Setelah hari dimana Galen berusaha meluruskan kesalahpahaman antara dirinya dan sang istri, memang sikap Galen sudah tidak kasar dan acuh, hanya saja dia jadi sangat pendiam. Tidak akan memulai pembicaraan jika saja Lucena tidak memancingnya. Dan hal itu sangat menyiksa batin Lucena.
Seperti lagi ini, Lucena secara khusus membuatkan sarapan untuk Galen. Tapi suaminya ini sama sekali tidak berminat sarapan di mansion. Alasannya karena Galen punya janji temu dengan kliennya pagi ini. Jadi mereka akan sekalian sarapan sambil berbincang tentang bisnis mereka. Lucena hanya bisa tersenyum miris, karena usahanya lagi-lagi belum membuahkan hasil.
" Sebenarnya apa yang mengganggu pikiran mu, Galen? Kenapa sekarang kau sangat berubah? Kau sangat lain.. " gumam Lucena mengusap air mata yang jatuh tanpa permisi.
Lucena menatap nanar makanan yang dibuat di atas meja makan. Rasanya sia-sia saja dia bangun di pagi hari dan semuanya dilihat oleh suaminya saja tidak. Ingin membuang makanan ini, sayang, tapi Lucena pun sudah kehilangan nafsu makannya sejak melihat Galen sama sekali tidak menyentuh masakannya.
Tidak ingin berlarut dalam kesedihan, Lucena pun memanggil kedua mertuanya dan saudara iparnya yang lain untuk sarapan bersama. Biarlah nanti dia mengatakan jika suaminya tengah sibuk urusan kantor dan meminta untuk dibawakan makan siang.
Di JN GROUP tepatnya di ruangan CEO, Galen sudah duduk dengan ketiga orang kepercayaannya tengah melaporkan apa saja yang memang wajib dilaporkan setiap harinya. Salah satunya adalah jadwal yang sudah diubah total karena sebelumnya jadwal kerjanya sudah dijadwalkan setelah bulan madu selesai.
" Tuan.. Besok akan ada pertemuan dengan CEO dari AD company.. " lapor Ketos.
" Benarkah? Kalau begitu siapkan villa yang ada di timur untuk tempat menginap mereka. Pastikan kebutuhan mereka terpenuhi dengan baik.. " untuk pertama kalinya setelah masalah dengan sang istri, Galen tersenyum mendengar CEO AD company akan berkunjung.
" Baik, tuan muda.. " Ketos pun segera berlalu untuk menyiapkan semua sesuai permintaan dari tuan mudanya.
" Tuan, menurut apa yang saya selidiki, kegiatan nyonya muda di tiga bulan terakhir sebelum pernikahan masih sama seperti biasa. Nyonya masih mengajar di kampus dan memberikan beberapa kali pes privat untuk mahasiswanya.. Tidak ada yang mencurigakan sama sekali.. " Billcan melaporkan apa yang ditugaskan oleh Galen setelah pernikahannya.
" Kau yakin? " Galen tidak percaya dengan ucapan Billcan.
" Yakin tuan.. " Billcan mengangguk mantap.
" Kalau begitu mundurkan dari sejak aku berangkat ke Indonesia, selidiki apa yang istri ku lakukan sejak saat itu.. " Billcan dan Bridella sangat terkejut mendengar ucapan tuan muda mereka. Apakah terjadi sesuatu.
Billcan dan Bridella saling pandang dalam diam. Sepertinya mereka sedikit bisa mengetahui apa yang sedang tuan muda mereka resahkan selama beberapa hari ini. Keduanya hanya bisa berharap, semuanya bisa jelas dengan baik tanpa menimbulkan keributan.
Siang harinya Lucena berinisiatif untuk pergi ke gedung JN GROUP untuk mengantarkan makan siang untuk suaminya. Lucena tidak patah semangat untuk memperbaiki kesalahpahaman yang dia sendiri sebenarnya tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Galen. Tapi sebagai istri yang baik, bukankah Lucena harus berusaha menyenangkan hati suami.
" Selamat siang.. " sapa Lucena pada sekretaris Galen dan juga asisten pribadinya.
" Se-se-lamat siang, nyonya muda... Ada kepentingan... apa? " tanya Bridella dengan raut wajah yang terlibat gelisah.
