Karen mengambilkan nasi dan lauknya untuk Arion sang suami. Semua itu tidak luput dari pandangan matanya Rico. Jelas sekali jika dia tidak menyukai hal itu.
"Terima kasih," ucap Arion. Karen hanya membalas dengan senyuman.
Suasana makan malam itu terasa berjalan lama. Semua terdiam, larut dengan pikiran masing-masing. Setelah menyantap makanannya hingga habis, Rico akhirnya memulai obrolan.
"Pi, aku boleh tanya sesuatu?" tanya Rico.
"Tentu saja. Kamu boleh bertanya apa saja. Papi sudah lama merindukan hal seperti ini. Makan malam sambil bercengkerama seperti saat mamimu masih hidup," ucap Papi.
"Aku pastikan akan selalu ikut makan malam lagi. Bukankah aku akan tinggal di rumah ini lagi."
"Papi senang mendengarnya. Oh ya, tadi katanya ada yang ingin kamu tanyakan?"
"Nggak penting sebenarnya. Aku hanya ingin tahu, di mana Papi awal mengenal mami baruku ini? Aku sebaiknya panggil apa, Pi?" tanya Rico.
"Panggil saja mami. Kamu nggak keberatan jika Rico memanggil mami?" tanya Arion ke Karen.
"Nggak apa, Pi. Terserah Rico mau manggil apa saja."
"Kamu dengar sendirikan, Rico. Karen tidak keberatan kamu mau manggil dia apa saja."
"Kalau aku panggil Mami Sayang, apa Mami juga tidak keberatan?" tanya Rico dengan memandangi wajah Karen secara intens.
Arion menjadi sedikit kaget saat mendengar ucapan putranya itu. Dia tidak menyangka Rico begitu berani bicara dengannya.
"Papi harap kamu bisa menjaga omonganmu. Walau Karen usianya di bawah kamu, tapi dia saat ini telah menjadi Mami kamu. Jangan buat dia menjadi serba salah," ucap Papi Arion.
Rico tertawa mendengar tanggapan Papinya. Dia masih penasaran di mana Arion mengenal Karen. Kenapa bisa menikah dengan Papinya?
Rico dan Arion memang kurang akur. Selalu saja ada yang bertentangan dengan pendapat mereka.
"Aku sangat menghargai Mami, Pi. Makanya aku memanggil dengan sebutan Mami Sayang. Oh ya, Papi belum menjawab. Di mana bisa kenal Mami Karen. Aku banyak mengenal wanita Papi, tapi belum pernah aku melihat Mami Karen sebelumnya."
Karen memandangi Arion, saat mendengar Rico mengatakan jika Papinya itu dikelilingi banyak wanita. Apakah dia hanya sebagai pajangan saja di hidup Arion? Tanya Karen dalam hatinya.
"Jaga ucapanmu, Rico. Nanti Karen bisa salah paham!" ucap Arion dengan nada sedikit tinggi.
Rico hanya tersenyum simpul menanggapi ucapan Papinya itu. Dia berdiri dari duduknya.
"Maaf, Pi. Aku lupa jika Karen bukan Mami. Kalau mamiku sudah tidak peduli dengan apa yang Papi lakukan. Dia telah terbiasa melihat Papi berganti wanita setiap hari."
Setelah mengucapkan itu, Rico berjalan meninggalkan meja makan. Kakinya melangkah menuju lantai atas. Ke kamar dirinya.
Arion dan Karen juga ikutan berdiri karena mereka juga telah selesai makan malamnya. Pria paruh baya itu meminta Karen untuk istirahat di kamar terlebih dahulu.
"Kamu duluan saja ke kamar. Masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan."
"Baik, Pi. Jangan terlalu capek. Jaga juga kesehatan," ucap Karen. Arion menanggap dengan tersenyum.
Arion berjalan menuju ruang kerjanya. Langsung duduk di meja kerja, membuka laptop. Melakukan panggilan video dengan seseorang. Ternyata seorang wanita dengan pakaian seksinya.
"Sayang, kamu yakin tidak akan ke sini. Tumben banget. Apa istri barumu itu sangat memuaskan kamu sehingga lupa denganku?" tanya wanita di seberang sana dengan genitnya.
"Ini bukan persoalan puas atau tidak puas. Aku baru saja menikah. Masa langsung main denganmu," ucap Arion.
"Apa kamu telah membobol gawangnya. Masih segel atau sudah bobol juga?" tanya wanita itu lagi
"Kamu tanya?" tanya Arion bercanda. Dia dan wanita itu lalu tertawa bersamaan. Sekitar setengah jam Arion melakukan panggilan Video.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
lenong
paraaah banget nih bandot tua😡😡😡
2023-09-06
2
my love
kasian keren..
2023-05-23
1
Nur cahaya
terlihat baik diluar nyatanya msh vc sma wanita lain,,,kasian karen... sdh ternodai ank tiri.... jgn smpai deh papi arion nyelup di karen....
2023-05-23
1