hubungan baik, hanya saja ... tidak sedekat seperti sekarang ini. Berkomunikasi pun, seringnya hanya seperlunya saja.

Ada kebiasaan baru yang setiap harinya akan selalu Galen dan Loli sama-sama rindukan, yakni tentang Galen yang tidak pernah melewatkan satu kali pun kesempatan untuk menggoda Loli, kapan dan di manapun.

Melihat dan membuat Loli kesal, adalah tindakan wajib bagi Galen setiap mereka bertemu, atau bahkan hanya sekadar berpapasan di koridor kampus.

Meskipun tak jarang godaan yang Galen lontarkan membuat Loli merasa kewalahan dan kesal bukan main, Loli sama sekali tidak keberatan, karena faktanya, melihat Galen tersenyum, memberi rasa behagia tersendiri bagi reluntnya.

Selama tindakan menyebalkan yang Galen lakukan padanya, bisa mengukir senyum bahagia dengan tulus di bibir keduanya, bagi Loli ... tidak ada yang lebih penting dari itu.

Dan saat ini, waktu menunjukan pukul tepat sembilan di pagi hari. Saat ini ... Loli tengah berjalan di lorong kampusnya sembari berbincang ringan dengan kedua sahabatnya, yaitu Dara dan Naya yang saat itu berjalan di kedua sisi tubuhnya, mengapit dirinya.

"Hey, Babe!" pekik Galen seraya melingkarkan lengan kekar sebelah kirinya di leher Loli, tanpa memberi sedikitpun tekanan tentunya.

Kedatangan Galen yang saat itu bisa dibilang tiba-tiba, membuat Loli dan kedua sahabatnya cukup terkejut.

Efeksi dari tubuh Galen yang sedikit membentur dengan tubuhnya, membuat tubuh Loli sedikit terhuyung.

Tentu Dara dan Naya seketika menjauh dari Loli, berjalan refleks ke arah yang saling berlawanan, membuat jarak yang sebelumnya tidak ada sama sekali, terbentang luas di antara tubuh ketiganya.

"Oh, Tuhan. Bisa nggak, Kakak dateng pake cara yang normal? Kakak bikin aku hampir kena serangan jantung, Kakak tahu?" kerutuk Naya seraya memutar bola matanya jengah, selepas ia menolah ke arah Galen untuk sesaat.

Sementara Dara hanya diam, menatap Loli dan Galen dengan tatapan tajam sembari memegangi area dada, merasakan degup jantungnya yang menggila.

Loli hanya tersenyum, lalu menegakan fostur tubuh yang sebelumnya sempat sedikit membungkuk, karena harus menahan berat tubuh Galen.

"Stop ganggu aku, sehari ... aja. Bisa nggak, Kak?" Loli bertanya seraya menoleh ke arah Galen dan perlahan melepaskan lengan pria tampan itu dari lehernya.

"Kenapa masih nanya sih, kalo lo udah tahu apa jawabannya?" sarkas Galang, yang kala itu sebenarnya datang bersama dengan Galen - sang kakak.

Galen menoleh ke arah Galang sembari mengacungkan kedua jempol tangannya dan tersenyum bangga. "Makasih, karena udah mewakili."

Galang menggeleng tak habis pikir seraya menelusupkan salah satu telapak tangan ke dalam saku celana, sementara telapak tangan yang lainnya, ia gunakan untuk mencengkram tali backpacknya yang menggantung di salah satu bahu. "Dia bakal uring-uringan nggak jelas, kalau sehari aja nggak gangguin lo, Lol. Asal lo tahu."

Loli mendelikan mata, menatap Galang dengan tatapan tidak suka. "Sejak kapan kamu belain Kakak nyebelin kamu ini, huh? Bukannya kamu selalu ada di pihak aku?"

Galang tersenyum. "Dia udah ngijinin gue nyetir mobil sport'nya hari ini, jadi maaf ... gue nggak bisa ada di pihak lo."

Loli berdecih seraya menggeleng kecewa. "Kamu emang sahabat yang luar biasa."

"Yes, I am!" tegas Galang, sembari tersenyum bangga.

"Kalo lo bisa berhenti ada di pihak Loli cuman karena Bang Galen ngijinin lo buat bawa mobil sport'nya, gue harus bayar lo berapa mahal, biar lo mau bantu ngerjain tugas, Lang?" Dara bertanya, dengan nada suara yang terkesan sarkastik dan mencemooh.

Galang tersenyum sinis, seraya membiarkan sudut bibir sebelah kirinya menukik, membuat seringaian terpatri dengan jelas. Ia menoleh ke arah Dara, lalu menelisik tubuh gadis itu dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Pria tampan itu ******* bibir bawahnya. "Gimana kalau pake badan lo?" tanyanya, sembari mengedipkan salah satu pelupuk mata, menggoda.

"Mesum!" tandas Dara seraya memutar bola matanya jengah.

Loli, Naya dan Galen yang juga masih ada di sana, hanya diam, mendengarkan dan memperhatikan percakapan yang terjadi antara Galang dan Dara, sembari menahan tawa.

Pemandangan terkait Dara dan Galang yang sering bicara dengan nada sarkastik pada satu sama lain, bukanlah hal baru bagi ketiganya.

Sama halnya dengan Galen yang akan selalu menggoda Loli pada setiap kesempatan, Galang pun melakukan hal yang sama.

Hanya saja ... sedikit berbeda kasusnya. Jika Galen menggoda Loli karena merasa gemas, Galang justru menggoda Dara karena kesal.

Bagaikan Tom and Jerry, Dara dan Galang, memiliki hubungan yang tidak begitu baik, meskipun keduanya bersahabat. Membuat kesal dan jengkel satu sama lain, adalah hal wajib yang pasti akan mereka lakukan setiap kali mereka bertemu.

Dan hal itu, tak jarang dijadikan Loli, Galen dan Naya sebagai ajang hiburan, karena mereka tahu ... pada akhirnya ... kedua sahabat mereka itu, akan kembali rujuk, meskipun sering kali godaan yang keduanya lontarkan terhadap satu sama lain, menjurus ke arah yang bisa memicu perkelahian.

"Apa yang lo harepin, Ra. Lo selalu bikin otak cowok yang ngeliat penampilan lo, mikirin yang iya-iya," tandas Galang, memecah keheningan yang terjadi di antara dirinya dan Dara.

"Apa yang salah sama penampilan gue, huh?" tanya Dara, seraya mendongakan dagu, menatap Galang dengan tatapan menantang.

Galang menyeringai, lalu kembali menelisik penampilan sahabatnya itu. Rok lipit berwarna hitam yang hampir memperlihatkan seluruh paha, dipadu padankan dengan sebuah crop top berwarna lilac, tak ayalnya seorang anggota cheersleaders.

Dara adalah gadis yang cantik, memiliki bodygoal, idaman para gadis pun pria yang memiliki type ideal wanita seksi.

Area dada yang menonjol, memiliki ukuran D cup. Bokong yang membuat lekukan tubuhnya semakin terlihat indah dan menggoda, adalah sebuah kelebihan yang sepertinya akan selalu Rain tonjolkan.

"Apa lo nggak punya kaca yang cukup besar di rumah lo? Maksud gue, yang bisa nampilin bayangan diri lo dari ujung rambut sampe ujung kaki?" tanya Galang, tentu dengan nada suara sarkastiknya.

"Ya gue punya lah, pake nanya lagi."

"Terus kenapa lo masih nanya?"

Dara menggigit bibir atasnya seraya sedikit mengerucutkan bibir bawahnya. Ia menghentakan kaki beberapa kali, lalu mensidekapkan kedua lengannya di dada. "Bilang aja lo iri."

"Iri?" Galang terkekeh sinis, meremehkan. "Gue bisa bikin semua cewek yang ada di kampus ini bertekuk lutut cuman gara-gara muka ganteng gue, kenapa gue harus nunjukin seluruh badan? Lo mau semua cewek yang suka sama gue, gila?"

"Mereka mulai lagi," gumam Naya sembari menatap Dara dan Galang secara bergantian, sebelum memutar bola matanya malas.

Loli terkekeh. "Guys, kita punya kelas. Kalian bisa lanjutin ajang pamer kalian lain kali, okay?"

"Hey, gue baru ngeliat Galang yang beraksi di sini, gue kan belum," tandas Galen, seraya menyentuh bahu sebelah kanan Loli dan membuat gadis itu memutar tubuh, menoleh ke arahnya.

Loli tersenyum. "Waktu Kakak abis, Galanf udah ngerampas waktu Kakak. Jadi ... Kakak nggak bisa bikin aku kesel hari ini," katanya dengan nada jenaka, diakhiri dengan memeletkan lidah, meledek Galen.

Galen terkekeh gemas seraya menengadahkan pandangan, sesaat. "Hari masih panjang, Baby. Gue masih bisa ngegodai-" "Hey! ALISTER GALEN DANASWARA!"

Belum sempat Galen merampungkan perkataan, ada seorang gadis yang berteriak dari arah belakang, membuat Galen tertegun dan seketika bungkam.

Loli menoleh, melihat siapa gerangan gadis yang baru saja memanggil temannya itu. "Tasha?"

"Oh ****! Loli, ayo pergi."

Bersambung ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!