Di mansion utama keluarga de Niels, semua orang yang menjadi penghuni mansion ini dibuat terkejut ketika melihat Ketos datang bersama dengan Lucena.. Mommy Noura langsung maju ke depan untuk menyambut menantunya, sekaligus ingin menanyakan apa yang sebenarnya terjadi sampai Lucena bukannya berangkat bulan madu, malah ke mansion utama.
" Luce, selamat datang di mansion utama sayang.. Kenapa kamu kok malah kesini? Galen mana? Kalian tidak pergi bulan madu? " baru saja datang, mommy Noura langsung mencerca Lucena dengan banyak pertanyaan.
" Galen menunda keberangkatan kita bulan madu mom.. Di perusahaan sedang ada masalah yang tidak bisa dia tinggal.. " jawab Lucena seperti apa yang sudah Galen ucapkan tadi.
" Perusahaan? Masalah? Ketos.. Benarkah itu? " mommy Noura langsung menatap tajam asisten pribadi Galen itu.
" Eh... Benar nyonya.. Tuan muda juga berkata hal yang sama.. " jawab Ketos terlihat takut.
" Ya sudah.. Kamu kembali ke perusahaan.. Dan Luce, ayo, mommy antar kamu ke kamar.. " Lucena pun mengikuti mommy Noura yang membawa mereka ke lantai dua, tempat dimana kamar Galen berada...
" Far.. Memangnya beneran perusahaan ada masalah? Kok aku nggak dikasih tahu.. " tanya Ghadi yang memang sejak kedatangan Lucena tadi, sudah langsung memberikan atensi.
" Entah.. Aku juga tidak tahu.. Sudah aku kerja dulu.. " Gafar pun pergi.
Di dalam kamar Galen, sekarang ini Lucena sedang melihat ke sekeliling. Mulai dari tempat yang disebut sebagai ruang kerja suaminya yang ada di bagian depan. Kemudian lebih masuk lagi, ada kamar yang mana sudah ada ranjang super besar dan ada beberapa barang-barang di sana. Televisi, sofa bed, lemari pendingin kecil, dan masih ada beberapa pernak pernik yang Lucena tahu, itu semua adalah hadian yang dia berikan untuk Galen. Disini rupanya, sang suami menyimpan semua hadiah yang dia berikan.
Mengarah ke sebelah sisi kanan kamar Galen ini, ada kamar mandi yang menyatu dengan walk in closet. Betapa terkejutnya Lucena saat melihat di dalam walk in closet ini, sudah berjajar perlengkapannya. Mulai dari baju, sepatu, tas, jam tangan, topi, kacamata dan masih banyak lagi. Dan kesemuanya adalah merk dan warna kesukaan Lucena.
" Dia ternyata selalu mengingat detail semua yang aku sukai.. Galen, senangnya aku karena menjadi istri mu.. " ucap Lucena yang matanya berbinar menatap sekeliling walk in closet.
" Bagaimana sayang? Apa kamu suka? Galen yang menyiapkan semua ini sendiri.. " mommy Noura ikut masuk ke walk in closet.
" Suka mom.. Suka sekali malah.. Galen selalu tahu apa yang aku sukai dan tidak.. " Lucena tersenyum menatap ibu mertuanya.
" Syukurlah.. Mommy senang sekali akhirnya kalian bisa sama-sama.. Mommy pikir, Galen itu nunggu apa sampai nunggu lebih dari sepuluh tahun untuk bisa sama-sama kamu.. Tampan iya, kaya iya, kurang apa coba.. " mommy Noura geleng kepala.
" Kami kan punya perbedaan sifat yang sangat mendasar mom.. Galen yang suka kebebasan dalam mengekspresikan semua yang dia sukai.. Sedangkan aku, lebih suka mengikuti peraturan dan pengaturan sehingga kami sering sekali salah paham.. Mungkin Galen mempertimbangkan itu semua mom.. " ucap Lucena.
" Dan sekarang semuanya sudah berjalan dengan semestinya, dan mommy bahagia karena kalian akhirnya bersama juga.. " mommy Noura mengusap puncak kepala Lucena.
" Galen, anak yang terbiasa memutuskan semuanya sendiri. Dia, sudah menjadi sangat dewasa bahkan ketika saudaranya tengah asyik menjalani kehidupan mereka sesuai dengan usia mereka.. Galen anak yang keras tapi juga lembut di saat yang bersamaan. Jadi mommy harap, kamu bisa menjadi air ketika dia dalam kondisi panas, dan menjadi api yang menghangatkan ketika dia membutuhkan kehangatan.. " pesan mommy Noura.
" Iya mom.. Terus bimbing Luce ya, agar bisa menjadi istri yang baik.. " mommy Noura mengangguk.
Setelah berbincang sejenak, mommy Noura membiarkan Lucena untuk beristirahat. Setelah malam pertama kemarin, pastilah menantunya ini kelelahan. Meski sebenarnya ada sesuatu yang terasa mengganjal hatinya, tapi mommy Noura tidak mau membesar-besarkannya.
Di dalam kamar, Lucena langsung mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan untuk suaminya dan mengabarkan jika dia sudah sampai di mansion utama. Lama tidak ada balasan dari Galen, akhirnya Lucena memilih untuk ke kamar mandi dan berendam. Rasanya, jika mandi tidak berendam itu terasa belum lengkap.
******************
Tak terasa, sudah seminggu pernikahan Galen dan Lucena berlalu. Selama satu minggu ini, banyak sekali hal yang Lucena rasa seperti ada yang tidak beres. Terbukti malam ini, ketika Galen pulang dalam keadaan mabuk. Setahun Lucena, suaminya ini memiliki kadar toleransi yang baik dengan alkohol. Lalu kenapa sekarang Galen bisa mabuk. Seberapa banyak suaminya ini minum.
" Len.. Kamu kenapa mabuk begini? " tanya Lucena ketika menyambut kepulangan Galen.
" Ck.. Minggir.. Nggak usah deket-deket aku.. " Galen mendorong tubuh Lucena. Tatapan mata Galen menatap ke arah Lucena, terlihat sangat asing bagi Lucena. Dia seperti merasa jijik saat berhadapan dengan istrinya.
" Aku bantu kamu sampai ke kamar ya.. Ini sudah malam, jangan buat keributan Len.. " Lucena berusaha meraih tangan Galen untuk kenapa hnya.
" Dengar tidak.. Jangan sentuh aku.. " Lucena terkejut saat Galen membentaknya dengan suara yang sangat keras sekali.
" Kamu kenapa sih Len? Kamu kok jadi berubah.. Kamu nggak pernah menyentuh aku sejak malak pertama, kamu kasar, kamu sering bentak aku, apa salah ku sama kamu.. Coba bilang sama aku Len.. " Lucena sudah menangis dan akhirnya gejolak di hatinya dia lepaskan.
Sejak malam pertama saat di hotel, hingga satu minggu ini Galen tidak pernah mau menyentuh Lucena. Anehnya, setiap malam Galen lebih memilih tidur di sofabed dibandingkan di ranjang bersama sang istri. Galen juga jadi pendiam, sering sekali membentak Lucena dan kadang berlaku kasar. Entah apa yang terjadi, tapi jujur saja Lucena sangat sedih karena hal itu.
" Tanya kenapa aku begini? Tanya diri mu sendiri.. Apa yang sudah kamu perbuat.. " bentak Galen. Meski mabuk, otak Galen masih berfungsi dengan baik, sehingga dia pun masih jelas mengingat apa yang membuat dirinya jadi kecewa saat ini.
Suara ribut-ribut yang terjadi di lantai satu, membangunkan semua penghuni mansion utama. Daddy Joaquin dan Mommy Noura, menatap tidak percaya dengan tampilan Galen yang mabuk dan Lucena yang duduk di lantai dengan menangis. Galen bukan pria yang suka main tangan, jadi kedua orang tua Galen langsung bergegas turun melihat apa yang terjadi.
" Galen.. Apa-apaan kamu? Pulang mabuk dan bikin keributan.. Ini sudah malam.. " sentak mommy Noura yang baru kali ini melihat putranya seperti itu.
" Ck.. Mommy nggak usah ikut campur.. Ini bukan urusan mommy.. " ucap Galen berdecak kesal.
" GALEN AVANOISK DE NIELS.. KAU GILA BERANI BICARA SEPERTI ITU DENGAN MOMMY MU.. " daddy Joaquin yang merasa putranya sudah keterlaluan langsung berteriak memanggil lengkap nama Galen. Biasanya, jika sudah menyebut nama tengah anak-anaknya, itu pertanda daddy Joaquin sudah marah.
" Tidak perlu daddy berteriak.. Galen tidak tuli.. Tapi ini memang bukan masalah yang daddy dan mommy bisa ikut campur didalamnya... Tapi jika kalian penasaran, tanya saja wanita itu.. " ucap Galen dan langsung naik ke lantai dua, meninggalkan istrinya yang tengah menangis dalam pelukan mommy Noura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments