Niat membantu

Satria setelah selesai mengerjakan pekerjaan kantornya, langsung siap siap ke kantornya Marsya untuk jemput Marsya karena akan makan siang bersama Nando, Lusi, dan Anisa di panti asuhan.

" Ke panti asuhan berasa punya anak sendiri yang harus diberi perhatian dan diberikan kasih sayang, apa seperti itu yah Marsya kecil, kurangnya kasih sayang orang tua dan pastinya sedih sekali dititipin di panti asuhan" Ucap Satria yang tidak bisa membayangkan menjadi Marsya yang harus dipaksa keadaan jauh dari orang tua dan harus tinggal di panti asuhan.

Satria langsung keluar dari ruangannya dan jalan keluar dari kantornya untuk jemput Marsya

Iis melihat Anisa dan Rangga siap siap ke panti asuhan, seperti biasanya Rangga dan Anisa akan membantu mengurus anak anak asuhnya sampai sore hari.

" Ayah, apa sebaiknya dirumah saja dari pada ikut ke panti asuhan urusin anak orang terus?" Tanya Iis yang tidak pernah setuju, melihat Rangga ada di panti asuhan cape cape urus anak orang banyak lagi

" Tidak bisa sayang, aku bahagia bisa berguna untuk banyak orang, apa lagi Marsya pernah tinggal di panti asuhan selama empat tahun, aku jadi tahu bagaimana rasanya urus anak orang yang ditinggal orang tuanya sayang." Ucap Rangga sedih jadi menyesal dulu meninggalkan Anisa saat hamil dulu

" Ayah sayang, kalo boleh jujur yah, Marsya bisa kok tidak tinggal di panti asuhan selama empat tahun saat baru lahir kok sayang, itu tergantung kemampuan Anisa untuk urus anak, jika dia bisa urus anak sendiri, pasti bisa kok sayang, lagian dia punya saudara kenapa tidak minta bantuan saja, justru menitipkan anak coba, kalian kan nikah resmi yang wajar punya anak, walaupun hidup susah jadi ayah tidak usah merasa bersalah terus sayang, dengan nasipnya mamah sayang, apa lagi sampai Anisa meninggalkan anaknya begitu saja selama bertahun tahun, itu juga karena Anisa tidak mampu urus anak sendiri, balik lagi yang aku bilang tadi, Anisa punya saudara tapi tidak berfikir kembali ke keluarga sudah tahu hidup susah sendiri, akhirnya buang anak dengan alasan tidak punya uang. Jadi stop ayah menyalahkan diri sendiri akan masa kecilnya Marsya yang menderita karena Anisa sendiri lah yang bertingkah sayang, aku tidak setuju melihat ayah selalu menyalahkan diri sendiri terus"  Lanjut Iis berusaha membuat Rangga sadar diri dan stop menyalahkan diri sendiri, akan masa kecilnya Marsya, yang tidak sepenuh nya salah Rangga, jika Anisa mampu urus anak tidak akan membuat Marsya ditemukan dan dibesarkan oleh Nando dan Lusi sampai dewasa

" Apa ayah bisa salahkan Anisa seperti ayah menyalah kan aku, yang dianggap tidak bisa membuat Natalia dianggap tidak bisa kerja?" Tanya Iis dengan serius, bagi Iis masa kecil Marsya menjadi menderita karena ketidak mampuannya Anisa untuk urus anak sendirian.

" Maafkan aku, Iyah aku tidak sanggup urus anak sendiri membuat aku tega menitipkan Marsya di panti asuhan dan meninggalkan Marsya begitu saja. Dimasa lalu aku tidak memiliki uang untuk membiayai kebutuhan hidup aku dan Marsya sendirian, dan tidak usaha untuk membuka hati untuk laki laki lain" Ucap Anisa sedih, ketidak berdayaan dimasa lalunya.

" Hayo ayah apa bisa menyalahkan Anisa? Atas masalah yang dia buat, jangan diam saja ayah? Berfikir secara logika saja, ayah memang salah usir Anisa tapi seharusnya Anisa sebagai manusia, seharusnya berfikir untuk bangkit dari keterpurukannya bukan justru membuat masalah baru, seolah olah itu karena kesalahan ayah sepenuhnya." Tegas Iis, yang terus terang, karena kesal melihat Rangga terlalu merasa bersalah terus

Rangga tidak bisa komentar sama sekali, apa yang dibilang Iis bener juga, andaikan Anisa bisa berusaha lebih keras membesarkan Marsya seorang diri, tentunya Marsya tidak akan mengalami nasip pahit dalam hidupnya, dititipkan di panti asuhan dan ditinggal begitu saja di pasar tradisional begitu saja.

Iis senyum sinis melihat Rangga diam saja tanpa bicara apapun, Iis bisa tebak jika Rangga tidak bisa salahkan Anisa atas apa yang terjadi dimasa lalunya Marsya.

Dilain sisi, Marsya mendengarkan laporan keadaan perusahaannya Rangga dan pemasukan perusahaan beberapa bulan selama Natalia yang memimpin perusahaan.

" Oleh karena itu Marsya, pak Rangga minta kamu untuk jalanin perusahaan bersama Satria, awalnya pak Rangga bingung mau kasih ke siapa perusahaan supaya tidak bangkrut, pak Rangga tadi nya tidak tega memberikan kamu beban untuk jalanin perusahaan. Tapi jalan akhir yah harus kamu karena mau bagaimana pun juga, kamu penerus pak Rangga yang bisa jalanin perusahaan dan lihat saja beberapa bulan dipegang Natalia tidak ada satu pun proyek yang diterima perusahaan karena hasil desainnya Natalia ditolak terus oleh clien" Ucap Rudi terus terang, dan takut juga jika perusahaan tidak mendapatkan banyak proyek takutnya bangkrut

" Astaga, pantas saja ayah paksa saya dan Satria, ternyata separah itu yah kondisi perusahaan ayah, baiklah saya semakin setuju ambil alih perusahaan, demi ayah kalo boleh jujur sih, saya tidak sanggup menjalankan dua perusahaan sekaligus, tapi demi ayah, saya rela deh, kasihan jika bangkrut cuman karena Natalia saja" Ucap Marsya pasrah, harus menerima tanggung jawab yang diberikan karena Marsya tidak tega melihat Rangga pusing dan sedih memikirkan nasip perusahaannya.

" Terimakasih yah Marsya kamu mau membantu pak Rangga, yah sudah saya kembali ke kantor yah, katanya siang kamu mau ke kantor kan?" Tanya Rudi bahagia karena Rangga mendapatkan solusi juga

" Iya om, saya bersama Satria akan ke kantor ayah, nanti siang" Lanjut Marsya

Dilain sisi, Iis senyum sinis melihat Rangga semenjak obrolan tadi, lebih banyak diem, Iis sejujurnya sudah malas mempertahankan pernikahan dengan Rangga, yang cuman turutin ego tanpa berfikir logis dan mengabaikan nya ucapannya

" Sayang, ini dasi, jas, dan kemejanya. Mau siapa yang pakaikan?' Tanya Iis berusaha menjalankan tugasnya sebagai istri yang mau melayani suaminya

" Bunda saja sayang" Ucap Rangga, Rangga memikirkan ucapan IIs tadi, sejujurnya apa yang disampaikan Iis bener, kalo Anisa bisa mandiri tidak akan ada yang disakiti, Iis tidak mungkin dimadu seperti sekarang dan Marsya tidak mungkin mengalami nasip buruk sampai usia dua puluh tahun. Walaupun awalnya yang salah Rangga karena tidak mampu membiayai hidup Anisa saat hamil akhirnya usir Anisa begitu saja, karena dulu Rangga cuman seorang karyawan biasa, Rangga bisa bangkit dari keterpurukannya, berkat bantuan orang tuanya Iis yang mau memberikan Rangga sebuah perusahaan kecil, berkat kemampuan dan tekat Rangga yang mau bangkit dari susahnya hidup, akhirnya bisa membuat perusahaan kecil menjadi besar, karena Rangga jatuh cinta dan menikahi Iis yang membuat Rangga bisa seperti sekarang.

" Oke sayang" Lanjut Iis bahagia dan tersenyum puas melihat Rangga mau dipakaikan kemeja, dasi, dan jasnya.

" Aku dirumah saja yah sayang, ayah semangat kerja yah sayang" Ucap Annisa merasa sedih dengan sikapnya Rangga yang jadi diem tiba tiba, semenjak obrolan tadi pagi bersama Iis tadi.

Iis senyum sinis melihat Anisa, Iis berhasil membuat Rangga berfikir dan membuat Rangga diam merasa bersalah dan membenarkan ucapan Iis, tidak tega menyalahkan Anisa begitu saja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!