Berusaha meluruskan masalah

" Eughh... " Galen melenguh ketika merasakan ada sinar matahari yang menyilaukan matanya.

" Ssstttttt... " Galen memegangi kepalanya ketika terasa sangat sakit saat dia berusaha bangun dari tidurnya.

" Sudah bangun? Cepat bersihkan tubuh mu dan temui daddy di ruang kerjanya.. " Galen menghela nafas ketika melihat mommy nya bersikap dingin padanya.

Galen langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Galen memilih untuk menyiram kepalanya dengan shower agar sakit di kepalanya lekas hilang. Tidak Galen sangka, dia yang tidak pernah mabuk, sampai bisa mabuk semalam. Padahal tidak banyak yang dia minum, namun perlu diketahui, tidak banyak untuk Galen itu sudah dua kali lipat orang biasa.

Ketika keluar dari kamar mandi, mata Galen mengedar ke setiap sudut kamarnya. Namun seseorang yang biasanya selalu dia lihat di setiap pagi hari, kini tidak ada di kamar. Galen kembali menghela nafas ketika dia mengingat jika perilakunya semalam sudah sangat keterlaluan pada istrinya. Mau bagaimana lagi, hati Galen tidak bisa berbohong, dia kecewa pada sang istri.

Tok.. Tok..

" Masuk.. " daddy Joaquin menyahuti ketukan pintu yang mana dia tahu bahwa itu adalah putra sulungnya.

" Daddy.. Selamat pagi.. " sapa Galen.

" Pagi.. Sekarang sudah bisa jika daddy ajak bicara? " Galen mengangguk. Dia ingat semalam daddy nya sampai meneriakinya karena perbuatannya menyakiti hati Lucena.

" Kau ada masalah dengan istri mu? Jika iya, maka selesaikan dengan cara yang baik. Tidak seperti cara anak kecil dalam menyelesaikan suatu masalah.. Mabuk, marah, bahkan kasar pada istri mu, apa kau tidak menghargainya? " ucap daddy Joaquin memberikan teguran pada Galen.

" Maaf dad.. Aku pastikan, hal semacam ini tidak akan terulang.. " Galen memilih untuk tidak memperbesar masalah dengan mengatakan alasan kenapa dia sampai bisa berbuat seperti itu pada Lucena.

" Tidak usah mengajak anak orang menikah, jika kau tidak bisa menggantikan peran sang ayah bagi wanita yang kau nikahi itu.. Apa yang kau lakukan pada Lucena semalam, coba kau pikir jika papa mu melihatnya. Kira-kira, bagaimana perasaan papa mu dan mama mu? " Galen menunduk.

" Selesaikan dengan baik, sekarang kau adalah kepala rumah tangga, harus memerankan peran mu dengan baik.. Ini pertama dan terakhir kalinya daddy menegur mu, jika terulang, jangan salah kan daddy jika bertindak.. "

" Iya dad.. "

Setelah selesai berbincang sejenak dengan daddy Joaquin, Galen pun memilih untuk mencari keberadaan sang istri. Dia sedang mencoba untuk menyelesaikan masalah ini. Jika Lucena jujur, maka tidak apa jika Galen memaafkan. Karena manusia itu tempatnya kesalahan dan dosa, jadi sebagai manusia yang tidak suci, Galen bersedia menerima segala kekurangan Lucena.

Di cari setiap ruangan di mansion utama, tahunya Lucena malah berada di halaman belakang sedang merawat bunga. Galen terdiam sejenak, berdiri tidak jauh dari tempat Lucena berada saat ini. Jujur saja, Galen sangat mencintai Lucena. Sejak dulu, hingga sekarang, perasaannya pada Lucena tidak berubah. Dia hanya kecewa, karena Lucena tidak mau jujur tentang kondisinya saat ini.

Wanita cantik, yang berstatus istrinya itu memang sangat cantik, dengan kulit warna putih bersih, rambut hitam panjang sepinggang, mata yang cantik dengan bulu mata yang lentik, hidung mancung, dan Lucena memiliki senyum yang sangat cantik sekali. Galen selalu berkali-kali jatuh cinta setiap melihat senyum Lucena. Tapi semalam, karena dirinya, wanita yang dia cintai itu menangis.

" Luce.. Bisa kita bicara.. " Galen mendekat dan berdiri tepar di samping Lucena yang tengah berjongkok.

" Tentu.. Sebentar, aku cuci tangan dulu.. " Lucena pun berjalan ke arah dalam mansion untuk mencuci tangannya.

Dalam diam Galen menatap Lucena penuh sesak. Mata Lucena begitu sembab, sepertinya semalaman istrinya menangis karena perilakunya. Belum lagi wajahnya terlihat pucat dan tidak ada senyum di wajahnya seperti hari-hari kemarin.

" Galen.. " Galen tersentak hingga lamunannya buyar ketika Lucena menepuk pelan pundaknya.

" Ingin bicara apa? " tanya Lucena, masih tanpa senyuman.

" Kita bicara di gazebo saja.. " ajak Galen menuju ke gazebo yang letaknya tak jauh dari mereka.

Menit-menit awal, baik Galen maupun Lucena sama-sama terdiam. Galen sendiri bingung harus bertanya mulai dari mana, dan cukup takut jika saja jawaban Lucena tidak sesuai dengan harapannya. Lucena sendiri takut untuk memulai pembicaraan ini, karena ucapan Galen semalam, masih terngiang di kepalanya.

Hingga akhirnya, karena dirasa Galen tidak ingin memulai lebih dulu pembicaraan, Lucena memberanikan diri untuk memulai pembicaraan mereka. Kesalahpahaman harus segera diselesaikan agar permasalahan tidak merembet kemana-mana.

" Galen.. Aku minta maaf jika saja aku ada salah dengan mu.. Jika aku bersalah, bisakah kau menegur ku alih-alih melakukan hal seperti semalam.. Sungguh, jika kau menegur ku maka aku akan berubah.. " ucap Lucena dengan kepalanya yang tertunduk karena takut.

" Tidak.. Kau tidak punya kesalahan Luce.. Maafkan aku telah berlaku kasar pada mu semalam.. " ujar Galen.

" Tak apa.. Mungkin di sini memang aku yang salah.. " Lucena tersenyum dengan terpaksa di depan Galen.

Galen menatap wajah Lucena dengan sejuta rasa penasaran yang bersarang di dadanya. Benarkah jika dia harus menanyakan hal ini, agar kedepannya di antara mereka tidak lagi ada masalah seperti ini. Atau merahasiakan saja apa yang dia rasakan saat malam pertama penyatuan mereka. Tapi, apakah Galen bisa bersikap berpura-pura tidak menyadari sesuatu.

" Luce.. Aku harap kau bisa menjawab pertanyaan ku ini dengan jujur.. Apakah kau mau jujur pada ku? Jika kau jujur, aku tidak akan marah.. Aku janji.. " ucap Galen.

Alis Lucena mengernyit karena tidak tahu maksud ucapan Galen. Sesungguhnya, Lucena tidak pernah berbohong pada Galen, mau itu soal apapun dan itu sejak dulu ketika mereka bahkan masih bersekolah. Jadi Lucena cukup bingung kenapa Galen bisa berucap seperti itu.

" Tentu aku akan jujur, Len.. Aku selalu jujur pada mu. " ucap Lucena terlihat sangat yakin.

Galen mengangguk, karena memang Lucena tidak sekalipun pernah membohonginya. Lucena tipe perempuan yang jujur, dimana jika dia suka maka akan berkata suka, dan begitu pula sebaliknya. Lucena, tidak pernah sekalipun menutupi bagaimana perasaannya, tidak peduli itu menyinggung orang atau tidak.

" Jawab jujur Luce, apakah sebelum kita menikah kau pernah dekat atau berkencan dengan pria lain? " tanya Galen. Lucena terlihat bingung dengan pertanyaan Galen.

" Tidak.. Kau tahu sendiri kan kalau sejak dulu hanya ada kau di dalam hati dan pikiran ku.. Bagaimana mungkin aku dekat dengan pria lain jika di dalam hidup ku saja dipenuhi oleh diri mu.. " jawab Lucena terlihat tidak ragu sama sekali.

" Jujur saja.. Aku tidak akan marah.. " Galen masih kekeh dengan pertanyaannya ini.

" Aku jujur, Galen.. Untuk apa aku membohongi mu. " ucap Lucena.

Galen yang mendengar jawaban Lucena seketika itu juga langsung dirasuki kemarahan yang begitu membara. Galen mengepalkan kuat kedua tangannya menatap tajam sang istri. Rasanya, di hati Galen, seperti dihujam ribuan pisau setelah mendengar jawaban Lucena.

" Kau mengatakan diri mu jujur, tapi nyatanya kau sudah berbohong pada ku Luce.. Kenapa kau harus berbohong? "

Terpopuler

Comments

Ana Aurora Cheverly Marioline

Ana Aurora Cheverly Marioline

pasti soal keperWanan

2023-05-01

0

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan yang dinanti 21+
2 Kekecewaan yang teramat dalam
3 Perubahan Galen
4 Berusaha meluruskan masalah
5 Menebak alasannya
6 Emosi
7 Kode untuk merahasiakan
8 Pindah
9 terluka lagi
10 Pertengkaran
11 Libur kerja
12 Ryo dan Angela
13 Tidak bahagia
14 Yayasan JN
15 Mengejutkan
16 Terbongkar
17 Ketakutannya
18 Menanggung semua sendiri
19 Curahan hati
20 Keinginan pergi
21 Satu petunjuk
22 Berbincang
23 Kegiatan
24 Mengingat
25 Dimana letaknya
26 Tiga Mahasiswa
27 pertemuan tidak terduga
28 kepulangan saudara
29 Pesta
30 Menyendiri
31 Healing
32 De javu
33 Pesan video
34 Cita-cita
35 Serangan
36 Mencuri data
37 Tidak asing
38 Sakit
39 Pertengkaran
40 Salah keputusan
41 Kenangan pahit
42 Rapat
43 Shock
44 Rencana kedua
45 Belum sadar
46 Ingatan
47 Sadar
48 Berita heboh
49 Merasa hina
50 Harus jujur
51 Sebagai Korban
52 Pertanyaan sensitif
53 Perasaan ku
54 Luka yang sama
55 Alasan
56 Segera berakhir
57 Kesal
58 Memikirkan cara
59 Informasi penting
60 Kisah
61 Tertangkap
62 Pertanyaan
63 Bukan bunuh diri
64 Rahasia terungkap
65 Pergi tanpa pamit
66 Menyusul
67 Selesai
68 Bulan madu
69 Pulang
70 Takut hamil
71 Apa hasilnya?
72 Belajar menjadi suami siaga
73 Doa orang tua
74 Pillow talk
75 Melahirkan
76 Lahir dengan sempurna
77 Kekalahan
78 Kebahagiaan baru
79 Bahagia itu simple
80 Tidak tahu malu
81 Menunjukan taringnya
82 Wanita gila
83 Bukti yang direkayasa
84 Saksi Galen
85 Deal
86 Kenyataan pahit
87 Mengabulkan
88 Bersyukur
89 Mengobati sakit hatinya
90 Mood buruk
91 Kurang komunikasi
92 Dia mungkin saja tahu
93 Wanita lain dalam hidup Galen
94 Rekaman kejadian
95 Persimpangan jalan
96 Pergi bersama cinta ku
97 Pamit pergi
98 Menjadi musuh
99 Tempat baru
100 Hancur tanpa mu
101 Kunjungan dadakan
102 Pembicaraan tentangnya
103 Saudara
104 Kepercayaan diri
105 Menjalani hari
106 Hari baru
107 Petunjuk
108 Mawar untuk wanita cantik
109 Penantian yang terjawab
110 Kebahagiaan seorang suami
111 Rencana jitu
112 Kenangan pahit
113 Janji ayah
114 Kabar buruk
115 Sesuatu yang aneh
116 Berita buruk
117 Sudah ditemukan
118 Perjalanan ke Vaalserberg
119 Kondisi Galen
120 Tersadar
121 Akhir yang bahagia
122 Aku dan Rahasia besar ku
123 Karya baru
124 Karya Baru
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Pernikahan yang dinanti 21+
2
Kekecewaan yang teramat dalam
3
Perubahan Galen
4
Berusaha meluruskan masalah
5
Menebak alasannya
6
Emosi
7
Kode untuk merahasiakan
8
Pindah
9
terluka lagi
10
Pertengkaran
11
Libur kerja
12
Ryo dan Angela
13
Tidak bahagia
14
Yayasan JN
15
Mengejutkan
16
Terbongkar
17
Ketakutannya
18
Menanggung semua sendiri
19
Curahan hati
20
Keinginan pergi
21
Satu petunjuk
22
Berbincang
23
Kegiatan
24
Mengingat
25
Dimana letaknya
26
Tiga Mahasiswa
27
pertemuan tidak terduga
28
kepulangan saudara
29
Pesta
30
Menyendiri
31
Healing
32
De javu
33
Pesan video
34
Cita-cita
35
Serangan
36
Mencuri data
37
Tidak asing
38
Sakit
39
Pertengkaran
40
Salah keputusan
41
Kenangan pahit
42
Rapat
43
Shock
44
Rencana kedua
45
Belum sadar
46
Ingatan
47
Sadar
48
Berita heboh
49
Merasa hina
50
Harus jujur
51
Sebagai Korban
52
Pertanyaan sensitif
53
Perasaan ku
54
Luka yang sama
55
Alasan
56
Segera berakhir
57
Kesal
58
Memikirkan cara
59
Informasi penting
60
Kisah
61
Tertangkap
62
Pertanyaan
63
Bukan bunuh diri
64
Rahasia terungkap
65
Pergi tanpa pamit
66
Menyusul
67
Selesai
68
Bulan madu
69
Pulang
70
Takut hamil
71
Apa hasilnya?
72
Belajar menjadi suami siaga
73
Doa orang tua
74
Pillow talk
75
Melahirkan
76
Lahir dengan sempurna
77
Kekalahan
78
Kebahagiaan baru
79
Bahagia itu simple
80
Tidak tahu malu
81
Menunjukan taringnya
82
Wanita gila
83
Bukti yang direkayasa
84
Saksi Galen
85
Deal
86
Kenyataan pahit
87
Mengabulkan
88
Bersyukur
89
Mengobati sakit hatinya
90
Mood buruk
91
Kurang komunikasi
92
Dia mungkin saja tahu
93
Wanita lain dalam hidup Galen
94
Rekaman kejadian
95
Persimpangan jalan
96
Pergi bersama cinta ku
97
Pamit pergi
98
Menjadi musuh
99
Tempat baru
100
Hancur tanpa mu
101
Kunjungan dadakan
102
Pembicaraan tentangnya
103
Saudara
104
Kepercayaan diri
105
Menjalani hari
106
Hari baru
107
Petunjuk
108
Mawar untuk wanita cantik
109
Penantian yang terjawab
110
Kebahagiaan seorang suami
111
Rencana jitu
112
Kenangan pahit
113
Janji ayah
114
Kabar buruk
115
Sesuatu yang aneh
116
Berita buruk
117
Sudah ditemukan
118
Perjalanan ke Vaalserberg
119
Kondisi Galen
120
Tersadar
121
Akhir yang bahagia
122
Aku dan Rahasia besar ku
123
Karya baru
124
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!