BAB 3

Hanya itu yang di inginkan Adira, tetapi ya sudah dia juga mengerti bahwa kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaan nya untuk menyekolahkan dia.

 Di teras rumah yang luas terdapat Alphard putih terparkir dengan kondisi mesin menyala, bersiap mengantarnya ke Sekolah. Adira masuk ke dalam mobil lalu sopir pun menyapa, Adira hanya menjawab dengan anggukan saja, lalu tak lama mobil pun jalan menuju sekolah. Adira juga menyantap sarapannya dengan lahap tidak lama kemudian dia samai di sekolah pukul delapan pagi. 

Mobil yang membawa Adira itu tiba di sekolah dan terparkir di tepi sekolah. Gadis berambut sebahu itu turun dari mobil, dia terlambat, sebenarnya itu hal yang biasa baginya, tetapi hari ini adalah hari pertama dia masuk sekolah.

“Hari pertama sudah telat aja kamu nih nak,” suara Bu Ida, guru BK yang sangat di kenal suaranya. Bu guru itu memang terkenal sangat galak di sekolah. “Ayo ikut ibu!!” ajak guru BK kepada Adira.

Adira pun kesal karna hari pertama sekolah sudah di panggil guru BK. Tetapi Adira menuruti perintah Bu Ida karena dia tidak mau memperpanjang masalahnya. 

Saat tiba di ruang BK ternyata bukan hanya Adira saja yang terlambat ada beberapa siswa lainnya termasuk Elfaro dan Brandan. Cewek itu menunjukkan raut wajah tidak suka saat melihat keduanya. Sementara El melirik sinis saat melihat cewek itu masuk ke dalam ruang BK. Sejak kejadian di UKS itu El dan Dira memang seperti sedang perang dingin. Saling menunjukkan wajah tidak suka dan tidak mau berurusan satu sama lain. 

“Kalian ini baru juga masuk sekolah sudah telat aja, gimana nanti ke depan nya hari pertama saja kalian sudah telat.” Bu Ida memukul betis Dira dengan penggaris besar hingga cewek itu meringis kesakitan. “Kamu ini mau ke sekolah kenapa pakai kaus kaki warna pink!”

“Buru-buru tadi Bu soalnya sudah telat sampai tidak sadar kalau saya pakai kaus kaki pink?” 

“Halah alasan saja, itu lihat rok kamu kurang naik mau Ibu sobek?” Bu Ida meloetot melihat rok Dira yang sangat pendek di atas lutut.

Lalu, matanya mengarah ke El dan Brandan “El lihat itu rambut kamu gondrong mau Ibu yang gunting?” El langsung menggeleng cepat sambil merapikan rambutnya. Bu Ida memang di kenal sebagai guru yang bertugas berpatroli untuk menerbitkan rambut anak cowo yang sudah gondrong melebihi batas kerah seragam sekolah. Bu Ida juga biasanya memotong rambut cowok menjadi pitak maka dari itu cowok-cowok kalau ketemu hu Ida pasti kabur agar rambut mereka tetap aman.

“Awas kalau besok masih panjang rambutnya, Ibu sendiri yang akan gunting rambut kamu, kamu juga mas,” Bu Ida menunjuk Brandan. “Jangan jadikan dia panutan,” ucap Bu Ida kepada Brandan, dia tidak tahu aja kalau Brandan dan El teman dekat apalagi satu geng dan Brandan sudah menganggap El sebagai panutan dia dengan bangga dan senang hati.

Bukan rahasia umum jika si satu sekolah tidak ada teman yang menjadi panutan atau idola bagi teman-temannya, meskipun nakalnya tidak ketolongan, suka bikin onar dan kerusuhan, tauran antar sekolah hingga guru pusing melihat kelakuan anak-anaknya. Meskipun begitu dia tetap di anggap keren oleh teman-temannya.

Elfaro Aditiya. Sejak kemunculan nya menjadi murid kelas sepuluh di SMA merdeka, nama cowok itu langsung menonjol. Dia langsung menjadi cowok keren di antara teman-teman seangkatan nya. Meskipun bukan ketua Osis dia memiliki kekuatan untuk menjadi idola dan di dengarkan oleh teman-temannya itu karena dia tampan dan bisa mengambil hati teman-temannya. Meskipun dia kasar, dia dikanal setia kawan, orangnya yang random bisa buat tongkrongan menjadi ramai.

Cewek-cewek di sekolah nya juga sangat senang mengobrol dengan El, meski terkenal nakal tetapi dia sangat bersikap manis kepada siapapun tetapi tidak untuk Adira dan teman-temannya. El juga sangat bisa mendengarkan teman-temannya saat bercerita hal itulah yang membuat orang-orang suka mengobrol dengan Elfaro.

Namun, di mata guru-guru dia di anggap sebagai tukang rusuh. Sebutan kepada siswa yang suka membuat onar di sekolah. 

Akhirnya mereka diminta Bu Ida buat membersihkan lapangan sekolah “Ya sudah sana kalian membersihkan lapangan sekolah, sapunya ada di lapangan,” menunjuk El dan Dira. “Sisanya membersihkan ruangan guru-guru.”

“Bu kenapa tidak saya aja yang di ruang guru?” Adira protes.

“Sudah tidak ada yang boleh protes, kamu mau Ibu tambahin hukumannya kalau protes?”

“Enggak bu.”

Sambil menggerutu pelan El dan Dira pun jalan menuju lapangan. Di pinggir lapangan Dira menoleh cowok yang sedang menatapnya, mata mereka bertemu sesaat, lalu dengan cepat gadis itu melengos membuang muka dan segera mengambil sapu yang tergeletak di pinggir lapangan. Di tengah lapangan ada anak-anak kelas sebelas yang sedang olahraga. Beberapa cewek dari mereka berbisik-bisik sambil melihat ke arah Elfaro.

Adira menggerutu mengapa cowok yang sedang bersamanya itu memiliki banyak penggemar. Entah apa yang mereka lihat dari cowok songong ini. Mengabaikan keberadaan El, Dira mulai menggerakan sapu dengan arah sembarangan. Beberapa menit kemudian dia tidak mendengar suara sapu dari arah belakngnya, lalu dia berbalik dan dia tidak menemukan El di sana.

Adira melihat sekeliling, lalu dia menemukan cowok itu sedang asik mengobrol dengan cewek berkulit putih dan rambut hitam panjang. Sepertinya pak Rizky (guru olahraga) belum datang mangkanya El bisa seenaknya ngobrol dengan cewek itu.

Cowok itu mengambil bola basket dan menyuruh gadis itu mengikuti pergerakan El seolah-olah  El sedang mengajari gadis itu bermain basket. Gadis itu memegang bola basket di ikuti El dari belakangnya seolah El memeluk gadis itu. Wajah gadis itu seketika memerah merona. Sungguh menggemaskan bagi El.

Lalu pak Rizky datang lalu mengancamnya akan melempar bola basket kalau El tidak mau pergi dari sana. 

“Jangan ada yang ganggu Arini ya, kalau ada yang ganggu dia bilang ke gue,” teriak El sambil berlari menjauh di iringi tawa yang terbahak-bahak.

“Basi banget sih loe,” komentar Dira setelah El mengambil sapu ya g tergeletak di pinggir lapangan.

“Namanya Arini.” 

“Ya bodo amat si gue nggak peduli, kalau gue jadi dia gue gamau di deketin sama cowok kayak loe.”

“Ya bagus deh, dia bukan loe.”

“Amit- amit gue sama loe.”

“Halah di dalem hati loe pasti amin-amin.” El melanjutkan nyapu tanpa melihat Dira.

Adira melotot kesal mendengar ucapan El “Gue bingung apasih yang di lihat cewek-cewek itu sampai dia suka banget sama loe.”

“Sesuatu yang menarik perhatian cewek-cewek tapi bukan loe, untung cewek-cewek itu bukan loe.” El sambil melihat sinis ke Adira.

Terpopuler

Comments

yuni kazandozi

yuni kazandozi

sekarang saling benci nanti jadi saling cinta deh,dira elfaro

2023-05-12

2

🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤

🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤

pertamanya bertemu berantem ntar jatuh controng log

2023-05-12

3

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

semoga situasi keluarga yg begitu tidak membuat adira hilang arah

2023-05-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!