Meninggalkan Paris

Nathan masih berada di rumah sakit, ia masih duduk di samping ranjang Aleea yang saat itu hanya terdiam tanpa mengerti apa yang sudah terjadi padanya.

"Rasanya sangat menyedihkan melihatmu yang sama sekali tidak mengenaliku seperti ini," ucap Nathan pada Aleea.

"Aku bahkan tidak mengenali diriku sendiri, aku tidak tahu siapa aku, aku juga tidak tau siapa kau sebenarnya dan aku juga tidak tau kenapa aku bisa berada disini," balas Aleea sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.

"Aku adalah Nathan, kekasihmu yang sebentar lagi akan menjadi suamimu," ucap Nathan yang membuat Aleea begitu terkejut.

"Kekasih dan sebentar lagi akan menjadi suami? apa kau serius?" tanya Aleea tak percaya.

Nathan menganggukkan kepalanya lalu mengambil tas milik Aleea dan memberikannya pada Aleea.

"Ini adalah tas milikmu yang kau jatuhkan saat kau mengalami kecelakaan, di dalamnya ada identitasmu, mungkin kau bisa mengingat sedikit tentang dirimu setelah kau melihat kartu identitasmu," ucap Nathan.

Aleea kemudian membuka tas itu lalu mengambil dompet dan mengambil sebuah kartu identitas di dalamnya.

"Aleea Zanitha," ucap Aleea membaca nama yang ada pada kartu identitas yang ia pegang.

"Apa ini namaku?" tanya Aleea yang dibalas anggukan kepala dan senyum oleh Nathan.

"Aku sama sekali tidak bisa mengingatnya, aku bahkan tidak ingat jika aku memiliki tas ini dan semua barang-barang yang ada di dalamnya," ucap Aleea.

"Kau tidam perlu berusaha untuk mengingatnya, ada aku disini yang akan memberitahu semuanya padamu," balas Nathan.

"Kau bilang aku mengalami kecelakaan, kenapa bisa? apa yang sudah terjadi padaku?" tanya Aleea.

"Sebenarnya kedatangan kita kesini adalah untuk berlibur sebelum kita menikah, tetapi karena kecerobohanku aku tidak bisa menjagamu dengan baik sehingga kau mengalami kecelakaan saat di jalan raya, maafkan aku," jelas Natan dengan menundukkan kepalanya agar terlihat bersedih di hadapan Aleea.

Untuk beberapa saat Aleea hanya terdiam, sama sekali tidak ada memori apapun yang terlintas di kepalanya, entah itu tentang dirinya sendiri, tentang laki-laki di hadapannya atau tentang kecelakaan yang baru saja Nathan ceritakan padanya.

"Maafkan aku, aku sama sekali tidak mengingat apapun, bahkan tentang hubungan kita," ucap Aleea.

"Tidak perlu meminta maaf Aleea, ini memang karena kesalahanku yang tidak bisa menjagamu dengan baik, jika saja aku bisa menjagamu kau tidak akan mungkin mengalami kecelakaan dan hilang ingatan seperti ini," balas Nathan.

"Berhentilah menyalahkan dirimu sendiri, ini bukan kesalahanmu, aku tau tidak ada dari kita yang menginginkan kejadian ini terjadi," ucap Aleea yang dengan ragu menggenggam tangan Nathan yang ada di dekatnya.

Nathan tersenyum lalu membalas genggaman tangan Aleea kemudian membelai dengan lembut rambut Aleea.

"Kau harus cepat pulih agar kita bisa kembali pulang lalu melangsungkan pernikahan kita sesuai dengan tanggal yang sudah kita tetapkan," ucap Nathan dengan penuh senyum.

Aleea hanya tersenyum canggung, ia tidak menyangka jika ia akan segera menikah dengan laki-laki yang bahkan tidak ia kenal sama sekali.

"Nathan, bisakah kau menunjukkan padaku foto-foto kita berdua? aku ingin melihatnya, mungkin aku bisa mengingat sedikit kebersamaan kita setelah aku melihatnya," ucap Aleea pada Nathan.

"Aku akan menunjukkannya padamu beberapa hari lagi karena setelah kecelakaan itu ponsel kita berdua hilang dan aku belum bisa menemukannya sampai sekarang," balas Nathan beralasan.

"Aku pasti akan segera menunjukkannya padamu setelah aku berhasil menemukan ponsel kita yang hilang," lanjut Nathan.

"Oke baiklah," balas Aleea dengan menganggukkan kepalanya pelan.

**

Hari telah berganti, Evan sudah menyelesaikan tugas yang Nathan berikan padanya. Nathanpun segera pergi ke rumah sakit untuk menemui Aleea dan menunjukkan pada Aleea foto-foto kebersamaan mereka.

"Sepertinya kita sering menghabiskan waktu bersama," ucap Aleea saat ia melihat satu persatu foto yang ada pada ponsel Nathan.

"Kau benar, kita banyak menghabiskan waktu bersama di sela-sela kesibukanku bekerja, kau gadis yang sangat baik Aleea, kau selalu mengerti kesibukanku tanpa menuntut apapun padaku," ucap Nathan sambil mengusap lembut rambut Aleea.

"Bagaimana dengan ponselku? apa kau menemukannya?" tanya Aleea.

"Maafkan aku, aku tidak bisa menemukannya, sebenarnya aku juga tidak bisa menemukan ponselku tetapi aku bisa menemukan foto-foto ini pada akun yang ada di ponselku yang sudah hilang," jawab Nathan berbohong.

"Sepertinya aku tidak akan bisa mengingat apapun dari masa laluku," ucap Aleea dengan menghela nafasnya.

"Jangan bersedih Aleea, anggap saja ini adalah kehidupan baru bagimu," balas Nathan dengan menggenggam tangan Aleea.

Tak lama kemudian dokter masuk ke ruangan Aleea, memberitahu Aleea dan Nathan jika Aleea sudah diperbolehkan meninggalkan rumah sakit.

Tanpa menunggu lama, Nathan segera membawa Aleea keluar dari rumah sakit lalu kembali ke negaranya.

"Apa kau akan mengantarku ke rumahku sekarang?" tanya Aleea pada Nathan saat mereka baru saja turun dari pesawat.

"Tidak, aku akan mengantarmu bertemu orang tuaku," jawab Nathan.

"Bagaimana dengan orang tuaku?" tanya Aleea.

Nathan menghentikan langkahnya lalu membawa pandangannya pada Aleea dan menggenggam kedua tangan Aleea.

"Apa kau ingin bertemu orang tuamu?" tanya Nathan yang segera dibalas anggukan oleh Aleea.

"Nathan, Aleea!"

Mendengar nama mereka dipanggil, Nathan dan Aleea kompak membawa pandangan mereka ke arah sumber suara.

"Siapa dia?" tanya Aleea pada Nathan dengan menunjuk Evan yang berlari kecil ke arah mereka.

"Dia adalah Evan, teman baik sekaligus partner kerjaku," jawab Nathan.

Evan kemudian mengantar Nathan dan Aleea meninggalkan bandara. Evan mengendarai mobilnya menuju ke tempat tujuan yang sudah ia rencanakan dengan Nathan.

"Kenapa kita pergi kesini?" tanya Aleea setelah mobil yang ia tumpangi berhenti di depan sebuah pemakaman umum.

"Kita akan bertemu dengan orang tuamu dsini," jawab Nathan lalu turun dari mobilnya bersama Aleea.

Dengan menggenggam tangan Aleea, Nathan membawa langkahnya memasuki pemakaman lalu berjongkok di antara dua gundukan tanah dengan nama laki-laki dan perempuan yang Nathan perkenalkan sebagai orang tua Aleea.

Seketika air mata Aleea luruh setelah ia mendapati kedua orang tuanya yang sudah meninggal.

Untuk beberapa saat Aleea larut dalam kesedihannya. Setelah Nathan berhasil menenangkan Aleea, merekapun kembali masuk ke dalam mobil lalu meminta Evan untuk mengantar mereka pergi ke rumah orang tua Nathan.

"Kita akan bertemu dengan orang tuaku sekarang, sebenarnya mereka belum mengenalmu jadi aku harap kau bisa memberikan kesan yang baik pada orang tuaku," ucap Natan pada Aleea.

"Bukankah kita akan segera menikah? tapi kenapa aku baru bertemu dengan orang tuamu?" tanya Aleea tak mengerti.

"Ini memang sudah menjadi kesepakatan kita Aleea, kau hanya mau menemui orang tuaku setelah kita merencanakan pernikahan kita," jawab Nathan beralasan.

"Tapi bagaimana jika orang tuamu menanyakan banyak hal padaku? aku bahkan tidak bisa mengingat diriku sendiri," tanya Aleea khawatir.

"Jangan khawatir, aku akan selalu ada disampingmu dan membantumu menjawab semua pertanyaan mama dan papa," jawab Nathan dengan menggenggam tangan Aleea.

Terpopuler

Comments

Girl Friend

Girl Friend

mangatt thor

2023-06-24

0

Cinta Nta

Cinta Nta

semangat thor

2023-06-11

0

Dita Affrida

Dita Affrida

wlaupun nggak liat wajahnya Nathan tpi ngebayanginnya aja udh bkin kesel thor

2023-06-01

0

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan
2 Penyebab Kecelakaan
3 Meninggalkan Paris
4 Menemui Orang Tua Nathan
5 Kegugupan Nathan
6 Keraguan Aleea
7 Kebohongan di Sekitar Aleea
8 Undangan Pernikahan
9 Pertanyaan Aleea
10 Kesepakatan Pernikahan
11 Menerima Kesepakatan
12 Kekesalan Aleea
13 Bertanya pada Evan
14 Hubungan yang Hambar
15 Teman-teman Palsu
16 Di Bandara
17 Kesalahpahaman Rania
18 Penjelasan Rania
19 Penjelasan Nathan
20 Alasan Rania pada Aleea
21 Pesta Klien Nathan
22 Kedekatan Nathan dan Vina
23 Bertengkar
24 Menunggu Nathan
25 Cemburu
26 Meminta Izin
27 Kelas Memasak
28 Kelas Memasak (2)
29 Diantara 2 Pilihan
30 Meminta Tolong Evan
31 Teguran untuk Vina
32 Percaya?
33 Kue dari Aleea
34 Kue dari Aleea (2)
35 Egois
36 Keputusan Vina
37 Permintaan Vina
38 Kecurigaan
39 Sikap Kasar Nathan
40 Berteman
41 Tidak Mengenal Cinta
42 Ambisi seorang Nathan
43 Laki-laki Berhati Dingin
44 Kebetulan ke Tiga Kali
45 Mobil Mencurigakan
46 Dibalik Mobil Mencurigakan
47 Persahabatan Nathan dan Evan
48 Kepergian Nathan dan Vina
49 Rencana Vina
50 Kekecewaan papa Nathan
51 Bersama Evan
52 Kekasih 1 Jam
53 Menyalahkan Aleea
54 Kemarahan Nathan
55 Ketidakpedulian Nathan
56 Menyerah
57 Tinggal dengan Evan
58 Kegelisahan Nathan
59 Masalah Nathan
60 Bertemu Aleea
61 Tamparan untuk Nathan
62 Memulai Hal Baru
63 Meminta Izin Nathan
64 Menyukai Aleea?
65 Bersandiwara
66 Teman Baik
67 Tamparan yang Berbalas
68 Saran Evan
69 Sibuk
70 Merawat Evan
71 Emosi Evan
72 Memahami Evan
73 Memohon pada Aleea
74 Alasan Nathan pada Rania
75 Pergi Berlibur
76 Di Villa
77 Pengakuan Rania
78 Sekilas Memori
79 Sekilas Memori (2)
80 Kekhawatiran Nathan
81 Opening Toko Kue
82 Ketegasan Aleea
83 Di Rumah Sakit
84 Tanda Tanya Nathan
85 Di Rumah Sakit Lagi
86 Rencana Mama Nathan
87 Peduli?
88 Rasa Penasaran
89 Malam Pertama di Paris
90 Berhati-hati
91 Mulai Bersandiwara
92 Mulai Bersandiwara (2)
93 Menikmati Musim Gugur
94 Semakin Dingin
95 Rencana Vina
96 Alergi Soda
97 Menemani Nathan
98 Me Time
99 Bertemu Kembali
100 Masa Lalu
101 Laki-laki Tak Dikenal
102 Keadaan Aleea
103 Usaha Bryan
104 Satu Ranjang
105 Evan Menginap
106 Kata "Perceraian"
107 Sama-Sama Berdebar
108 Rencana Nathan
109 Ponsel yang Tertinggal
110 Keputusan Aleea
111 Menarik Surat Pengunduran Diri
112 Tanpa Jarak
113 Membantu di Bazar
114 Kekecewaan Evan
115 Mendalami Kebohongan
116 Mendalami Kebohongan (2)
117 Lelah
118 Mencari Kunci
119 Pikiran Liar
120 Membuat Aleea Percaya
121 Memberi Tahu Evan
122 Panggilan Tika
123 Bersama Evan
124 Merasa Mual
125 Penyesalan Evan
126 Penyesalan Bryan
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Kecelakaan
2
Penyebab Kecelakaan
3
Meninggalkan Paris
4
Menemui Orang Tua Nathan
5
Kegugupan Nathan
6
Keraguan Aleea
7
Kebohongan di Sekitar Aleea
8
Undangan Pernikahan
9
Pertanyaan Aleea
10
Kesepakatan Pernikahan
11
Menerima Kesepakatan
12
Kekesalan Aleea
13
Bertanya pada Evan
14
Hubungan yang Hambar
15
Teman-teman Palsu
16
Di Bandara
17
Kesalahpahaman Rania
18
Penjelasan Rania
19
Penjelasan Nathan
20
Alasan Rania pada Aleea
21
Pesta Klien Nathan
22
Kedekatan Nathan dan Vina
23
Bertengkar
24
Menunggu Nathan
25
Cemburu
26
Meminta Izin
27
Kelas Memasak
28
Kelas Memasak (2)
29
Diantara 2 Pilihan
30
Meminta Tolong Evan
31
Teguran untuk Vina
32
Percaya?
33
Kue dari Aleea
34
Kue dari Aleea (2)
35
Egois
36
Keputusan Vina
37
Permintaan Vina
38
Kecurigaan
39
Sikap Kasar Nathan
40
Berteman
41
Tidak Mengenal Cinta
42
Ambisi seorang Nathan
43
Laki-laki Berhati Dingin
44
Kebetulan ke Tiga Kali
45
Mobil Mencurigakan
46
Dibalik Mobil Mencurigakan
47
Persahabatan Nathan dan Evan
48
Kepergian Nathan dan Vina
49
Rencana Vina
50
Kekecewaan papa Nathan
51
Bersama Evan
52
Kekasih 1 Jam
53
Menyalahkan Aleea
54
Kemarahan Nathan
55
Ketidakpedulian Nathan
56
Menyerah
57
Tinggal dengan Evan
58
Kegelisahan Nathan
59
Masalah Nathan
60
Bertemu Aleea
61
Tamparan untuk Nathan
62
Memulai Hal Baru
63
Meminta Izin Nathan
64
Menyukai Aleea?
65
Bersandiwara
66
Teman Baik
67
Tamparan yang Berbalas
68
Saran Evan
69
Sibuk
70
Merawat Evan
71
Emosi Evan
72
Memahami Evan
73
Memohon pada Aleea
74
Alasan Nathan pada Rania
75
Pergi Berlibur
76
Di Villa
77
Pengakuan Rania
78
Sekilas Memori
79
Sekilas Memori (2)
80
Kekhawatiran Nathan
81
Opening Toko Kue
82
Ketegasan Aleea
83
Di Rumah Sakit
84
Tanda Tanya Nathan
85
Di Rumah Sakit Lagi
86
Rencana Mama Nathan
87
Peduli?
88
Rasa Penasaran
89
Malam Pertama di Paris
90
Berhati-hati
91
Mulai Bersandiwara
92
Mulai Bersandiwara (2)
93
Menikmati Musim Gugur
94
Semakin Dingin
95
Rencana Vina
96
Alergi Soda
97
Menemani Nathan
98
Me Time
99
Bertemu Kembali
100
Masa Lalu
101
Laki-laki Tak Dikenal
102
Keadaan Aleea
103
Usaha Bryan
104
Satu Ranjang
105
Evan Menginap
106
Kata "Perceraian"
107
Sama-Sama Berdebar
108
Rencana Nathan
109
Ponsel yang Tertinggal
110
Keputusan Aleea
111
Menarik Surat Pengunduran Diri
112
Tanpa Jarak
113
Membantu di Bazar
114
Kekecewaan Evan
115
Mendalami Kebohongan
116
Mendalami Kebohongan (2)
117
Lelah
118
Mencari Kunci
119
Pikiran Liar
120
Membuat Aleea Percaya
121
Memberi Tahu Evan
122
Panggilan Tika
123
Bersama Evan
124
Merasa Mual
125
Penyesalan Evan
126
Penyesalan Bryan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!