" Galen ada? " tanya Lucena tetap berusaha untuk tersenyum.
" Ada nyonya muda.. Akan tetapi, emmm tuan muda.. ada... " belum selesai Bridella berucap dari dalam ruangan Galen sudah terdengar suara ribut-ribut.
" *Kak Galen hentikan... Aaaarrgghh.. Hentikan.. "
" Hahahahaha.. Bumi, ayo serang mama.. Cepat nak serang mama.. "
" Hahahaha mama kalah.. Ayo ayah, cepat serang mama*.. "
Di luar ruangan Galen, Lucena terlihat mengepalkan tangannya begitu kuat. Dia tahu siapa yang ada di dalam ruangan Galen, akan tetapi apa yang tengah mereka lakukan sehingga suara mereka bahkan terdengar sampai keluar. Lalu, apakah Lucena baik-baik saja mendengar itu?
Jawabannya tentu saja tidak, terlihat betul wajah Lucena sangat tertekan saat ini. Pikiran buruk tentang Galen mulai merasuki pikiran Lucena. Menganggap bahwa perubahan sikap Galen sejak awal pernikahan mereka, pasti disebabkan kehadiran dari mantan istri dan putra Galen. Meski bukan putra kandung, Lucena tahu betul seberapa besar kasih sayang Galen untuk Bumi, putra mantan istrinya itu.
" Nyonya muda... Apa anda baik-baik saja? " tanya Bridella yang langsung berdiri di samping Lucena yang wajahnya terlihat sangat pucat.
" Iya.. Aku tidak apa.. Tolong, berikan ini untuk Galen. Atau, kalian berdua saja yang makan, dia pasti sudah makan dengan mereka... Aku permisi.. " Lucena langsung berbalik secepat mungkin agar orang-orang yang berada di lantai ruang CEO ini tidak melihatnya menangis.
Bridella berusaha untuk menghentikan Lucena, akan tetapi nyonya mudanya ini begitu cepat berjalan dan tahu-tahu sudah masuk ke dalam lift. Bridella merasa bahwa nyonya muda nya sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja. Wajahnya pucat dan terlihat sangat kurus, belum lagi matanya yang bengkak, seperti baru saja menangis. Meski sudah ditutupi dengan make up, tapi tatapan sedih yang terpancar dari matanya, tidak bisa membohongi siapapun.
Dua minggu, pernikahan Galen dan Lucena sudah berjalan dua minggu lamanya. Namun semuanya tidak ada yang berubah sedikitpun. Galen tetap bersikap dingin dan acuh, meski setiap hari pulang ke mansion utama. Tapi Galen tidak pernah mau satu ranjang dengan Lucena. Hal itu membuat mental Lucena menjadi down, bahkan Lucena mulai menyalahkan dirinya sendiri tanpa tahu apa salahnya.
Lucena memilih untuk duduk sejenak di rooftop gedung JN GROUP. Sambil meratapi pernikahannya yang memang tidak berjalan dengan baik itu, Lucena duduk menatap langit biru yang begitu cerah hari ini. Terkesan mengejek Lucena yang tengah mendung.
" Hiks.. Kenapa? Kenapa semua jadi seperti ini.. hiks.. hiks.. Andai aku tidak memaksa dirinya menikahi ku... hiks.. tidak akan seperti ini jadinya... hiks... hiks.. Sakit.. sungguh sakit Tuhan... " Lucena mengadu pada Sang Pencipta atas derita hidupnya.
" Bolehkan aku menyerah Tuhan.. Bolehkah jika aku merelakan semuanya, hiks... Aku ingin menghilang... Hiks... hiks.. " ucap Lucena mulai tidak jelas.
Tubuhnya bergetar dengan begitu kuat, rasanya tidak dia sangka akan sesakit ini pernikahan yang dia harapkan bahkan ketika dia masih berusia enam belas tahun. Sakit sekali rasanya, seperti tubuh nya ini sedang dihujam ribuan pisau. Perih, ngilu rasanya hati Lucena menghadapi pernikahannya ini.
Disaat itulah, entah kenapa rasanya perut Lucena sangat sakit sekali. Di bagian bawah perutnya terasa kram, dan itu semakin lama semakin menyakitkan. Hingga akhirnya sedikit demi sedikit pandangannya mulai kabur, dan Lucena pun tidak sadarkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments